BAB V PEMBAHASAN. menghormati sesama manusia di MTsN Tulungagung. yang menghormati sesama manusia dapat dikatakan sudah dapat dijalankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Upaya guru Aqidah Akhlak dalam mengembangkan sikap siswa yang. menghormati sesama manusia di MTsN Tulungagung.

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB VI PENUTUP. Kegiatan Keagamaan terhadap Akhlakul Karimah Siswa di MTsN. Aryojeding Rejotangan Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017, dan

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB VI PENUTUP. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam Membangun Akhlak. aqidah akhlak bertugas menjalankan program-program yang telah

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB V PEMBAHASAN. berikutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing- masing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi guru PAI dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Karimah Siswa. terhadap Allah Swt. di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan,

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB V PENUTUP. analisis bahasan utama pada tesis ini ada tiga hal yaitu: 1. Bagaimana

BAB V PEMBAHASAN. hasil temuan yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. dicontoh atau ditiru seseorang dari orang lain (Armai Arief, 2002: 117).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah yang kompleks dan selalu berubah. Karena yang menjadi. subyek dan obyek pendidikan adalah semua manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat signifikasi terhadap berbagai jenis dimensi kehidupan baik. dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. tentang tata cara beribadah, bersikap dan berperilaku; sesuai tuntunan agama

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Islam agar dalam menanamkan nilai-nilai ibadah dapat terlaksana dengan baik dan

BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama. 1. mandiri dalam menjalani kehidupan yang dialaminya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

BAB V PEMBAHASAN. Al Huda Bandung Tulungagung Tahun Ajaran siswa di MTs Al Huda Bandung yang ditunjukkan dari t hitung > dari t tabel

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB VI PENUTUP. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai A) Kesimpulan; B) Implikasi; dan C) Saran.

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN 1. Upaya guru Aqidah Akhlak dalam mengembangkan sikap siswa yang menghormati sesama manusia di MTsN Tulungagung. Guru bidang pelajaran Aqidah Akhlak dalam mengembangkan sikap siswa yang menghormati sesama manusia dapat dikatakan sudah dapat dijalankan dengan baik oleh siswanya. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Siti, bahwasanya upaya untuk mengembangkan sikap saling menghormati sesama manusia yang berkaitan dengan akhlak siswa banyak dilakukan dengan cara-cara tertentu itu sangatlah penting, karena dalam upaya ini guru tidak hanya memberikan pemahaman serta pengertian saja dalam proses belajarnya akan tetapi guru juga harus pandai-pandai memilih metode khusus dalam mengupayakan hal tersebut. Karena dengan adanya hal demikian siswa akan mampu mengembangkan sikapnya dengan baik. Pemahaman ini sejalan dengan konsep yang disampaikan oleh Hadi Susanto dalam Ramayulis, bahwa metode mengajar adalah jalan yang diikuti untuk memberikan pengertian pada murid-murid tentang segala macam materi dalam berbagai pelajaran. 1 Selain itu, juga dipertajam oleh Suparta dan Ali, bahwa metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. 2 Guru dalam memilih suatu cara untuk mngupayakan sikap siswa yang saling menghormati sesama manusia tidak boleh asal, karena cara tersebut nantinya akan di terapkan oleh siswa secara langsung. Dengan demikian guru juga harus menyesuaikan keadaan siswanya dan memperhatikan tujuan yang nantinya 1 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), 107 2 M. Suparta dan Hery Noer Ali, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Armico, 2003), 159

akan dicapai. Terkait dengan hal tersebut Ibi Siti mengungkapkan, bahwa upaya yang tepat untuk dilakukan guna mengembangkan sikap siswa yang saling menghormati sesama manusia yaitu dengan cara pembiasaan dan pemberian contoh keteladanan, dalam kaitannya dengan hal ini guru juga ikut andil dalam memberikan contoh kepada siswanya. Maka dengan pemberian keteladan tersebut guru tidak hanya akan ceramah dan memberi nasehat saja tapi guru langung terjun sebagai modelnya. Menurut Marimba dalambukunya yang berjudul PengantarFilsafatPendidikan Islam ditulisbahwapendidikansecaralangsungmeliputi : 3 1) Teladan Di sini guru sebagaiteladanbagianakdidiknyadalamlingkungansekolahdisamping tuadirumah. orang Guru hendaknyamenjagadenganbaikperbuatanmaupunucapansehingganalurianak yang sukamenirudanmencontohdengansendirinyaakanturutmengerjakanapa yang disarankanbaikitu orang maupun guru. 2) Pembiasaan Strategiinimempunyaiperanan pentingdalampembentukandanpembinaanakhlakulkarimah yang yang baik.karenadalampembiasaaninimenjaditumbuhdanberkembangdenganbaikdante ntunyadenganpembiasaan-pembiasaan harusdilakukandalamkehidupansehari-harisehinggamunculsuaturutinitas yang yang baik yang tidakmenyimpangdariajaran Islam. 3 Marimba, PengantarFilsafatPendidikan Islam, (Bandung: Al Maarif, 1962), hal.47.

Dengan demikian siswa tidak hanya mengrti tapi siswa juga akan meniru sikap tersebut dan akan langsung dikembangkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Oleh karena itu ketepatan dalam memilih cara untuk mengembangkan sikap tersebut menjadi hal yang penting. Terlebih guru aqidah akhlak yang dapat dikatakan menjadi figur atau panutan bagi siswanya dalam setiap hal yang dijalankan atau disampaikan dalam proses belajar mengajar karena guru aqidah sangat berperan dalam tujuan pembentukan sikap siswa. Pendapat Guru tersebut sangat sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Suparta dan Ali, bahwa dalam menetapkan metode atau cara yang harus diperhatikan guru adalah bahan pengajaran, baik isi, sifat maupun cakupannya. 4 Dalam kegiatan pembelajaran aqidah akhlak, sebagaimana yang peneliti amati saat melakukan obsevasi, menemukan kegiatan pembelajaran yang tidak hanya dilakukan dengan cara ceramah saja tetapi guru juga mengunakan cara demonstrasi dan drama yaitu siswa diminta memperagakan sikap yang terpuji didalam kelas dan didipan siswa yang lainnya. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Siti kegiatan pembelajaran yang menggunakan cara tersebut mendapat dukungan dengan konsep yang disampaikan oleh Patoni, bahwa beberapa metode pendidikan agama Islam yang dapat dipergunakan oleh guru di antaranya: ceramah, demonstrasi, dan sosio drama. 5 Upaya yang dilakukan oleh guru aqidah akhlak di MTsN Tulungagung dalam mengembangkan sikap siswa yang saling menghormati sesama manusia sebagaimana observasi yang peneliti lakukan dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa guru aqidah akhlak di MTsN Tulungagung sudah menunjukkan upaya yang baik, hal ini terbukti oleh hasil pengamatan yang peneliti lakukan bahawa 4 Suparta dan Ali, Metodologi Pengajaran..., 165 5 Ahmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bina Ilmu, 2004),110

dianara upaya tersebut seperti pembiasaan dan pemberian contoh keteladanan sudah dikembangkan oleh siswanya bahkan sikap tersbut juga dilakukan oleh guru-guru yang lain. Upaya yang digunakan oleh guru aqidah akhlak dalam mengembangkan sikap saling menghormati sesama manusia tersebut gunanya untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan baik lembaga maupun oleh anggoa keluarga dan masyrakat. Dalam proses mengupayakan hal tersebut guru juga mempunyai cara khusus dalam proses pengupayaan tersebut, karena dengan mengunakan cara yang lebih khusus guru akan lebih mudah menyampaikan pada siswanya. Selain itu siswa juga akan lebih bersemangat dalam menerima pemahaman yang disampaikan oleh guru tersebut. Kemudian dalam proses pengupayaan ini khususnya guru aqidah akhlak juga harus memperhatikan dampak dari adanya hal yang dilakukan tersebut apakah sudah dikembangkan oleh siswa dengan baik atau belum, jika hal tersebut belum berjalan dengan baik maka khususnya guru aqidah akhlak harus mengupayakan dengan cara yang lain. 2. Upaya guru aqidah akhlak dalam mengembangkan sikap welas asih di MTsN Tulungagung. Setiap informan yang telah peneliti temui, semua menggap bahwa upaya yang dilakukan untuk mengembangkan sikap welas asih pada siswanya sangatlah penting dalam lingkungan madrasah baik dalam proses pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Karena menurut semua guru sikap welas asih ini sangat penting bagi siswanya guna mengembangkan sikap cinta kasih terhadap sesama makhluk yang lebih membutuhkan. Seperti pendapat yang disampaikan oleh Bapak Bambang, bahwa dalam upaya mengembangkan sikap welas asih pada

siswa sangatlah penting, gunanya agar siswa juga dapat mengerti dan memahami sesamanya. Semisalnya saja jika ada seorang teman yang sakit guru menyarankan agar teman-teman yang lain menjeguknya baik dirumah maupun dirumah sakit selain itu siswa juga dianjurkan untuk mendoakan kesembuhan temannya dengan begitu siswa akan merasa dirinya berguna bagi orang lain serta memilki kepribadian baik yang sesuai aqidah akhlak dan dari sini sikap welas asih akan berjalan dengan sendirinya. Seperti yang dikatakan marimba, bahwa anjuran yaitu saran atau ajakan untuk berbuat atau melakukan sesuatu yang berguna. Denganadanyaanjuranmenanamkankedisiplinanpadaanakdidiksehinggaakhirnyaak anmenjalankansegalasesuatudengandisiplinsehinggaakanmembentuksuatukepriba dian yang baik. 6 Guru sebagai subyek dalam pendidikan yang paling berperan penting sebagai pengajar, pendidik, serta pembentuk kepribadian siswa, terutama khusus seorang guru aqidah akhlak yang sebenarnya mempunyai misi membangun mental anak bangsa yang beraklakul karimah, bertakwa dan berbudi pekerti yang luhur, dengan adanya tujuan yang ingin dicapai tersebut maka guru aqidah akan lebih mudah mengarahkan sikap siswanya. Selain itu seorang guru aqidah akhlak juga dituntut untuk mampu memberikan ilmunya, pengetahuan serta pengalamannya secara langsung pada siswanya. Untuk itu guru aqidah akhlak haruslah juga memilki sikap yang baik serta iman dan takwa. Guru yang ingin mengupayakan agar siswanya memiliki sikap yang baik dalam bersikap welas asih maka guru tersebut juga harus mempunyai sikap cinta kasih sekaligus menjadi figur serta menjadi orang tua kedua bagi siswanya. 6 Marimba, PengantarFilsafat...,hal.47.

Seperti pendapat dari abidin Seorang guru agama akan berhasil melaksanakan tugasnya jika mempunyai rasa kasih sayang dan tanggung jawab terhadap muridnya sebagaimana terhadap anaknya sendiri, seorang guru tidak harus menyampaikan pelajaran semata akan tetapi juga berperan sebagai orang tua, jika setiap orang tua memikirkan setiap nasib anaknya agar kelak menjadi orang yang berhasil, berguna bagi nusa dan bangsa serta bahagia dunia sampai akhirat maka seorang guru seharusnya memberikan perhatian kepada anak didiknya. 7 dengan cara guru mempunyai sikap yang demikian maka siswa akan lebih mudah mengembangkan sikap tersebut pada orang lain yang ada disekitarnya. Tugasdantanggungjawabseorang guru khususnya guru aqidah akhlak memang sangatberat. Karena pada dirinyalahtujuanpendidikanakhlak secaraumumdapattercapaiatautidak. Karena dapat dikatakan bahwa secaragarisbesar, tugasdantanggungjawabseorang guru aqidah akhlak adalahmampu mengupayakan agar sikap positif serta kecerdasan yang ada di dalamdiri setiap siswanya dapat berkembang secara utuh. Oleh karenya guru harus pandai-pandai dalam mengupayakan perkembangan sikap siswanya, gunanya agar siswa nantinya menjadi manusia yang cerdas serta memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan ketentuan aqidahnya. Mengenai upaya yang dilakukan oleh guru aqidah akhlak dalam mengembangkan sikap welas asih siswanya, peneliti menemukan beberapa upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan sikap welas asih pada siswanya yaitu dengan upaya sadar dan terencana dalam lingkungan madrasah. Rencana sadar dan terencana tersebut berupa diwajibkannya peduli terhadap sesama dalam hal dan bentuk apapaun dikesehariannya, seperti membantu teman yang 67 7 Abidin Ibnu Rusd, Pemikiran Al Ghozali Tentang Pendidikan, Pustaka Pelajar. Yogyakarata, 1991, hal :

kesusahan, serta di tetapkannya santunan pada hari tertentu. Semua itu dilakukan oleh guru agar siswa memiliki kesadaran akan pentingnya hidup dengan sikap yang positf. Seperti yang disampaikan muhaimin PAI sebagai aktifitas, berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau kelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup (bagaimana orang akan menjalani dan memanfaakan hidup dan petunjuk, maupun mental sosial yang bernapaskan dan dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam dikehidupannya), sikap hidup, dan ketrampilan hidup, baik yang bersifat manual. 8 Melihat kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa peranan guru aqidah dalam mengupayakan sikap welas asih siswanya tidak hanya berpacu pada penanaman pemahaman saja, akan tetapi guru juga harus bisa menjadi suri tauladan bagi siswanya serta model dalam pelaksanaan tujuan tersebut. Tujuannya agar nanti dalam diri siswa dapat tertanam secara langsung sikap terpuji serta memiliki nilai-nalai yang luhur dalam kehidupannya. Sesuai apa yang dikemukakan oleh Ridlo bahwa pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri anak tertanam nilai-nilai iman, ilmu dan amal shaleh dalam bingkai keluhuran budi atau al-akhlak al-kharimah. Etika religius perlu ditanamkan dalam diri anak didik dalam membentuk al-akhlak al-kharimah. 9 Walhasil, dengan demikian maka guru haruslah memiliki cara atau usaha lain yang lebih mendukung lagi terkait upaya dalam mengembangkan sikap welas asih siswanya, baik itu hanya dalam pemberian anjuran atau dalam tindakan nyata yang nantinya dapat dijadikan sebagai motivasi siswanya untuk mengembangkan sikap tersebut dalam keehariannya. Karena tidak menutup kemungkinan dengan adanya upaya yang lain siswa akan lebih banyak lagi yang ingin mengembangkan 8 Muhaimin, Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam Diskolah, Madrasah dan Perguruan tinggi, Pt RajaGrafindo Persada. Jakarta, 2007, hal 12 9 Ridlo Setyono, The Spiritual Leadership, UMM Press. Malang, 2010, hal 65

sikap welas asih terhadap sesamanya. Kemudian dalam proses tersebut guru juga harus memperhatikan dan memantau siswanya agar upaya yang dilakukan tersebut sesuai harapan dan dapat berjalan dengan baik dalam lingkungan madrasah. 3. Upaya guru aqidah akhlak dalam mengembangkan sikap siswa yang mempunyai pandangan global di MTsN Tulungagung Upaya guru dalam mengembangkan sikap siswa yang mempunyai pandangan global merupakan sesuatu hal yang harus diupayakan dengan sunguhsunguh oleh guru aqidah akhlak guna menjadikan siswanya menjadi insan yang penuh wawasan. Guru aqidah akhlak di MTsN Tulungagung secara umum berpendapat bahwa pandangan global sangatlah penting dan memiliki pengaruh yang besar terhadap siswa, karena pemikiran global ini gunanya agar siswa dapat memahami hal-hala apa saja yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan khususnya dalam spirutual keagamaan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Eni, bahwa intinya dalam mengembangkan pandangan global yang dimiliki siswa guru selalu menanamkan nilai-nilai aqidah, serta menanamkan pada diri siswa bahwa sebagai makhluk didunia haruslah mempunyai kepercayaan yaitu tentang Tuhan_Nya yang menciptakannya. Dengan demikian siswa akan mempunyai pemikiran positifnya terhadap Tuhan_Nya yang kemudian akan secara langsung dikembangkan dengan sikap secara langsung. Pendapat ini sesuai dengan yang dikatakan Zuhairini, tiap-tiap pribadi pasti akan memiliki kepercayaan, meskipun bentuk pengungkapannya berbeda-beda. Dan pada dasarnya manusia memang membutuhkan kepercayaan. Kepercayaan itu akan membentuk sikap dan pandangan hidup seseorang. 10 10 Zuhairini, Filsafat Pndidikan Islam, Bumi Aksara. Jakarta. 2012. Hal 42-43

Kemudian, Bapak Bambang menyampaikan, yang intinya adalah guru aqidah akhlak dalam mengembangkan pandangan global siswanya harus mampu memberikan pemahaman pada siswanya tentang seberapa pentingnya memiliki pandangan global dalam kehidupan kesehariannya, seperti selalu menginggatkan siswanya untuk selalu berbuat kebaikan terhadap sesamanya, dan selalu beribadah pada saat tiba waktunya. Dalam pemberiaan wawasan tentang keagamaan tersebut guru juga harus bisa mengerti kondisi siswanya, gunanya agar siswa merasa nyaman dan tidak merasa terbebani dengan apa yang disampaikan oleh gurunya. Dalam kesempatan lain guna mengembangkan pandangan global tidak jarang pula guru selalu memberikan motivasi-motivasi pada siswanya agar siswa mau mengembangkan sikap tersebut. Karena dengan pemberian motivasi serta dukungan siswa akan mempunyai pandangan yang posistif terhadap dirinya dan juga terhadap orang lain bahkan bisa menjadikan perubahan pada diri. Pendapat tersebut juga disampaikan oleh Sardiman bahwa motivasi itu sebagai suatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini di dorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. 11 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa unuk mengembangkan pandangan global siswa guru haruslah bisa menanamkan pandangan yang dasar terlebih dahulu pada siswanya, guna siswa dapat mencermati dengan baik terlebih dahulu. Setelah itu guru mengupayakannya dalam kegiatan langsung seperti rutinan membaca Al-Qur an pada pagi hari serta pelaksanaan shalat dhuha yang wajib untuk dilaksanakan oleh setiap siswanya. Cara ini dapat dikatakan sebagai upaya 73-74 11 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) hal.

sadar pada siswa yang nantinya dapat memiliki pandangan global tidak hanya pada hal umum tapi juga berkaitan dengan agama. Maka dari itu di sisni guru aqidah akhlak dituntut untuk lebih memiliki inovasi-inovasi lain yang nantinya mampu mebuat siswanya mengembangkan pandangannya terhadap hal apapun yang berkaitan dengan dirinya baik dalam perasaan atau kemampuan berfikirnya. pandangan global yang dimiliki oleh siswa merupakan usaha agar nantinya siswa dapat mempunyai pemahaman, pengertian, kesadaran serta sikap yang diharapkan oleh pihak-pihak lain. Dalam kaitannya dengan hal tersebut Syamsu Yusuf menjelaskan bahwa salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Allah SWT, adalah dia dianugrahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal Allah dan melakukan ajaran_nya. Dalam kata lain, manusia dikaruniai insting religius (naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini manusia dijuluki sebagai Homo Devinas. Dan Homo Religius, yaitu makhluk yang bertuhan atau beragama. Fitrah bragama ini merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang. Namun mengenai arah dan kualitas perkembangan beragama anak sangat bergantung kepada proses pendidikan yang diterimanya. Jadi dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa pandangan global anak dapat berjalan secara lancar jika proses yang dilakukan sesuai dengan tujuan agama yang fitrah. Maka dari itu guru haruslah dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan yang sesuai agar nantinya siswa dapat mengembangkannya secara baik dan benar. Dalam upaya pengembangan pandangan global guru juga mengadakan pembinaan peningkatan keyakinan kepada Allah karena dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan meyakini dan mematuhi

perintah_nya dan menjauhi larangan_nya. Dari pembinaan tersebut maka siswa akan mempunyai pandangan serta pemikiran yang matang terhadap hal-hal yang positif serta dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan kesehariannya. Dari sini dapat dikatakan bahwa dari pemberian pemahaman serta khultum atau ceramah yang berkaitan tentang pemahaman aqidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari bagi siswanya maka secara langsung akan tertanam dalam hati dan fikiran siswa mengenai seberapa pentingnya memiliki pandangan yang luas bagi kehidupan terutama dalam aqidah dan akhlaknya. Dengan upaya yang dilakukan guru sedemikian rupa dalam mengembangkan pandangan global siswanya dapat dikatakan secara terperinci bahwa dalam mengembangkan pandangan global guru selalu memberikan wawasan akan pentingnya memiliki pandangan global khususnya berkaitan dengan ibadat serta kyakinan yang ada pada siswa.