BAB I PENDAHULUAN. mudah dalam proses pencampuran dan manipulasi, alat yang digunakan minimal,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh rasio w/p terhadap

PENGARUH UJI TEMPERATUR AIR PENCAMPUR TERHADAP SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT DENGAN PENAMBAHAN PATI GARUT (Maranta arundinaceae L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan lunak dalam rongga mulut secara detail. Menurut Craig dkk (2004)

BAB I PENDAHULUAN. cetak non elastik setelah mengeras akan bersifat kaku dan cenderung patah jika diberi

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I : SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT BERDASARKAN VARIASI SUHU AIR (REVISI)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I : Recovery From Deformation Material Cetak Alginat

PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (ph) AIR PENCAMPUR TERHADAP SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT DENGAN PENAMBAHAN PATI GARUT (Marantha arundineceae L)

PERUBAHAN BERAT HASIL CETAKAN BAHAN CETAK ALGINAT TIPE NORMAL SETTING YANG BERBEDA PADA MENIT-MENIT AWAL IMBIBISI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan pada cara bahan tersebut mengeras. Istilah ireversibel menunjukkan bahwa

Manipulasi Bahan Cetak Alginat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam bidang kedokteran gigi semakin beragam dan pesat. Terdapat berbagai jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II

BAB 1 PENDAHULUAN. rumput laut tertentu yang bernama Brown Algae bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir,

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I. : Recovery from Deformation Material Cetak Alginat

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis dari penelitian ini adalah eksperimental laboratori.

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. model gigitiruan dilakukan dengan cara menuangkan gips ke dalam cetakan rongga

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh : Arasti Naspy

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I. : Setting Time Bahan Cetak Alginat Berdasarkan Variasi Suhu Air

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mulai menggunakan secara intensif bahan cetakan tersebut (Nallamuthu et al.,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENENTUAN WAKTU AKHIR SINERESIS PADA BEBERAPA BAHAN CETAK ALGINAT

3 Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar mata pencarian

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

PENGARUH PENAMBAHAN PATI UBI KAYU (Manihot Utilisima) DALAM BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP STABILITAS DIMENSI BAHAN CETAK ALGINAT

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

Uji Temperatur Air Pencampur Terhadap Setting Time Bahan Cetak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana) Dian Yosi Arinawati¹, Andi Triawan²

[JDS] JOURNAL OF SYIAH KUALA DENTISTRY SOCIETY

BAB 1 PENDAHULUAN. cetakan negatif dari jaringan rongga mulut. Hasil cetakan digunakan untuk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. kolagen alami hewan yang terdapat pada kulit, tulang, tulang rawan, dan

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

BAB I PENDAHULUAN. campuran tertentu. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk karak merupakan produk kering dari proses penggorengan,

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Optimalisasi Variasi Komposisi Batu Kapur Lhoknga Aceh Besar sebagai Bahan Baku Material Dental Gipsum

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

I. PENDAHULUAN. Produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebesar ton

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodonti terbagi atas beberapa jenis di pasaran, antara lain copper nickel titanium,

BAB 1 PENDAHULUAN. cetak dapat melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan karena

BAB I PENDAHULUAN. kekompakan dengan jaringan mulut (Anusavice, 2004). banyak unit. Polimer ada dua jenis yaitu polimer alami dan polimer sintetik.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II (Revisi)

PENGARUH PERBANDINGAN SEMEN POZOLAN DAN SEMEN PORTLAND TERHADAP KEKEKALAN BENTUK DAN KUAT TEKAN SEMEN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang hilang serta jaringan sekitarnya (Zweemer, 1993). Penggunaan gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis umbi-umbian yang belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kue nusantara sebagai wujud warisan nenek moyang sangatlah bervariasi,

BAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL. Tgl. Praktikum : 12 Desember : Helal Soekartono, drg., M.Kes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alginat merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan pada praktek kedokteran gigi karena alginat memiliki banyak manfaat, antara lain : mudah dalam proses pencampuran dan manipulasi, alat yang digunakan minimal, fleksibilitas bahan cetak, tingkat akurasi yang baik (Craig, dkk 2004). Bahan cetak tersebut masih harus diimpor dari luar negeri sebagai akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, maka harga bahan cetak alginat saat ini menjadi lebih mahal sampai empat kali lipat dan langka di pasaran. Oleh karena itu, saat ini banyak peneliti yang menemukan inovasi baru dengan cara menambahkan bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pada bahan cetak alginat (Noerdin. dkk, 2003). Bahan dasar material cetak Alginat adalah alginic acid yang dibuat dari ganggang laut coklat tertentu. Komposisi Alginat terdiri dari garam alginic acid, garam Ca, trisodium fosfat, filler (diatomaceous earth), silico flouride, bahan perasa dan pada merek tertentu ada indikator kimia untuk memudahkan mengetahui tahapan manipulasi (Anusavice, 2007). Material cetak Alginat berbentuk bubuk, bila dicampur air akan terbentuk hidrosol, dan berubah menjadi hidrogel. Hal tersebut disebabkan garam alginic acid dan garam Ca beraksi dalam air membentuk kalsium alginat (Anusavice,2004). 1

2 Penelitian sebelumnya telah menemukan bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pada bahan cetak alginat sebagai langkah penghematan dan juga meningkatkan stabilitas dimensi hasil cetakan, diantaranya Febriani (2003) telah meneliti pati ubi kayu sebagai bahan campuran alginat ; Anita (2011) juga telah meneliti tentang pati ubi garut yang dijadikan campuran bahan cetak alginat. Garut (Maranta arundinaceae L.) mengandung pati yang terdiri dari amilosa dan amilopektin dalam jumlah yang cukup besar, yaitu 23,5%. Menurut Anwar et al. (2006), kandungan pati garut inilah yang menjadi penyebab kekenyalan pada bahan makanan olahan pati garut. Proses gelasi yang terbentuk karena adanya amilosa dan amilopektin memungkinkan pati garut dapat dicampurkan pada alginat karena keduanya mengandung karbohidrat yang memiliki karakteristik yang hampir sama sehingga reaksi yang terjadi tidak akan menyebabkan suatu penolakan reaksi pada alginat. Keduanya akan mengalami proses gelasi jika bereaksi dengan air (Srichuwong, dkk.,2005). Hal tersebut menjadi dasar bahwa pati garut dapat dicampur dengan alginat dalam proses gelasi. Pengaruh penambahan pati garut pada alginat terhadap stabilitas dimensi hasil cetakan telah diteliti (Anita, 2011). Stabilitas dimensi terbaik adalah hasil penambahan pati garut dengan komposisi 50%, tetapi belum diketahui waktu gelasi atau setting time pada bahan cetak tersebut dan juga faktor yang dapat mempengaruhinya.

3 Waktu gelasi diukur dari mulai pengadukan hingga terjadi gelasi sampai bahan cetak tidak lagi kasar atau lengket bila disentuh dengan ujung jari yang bersih, kering dan bersarung tangan. Berdasarkan klasifikasi ADA (American Dental Association) No. 18, alginat tipe normal setting memiliki waktu setting sekitar 2-4,5 menit. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi waktu gelasi antara lain dengan cara mengganti rasio air terhadap bubuk, merubah temperatur air pencampur dan waktu pengadukan (Anusavice, 2004). Derajat keasaman (ph) air pencampur juga dapat mempengaruhi durasi waktu setting (Bayindir, et al 2002). Metode praktis untuk menentukan waktu gelasi bagi praktisi gigi adalah dengan mengamati waktu dari mulai pengadukan sampai bahan tersebut tidak lagi kasar dan lengket bila disentuh dengan ujung jari yang bersih, kering dan bersarung tangan. Waktu gelasi optimal adalah antara 3 dan 4 menit pada temperatur ruangan (20 0 C). Alginat mengeras dengan cepat (1-2 menit) dan yang mengeras dengan kecepatan normal (2,5-4 menit). Perbedaan jenis alginat tersebut, memberi kesempatan kepada klinisi memilih bahan yang cocok dengan gaya kerja mereka (Anusavice, 2004). Proses pengadukan bahan cetak alginat harus selalu diukur volume air dan berat bubuk alginat sebelum dilakukan pengadukan. Perbandingan air dan bubuk yang tidak sesuai dapat berakibat mengubah konsistensi, setting time, kekuatan dan kualitas bahan cetak. Proporsi bubuk yang kurang terhadap air menyebabkan berkurangnya kekuatan dan akurasi. Adonan yang encer akan menambah setting time bahan cetak, sedangkan bila adonan lebih kental maka fleksibilitas menjadi lebih rendah. Operator seringkali

4 tidak melakukan penakaran secara tepat, baik volume air maupun berat bubuk alginat. Ada kecenderungan mengurangi rasio air dan bubuk dengan pertimbangan agar alginat tidak terlalu encer untuk mengurangi resiko tertelan (Melisa,dkk 2009). Penelitian ini, akan meneliti tentang pengaruh rasio serbuk dan cairan terhadap setting time bahan cetak alginat dengan penambahan pati garut (Maranta Arundinasceae L.) dengan persentase 50%. B. Perumusan Masalah Apakah terdapat pengaruh rasio serbuk dan cairan terhadap setting time bahan cetak alginat dengan penambahan pati ubi garut? C. Keaslian Penelitian Penelitian tentang alginat telah dilakukan oleh Anita L.Y, Agustiono (2011) yang menguji atau meneliti tentang bahan cetak alginat dengan judul Pengaruh Penambahan Pati Ubi Garut pada Alginat Terhadap Stabilitas Dimensi Hasil Cetakan dari Bahan Cetak Alginat yang Ditambahkan Pati Ubi Garut dengan hasil penambahan pati ubi garut berpengaruh secara signifikan terhadap stabilitas diameter hasil cetakan, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap stabilitas tinggi hasil cetakan alginat. Setting time akibat penurunan rasio air dan bubuk (bahan cetak alginat., Melisa Tulus Purnomo, Titien Hary Agustantina, R. Helal Soekartono (2009) yang menguji atau meneliti tentang bahan cetak alginat dengan judul Setting Time Akibat Penurunan Rasio Air dan Bubuk Bahan Cetak Alginat dengan hasil jika

5 penurunan rasio air dan bubuk bahan cetak alginat sebesar 15% dapat mempercepat setting time. D. Tujuan Penelitian Tujuan kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh rasio serbuk dan cairan terhadap setting time bahan cetak alginat dengan penambahan pati ubi garut (Maranta Arundinanceae L.) sebanyak 50%. E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh rasio serbuk dan cairan terhadap setting time bahan cetak alginat dengan tambahan pati garut (Maranta Arundinanceae L.) sebanyak 50%. 2. Memberikan informasi klinis tentang cara penghematan penggunan bahan cetak alginat.