BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (sekolah) dewasa ini adalah rendahnya daya serap peserta didik (AR Ngalih,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa siswa yang dilakukan peneliti di SMK Bustanul Ulum Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan alam yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

Sujariyah. SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pembelajaran tidak lepas dari apa yang disebut dengan model

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu mengatasi problematika kehidupan. peserta didik. Guru mempunyai peran penting saat berlangsungnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. situasi kelas yang termotivasi menurut Brown(1994) pengajar hendaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar, mengajukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses. pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pengetahuan untuk menyelidiki keberadaan benda-benda dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah proses peningkatan pengetahuan siswa dari tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan dan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I (Pendahuluan) ini akan d ipaparkan mengenai 6 (enam)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Proses belajar mengajar guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya factor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Pendidikan sekolah dasar terdapat beberapa mata pelajaran yang harus dikuasai siswa. Salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Proses pembelajaran IPA memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memahami alam sekitar secara ilmiah. 1

2 Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) adalah agar siswa dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta dapat mengembangkan pengetahuan dan pamahaman konsep konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Sebagian siswa menganggap mata pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami sehingga siswa cenderung merasa bosan, jenuh dan malas untuk belajar, siswa kurang termotivasi karena menganggap mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yang luas. Aktivitas siswa yang rendah dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Meningkatkan hasil belajar siswa menuju peningkatan mutu pendidikan diperlukan strategi serta program pembelajaran yang lebih efektif dan efisien termasuk di dalamnya sarana prasarana belajar guna menunjang proses yang positif terhadap hasil belajar siswa. Menurut Djamarah (2002: 136), dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahasa yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Proses pembelajaran IPA yang berlangsung di SD 1 Prambatan Lor cenderung menempatkan guru sebagai sumber belajar utama, cara mengajar guru lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa melibatkan aktivitas siswa secara langsung sehingga menjadikan mereka kurang memperhatikan penjelasan

3 guru. Pembelajaran berlangsung dengan pemberian penjelasan materi secara ceramah dan diakhiri dengan mengerjakan latihan soal yang ada pada bahan ajar, sehingga menjadikan siswa menjadi pasif, kurang dapat mengungkapkan gagasan yang dimiliki, dan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Hasil observasi awal pada saat melaksanakan PPL di kelas V SD 1 Prambatan Lor Kudus menunjukkan bahwa kurang efektifnya pembelajaran IPA, ini dilihat dari hasil tes formatif siswa kurang mencapai hasil yang optimal ditunjukkan dengan pencapaian nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 93 dengan rata-rata nilai 68,9. Data yang diperoleh dari 24 siswa kelas V ternyata hanya 11 siswa yang tuntas atau 45,8%, sedangkan 13 siswa lainnya atau 54,2% masih belum tuntas sehingga nilai ketuntasan klasikalnya masih rendah sehingga perlu untuk ditingkatkan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa menuju peningkatan mutu pendidikan diperlukan strategi pembelajaran yang tepat, menarik dan efektif sehingga dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa serta hasil belajar siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif yaitu strategi pembelajaran aktif atau Aktive Learning. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif, ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata (Zaini, 2008: XIV).

4 Pembelajaran aktif memiliki dampak positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya dan dapat membantu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuan berfikir kritis dalam memahami konsep IPA. Di dalam pembelajaran aktif juga terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok yang terbentuk secara heterogen sehingga nantinya dapat tercipta pembelajaran tutor sebaya. Ada banyak strategi Active Learning yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA di antaranya adalah strategi pembelajaran Peer Lessons (belajar dari teman). Keunggulan dari pembelajaran ini adalah siswa dapat bekerja sendiri, menstimulus kemampuan peserta didik untuk mengajarkan kepada temannya dan kemampuan untuk menguasai sebuah topik pembelajaran. Sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda merupakan salah satu materi yang ada pada kelas V sekolah dasar. Strategi pembelajaran yang dipandang tepat untuk menyampaikan materi tersebut dan mampu memberi harapan dalam memperbaiki situasi belajar serta peningkatan hasil belajar adalah strategi Peer Lessons. Menurut Zaini (2008: 62) strategi pembelajaran yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain, maka strategi ini akan sangat membantu peserta didik dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya. Pembelajaran strategi Peer Lessons merupakan refleksi pentingnya guru mengelola proses pembelajaran yang bermakna sehingga siswa merasa senang dan antusias dalam proses pembelajaran. Strategi ini kemampuan siswa untuk menguasai suatu topik dengan berfikir kritis sehingga dapat menyampaikan topik yang telah dikuasai

5 kepada teman-temannya dengan berbagai cara dan menggunakan alat peraga juga contoh-contoh relevan. Dengan demikian siswa menjadi lebih paham sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat Meningkatnya hasil belajar dengan digunakannya strategi Peer Lessons tersebut diperkuat melalui penelitian Siti Nuraini (2010) tentang upaya peningkatan kerjasama antar siswa dan hasil belajar pada pembelajaran IPA melalui Peer Lessons pada siswa kelas IV SDN 01 Jatikuwung Jatipuro Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui strategi Peer Lessons dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Peer Lessons pada Siswa Kelas V SD 1 Prambatan Lor Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka permasalahan dalam penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut. Apakah penggunaan strategi Peer Lessons dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD 1 Prambatan Lor Kudus? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar peningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan diterapkannya strategi Peer Lessons pada siswa kelas V SD 1 Prambatan Lor Kudus.

6 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis Secara teoretis penelitian ini dapat menambah pemahaman terhadap pendekatan teori dan strategi pembelajaran Peer Lessons dalam meningkatkan hasil belajar IPA. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1.4.2.1 Bagi Peneliti Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dalam menambah wawasan tentang strategi Peer Lessons dalam pembelajaran IPA di SD. 1.4.2.2 Bagi Siswa 1) Menumbuhkan keaktifan dan meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan dalam pelaksanaan proses belajar sehingga bermakna. 2) Siswa lebih termotivasi karena dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran 3) Mempermudah siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran IPA. 1.4.2.3 Bagi Guru 1) Menambah wacana bagi guru tentang model/strategi pembelajaran yang efektif untuk mengajarkan IPA. 2) PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

7 3) Mendorong dan memotivasi guru untuk senantiasa menggunakan strategi pembelajaran kooperatif yang beragam dalam pembelajaran. 1.4.2.4 Bagi Sekolah 1) Sebagai alternative metode/strategi pembelajaran IPA. 2) Sebagai masukan untuk kebijakan pada proses pembelajaran. 3) Meningkatkan prestasi sekolah dengan digunakannya strategi Peer Lessons 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini membahas tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa melalui strategi Peer Lessons. 2. Tempat penelitian ini adalah di SD 1 Prambatan Lor Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. 3. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas V semester 1 yang berjumlah 24 siswa. Terdiri dari 12 siswa putra dan 12 siswa putri. 4. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada SK 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang diambil yaitu 4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas dan 4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

8 1.6 Definisi Operasional Sehubungan dengan dipilihnya judul PTK Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui strategi Peer Lessons pada Siswa Kelas V SD 1 Prambatan Lor Tahun Pelajaran 2012/2013, maka istilah yang terdapat di dalamnya perlu ditegaskan pengertiannya agar tidak ada kesalahpahaman dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.6.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya suatu perubahan nilai belajar IPA siswa yang menunjukkan pemahaman terhadap suatu materi yang diajarkan setelah melalui proses pembelajaran. 1.6.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) IPA adalah pengetahuan teoritis diperoleh dengan metode khusus untuk mendapatkan suatu konsep berdasarkan hasil observasi dan eksperimen tentang gejala alam dan berusaha mengembangkan rasa ingin tahu tentang alam serta berperan dalam memecahkan, menjaga dan melestarikan lingkungan. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsipnya saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mata pelajaran IPA yang diajarkan di SD. Materi IPA yang diajarkan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya semester 1 kelas V SD.

9 Fokus penelitian ini yaitu materi pertama membuat media pembelajaran tentang serat, benang, kain, kertas dan tali. Materi kedua, menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap yaitu dengan membuat media pembelajaran hasil penyelidikannya tentang pemanasan, pendinginan dan pembakaran, pembusukan, perkaratan, dan pencampuran dengan air. 1.6.3 Strategi Peer Lessons Pembelajaran sesama teman dalam satu kelas. Mengajarkan kepada teman sendiri, sehingga membantu peserta didik menyampaikan topik yang telah dikuasai kepada temannya dengan berbagai cara dan menggunakan alat peraga. Siswa diajak untuk belajar secara aktif dengan melibatkan mental dan fisik, baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian peserta didik akan merasakan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga termotivasi untuk belajar dan hasil belajarpun dapat dimaksimalkan.