HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Standard of Operation Procedure (SOP) Kegiatan : Good Development Practice Sub Kegiatan : Metoda Pengujian Kualitas Minyak Nilam

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

BAB III METODE PENELITIAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

Kajian Imbangan Bunga dengan Adsorben terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Bunga Kamboja (Plumeria obtusa) Hasil Ekstraksi dengan Metode Enfleurasi

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Minyak terpentin SNI 7633:2011

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

3 METODE. Waktu dan Tempat Penelitian. Metode Penelitian. Ekstraksi Minyak Biji Kamandrah Metode Pengempaan

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB III METODOLOGI. Penetapan kadar minyak atsiri kayu manis dan pemeriksaan mutu minyak

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

BAB III METODE PENELITIAN

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB IV METODE PENELITIAN

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

PENGARUH CAMPURAN LEMAK SAPI DAN MARGARIN SERTA JENIS PELARUT DALAM PROSES EKSTRAKSI MINYAK MELATI MENGGUNAKAN SISTEM ENFLEURASI

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Januari 2012 di Laboratorium Pasca Panen dan Teknologi Proses, Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian, Laboratorium Pilot Plant, Laboratorium Kimia Pangan, dan Laboratorium Uji, Jurusan Teknik Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri PertanianUniversitas Padjadjaran. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat Penelitian No Nama Alat Kegunaan/fungsi alat 1 Beaker glass 2000 ml Tempat mencampurkan pomade dengan alkohol 2 Botol kaca 500 ml Tempat menyimpan ekstrait hasil saring 3 Botol kaca 10 ml 4 Buret Tempat menyimpan absolut minyak bunga kamboja Mentitrasi minyak bunga untuk keperluan penetapan bilangan asam dan bilangan ester 5 Chassis (60 cm x 60 cm) Tempat mengoleskan lemak sebagai media enfleurasi 6 Chromameter Mengukur warna dari minyak bunga kamboja 7 8 Cold Storage (T= 9oC) Corong Mendinginkan ekstrait(tahap 1) Pemindahan larutan(ekstrait) dan membantu proses penyaringan supaya lebih mudah 9 Erlenmeyer 250 ml Penetapan bilangan asam dan bilangan ester o 10 Freezer(T= -10 C) Mendinginkan ekstrait(tahap 2) dan penyaringan ekstrait 11 Gelas Ukur 250 ml Mengukur volume alkohol dan ekstrait 12 Kertas saring Menyaring ekstrait 13 Piknometer Mengukur bobot jenis 14 Refraktometer ABBE Mengukur indeks bias 15 Thermo-Hygrometer Mengukur suhu dan kelembaban relatif ruang enfleurasi 16 17 Rotating Evaporator Timbangan analitik (ketelitian 0,0001 g dan 1 g) Untuk memisahkan minyak bunga dari pelarut (Alkohol) Menimbang minyak bunga kamboja yangdihasilkan (absolut), bunga kamboja, dan lemak 18 Viskometer Digital Mengukur viskositas absolut minyak kamboja 28 FTIP001651/041

29 3.2.2 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bunga kamboja (Plumeria obtusa) segar dengan tingkat kemekaran bunga 50%-100% dan dipanen pada pagi hari, yaitu pukul 06.00-08.00, yang berasal dari pemakaman umum Desa Bojong, Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Total bunga kamboja yang dibutuhkan adalah sebanyak 18 kg. Selain itu, bahan lainnya adalah adsorben sebagai pengikat minyak atsiri berupa metegaputih (shorteningsnow white)sebanyak 9kg. Bahan kimia yang digunakan untuk keperluan analisis mutu minyak bunga kamboja yaitu alkohol 95%, aquades, Kalium Hidroksida (KOH) 0,1 dan 0,5 N,Fenolftalein (pp), dan Asam Khlorida (HCl) 0,5 N. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif yaitu metode yang dimaksudkan untuk mengamati dan mengukur secara cermat perubahan yang terjadi pada tiap waktu yang telah ditentukan saat melakukan penelitian.penelitian terdiri dari6 taraf perlakuan jumlah imbangan bunga kamboja dan 3 kali pengulangan. Satu ulangan percobaan dilakukan dalam waktu 7 hari (periode enfleurasi) sehingga pomade yang dihasilkan adalah pomade 7. Berikut merupakan jumlah imbangan bunga kamboja untuk setiap perlakuan. p1 = 75 g bunga kamboja/hari atau 525 g bunga kamboja/7 hari p2 = 100 g bunga kamboja/hari atau 700 g bunga kamboja/7 hari p3 = 125 g bunga kamboja/hari atau 875 g bunga kamboja/7 hari p4 = 150 g bunga kamboja/hari atau 1050 g bunga kamboja/7 hari p5 = 175 g bunga kamboja/hari atau 1225 g bunga kamboja/7 hari p6 = 200 g bunga kamboja/hari atau 1400 g bunga kamboja/7 hari FTIP001651/042

30 Variabel-variabel yang akan diamati pada saat melakukan ekstraksi yaitu suhu ruang, RH ruang, susut bobot bunga kamboja, susut bobot adsorben (lemak), dan susut bobot ekstrait (alkohol). Parameter yang dihitung dari hasil ekstraksi yaitu rendemen dan mutu minyak yang dihasilkan. Parameter mutu minyak yang dianalisis yaitu warna, viskositas, bobot jenis, indeks bias, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam dan bilangan ester. 3.4 Prosedur Penelitian Penelitian terbagi menjadi 3 tahapan yaitu persiapan bahan baku, ekstraksi minyak, dan analisis hasil ekstraksi (perhitungan rendemen dan mutu minyak). Diagram proses tahapan penelitian disajikan pada Gambar 2. Mulai Persiapan bahan baku (panen, sortasi, pembersihan, penimbangan) Bunga kamboja segar (tingkat kemekaran 50-100%), adsorben Ekstraksi Minyak Minyak bunga kamboja Analisis hasil ekstraksi (perhitungan rendemen dan mutu minyak bunga kamboja) Selesai Gambar 2. Diagram Proses Tahapan Penelitian FTIP001651/043

31 3.4.1 Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan pada penelitian adalah bunga kamboja segardengan tingkat kemekaran 50-100% (deskripsi tingkat kemekaran bunga kamboja dapat dilihat pada Lampiran 2) yang dipanen pada pagi hari (06.0008.00). Bunga yang baru dipanen tersebut terlebih dahulu disortasi untuk memisahkan bunga dengan tingkat kemekaran di bawah 50% dan dilakukan pembersihan dari kotoran yang melekat pada bunga serta dari tangkai bunga, kemudian diambil bagian petal (mahkota) bunganya saja untuk proses enfleurasi. Setelah proses sortasi dan pembersihan selesai, bunga kamboja kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik. Penimbangan dilakukan terhadap 6 perlakuan percobaan imbangan bunga per hari (24 jam) yaitu 75 g, 100 g, 125 g, 150 g, 175 g, dan 200 g. Diagram proses persiapan bahan baku disajikan pada Gambar 3. mulai Panen bunga kamboja (06.00 08.00) Bunga kamboja segar Sortasi, pembersihan Kotoran, tangkai bunga kamboja Bunga kamboja segar yang sudah dibersihkan Penimbangan bunga Bunga Kamboja segar tingkat kemekaran 50 100% (75 g, 100 g, 125 g, 150 g, 175 g, 200 g) Gambar 3. Diagram Proses Persiapan Bahan Baku FTIP001651/044

32 3.4.2 Ekstraksi Minyak Bunga Kamboja Proses ekstraksi minyak atsiri dilakukan dengan metode enfleurasi atau lemak dingin, dengan bahan baku bunga kamboja. Diagram proses ekstraksi minyak bunga kamboja dengan metode enfleurasi disajikan pada Gambar 4. Tahapan ekstraksi minyak bunga kamboja adalah sebagai berikut: 1) Adsorben (mentega putih snow white) dioleskan pada chassis yang telah disediakan dengan massa 500 g/chassis. Ukuran chassis yang digunakan adalah 60 cm x 60 cm x 0,5 cm dengan luas olesan adsorben sebesar 50 cm x 50 cm. 2) Bagian permukaan adsorben ditoreh dengan menggunakan garpu untuk memperluas tangkapan minyak bunga. 3) Bunga kamboja segar (tingkat kemekaran 50-100%) dengan massa bunga yang berbeda yang telah ditimbang (75 g, 100 g, 125 g, 150 g, 175g, 200 g) diletakkan secara terbalik diatas adsorben yang telah dioleskan padachassis sebelumnya. 4) Penyimpanan chassis yang telah diisi bunga kamboja pada suhu ruang selama 24 jam. Setelah 24 jam, bunga kamboja yang telah layu dipisahkan dari lemak (defleurasi) dan diletakkan bunga kamboja baru yang masih segar dengan massa yang sama. Proses pergantian dan pemisahan bunga dilakukan sebanyak 7 kali atau disebut pomade7.pomade merupakan adsorben yang telah menangkap wangi bunga kamboja sehingga di dalam adsorben mengandung sejumlah minyak bunga kamboja. 5) Pembuatan ekstrait dimana pomade dilarutkan dalam alkohol 96% denganperbandingan 1:2 (b/b) pada suhu ruang dan diaduksampai larutan ekstrait homogen. Pengadukan berlangsung sekitar 5 menit dengan kecepatan adukan yang konstan. 6) Pendinginan ekstrait 1 dengan menggunakan lemari pendingin (cold storage) pada pengaturansuhu 9oC sampai ekstrait membentuk 2 fasa berbeda.fasa padat berada dibawah yakni adsorben yang mengendap dan fasa cair berada diatas yakni ekstrait alkohol. FTIP001651/045

33 adsorben (mentega putih) Pengolesan pada permukaan kaca (chassis) (500 g) Adsorben (lemak) ditoreh dengan garpu Peletakan bunga kamboja (Enfleurasi) secara terbalik Chassis disimpan pada suhu ruang Pergantian bunga (Defleurasi)setiap 24 jam selama 7 kali (pomade7) Bunga layu Pomade 7 Alkohol 96% : pomade 2:1(b/b) Pembuatan ekstrait Pendinginanekstrait1, T = 9 C, t = 24 jam Penyaringan ekstrait 1 T = 9 C Lemak Pendinginanekstrait 2, T =<-10 C Penyaringan ekstrait 2 T = -23 C Lemak Ekstrait Evaporasi vakum, T = 35 C, p = 550 mmhg Absolut minyak bunga kamboja Selesai Gambar 4. Diagram Proses Ekstraksi Minyak Bunga Kamboja dengan Metode Enfleurasi FTIP001651/046

34 7) Penyaringan ekstrait1 dilakukan dengan menggunakan kain saring mitela pada suhu 9oC untuk memisahkan adsorben dari ekstrait. 8) Hasil dari penyaringan ekstrait 1 dimasukkan kembali dalam freezer dengan pengaturan suhu kurang dari -10oC untuk pendinginan lebih lanjut (pendinginan ekstrait 2). 9) Penyaringanekstrait 2 dilakukan pada suhu kurang dari -10oC (proses penyaringan berlangsung didalam refrigerator) guna memisahkan partikel adsorben yang yang lebih kecil dalam larutan ekstrait dengan menggunakan kertas saring whatman nomor 93. Penyaringan tahap dua dilakukan secara berulang sampai ekstrait benar-benar jernih dari adsorben. 10) Evaporasi vakum ekstrait dengan menggunakan rotating evaporator untuk memisahkan alkohol dengan minyak bunga.selama proses evaporasi suhu dijaga pada 35oC dan kecepatan putar ekstraktor 60 rpm.proses berlangsung sampai tidak ada lagi alkohol yang menguap sehingga dihasilkanminyak bunga saja (absolut). 11) Penyimpanan minyak bunga pada botol kaca. 3.4.3 Analisis Hasil Ekstraksi Rendemen Minyak Bunga Kamboja Rendemen minyak dihitung berdasarkan perbandingan bobot minyak (absolut) yang dihasilkan dari ekstraksi dengan bobot bahan yang diekstraksi. Rendemen dinyatakan dalam satuan persen. Rendemen dapat dihitung dengan rumus: Rendemen (%)= A 100 %.....(1) B Dimana: A = bobot minyak kamboja yang dihasilkan (g) B = bobot bunga kamboja awal (g) FTIP001651/047

35 Mutu Minyak Bunga Kamboja Analisis mutu minyak bunga kamboja terdiri dari analisis fisiko-kimia yang terdiri dari penetapan warna, viskositas, bobot jenis, indeks bias, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam, dan bilangan ester.berikut merupakan prosedur penetapan mutu minyak bunga kamboja. 1. Warna Penetuan warna minyak bunga kamboja dilakukan dengan menggunakan kromameter CR-200.Cara penentuannya adalah sebagai berikut (SOP Kromameter): 1) Alat diletakkan pada tempat yang aman. 2) Device1 (head) dan device 2 (processor) dikoneksikan dengan menggunakan kabel yang tersedia. 3) Device2 (processor) disambungkan dengan arus listrik dengan menggunakan adaptor yang tersedia. 4) Kedua device diaktifkan dengan menggeser saklar utama ke posisi ON dan ditunggu sampai proses pendekatan selesai (muncul nilai L, a, b atau X, Y, Z). 5) Alat dikalibrasikan sesuai dengan data kalibrasi yang tertera pada calibration plate (Y=93,2; x=0,3132; y=0,3194). 6) Tombol calibrate ditekan pada device 2 dan dipilih use calibration dengan menggeser kursor menggunakan tombol >, <,,. 7) Ch01 dipilih dan tombol measure enterditekan, Yxy dipilih dan ditekan tombol measure enter. 8) Setelah nilai Y, x, y sesuai dengan nilai yang tertera pada calibration plate, contoh minyak dimasukkan ke dalam white plate 9) Pilih menu target value dengan menggeser kursor dan tempelkan measure headpada device 1 kromameter pada white plate yang telah diisi sampel minyak bunga, kemudian tekan measure enter. FTIP001651/048

36 10) Cetak hasil pengukuran dengan memilih menu print pada device 2 kromameter. 2. Viskositas Penentuan viskositas bunga kamboja dilakukan dengan menggunakan viskometer digital.cara penentuannya adalah sebagai berikut: 1) Viscometer digital dihidupkan dengan menekan tombol ON yang terdapat pada bagian belakang alat. 2) Spindels dipasang disesuaikan dengan sample yang akan diuji, semakin kental sample nomor spindels semakin besar. 3) Small Sample Adapter di rangkai dan diisi dengan 3 ml minyak bunga kamboja kemudian dimasukkan ke dalam spindel dan dikunci. 4) Parameter pada display diatur: a. Mengubah nomer spindel yang digunakan dilakukan dengan membiarkan indikator spindelberpendar, tombol up atau down ditekan kemudian enter. b. Mengubah kecepatan yang digunakan dilakukan dengan membiarkan indikator kecepatan pada layar berpendar, kecepatan dirubah dengan menekan tombol up atau down kemudian enter. 5) Tombol start ditekan untuk memulai pengujian. 6) Ditunggu sampai data pengukuran stabil (pengukuran optimal pada pembacaan skala 15%-90%), apabila ada bunyi peringatan dan ditandai dengan pengukuran tidak berada di daerah optimal, dilakukan pengubahan spindel atau kecepatan kemudian tombol enter ditekan kembali. 7) Setelah analisis kekentalan minyak bunga kamboja selesai, alat dimatikan dengan menekan tombol OFF. FTIP001651/049

37 3. Bobot jenis 1) Piknometer dicuci dan dibersihkan lalu basuh dengan alkohol.bagian dalam piknometer dikeringkan dengan aliran udara kering kemudian sisipkan tutupnya. 2) Piknometer kosong dimasukkan ke dalam timbangan analitik, diamkan dahulu di dalam timbangan selama beberapamenit. Kemudian timbang piknometer kosong tersebut. 3) Piknometer kosong diisi dengan aquades, selama pengisian dengan aquades hindari terjadinya gelembung udara.kemudian piknometer yang berisi aquades disimpan dalam penangas air pada suhu 25ºCselama 30 menit. 4) Piknometer berisi aquades (m1) ditempatkan di dalam timbangan analitik, didiamkan selama beberapa menit kemudian piknometer berisi aquades tersebut ditimbang. 5) Piknometer kosong diisi dengan minyak bunga kamboja, selama pengisian, hindari terjadinya gelembung udara. Kemudian piknometer yang telah berisi minyak bunga kamboja disimpan dalam penangas air pada suhu 25ºC selama 30 menit. 6) Piknometer berisi minyak bunga kamboja (m2) ditempatkan di dalam timbangan analitik, didiamkan selama beberapa menit kemudian piknometer berisi minyak bunga kamboja tersebut ditimbang. Perhitungan bobot jenis sebagai berikut : Bobot jenis = m2 m... (2) m1 m Dimana: m = bobot piknometer kosong (g). m1 = bobot piknometer + aquades (g). m2 = bobot piknometer + minyak bunga (g). FTIP001651/050

38 4. Indeks Bias Penentuan indeks bias minyak bunga kamboja dilakukan dengan menggunakan alat Refraktometer ABBE.Cara penentuannya adalah sebagai berikut: 1) Prisma refraktometer dibersihkan dengan menggunakan alkohol, kemudian minyak bunga kamboja diteteskan diatas prisma refraktometer. 2) Refraktometer ditempatkan sedemikian rupa sehingga intensitas sinar matahari atau sinar buatan dapat ditangkap.prisma dirapatkan dan dibiarkan selama beberapa menit sebelum dilakukan pembacaan supaya suhu alat dan minyak menjadi sama. 3) Knop prisma diputar sehingga warna cahaya pada layar dalam alat refraktometer menjadi dua warna dengan batas yang jelas. 4) Tanda batas digeser dengan cara knop pengatur prisma diputar sampai memotong titik perpotongan dua garis diagonal yang saling berpotongan pada layar (teleskop). 5) Skala indeks bias yang ditunjukkan oleh jarum pada layar skala diamati dan dibaca. Saat pengamatan skala indeks bias, diamati pula suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang terdapat pada refraktometer. 6) Indeks bias minyak atsiri dikonversi pada suhu 25oC dengan rumus sebagai berikut: D25 = R + k (T 25 ).. (3) Dimana: D25 = pembacaan skala pada suhu 25oC; R = skala indeks bias yang dibaca; T = suhu yang dibaca (oc); k = faktor koreksi, data untuk minyak kamboja belum tersedia Maka digunakan faktor koreksi 0,00045 (Guenther dkk., 1987). FTIP001651/051

39 5. Kelarutan dalam Alkohol 1) Sebanyak 1 ml minyak bunga kamboja dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 ml sementara alkohol 95% dimasukkan ke dalam buret. 2) Sedikit demi sedikit alkohol ditambahkan ke dalam gelas ukur dan dikocok hingga rata.alkohol ditambahkan hingga larutan menjadi jenuh. 3) Setelah larutan jenuh, dibaca volume alkohol 95% yang digunakan dan diamati sifat kelarutannya apakah larut jernih atau keruh. 4) Hasil umumnya akan membentuk larutan jernih apabila ditambahkan alkohol sebanyak maksimum sepuluh kali volume contoh. 6. Bilangan Asam 1) Sebanyak 2 g contoh minyak bunga kamboja dilarutkan dalam 5 ml alkohol 95% pada labu erlenmeyer. 2) Larutan fenolftalein (pp) ditambahkan sebanyak 5 tetes ke dalam larutan alkohol+minyak bunga kamboja. 3) Larutan dalam erlenmeyer dititrasi dengan Kalium Hidroksida (KOH) 0,1 N sampai warna merah muda.penambahan tetes KOH kira-kira 30 tetes per menit.titrasi dilakukan sampai larutan berwarna merah muda pertama kali dan tidak hilang dalam 10 detik. Bilangan asam dapat dihitung dengan rumus : Bilangan asam= 5,61 V N... (4) K Dimana : 5,61 = bobot molekul NaOH V = volume KOH yang dititrasikan (ml) N = normalitas larutan KOH K = bobot minyak bunga kamboja (g) FTIP001651/052

40 7. Bilangan Ester Prosedur pengujian blanko sebagai berikut : 1) Labu erlenmeyer diisi dengan beberapa potong batu didih lalu ditambahkan 5 ml alkohol dan 25 ml larutan KOH 0,5 N. 2) Larutan direfluks dengan hati-hati di atas penangas air mendidih selama 1 jam setelah larutan mendidih.kemudian larutan didiamkan hingga menjadi dingin. 3) Kondensor refluks dilepaskan lalu ditambahkan 5 tetes fenolftalein ke dalam larutan, kemudian titrasi denganhcl 0,5 N sampai diperoleh perubahan warna. Prosedur pengujian sampel sebagai berikut : 1) Sebanyak 2 g contoh minyak bunga kamboja dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. 2) Minyak bunga kamboja dalam labu erlenmeyer dididihkan dengan hati-hati, kemudian ditambahkan KOH 0,5 N sebanyak 25 ml dan beberapa potong batu didih.kemudian larutan didinginkan hingga menjadi dingin. 3) Kondensor refluks dilepaskan lalu ditambahkan 5 tetes fenolftalein ke dalam larutan, kemudian titrasi denganhcl 0,5 N sampai diperoleh perubahan warna. Penentuan bilangan ester dapat dihiutng dengan rumus : (V V1 ) N 56,1 Bilangan ester 0 K. (5) Dimana: V0 = volume HCl yang digunakan dalam penentuan blanko (ml); V1 = volume HCl yang digunakan untuk contoh (ml); N = normalitas HCl 56,1 = bobot setara KOH K = bobot contoh minyak bunga kamboja (g). FTIP001651/053