Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Mengenai Self Regulator pada Mahasiswa Underachiever di Fakultas Psikologi Unisba

STUDI MENGENAI SELF REGULATION PADA SISWA KELAS XI DI KELAS IQ SMA PASUNDAN 1 BANDUNG. Eni Nuraeni Nugrahawati, 2 Yuaninta Sari, 3 Delis Irmawati

Studi Deskriptif mengenai Self Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

Kontribusi Fase Self-Regulated Learning terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Psikologi Angkatan 2012 Universitas Islam Bandung

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perguruan tinggi terdapat proses belajar dan mengajar, proses ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring ketatnya persaingan didunia pekerjaan, peningkatan Sumber Daya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu terlahir dengan memiliki kapasitas untuk belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu dalam hidupnya tidak terlepas dari proses belajar. Individu

BAB 1 PENDAHULUAN. bebas, dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas ini mengelola 12 fakultas dan program studi, dan cukup dikenal di

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang membangun negara

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

1. Pendahuluan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah melalui sekolah menengah kejuruan (SMK). Pendidikan kejuruan adalah bagian sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan individu dimana mereka dituntut untuk belajar setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perhatian masyarakat mengenai hal-hal yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. kutu buku, bahkan kurang bergaul (Pikiran Rakyat, 7 November 2002).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak dahulu tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendukung Pendidikan Khusus untuk Siswa Cerdas/Berbakat Istimewa, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

Studi Deskriptif Mengenai Self Regulation pada Siswa Atlet SMPN 1 Lembang. Suchi Fuji Astuti,

BAB I PENDAHULUAN. inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengajar. Teori Self-Regulated Learning dari B.J Zimmerman yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan yang telah diperoleh

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. performance or volitional control self regulation pada mahasiswa angkatan 2014

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa bertambah, begitu juga halnya di Indonesia (

Prosiding Psikologi ISSN:

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP

BAB I PENDAHULUAN. (Kagan & Coles, 1972; Keniston, 1970; Lipsitz, 1977, dalam Steinberg, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah salah satu usaha dari sekelompok orang yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

1. Pendahuluan HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PENDIDIKAN PADA REMAJA TUNA RUNGU DI SLBB PANCARAN KASIH CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah pelajar yang berada dalam jenjang pendidikan perguruan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang baik maka tidak tersedia modal untuk melangkah ke depan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

Data Pribadi. Kelas/No. Absen. Alamat/Telp :... Pendidikan Ayah/Ibu. c. di bawah rata-rata kelas. Kegiatan yang diikuti di luar sekolah :.

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2004, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ( ISAK_TOROBI/T_ADP _Chapter1.pdf).

Prosiding Psikologi ISSN:

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa,

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

ABSTRAK Zimmerman Boekaerts,

Hubungan antara Persepsi Dukungan Wali Kelas dengan Self Efficacy Siswa di SMK TI-Garuda Nusantara

Lampiran 1 KATA PENGANTAR

PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR BAGAN...ix. DAFTAR LAMPIRAN...x Latar Belakang Masalah...

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

Hubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin canggih, dan persaingan dalam dunia pekerjaan yang

MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Oleh: YULIANI 57617/2010

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa, juga memiliki intelektual akademik yang baik demi menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

Hubungan antara Peran Kelompok Teman Sebaya dengan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Angkatan 2011

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman yang semakin berkembang, Indonesia semakin membutuhkan

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Dalam menjalani proses belajar setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu syarat untuk bisa melakukan kegiatan

BAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasinya (Azwar, 200 4). Penelitian ini menghubungkan tiga variabel yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dibutuhkan bagi peningkatan dan akselerasi pembangunan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. meminimalkan penggunaan tenaga dalam beraktivitas. Dampak positifnya,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Peran Teman Dengan Religiusitas Pada Komunitas Motor X

*Korespondensi Penulis. Telp: , ISSN: ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORITIK. Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) bahwa

HUBUNGAN KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, pada setiap jenjang pendidikan, baik itu Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk menghafal, dan bukan untuk berpikir secara kreatif, seperti

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 HUBUNGAN SELF-REGULATION DENGAN PRESTASI BALAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNISBA 1 Yuli Aslamawati, 2 Eneng Nurlailiwangi, 3 Fitri Maulani 1,2,3 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: 1 yuli_aslamawati@yahoo.com Abstrak. Seleksi masuk bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba cukup ketat, terdiri dari tes akademik dan psikotes. Dengan potensi yang dinilai memadai untuk mengikuti proses pembelajaran, diharapkan prestasi belajar yang ditunjukkan dalam indeks prestasi persemester ataupun indeks prestasi kumulatif (IP dan IPK) cukup baik. Rata-rata tuntutan dunia kerja dan strata dua di perguruan tinggi menuntut IPK lulusan minimal 2,75. Kenyataan yang didapati terdapat hampir 70% IPK mahasiswa belum mencapai 2,75. Telusuran melalui wawancara rata-rata mahasiswa memiliki self-regulation yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat derajat keeratan hubungan antara self regulation dengan prestasi belajar pada mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling. Alat ukur self regulation berupa skala yang didasarkan pada konsep dari BJ. Zimmerman. Prestasi belajar menggunakan data sekunder yang diperoleh dari bagian akademik Fakultas Psikologi Unisba. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman (rs), hasilnya signifikan sebesar 0,532. Artinya terdapat hubungan yang positif antara Self Regulation dengan Prestasi Belajar pada mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba, dalam hal ini semakin rendah Self Regulation, semakin rendah Prestasi Belajar. Kata kunci: self-regulation, prestasi belajar, mahasiswa Psikologi Unisba. 1. Pendahuluan Universitas Islam Bandung berdiri sejak 15 November 1958, memiliki tujuan melahirkan generasi muda yang intelek dan berbudi pekerti baik sesuai dengan aturanaturan yang berlandaskan Islam. Agar dapat mencapai tujuan tersebut, setiap fakultas di Unisba melakukan seleksi dalam penerimaan mahasiswa baru. Fakultas Psikologi sebagai salah satu fakultas yang banyak diminati calon mahasiswa menetapkan psikotes selain tes akademik dalam seleksi mahasiswa. Selain itu untuk mencapai tujuan Unisba dan Progam Studi, pada awal tahun ajaran, terdapat kegiatan kemahasiswaan yang wajib diikuti mahasiswa, yaitu: a. Ta aruf, adalah media untuk saling mengenal antara mahasiswa baru dengan lingkungan kampus; meliputi pimpinan, dosen, dan tenaga administrasi; lokasi, Keluarga Mahasiswa (KEMAH) dan lebih mengenai temannya sesama mahasiswa baru. b. Psycam, adalah media yang bertujuan membina mental dan fisik mahasiswa baru melalui kegiatan berkemah. c. Bimbingan Studi Mahasiswa (BSM), yaitu kegiatan yang memfokuskan pemberian bantuan kepada mahasiswa baru dalam mengenal system perkuliahan dan mengenal organisasi kemahasiswaan. 345

346 Yuli Aslamawati, et al. d. Pelatihan Pengembangan Diri (PPD), yang bertujuan memfasilitasi kemampuan evaluasi diri, mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki mahasiswa, serta mengembangkan kemampuan emphatik. Dengan dilaksanakannya kegiatan seperti disebutkan di atas dapat diasumsikan bahwa mereka siap dengan potensi yang dimilikinya untuk mengikuti kegiatan belajar di Fakultas Psikologi dan diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan yang akan dihadapi. Kenyataannya tidaklah demikian, tidak semua mahasiswa mampu mencapai nilai IPK minimal 2,75. Meskipun minat seseorang dapat mempengaruhi proses belajar yang baik, ternyata tidak cukup jika tidak didukung oleh kemampuan yang lain yang esensial untuk sebuah prestasi. Telusuran melalui wawancara didapat bahwa mahasiswa rata-rata bercita-cita lulus tepat waktu dengan nilai yang baik, namun sumber daya yang dimiliki tidak dapat digunakannya secara efektif. Hal ini disebabkan oleh kesulitan mahasiswa dalam mengatur waktu belajar ketika mereka dihadapkan pada tuntutan akademik yang mereka anggap berat. Kegiatan perkuliahan di kelas, tugas-tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, dan juga kegiatan praktikum menuntut mahasiswa untuk dapat mengatur waktunya dengan baik. Mereka mengeluh bahwa dengan jadual yang padat ditambah dengan kegiatan di luar kuliah membuat mereka lelah sehingga ketika mereka pulang ke rumah waktu yang ada digunakan untuk istirahat. Kurangnya motivasi dan keyakinan diri-pun dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan seperti tingkah laku mahasiswa yang mangkir kuliah ketika tugas-tugas belum selesai dikerjakan, menunda-nunda pengerjaan tugas. Kurang persiapan dalam menghadapi kegiatan belajar pun seringkali terjadi, seperti malas membaca materi sebelum kuliah, dalam kegiatan praktikum mencari objek praktikum secara mendadak padahal tenggang waktu yang diberikan cukup lama, dan belajar ketika akan menghadapi ujian. Keyakinan diri yang kurang dimiliki oleh mahasiswa terlihat ketika mereka merasa tidak mampu mengerjakan tugas, mereka memilih untuk menyontek pekerjaan temannya. Selain itu mahasiswa pun sulit dalam berkonsentrasi atau menfokuskan perhatian dalam kegiatan belajar di kelas. Ini dapat terlihat ketika dosen yang mengajar dianggap tidak menarik, sehingga menyebabkan mereka tidak menyukai mata kuliah tersebut yang pada akhirnya muncul perilaku mengobrol di kelas, mengerjakan tugas lain, juga seringkali ke luar masuk kelas. Berdasarkan fenomena di atas dapat dilihat bahwa mahasiswa kurang memiliki kemampuan untuk dapat mengatur dirinya (self-regilation) dalam menghadapi tuntutan akademik. Self-regulation adalah suatu proses dimana individu mengaktifkan pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang telah direncanakan, dan secara sistematis telah disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa untuk mempengaruhi belajar dan motivasi (Schunk, 1994; Zimmerman, 1989, 1990, 2000, Zimmerman & Kitsantas, 1996; dalam Boekaerts, 2000). Dengan demikian perlu dikaji, seberapa erat hubungan Self regulation dengan prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba. Hasil penelitian ini berguna bagi pihak fakultas sebagai masukkan untuk menyiasati penanggulangan prestasi akademik mahasiswa yang rendah, melalui self-regulation. 2. Kerangka Pikir Gage & Berliner (1979) mendefinisikan prestasi belajar Achievement is something acquired of learned, result from process, helped by instruction and education efectivity. Prestasi merupakan sesuatu yang dicapai atau hasil dari sesuatu Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Hubungan Self Regulation dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba 347 yang dipelajari, dengan kata lain, prestasi adalah hasil dari suatu proses belajar yang dibantu oleh instruksi dan efektivitas pendidikan. Prestasi belajar adalah hasil interaksi dari sebagian factor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan. Hasil belajar mahasiswa dapat diketahui dari perubahan perilaku, pengetahuan serta dapat dilihat dari hasil belajar itu sendiri seperti nilai atau angka yang diberikan dalam mata kuliah (Muhibbin Syah; 2002: 141). Djamarah (2006: 80) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah kecakapan yang nyata dari seorang yang dapat dilihat dari tingkat penguasaannya terhadap berbagai materi. Prestasi belajar ini merupakan hasil belajar yang dapat berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan-keterampilan. Wujud prestasi dinyatakan dalam bentuk nilai. IPK sebagai kumulatif dari nilai yang diperoleh, merupakan realisasi upaya dalam menjalani proses belajar. Upaya dilakukan bila seseorang memiliki minat pada apa yang sedang ditekuninya. Namun demikian upaya terarah yang dilakukan secara efisien, memerlukan strategi tersendiri dalam merespon stimulus lingkungan, mengatur diri; mengatur energy, waktu, dan sumberdaya yang dimilikinya, dalam hal ini berkenaan dengan self-regulation. Self regulation merupakan suatu interaksi dari faktor-faktor pribadi, tingkah laku dan lingkungan (Bandura,1986; dalam Boekaerts, 2000:13). Self regulation digambarkan sebagai sebuah siklus karena feedback dari performance sebelumnya digunakan untuk penyesuaian diri terhadap upaya yang sedang dilakukan. Self regulation adalah suatu proses dimana individu mengaktifkan pikiran, perasaan, dan tingkah laku, yang telah direncanakan dan secara sistematis telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa untuk mempengaruhi belajar dan motivasi (Schunk, 1994; Zimmerman, 1989,1990, 2000, Zimmerman & Kitsantas, 1996; dalam Boekaerts, 2000: 631). Self-regulatory disertai adanya beliefs, prosesnya terdiri dari tiga fase, yaitu forethought, performance or volitional control, dan self-reflection. 1. Fase forethought merupakan suatu proses yang terjadi sebelum adanya usahausaha untuk bertindak dan berpengaruh terhadap usaha-usaha tersebut dengan melakukan persiapan pelaksanaan tindakan. Forethought ini sangat dibutuhkan dalam kegiatan mahasiswa untuk memenuhi tuntutan akademik. Tanpa adanya target yang ditetapkan oleh dirinya, dan menyusun strategi yang efektif dalam belajar, serta Self-Motivation Beliefs,Performance or volitional control akan bergantung pada kondisi lingkungan dan keberuntungan semata. 2. Pada fase performance or volitional control, mahasiswa dituntut memiliki Selfcontrol yang tinggi yang artinya memiliki usaha pengendalian diri untuk melakukan kegiatan secara sistematis, memiliki bayangan kesuksesan untuk meningkatkan usaha yang dilakukan, memperhatikan dan berkonsentrasi dalam kegiatan belajar dan menggunakan strategi yang efektif dalam pengerjaan tugas. Dalam performance or volitional control ini terdapat Self-observation yang artinya mahasiswa harus mampu menangkap informasi dari lingkungan yang dijadikan sebagai dasar tindakan dan mampu menilai pengalaman pribadi dan orang lain untuk dijadikan dasar tindakannya. 3. Pada fase Self-reflection sebagai proses yang terjadi setelah adanya usaha-usaha pada fase performance akan mempengaruhi Self-judgement yaitu melakukan evaluasi terhadap usaha yang dilakukan, dan melihat penyebab dari kegagalan bila ada. Selain itu dalam self-reflection terjadi Self-reaction, yaitu merasakan kepuasan/ketidak-puasan dari hasil yang diperoleh, dan mengubah strategi menjadi lebih baik atau melakukan reaksi-reaksi defensive yang merupakan ISSN 2089-3590 Vol 3, No.1, Th, 2012

348 Yuli Aslamawati, et al. reaksi individu terhadap pengalamannya tersebut. Self-reflection ini, memengaruhi forethought terhadap usaha-usaha berikutnya sehingga dengan demikian melengkapi siklus sebuah self-regulatory. Seberapa tinggi self-regulasi ini berfungsi pada diri mahasiswa nampaknya berkaitan erat dengan capaian pemahaman dan penguasaan materi dalam mata kuliah, yang dicerminkan dalam perolehan nilai, IP dan IPK. 3. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, antara variable Self-Regulation dengan Prestasi Belajar mahasiswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah di Fakultas Psikologi Unisba. Defisini operasional Self-regulation dalam penelitian ini adalah kemampuan mengatur diri, pikiran, perasaan, dan tingkah laku pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba dalam menghadapi tuntutan-tuntutan akademik. Alat ukur yang digunakan oleh peneliti dalam teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah skala yang menjaring self-regulation. Alat ukur self-regulation dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang menjadi landasan pengangkatan variabel tersebut, yaitu teori self- regulation yang dikemukakan oleh Zimmerman. Tabel 1 Kisi-kisi alat ukur self-regulation ASPEK SUB-ASPEK INDIKATOR Forethought : suatu proses yang terjadi sebelum adanya usaha-usaha untuk bertindak dan berpengaruh terhadap usaha tersebut dengan melakukan persiapan pelaksanaan tindakan tersebut. Task Analysis Self Motivation Beliefs Mampu menetapkan target Menyusun strategi yang efektif dalam belajar. Memiliki keyakinan akan kemampuan yang dimiliki Memiliki keyakinan akan hasil yang dapat diperoleh Memiliki nilai instrinsik terhadap kegiatan belajar Memiliki motivasi yang mengarah pada usaha untuk bisa mencapai tujuan Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Hubungan Self Regulation dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba 349 Performance/ Volitional Control: proses yang terjadi selama usaha itu berlangsung dan pengaruhnya terhadap persiapan yang telah dibuat dan tindakan yang dilakukan. Self-control Berusaha mengendalikan diri untuk melakukan kegiatan secara sistematis. Membayangkan kesuksesan untuk meningkatkan usaha yang dilakukan Memperhatikan dan berkonsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar Menggunakan strategi yang efektif dalam pengerjaan tugas. Self-observation Mampu menangkap informasi dari lingkungan yang dijadikan sebagai dasar tindakan. Mampu menilai pengalaman pribadi dan orang lain untuk dijadikan dasar tindakan Self-reflection : proses yang terjadi setelah adanya usaha pada fase performance dan mempengaruhi reaksi individu terhadap pengalamannya tersebut. Self-judgement Self-reaction Melakukan evaluasi terhadap usaha yang dilakukan Mampu melihat penyebab dari kegagalan yang dialami Merasakan kepuasan/ketidak-puasan dari hasil yang diperoleh Mampu mengubah strategi menjadi lebih baik. Melakukan reaksi-reaksi defensive. Dalam pengambilan data variable prestasi belajar, peneliti menggunakan data sekunder yaitu data Indeks Prestasi Kumulatif yang didapat dari bagian akademik Fakultas Psikologi UNISBA. Gage & Berliner (1979) mendefinisikan prestasi belajar Achievement is something acquired of learned, result from process, helped by instruction and education efectivity. Prestasi belajar merupakan sesuatu yang dicapai atau hasil dari sesuatu yang dipelajari, dengan kata lain, prestasi adalah hasil dari suatu proses belajar yang dibantu oleh instruksi dan kegiatan pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut Djamarah (2006 : 80) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah kecakapan yang nyata dari seorang yang dapat dilihat dari tingkat penguasaannya terhadap berbagai materi di sekolah. Prestasi belajar ini merupakan hasil belajar yang dapat berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan-keterampilan di sekolah. Wujud prestasi dinyatakan dalam bentuk nilai. Definisi operasional prestasi belajar adalah kecakapan yang nyata dari mahasiswa yang dapat dilihat dari tingkat penguasaannya terhadap berbagai mata kuliah yang terdiri dari mata kuliah dengan pembelajaran di kelas, mata kuliah dengan pembelajaran di laboratorium dan pembelajaran di lapangan (praktek lapangan). ISSN 2089-3590 Vol 3, No.1, Th, 2012

350 Yuli Aslamawati, et al. Dalam penelitian ini mahasiswa yang berprestasi di bawah 2,75 memiliki peluang yang sama untuk menjadi sample penelitian. Karakteristik sample dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang telah memasuki semester III, yang artinya mereka mulai megikuti kegiatan praktikum yang menuntut mahasiswa dapat mengelola waktu, tenaga dan perhatian dengan baik. Sample dalam penelitian ini sebanyak 183 orang, yaitu 25% dari jumlah populasi. 4. Hasil Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman (rs), terdapat hubungan positif antara self-regulation dengan prestasi belajar pada mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba, artinya semakin rendah self-regulation maka semakin rendah prestasi belajar. Self regulation memberikan kontribusi sebesar 28,30% terhadap prestasi belajar mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba. Bila dikaji lebih rinci melalui fase yang terdapat dalam variable Self-regulation maka: 1. Terdapat hubungan positif antara self regulation fase forethought dengan prestasi belajar pada mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba; artinya sesuai hasil pengukuran semakin rendah self regulation fase forethought, maka semakin rendah prestasi belajar mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba. Self-regulation fase forethought memberikan kontribusi sebesar 27,35% terhadap prestasi belajar mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Dapat dilukiskan bahwa, rata-rata mahasiswa bercita-cita lulus tepat waktu dengan nilai yang baik, tidak cukup kuat untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik. Tanpa Task-Analysis yang baik, yaitu mampu menetapkan target dan menyusun strategi secara efektif dalam belajar; juga self-motivation belief yang tinggi yang melingkupi keyakinan akan kemampuan yang dimiliki, keyakinan akan hasil yang dapat diperoleh dan memiliki nilai instrinsik terhadap kegiatan belajar, serta memiliki motivasi yang mengarah pada usaha untuk bisa mencapai tujuan; potensi dan sumber daya yang dimiliki tidak dapat digunakannya secara efektif. 2. Terdapat hubungan positif antara self-regulation fase performance / volitional control dengan prestasi belajar pada mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba, artinya semakin rendah self-regulation fase performance/volitional control, maka semakin rendah prestasi belajar mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba. Self-regulation fase performance/volitional control memberikan kontribusi sebesar 26,73 % terhadap prestasi belajar mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba. Dapat dilukiskan bahwa dalam fase performance/volitional control ini terdapat aspek Self-control dan self-observation yang rendah pada mahasiswa ybs. Yaitu mahasiswa kurang mampu mengendalikan diri dalam kegiatan yang konstruktif pencapaian prestasi belajar, tidak menjalin relasi dengan bayangan kesuksesan untuk meningkatkan usaha dan konsentrasi dalam kegiatan belajar, dan tidak menggunakan informasi dan pengalaman orang lain maupun pengalaman diri sebagai dasar strategi yang efektif dalam pemenuhan tuntutan akademik. 3. Terdapat hubungan positif antara self regulation fase self reflection dengan prestasi belajar pada mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Hubungan Self Regulation dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba 351 Unisba, artinya semakin rendah self regulation fase self reflection, maka semakin rendah prestasi belajar mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba. Self regulation fase self reflection memberikan kontribusi sebesar 26,32 % terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hal ini dapat dijelaskan bahwa Self-judgement mahasiswa buruk, tidak melakukan evaluasi atas usaha yang dilakukan, sehingga tidak melihat penyebab kegagalan secara objektif. Reaksi terhadap kegagalan cenderung defensif tidak terarah pada prestasi belajar yang tinggi. 5. Kesimpulan Terdapat hubungan positif pada taraf sedang antara self-regulation dengan prestasi belajar pada mahasiswa yang berprestasi rendah di Fakultas psikologi Universitas Islam Bandung. Artinya, semakin rendah self-regulation, maka semakin rendah prestasi belajarnya. Sebagian besar mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba yang berprestasi rendah memiliki kekurang-mampuan dalam mengatur diri khususnya dalam kehidupan akademis. Mereka belum mampu merencanakan dan menjalankan dengan baik hal-hal yang berhubungan dengan tanggung jawab serta tugas-tugasnya sebagai mahasiswa. Fase Forethought memiliki peran yang paling tinggi dalam proses self regulation pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba dibandingkan aspek lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa banyak dari mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba yang berprestasi rendah sulit dalam membuat perencanaan yang realistis yang mempersyaratkan akurasi pemahaman tuntutan tugas dalam kegiatan belajarnya. Fase ini diikuti dengan fase performance/volitional control yang rendah pula yaitu bahwa mahasiswa tidak mampu mengupayakan diri dan membangun konsentrasi yang tinggi dalam kegiatan belajar, dan tidak menggunakan informasi serta pengalaman orang lain maupun pengalaman diri sebagai dasar strategi yang efektif dalam pemenuhan tuntutan akademik. Yang pada akhirnya reaksi terhadap kegagalan cenderung defensif tidak terarah pada prestasi belajar yang tinggi. 6. Saran Bagi mahasiswa khususnya yang berprestasi rendah perlu melakukan evaluasi terhadap segala hal yang telah dijalani dalam kehidupan akademik. Hasil evaluasi tersebut harus digunakan untuk menata kembali perencanaan atau menyusun strategi yang lebih tepat dalam menghadapi tuntutan-tuntutan akademis. Bagi pihak fakultas, melalui dosen wali agar dapat menyadarkan kembali potensi mahasiswa yang berprestasi rendah yang selanjutnya secara bersama-sama menyusun strategi atau perencanaan belajar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar sehingga tuntutan akademis dapat terpenuhi dengan baik. Bagi orang tua, agar lebih memberikan perhatian atau memantau kegiatan belajar mahasiswa misalnya dengan cara mengingatkan mengenai pelaksanaan rencana belajar yang telah mereka susun. 7. Daftar pustaka Ancok, Djamaludin. (1989). Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. ISSN 2089-3590 Vol 3, No.1, Th, 2012

352 Yuli Aslamawati, et al. Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Boekaerts, Monique. (2000). Handbook of Self Regulation. Academic Press. Berliner, Gage. (1979). Educational Psychology. Prentice Hall. New York. Third Edition. Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar, Pt.Rineka Cipta, Edisi Revisi. Sarwono, Sarlito W. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Siegel, Sidney. (1997). Statistik Non Parametrik : Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sudjana. (1996). Metoda Statistik. Bandung : Tarsito. Syah, Muhibbin. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Woolfolk, Anita E. (1980). Educational Psychology. Allyn & Bacon. Fifth Edition. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora