BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada

dokumen-dokumen yang mirip
Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses. sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

Tabel 15. Penyusunan Plan of Action (POA) Kegiatan bidan desa melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk mendata bayi yang belum atau sudah diimunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 56

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi semua orang agar terwujud derajat kesehatan. masyarakat yang optimal merupakan tujuan pembanguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB I PENDAHULUAN. apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi yang sering

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab utama kematian anak-anak di dunia. Pada negara berkembang hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut: A. Latar Belakang Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada dasarnya bertolak dari masalah sikap dan perilaku (Depkes RI 1990) dalam Uus Kuswara dan Hamdani, KTI FIK-UI, 2006. Sikap atau tanggapan masyarakat mengenai hak dan kewajiban tentang kesehatan masih berbeda-beda, sehingga mempengaruhi keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi terhadap upaya peningkatan masalah kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan dalam mencapai masyarakat yang sehat, meskipun disadari bahwa peran lingkungan dan faktor perilaku merupakan determinan yang lebih besar pengaruhnya pada kesehatan seperti yang dikemukakan oleh Blum yang dikutip dalam Trans Info Media, 2008:59. Dua determinan tersebut terakhir ini merupakan determinan yang banyak dipengaruhi oleh domain diluar kesehatan sehingga intervensinya memerlukan peran lintas sektor yang terkait. Pelayanan kesehatan selalu menjadi isu yang penting diberbagai negara karena hal itu menyangkut berbagai nilai dasar dalam masyarakat seperti kesehatan sebagai hak mendasar bagi individu (Health is one of basic human right). Dengan demikian isu mengenai 1

2 pemerataan dan akses terhadap pelayanan kesehatan formal merupakan hal yang sangat penting dan azasi. Sejauh ini berbagai upaya telah dilakukan oleh negara berkembang, termasuk Indonesia untuk memecahkan aneka masalah kesehatan yang demikian kompleks. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah melalui peran serta masyarakat, yakni melibatkan masyarakat sebagai konsumer dalam bentuk partispasi masyarakat. Dewasa ini semakin disadari bahwa kesehatan bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah atau lembaga kesehatan lainnya tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat bahkan tanggung jawab setiap orang. Secara yuridis, pentingnya peran serta masyarakat telah diakui oleh seluruh elemen masyarakat bahkan, hal tersebut tertuang secara implisit dalam pasal-pasal UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan (Trans Info Media, 2008: 60). Salah satu bentuk langsung peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah dengan penyelenggaraan posyandu yang dibantu oleh petugas kesehatan. Posyandu merupakan jenis upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)yang paling memasyarakat saat ini. Gerakan posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara nasional sejak tahun 1982(Trans Info Media, 2008:62). Kegiatan posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan meliputi kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi dan pencegahan serta penanggulangan diare. 2

3 Juga ada kegiatan pengembangan/pilihan disampinglima kegiatan utama yang telah ditetapkan dan dilaksanakan dengan baik.kegiatan baru tersebut meliputi bina keluarga balita (BKB), penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial kejadian luar biasa (KLB) misalnya : infeksi saluran pernapasan akut, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak dan tetanus neonatarum. Selain kegiatan tersebut juga ada program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui tanaman obat keluarga, kegiatan ekonomi produktif seperti usaha peningkatan pendapatan keluarga, usaha simpan pinjam, berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya (Buku Pegangan Kader, 2010: 2). Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2009 cakupan penimbangan balita di posyandu sekitar 63,9%. Cakupan penimbangan balita di posyandu yang tertinggi ada di DI Yogyakarta (75%), Jawa Timur (76,1%), dan Jawa Tengah (76,0%). Sedangkan cakupan terendah ada di Papua Barat (29,7%), Papua (35,3%), dan Kalimantan Timur (39,6%). Kegiatan posyandu selain yang telah disebutkan di atas juga diadakan penimbanganbalita rutin setiap bulan sebagai pemantau tumbuh kembang balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Selain penimbangan juga dilakukan penyuluhan tentang berbagai upaya pemeliharaan kesehatan termasuk di dalamnya upaya pencegahan terhadap penyakit endemis setempat misalnya gondok, demam berdarah, malaria dan sejenisnya. Disamping itu juga diberikan penyuluhan tentang usaha kesehatan gigi, kesehatan lingkungan keluarga, pemanfaatan pekarangan untuk tanaman obat, pemberian makanan tambahan, sampai kepada penyelengaraan kegiatan bina keluarga balita. Kegiatan tersebut dilakukan untuk 3

4 meningkatkan pengetahuan dan keterampilan setiap keluarga dalam rangka memelihara tumbuh kembang anak balitanya. Seluruh kegiatan penyelenggaraan posyandu dilakukan kader kecuali pelayanan medis. Kehadiran petugas seperti dokter, perawat atau bidan lebih banyak diarahkan untuk memfasilitasi kegiatan posyandu. Dengan demikian kehadiran posyandu merupakan parameter pemberdayaan sekaligus tempat menyatunya petugas dan masyarakat. Namun motivasi masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu-ibu yang mempunyai balita masih rendah. Hasil penelitian yang dilakukan Rismawati (1991), FIK-UI tentang motivasi ibu hamil dalam memanfaatkan posyandu masih rendah sekitar 37,9%, kunjungan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Sekitar 32,3% tidak tahu keberadaan posyandu dan 27,2% tempatnya jauh. Penelitian lain yang dilakukan Sugeng R juga dari FIK-UI (1991), tentang Faktorfaktor yang mempengaruhi angka kunjungan masyarakat ke posyandu. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap angka kunjungan ke posyandu adalah tingkat pengetahuan, pendidikan dan sikap masyarakat. Selain penelitian tadi ada juga penelitian yang dilakukan oleh Uus Kuswara dan Hamdani (2006), tentang faktor-faktor internal yang mempengaruhi partisipasi ibu yang mempunyai balita datang ke posyandu di RW.03 Ciambar Sukabumi. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh gambaran secara umum tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita datang ke posyandu cukup tinggi, dimana mereka memahami bahwa posyandu merupakan sarana yang tepat dan bermanfaat untuk meningkatkan status kesehatan anak balita. Hal ini 4

5 ditunjukkan dengan sikap mental atau kecenderungan ibu balita memilih posyandu untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan balitanya. Sikap mental dan kecenderungan dapat mengalami perubahan oleh berbagai macam hambatan seperti perubahan dorongan ibu balita, kurangnya ketertarikan dengan kelompok di masyarakat, yang dapat mempengaruhi kebutuhan ibu balita terhadap kunjungan ke posyandu. Berdasarkan Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009, diperoleh data tentang kunjungan ke posyandu secara nasional sekitar 63,9%, sedangkan presentase kunjungan balita yang ditimbang ke posyandu di Provinsi Jawa Barat sekitar 74,3%. Presentase kunjungan balita yang ditimbang ke posyandu dari data Kabupaten Bekasi sekitar 75,87% pada tahun 2009. Presentase kunjungan balita yang ditimbang di posyandu menurut data dari Puskesmas Kecamatan Tarumajaya Bekasi sekitar 73,73%, presentase kunjungan balita yang ditimbang berdasarkan data dari Desa Pahlawan Setia Bekasi sekitar 54,20%.Sedangkan kunjunganuntuk salah satu sasaran posyandu di wilayah Desa Pahlawan Setia Bekasi yaitu Posyandu Tambun Baru sekitar 57,95% (Data dari Posyandu Tambun Baru Desa Pahlawan Setia, Puskesmas Kecamatan Tarumajaya tahun 2010 dan 2011). Hasil wawancara antara peneliti dengan petugas puskesmas tentang partisipasi masyarakat berkunjung keposyandu Tambun Baru, banyak ibu balita harus disusul ke rumah-rumah untuk membawa balita ke posyandu. 5

6 B. Rumusan Masalah Menurunnya jumlah kunjungan dalam empat bulan terakhir di Posyandu Tambun Baru karena situasi dan kondisi yang ada. Situasi ini lebih dipengaruhi oleh belum sadarnya ibu-ibu yang mempunyai balita untuk datang ke posyandu. Menurunnya tingkat kesadaran ibu-ibu membawa balita ke posyandu dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi tingkat kesadaran ibu meliputi : umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak dalam keluarga, pendapatan, sikap, motivasi. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat kesadaran ibu meliputi : sosial budaya, dukungan tokoh masyarakat, peran petugas kesehatan, peran kader, faktor jarak, sarana penunjang. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah faktorfaktor apa saja yang dapat mempengaruhi partisipasi ibu membawa balita ke Posyandu Tambun Baru Desa Pahlawan Setia Kecamatan Tarumajaya Bekasi Jawa Barat. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu membawa balita ke Posyandu Tambun Baru Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya Bekasi Jawa Barat 6

7 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: a. Dapat diketahui pengaruh pengetahuan ibu dalam partisipasinya membawa balita ke Posyandu Tambun Baru Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya Bekasi Jawa Barat. b. Dapat diketahui pengaruh pendidikan ibu dalam partisipasinya membawa balita ke Posyandu Tambun Baru Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya Bekasi Jawa Barat. c. Dapat diketahui pengaruh sikap ibu dalam partisipasinya membawa balita ke Posyandu Tambun Baru Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya Bekasi Jawa Barat. d. Dapat diketahui pengaruh motivasi ibu dalam partisipasinya membawa balita ke Posyandu Tambun Baru Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya Bekasi Jawa Barat. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pelayanan kesehatan Sebagai bahan perencanaan kegiatan program posyandu dan dapat dijadikan alasan untuk mengambil kebijakan pelaksanaan program posyandu. 2. Bagi fakultas ilmu-ilmu kesehatan 7

8 a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan penelitian selanjutnya khususnya peran serta masyarakat di komunitas. b. Menambah referensi bagi kepustakaan Universitas Esa Unggul sehinggabermanfaat bagi mahasiswa lain. 3. Bagi Puskesmas Tarumajaya khususnya petugas kesehatan dan kader posyandu, penelitian ini diharapkan untuk meningkatkan pelayanan di posyandu. 4. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan sebagai tempat menerapkan ilmu dan menambah wawasan bagi peneliti dan merupakan pengalaman belajar dalam pelaksanaan riset keperawatan yang nantinya dapat di kembangkan untuk penelitian keperawatan yang bersifat lebih mendalam dan bermanfaat bagi kemajuan profesi keperawatan di Indonesia. 5. Bagi peneliti lain Sebagai acuan untuk melakukan penelitian peran serta masyarakat dikomunitas pada bidang yang lain. 8