BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
MEDICAL SPA (DESTINATION SPA)

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, pembangunan dan kemajuan teknologi dan pariwisata. Dilain pihak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia

Perancangan Interior Destination Spa

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 JUDUL Rumah Sakit Jiwa Dengan Pendekatan Konsep Hijab di Karanganyar.

Tugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013

03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN INTERIOR PUSAT PERAWATAN HEWAN PELIHARAAN DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menerima pengakuan ini adalah Imhotep dari Mesir yang jauh lebih tua

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya.

ABSTRAK. Kata Kunci : dayspa, desain, kecantikan, kesehatan, relaksasi. Universitas Kristen Maranatha

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

Fasilitas Rehabilitasi Pascastroke di Yogyakarta TUGAS AKHIR ARSITEKTUR BAB I PENDAHULUAN

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB I PENDAHULUAN [AUTHOR NAME] I-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terganggu akibat aktivitas yang tidak seimbang. Pola makan yang salah

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit KAB./KOTA ADMINISTRASI KAB ADMINISTRATIF

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KELAS ADI KOTA BANDUNG

TUGAS AKHIR. Perencanaan dan perancangan interior rumah sakit umum di Surakarta (lobby, ruang rawat inap anak dan perpustakaan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB I PENDAHULUAN. respon fisik, psikologi dan sosial. Stres fisik atau sistemik terjadi ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini akan semakin berkembang. Karena itu hal tersebut perlu didukung. berkembang di dalam maupun luar negri.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. 1.1.Latar Belakang


BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelayakan Proyek

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Sekolah Tinggi Musik Bandung 1

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis.

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85

BAB I PENDAHULUAN. ruhani serta bersifat unik karena memiliki berbagai macam kebutuhan sesuai

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki kebutuhan primer yang merupakan kebutuhan utama manusia yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan untuk kesehatan. Pada hakikatnya manusia membutuhkan kesehatan agar dapat melakukan segala aktivitasnya dengan baik dan memenuhi kebutuhan lainnya. Selain itu kesehatan bagi manusia sangat mempengaruhi keadaan fisik manusia dari segi keindahan dan kecantikan. Definisi sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah keadaan fisik dan mental yang baik dan seimbang dan bukan hanya tidak berpenyakit atau lemah. Menurut laporan LaLonde, ada empat faktor utama yang menentukan kesehatan yaitu keadaan biologis manusia, lingkungan, gaya hidup, dan cara perawatan kesehatan 1. Oleh karena itu, kesehatan harus dipelihara dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan fisik dan mental. Kebutuhan manusia akan kesehatan yang harus dipenuhi meliputi kesehatan fisik dan mental. Kesehatan fisik adalah kemampuan tubuh manusia untuk berfungsi dengan kekuatan dan kesiagaan tanpa menghabiskan banyak tenaga. Sedangkan kesehatan mental adalah keadaan dimana psikologi dan emosi individual yang baik. Kesehatan fisik dan mental manusia harus dipenuhi dan dijaga dengan seimbang dan jika kesehatan tersebut tidak seimbang maka aktivitas yang dilakukan tidak dapat dilakukan secara maksimal. Dalam kehidupan masyarakat yang tinggal di kota-kota besar, sebagian besar masyarakatnya memiliki pekerjaan dan aktivitas dengan ritme yang cepat dan tingkatan stress yang tinnggi. Hal ini cenderung menimbulkan masyarakatnya yang memiliki gaya hidup kurang sehat baik secara fisik maupun mental. Kesehatan masyarakat perkotaan cenderung dipengaruhi oleh stres yang berdampak buruk bagi kesehatan. Hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan budaya perkotaan yang kurang sehat bagi fisik dan mental yang memicu stres. Selain itu faktor sosial budaya perkotaan yang memiliki gaya hidup yang dinilai tidak menunjang kesehatan juga menjadi masalah dalam menjaga dan 1 www.wikipedia.org/health 1

meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu perawatan kesehatan bagi masyarakat perkotaan sangat diperlukan. Perawatan kesehatan adalah sebuah proses yang berhubungan dengan pencegahan, perawatan, dan manajemen penyakit dan juga pemeliharaan kesehatan mental, fisik, dan rohani melalui pelayanan ditawarkan oleh profesional kedokteran. Perawatan kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, metode yang dapat dilakukan adalah dengan metode konvensional dan komplementer. Perawatan kesehatan secara konvensional merupakan proses pemeliharaan kesehatan secara medis dengan memperbaiki keadaan tubuh, menghilangkan dan mengobati penyakit atau hal-hal yang mengganggu kesehatan di dalam tubuh dengan cara melakukan aktivitas tertentu atau menggunakan berbagai peralatan kesehatan modern dan obat-obatan kimiawi. Sedangkan metode komplementer menggunakan cara yang lebih alami dengan penggunaan bahan-bahan yang alami dengan prinsip tidak melukai pasien ( first do no harm ) 2. Spa merupakan salah satu metode komplementer yang sering digunakan saat ini. Spa atau Solus Per Aqua, berasal dari bahasa Yunani yang didefinisikan sebagai suatu cara penatalaksanaan kesehatan dengan mempergunakan air dalam berbagai bentuk untuk mengobati suatu penyakit atau untuk mempertahankan kesehatan individu 3. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan perawatan kesehatan, spa tersebut tidak hanya untuk indikasi medis tetapi juga menyediakan fasilitas lain; seperti relaksasi, perawatan kecantikan, program kebugaran, program penurunan berat badan, dll. Bagi masyarakat kota dengan tingkatan stres yang tinggi dengan gaya hidup yang kurang sehat memerlukan perawatan kesehatan yang mampu memperbaiki gaya hidupnya menjadi lebih sehat dan mengurangi stres. Untuk melakukan aktifitas dengan tujuan kesehatan, dibutuhkan karakter lingkungan/ruang yang mendukung dan menunjang kesehatan fisik dan mental. Perancangan lingkungan yang sehat pada interior spa dapat dicapai dengan mengandalkan stimulasi pada kelima indera manusia pada ruang yang merupakan alternatif perawatan dan terapi penyembuhan bagi pasien. Terapi tersebut melingkupi terapi suara (stimuli indra pendengaran), terapi aroma (stimuli indra penciuman), terapi warna (stimuli indra penglihatan), dan terapi air (stimuli indra raba dan pengecapan). 2 Iwan Hadiboto & Syamsir Alam, Pengobatan Alternatif dan Komplementer, 2006, hal 20 3 www.wikipedia.org/spa 2

Karena secara umum kesehatan fisik kita dipengaruhi 6 faktor utama lingkungan, cahaya, suara dan warna, aroma, tekstur, dan ruang. Dalam perawatan kesehatan ini memerlukan suatu metode parawatan kesehatan tertentu. Metode perawatan kesehatan ini melibatkan aktifitas-aktifitas tertentu dalam prosedur perawatan kesehatannya. Prosedur perawatan kesehatan ini berpengaruh pada terciptanya problem desain interior dengan kebutuhan ruang dan fasilitas khusus dalam melaksanakan aktivitas perawatan tersebut. Selain itu, diperlukan pula perancangan interior fasilitas tersebut yang menunjang kenyamanan dari aspek warna, material, pengaturan sirkulasi udara, pencahayaan merupakan aspek yang sangat penting dalam kaitannya dengan sebuah tempat terapi dan perawatan bagi tubuh. 1.2 Batasan Masalah Permasalahan desain interior yang timbul dari faktor-faktor internal, fisik dan eksternal diatas adalah masalah untuk menciptakan fasilitas yang dapat menunjang proses perawatan kesehatan dan kecantikan bagi masyarakat kota yang bekerja. Lingkup batasan permasalahan pada desain interior fasilitas tersebut adalah: Karakter fisik dan psikologi manusia yang membutuhkan peningkatan dan perawatan kesehatan. Dengan kondisi fisik dan psikologis manusia yang memerlukan kesehatan fisik dan mental yang seimbang akan mempengaruhi perancangan fasilitasnya. Selain itu karakter manusia dengan gaya hidup yang kurang mendukung kesehatan juga menjadi faktor yang menentukan masalah desain interior. Kebutuhan manusia untuk penangulang stress melalui relaksasi yang merupakan salah satu proses perawatan kesehatan fisik dan mental. Relaksasi memiliki pengaruh besar terhadap kondisi psikologi manusia. Manusia menjalankan aktivitas-aktivitasnya dalam tinggal di suatu tempat. Pada fasilitas ini, manusia/pengguna tinggal untuk melakukan rangkaian proses kesehatan. Oleh karena itu permasalahan desain pada ruangan yang dibutuhkan untuk tinggal pada fasilitas ini adalah pembentukan karakter ruang tinggal yang sehat dari segi fisik dan psikologis. Prosedur perawatan kesehatan yang mempengaruhi perancangan interior agar sesuai kebutuhan. Prosedur/metode perawatan kesehatan yang khusus memerlukan tahapan 3

aktivitas tertentu. Sehingga permasalahan dalam perancangan interior fasilitas tersebut adalah program ruang/organisasi ruang yang sesuai dengan prosedur dan kebutuhan fasilitas pada metode perawatan kesehatan tersebut. Kebutuhan fasilitas merupakan kebutuhan akan karakter ruang pada fasilitas spa tersebut. Diperlukan perancangan interior yang membentuk suatu lingkungan sehat. Lingkungan yang sehat merupakan lingkungan yang dapat menunjang kesehatan fisik dan mental manusia. Pembentukan karakter ruang yang menunjang kesehatan fisik dipengaruhi oleh kebersihan ruang, penggunaan material dalam elemen-elemen interior, organisasi ruang, dan sebagainya. Sedangkan permasalahan dalam desain interior yang menunjang kesehatan mental adalah pembentukan karakter ruang yang dapat membentuk psikologi manusia menjadi lebih rileks dan membantu kebutuhan psikologis aktifitas didalamnya. Hal tersebut berkaitan dengan pemilihan warna, material, pencahayaan, penghawaan, dan sebagainya. 1.3 Tujuan Perancangan Tujuan perancangan pada kasus destination spa ini adalah untuk menciptakan desain interior yang menunjang kegiatan dan tujuan spa yaitu sebagai fasilitas peningkatan kesehatan dan relaksasi. Citra yang ingin dicapai dalam perancangan ini adalah dengan terciptanya lingkungan yang sehat dan rileks serta lingkungan yang nyaman sebagai fasilitas penginapan. Spesifikasi tujuan penelitian ini adalah: Memperoleh pemahaman antara faktor stress/kelelahan, kesehatan dan relaksasi serta teori-teori psikologi dikaitkan dengan proses penanggulangannya. Memperoleh pemahaman tentang desain interior yang terkait dengan masalah penanggulangan stress. Membuat pedoman desain interior sebagai acuan dalam merancang sebuah fasilitas destination spa yang terkait dengan aktivitas-aktivtasnya. I.4. Sistematika Pembahasan Bab I Pendahuluan 4

Pada tahap ini dipaparkan uraian yang berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan tahap pembahasan. Bab II Tinjauan Teoritik Tinjauan teoritis ini beisi data-data teoritis mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan penelitian. Lingkup pembahasannya berisi mengenai spa, kesehatan, metode peningkatan kesehatan dan faktor-faktor elemen interior yang mempengaruhi perancangan ruang yang menunjang kesehatan. Dalam tahap ini juga berisi hasil studi banding fasilitas spa yang telah ada. Bab III Analisa masalah Berisi analisa masalah berdasarkan tinjauan deskriptif mengenai kasus desain yang diambil, kebutuhan fasilitas, standar fasilitas, spesifikasi, aktivitas di dalam spa, berdasarkan kualifikasi dan kriteria dalam spa. Bab IV Identifikasi Masalah Tahap ini merupakan Identifikasi masalah fisik menyangkut program fasilitas, aktivitas dan masalah pengguna. Kemudian identifikasi masalah eksternal yang menyangkut standar ruang / bangunan dan peraturan lain yang terkait. Sehingga menghasilkan permasalahan desain melalui hasil analisa dari tinjauan teoritis tersebut. Bab V Konsep Desain Konsep desain berisi tentang bentuk ruang, pengorganisasian ruang, penggunaan warna, material lantai, dinding dan langit-langit, faktor pencahayaan ruang, pengaturan sirkulasi udara, dan tema desain solusi. Konsep tersebut merupakan solusi yang diperoleh dari hasil analisa dari identifikasi masalah. Bab VI Kesimpulan Tahap ini merupakan kesimpulan dan saran dari hasil laporan penelitian secara keseluruhan. 5