Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENYALURAN HIBAH

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENYALURAN HIBAH

STANDAR BAKU BIAYA MAKSIMUM MEKANISME HIBAH KHUSUS

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENYALURAN HIBAH REVISI 1

SERI PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENYALURAN HIBAH REVISI 2

FOKUS PROGRAM TFCA KALIMANTAN DI KABUPATEN BERAU DALAM RANGKA PENDANAAN HIBAH SIKLUS 2, 2014

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

RENCANA STRATEGIS

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

FOKUS PROGRAM TFCA KALIMANTAN DI KABUPATEN BERAU (PKHB) DALAM RANGKA PENDANAAN HIBAH SIKLUS 3, 2015

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

I. Pendahuluan... 1 Tropical Forest Conservation Act... 1 Konteks Strategis untuk TFCA Kalimantan... 1 Tujuan dari Rencana Implementasi...

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

West Kalimantan Community Carbon Pools

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

Profil Wilayah Heart Of Borneo

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Kesepakatan Debt-for-Nature Swap AS-RI. Sisa Pembayaran Utang RI ke AS Tahun 1970-an Dialihkan untuk Membiayai Konservasi Hutan Sumatera

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 33 TAHUN 2014 T E N T A N G

Analisis Keuangan Taman Nasional di Indonesia:

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA

UNDANGAN UNTUK MENYAMPAIKAN PROPOSAL HIBAH KHUSUS PROGRAM FASILITASI MITRA TFCA- SUMATERA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA

INSTRUKSI PENGADAAN JASA KONSULTAN EVALUASI PELAKSANAAN DAN TATAKELOLA PROGRAM TFCA-SUMATERA

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN LITBANG KEHUTANAN PUSAT LITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG PENYELESAIAN PENGUASAAN TANAH DALAM KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

DEBT FOR NATURE SWAPT. By: Dewi Triwahyuni

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa

BAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu

PERMOHONAN PROPOSAL PELUANG HIBAH. Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (SLP) Indonesia

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

PANDUAN IDENTIFIKASI Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi di Indonesia. Oleh: Konsorsium Revisi HCV Toolkit Indonesia

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.128, 2009 DEPARTEMEN KEHUTANAN. Tata Cara. Perizinan. Karbon. Hutan Lindung. Produksi. Pemanfaatan.

Sintesis Pengaman Sosial dan Lingkungan (SES) TFCA Kalimantan

halaman ini memang kosong

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Permasalahan hutan dan upaya penanganan oleh pemerintah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 11 TAHUN 2000

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 4

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

KERANGKA ACUAN EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA UNTUK SIKLUS HIBAH 2

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.83/Menhut-II/2014 TENTANG

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

Panduan Penyusunan Proposal Bantuan Penyelenggaraan Konferensi Internasional Tahun 2017

BAB VI LAMPIRAN A. Tabulasi Focus Group Discussion di Desa Batu Tangkui Kecamatan Kahayan Hulu Utara

for-nature and Development Swaps: Peluang Penerapannya di Indonesia

Pembangunan Kehutanan

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Draft 10 November PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.30/Menhut-II/ /Menhut- II/ TENTANG

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

PERATURAN DAERAH BUPATI KUTAI TIMUR NOMOR 33 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET KABUPATEN KUTAI TIMUR

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT DALAM PROGRAM DEBT FOR NATURE SWAPS

KERJA SAMA PEMERINTAH INDONESIA DAN JERMAN

Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. /Menhut-II/2012 T E N T A N G MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Waktu: April Tempat: Ruang Sonokeling, Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270

Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Transkripsi:

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat bermitra dengan The Nature Conservancy (TNC) dan Yayasan World Wide Fund for Nature-Indonesia (WWF). Program ini merupakan bagian dari skema pengalihan hutang untuk program konservasi hutan, khususnya di Kalimantan berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 29 September 2011 di Jakarta. 2. Apakah tujuan TFCA Kalimantan? Secara umum, tujuan Program TFCA Kalimantan adalah: a. Melindungi keanekaragaman hayati hutan yang memiliki nilai penting, spesies dan ekosistem yang langka dan terancam punah, jasa ekosistem daerah aliran sungai, konektivitas antar zona ekologi hutan, dan koridor hutan yang memiliki manfaat terhadap keanekaragaman hayati dan perubahan iklim, pada tingkatan global, nasional, dan lokal; b. Meningkatkan mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan melalui pengelolaan sumber daya alam secara lestari dan pemanfaatan lahan masyarakat yang berorientasi rendah emisi, dengan tetap memperhatikan kaidah perlindungan hutan; c. Melaksanakan berbagai kegiatan untuk menurunkan emisi yang berasal dari deforestasi dan degradasi hutan guna mencapai pengurangan emisi yang cukup berarti disetiap Kabupaten Target dengan tetap mendukung pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati; dan d. Memberikan dukungan pada pertukaran ide dan berbagi pengalaman terkait pelaksanaan konservasi hutan dan program REDD+ di Indonesia serta menginformasikan perkembangan konservasi nasional dan kerangka kerja REDD+. 3. Apa saja program TFCA Kalimantan? Secara garis besar program ini memfasilitasi kegiatan konservasi, perlindungan, restorasi, dan pemanfaatan lestari terhadap hutan tropis di Indonesia melalui kerjasama dengan Program Karbon Hutan Berau (PKHB) di Kabupaten Berau dan Program Heart of Borneo (HOB) di Kutai Barat dan Kapuas Hulu. Program ini dilaksanakan melalui strategi program sebagai berikut: a. Mendukung peningkatan perencanaan tingkat Kabupaten b. Mendukung pengembangan kebijakan dan kelembagaan

c. Meningkatkan pelibatan pemangku kepentingan d. Mendukung pengukuran dampak dan pembelajaran e. Mendukung peningkatan pengelolaan kawasan lindung f. Memperkuat konservasi di luar kawasan lindung g. Memperkuat kawasan kelola masyarakat h. Meningkatkan pengelolaan hutan produksi i. Mengurangi dampak negatif terhadap hutan dan masyarakat yang tergantung kepada sumber daya hutan 4. Dimana kita dapat memperoleh informasi tentang TFCA Kalimantan? Informasi selengkapnya dapat dilihat pada situs resmi TFCA Kalimantan; www.tfcakalimatan.org. 5. Dimanakah lokasi kegiatan prioritas TFCA Kalimantan? Untuk siklus 1 lokasi kegiatan TFCA Kalimantan adalah: a. Kabupaten Berau (Propinsi Kalimantan Timur) b. Kabupaten Kutai Barat (Propinsi Kalimantan Timur) c. Kabupaten Kapuas Hulu (Propinsi Kalimantan Barat) 6. Kegiatan apa saja yang bisa didanai melalui program TFCA Kalimantan? Sesuai dengan tujuan TFCA Kalimantan, kegiatan yang dapat didanai adalah kegiatan terpadu yang meliputi: a. Pembangunan, pemulihan, perlindungan, pemeliharaan kawasan lindung dan kawasan konservasi; b. Pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam berbasis ilmiah, termasuk pengelolaan lahan dan ekosistem; c. Program pelatihan untuk peningkatan kapasitas keilmuan, teknis dan manajemen baik secara individu maupun organisasi yang bergerak dalam upaya konservasi; d. Pemulihan, perlindungan dan pemanfaatan keragaman jenis tumbuhan dan satwa secara lestari; e. Identifikasi dan penelitian pemanfaatan tanaman hutan tropis untuk obat-obatan dan pemeliharaan kesehatan; dan f. Pembangunan dan dukungan terhadap peningkatan mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan yang sesuai dengan kaidah perlindungan hutan. 7. Apakah yang dimaksud dengan kegiatan terpadu? Kegiatan yang terintegrasi diantara butir 6 tersebut di atas, yang dapat memberikan hasil dan manfaat optimal bagi perlindungan keanekaragaman hayati, peningkatan mata

pencaharian masyarakat, penurunan emisi dan dukungan bagi pertukaran ide terkait konservasi hutan. 8. Siapa saja yang dapat menerima dana hibah program TFCA Kalimantan? Lembaga yang dapat menerima dana hibah TFCA Kalimantan adalah: a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bekerja di bidang lingkungan, kehutanan, atau konservasi yang didirikan dan beroperasi di Indonesia; b. Setiap lembaga regional atau lokal yang aktif bekerja di Indonesia, termasuk masyarakat hukum adat atau kelompok masyarakat yang kehidupannya bergantung pada sumber daya hutan; atau c. Dalam hal khusus, Perguruan Tinggi Negeri yang didirikan dan beroperasi di Indonesia, yang bukan termasuk lembaga yang tidak memenuhi syarat. 9. Siapa yang dimaksud dengan lembaga lokal? Lembaga lokal dapat berupa lembaga adat atau kelompok masyarakat setempat yang memenuhi syarat. 10. Apa saja syarat yang harus dipenuhi oleh lembaga yang dapat mengajukan konsep Proyek? Persyaratan yang harus dipenuhi Lembaga adalah sebagai berikut: a. Persyaratan Umum Bagi lembaga yang berbentuk yayasan, perkumpulan, dan lembaga asing nirlaba harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: i. Memiliki status badan hukum dari kementerian yang terkait bagi yayasan; atau memiliki anggaran dasar yang disahkan oleh notaris bagi perkumpulan; atau memiliki surat registrasi dari Kementerian Luar Negeri atau Nota Kesepahaman dengan kementerian/lembaga pemerintahan non kementerian bagi lembaga asing; ii. Memiliki NPWP atas nama lembaga; iii. Memiliki rekening bank atas nama lembaga; iv. Memiliki pengalaman dalam melaksanakan kegiatan yang diusulkan sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun di Indonesia; v. Jika konsep proyek disetujui, maka pemohon harus dapat menunjukkan dukungan dari para pemangku kepentingan kunci didalam proposal yang diajukan. Dukungan tersebut dapat berbentuk: a. Notulensi hasil pertemuan dengan para pemangku kepentingan kunci yang telah ditandatangani oleh para pemangku kepentingan kunci tersebut; atau b. Surat rekomendasi dari para pemangku kepentingan kunci. Jika dalam 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pemohon mengajukan surat permohonan (surat permohonan ini harus ditembuskan kepada Dewan Pengawas TFCA Kalimantan) untuk mendapatkan

surat rekomendasi tidak mendapatkan tanggapan, maka surat permohonan rekomendasi tersebut dianggap telah disetujui oleh para pemangku kepentingan kunci. b. Persyaratan Khusus Selain persyaratan sebagaimana tersebut di atas, lembaga asing juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: i. Salah satu bagian dalam usulan kegiatan tersebut harus memuat kegiatan yang terkait dengan pengalihan ilmu pengetahuan dan kapasitas (transfer of knowledge and capacity) yang sesuai dengan kebutuhan kepada lembaga lokal; ii. Tidak dapat mengajukan usulan sebagai Technical Assistance Provider(TAP); dan iii. Preferensi diberikan kepada lembaga asing yang bermitra dengan lembaga yang memenuhi syarat sebagai penerima hibah yang sedang atau pernah bekerja dikawasan yang diusulkan dalam konsep proyek. 11. Siapa saja yang tidak boleh mengajukan dana hibah? Lembaga yang tidak dapat menerima dana hibah TFCA Kalimantan adalah: a) Lembaga yang berperan sebagai administrator; b) Lembaga penyimpan dana; c) Lembaga pemerintah, atau setiap badan, kementerian atau lembaga pemerintah non kementerian, selain dari Perguruan Tinggi Negeri yang didirikan dan beroperasi di Indonesia; d) The Nature Conservancy (TNC); e) Yayasan World Wide Fund for Nature (WWF); f) Lembaga yang sedang duduk sebagai anggota Dewan Pengawas yang Ditunjuk (Designated Member), namun hanya selama lembaga tersebut duduk sebagai anggota Dewan Pengawas yang Ditunjuk. g) Setiap orang yang (i) terdapat dalam daftar orang yang terkait kasus hukum; atau (ii) termasuk dalam, dimiliki oleh, diatur oleh, bertindak untuk atau atas nama dari, memberikan bantuan, dukungan, sponsor atau jasa dalam bentuk apapun kepada, atau sebaliknya terkait dengan setiap orang yang dikaitkan pada atau dideskripsikan dalam daftar orang yang terkait kasus hukum, dan; h) Setiap lembaga lainnya yang ditetapkan sebagai lembaga yang tidak berhak menerima oleh Dewan Pengawas. 12. Bagaimana cara mangajukan konsep proyek? Panduan dan aplikasi pengajuan konsep proyek TFCA Kalimantan dapat diunduh di www.tfcakalimatan.org/hibah.

13. Apakah Institusi terkait yang memiliki wilayah harus menyetujui kegiatan yang diajukan? Jika konsep proyek disetujui, maka pemohon harus dapat menunjukkan dukungan dari para pemangku kepentingan kunci didalam proposal yang diajukan. Dukungan tersebut dapat berbentuk: a. Notulensi hasil pertemuan dengan para pemangku kepentingan kunci yang telah ditandatangani oleh para pemangku kepentingan kunci tersebut; atau b. Surat rekomendasi dari para pemangku kepentingan kunci. Jika dalam 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pemohon mengajukan surat permohonan (surat permohonan ini harus ditembuskan kepada Dewan Pengawas TFCA Kalimantan) untuk mendapatkan surat rekomendasi tidak mendapatkan tanggapan, maka surat permohonan rekomendasi tersebut dianggap telah disetujui oleh para pemangku kepentingan kunci. 14. Berapa maksimal dana yang dapat diajukan? Maksimal anggaran yang dapat diajukan adalah sebesar 150% dari anggaran terbesar yang pernah dikelola oleh pemohon. 15. Bagaimana komposisi anggaran yang dapat diajukan? Komposisi anggaran yang dapat diajukan adalah untuk biaya manajemen dan program/ operasional, untuk biaya manajemen maksimal adalah sebesar 15% dari jumlah keseluruhan anggaran kegiatan yang diusulkan. 16. Bagaimana ketentuan pajak atas program hibah TFCA Kalimantan? Semua biaya yang dibayarkan harus sudah termasuk pajak (sesuai ketentuan pajak yang berlaku). 17. Apakah ada standar biaya yang berlaku sebagai dasar penyusunan anggaran? Administrator telah menyusun konsep panduan Standar Biaya Maksimal kegiatan 2013, dan akan disempurnakan berdasarkan masukan pada saat pelatihan Penyusunan Proposal dan Manajemen Keuangan, yang kemudian dipublikasikan pada situs TFCA Kalimantan. 18. Apakah tata waktu pengiriman sama setiap tahun? Tata waktu siklus berikutnya akan di informasikan lebih lanjut ke publik. 19. Kami telah mengirimkan konsep proyek, bagaimana kami mengetahui bahwa konsep proyek kami telah diterima? Akan ada konfirmasi kepada lembaga yang telah diterima Konsep Proyeknya oleh administrator, melalui email atau pos.

20. Kami terlambat mengirimkan konsep proyek, apakah TFCA Kalimantan masih menerima konsep proyek yang terlambat? Konsep proyek yang terlambat di sarankankan untuk mengikuti siklus hibah berikutnya. 21. Apakah TFCA Kalimantan dapat menerima sejumlah proposal yang berbeda dari pengusul yang sama dalam satu siklus? Disarankan kegiatan-kegiatan tersebut diusulkan dalam satu (1) konsep proyek saja. 22. Apakah dapat mengajukan konsep proyek apabila telah mendapatkan beberapa pembiayaan dari sumber lain? Bisa, apabila kegiatan tersebut tidak tumpang tindih dan saling mendukung serta terpadu dengan kegiatan yang berjalan, dan sumber pendanaan yang sudah ada harus dijelaskan dalam aplikasi pengajuan Konsep Proyek. 23. Apakah kami bisa mengajukan dua (2) konsep proyek pada waktu yang bersamaan? Disarankan seluruh kegiatan diusulkan dalam satu (1) konsep proyek saja. 24. Bagaimana bila kami memiliki konsep proyek yang potensial yang sesuai dengan tujuan TFCA Kalimantan, namun persyaratan lembaga masih dalam proses? TFCA hanya menerima konsep proyek dari lembaga yang memenuhi syarat seperti pada butir 10.. 25. Bagaimana peluang kami untuk mendapatkan dana hibah TFCA Kalimantan? Dana hibah hanya diberikan kepada lembaga yang Konsep Proyek dan Proposalnya dinilai dan disetujui oleh Dewan Pengawas. 26. Apakah dapat mengajukan konsep proyek di TFCA Kalimantan apabila sudah mendapatkan hibah dari TFCA Sumatera? Konsep proyek dapat diusulkan sesuai dengan persyaratan masing-masing program. 27. Apakah TFCA Kalimantan bisa mendanai biaya pendidikan, konferensi atau lokakarya? TFCA Kalimantan tidak dapat menyediakan dana hanya untuk biaya pendidikan, konferensi atau lokakarya. Kegiatan tersebut harus merupakan bagian dari kegiatan konservasi keanekaragaman hayati, peningkatan mata pencaharian masyarakat sekitar kawasan hutan, dan pengurangan emisi.

28. Sebelum mengirim konsep proyek, apakah dapat berdiskusi dengan TFCA Kalimantan tentang konsep proyek? Sesuai dengan Panduan Pengajuan Konsep Proyek, informasi mengenai kebijakan dan prosedur hibah dapat diunduh dari website TFCA Kalimantan http://tfcakalimantan.org/hibah/aplikasi/. Untuk Info lebih lanjut, dapat menghubungi Yayasan KEHATI melalui email ke tfca.kalimantan@kehati.or.id dengan tembusan ke tfca.kalimantan@gmail.com pada tanggal 8 sampai dengan 24 Mei 2013.