PERBEDAAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DAN SUMUR BOR PERUMAHAN GRIYA CAHAYA 2 GUNUNG SARIAK KOTA PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI BAKTERIOLOGIS PADA AIR SUMUR WARGA DI KELURAHAN BATUANG TABA NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

III. METODE PENELITIAN

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS LETAK SUMBER AIR RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN, SEMARANG TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Abstrak

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

GAMBARAN MPN COLIFORM DAN COLI TINJA PADA AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN CAHAYA BORNEO KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

PENELITIAN PENDAHULUAN KUALITAS AIR TANAH DI BANJAR SUWUNG BATAN KENDAL, KELURAHAN SESETAN, KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS SUMBER AIR BERSIH DI DESA KAYUWATU KECAMATAN KAKAS Gabriela J. Mantik*, Jootje M. L. Umbo*, Woodford B. S.

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

KUALITAS AIR TANAH DI KECAMATAN TEBET JAKARTA SELATAN DITINJAU DARI POLA SEBARAN Escherichia coli

ABSTRAK ANALISIS KUALITAS AIR YANG DI KONSUMSI WARGA DESA BATU MERAH KOTA AMBON.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

Kata Kunci : Konstruksi Sumur Gali, Jarak Sumber Pencemar, Kualitas Mikrobiologis Air.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS FISIK AIR SUMUR DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SISTEM SANITASI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL PADA PERUMAHAN TIPE KECIL DI KABUPATEN SIDOARJO

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

V. KESIMPULAN DAN SARAN

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia BudiALIAN SAMPAH DAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2015

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : ECO - SOIL SEPTIC TANK (SEPTIC TANK RAMAH TANAH DAN LINGKUNGAN) BIDANG KEGIATAN PKM-GT

UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

TPA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

KUESIONER PENELITIAN


Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

Universitas Negeri Gorontalo 2 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan air semakin lama semakin meningkat sejalan dengan

RISIKO KONTAMINASI BAKTERIOLOGIS PADA SARANA AIR BERSIH DI DESA BARUH TABING KECAMATAN BANJANG

IDENTIFIKASI SENYAWA ANORGANIK NITRAT PADA AIR RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk pemenuhan kebutuhan

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

Kajian Kualitas Air Tanah Dangkal di Desa Jimbaran Kulon Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

147 PERBEDAAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DAN SUMUR BOR PERUMAHAN GRIYA CAHAYA 2 GUNUNG SARIAK KOTA PADANG Ildayat Doni Afrizal*, Martoyo Askari**, Totoh Andayono*** Email: ildayatdoniafrizal@yahoo.com ABSTRACT The phenomena in field shows that the distance between pit and septictank is not qualified, generally septic-tank is simple constructed; leak of septictank s water resulted in contamination of fresh water. Purposes of this research are to: (1) find out physical parameter of pit s water, (2) find out microbiology parameter of pit s water, and (3) find out chemical parameter of pit s water. The type of this research is field and laboratorium research, which is located in Griya Cahaya 2 Gunung Sariak Residence district of Kuranji Padang. Populations in this research are 86 pits/wells and samples are 10 of pit s water. Samples are collected by systematic sampling method by making grid system that modified based on initial-maps in this research. Data collection method is gathered from literature, observation, interview, and sampling. Physical, microbiology and chemical testing results are compared to Regulation of Health Ministry number 429/Menkes/Per/IV/2010. Results show that testing outcomes of pit-dig s water quality compared to pit-drill s water quality prove that pitdigs water quality is more contaminated that pit-drill s water quality. Key words : Housing, wells, water quality * ** Alumni Prodi Pend. Teknik Bangunan FT UNP 2013 Dosen Teknik Sipil FT UNP *** Dosen Teknik Sipil FT UNP PENDAHULUAN Perumahan Griya Cahaya 2 Gunung Sariak adalah salah satu perumahan yang dibangun di daerah Kuranji. Salah satu fasilitas yang paling penting pada bangunan rumah adalah ketersediaan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Sumber air untuk keperluan sehari-hari pada Perumahan Griya Cahaya 2 Gunung Sariak menggunakan air sumur sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari. Kawasan perumahan ini memakai dua macam sumber air yaitu sumur gali dan sumur bor. Perumahan blok A dan B menggunakan sumur gali, sedangkan blok C sampai G menggunakan sumur bor. Rumah yang menggunakan sumur gali airnya mempunyai kualitas kurang baik, hal ini terlihat secara visual dari kondisi air sumur yang berminyak di permukaan air sumur. Apabila air didiamkan di dalam ember dalam waktu lama akan menimbulkan noda berwarna merah yang biasa disebut oleh masyarakat dengan istilah tinagan. Kebanyakan warga pada blok A dan B umumnya mengambil air dari atas bukit dengan menggunakan slang. Sedangkan air sumur bor sebagian

148 Ildayat Doni Afrizal besar bisa langsung digunakan untuk keperluan sehari-hari, namun ada juga yang kurang bersih. Rumah pada blok C dan D air sumur bor kurang bagus terlihat secara visual air sumur agak keruh. Informasi yang diperoleh dari beberapa warga menyatakan bahwa kedalaman sumur bor berkisar antara 10 20 meter. Dengan hal demikian mungkin air sumur perumahan tercemar, salah satu penyebab tercemar adalah dari air limbah rumah tangga itu sendiri. Melihat kondisi di lapangan saluran air pembuangan limbah rumah tangga tidak dibuat dengan konstruksi yang benar. Jarak antara sumber air bersih dan tangki septik dari data di lapangan 8,6 m. Menurut Martoyo, (1995 : 9) Jarak minimum antara sumur yang dijadikan sebagai sumber air bersih dengan jamban ( pit privy) adalah sejauh 12 meter tidak dapat dipenuhi oleh sebagian besar keluarga. Air kotor yang berada pada bak peresapan akan meresap bersama-sama air tanah melalui siklus peredaran air (hydrological cycle). Air Sumur Sumur gali adalah suatu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas digunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai sumber air bersih dengan kedalaman 7 10 meter dari permukaan tanah. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia kakus / jamban baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Sumur bor adalah suatu cara pengambilan air tanah yang dengan cara menancapkan pipa ke dalam tanah sampai kedalaman tertentu. Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi dan secara langsung dapat digunakan sebagai air minum. Air tanah ini dapat diambil dengan pompa tangan maupun pompa mesin. Kualitas Air Dua faktor yang mempengaruhi kualitas air yaitu faktor alamiah dan faktor akivitas manusia. Pengaruh kedua faktor tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas, hingga air tanah tidak layak dikonsumsi sesuai dengan peruntukannya. Porositas tanah dan permeabilitas tanah adalah kemampuan partikel-pertikel tanah untuk dapat menerima air dan permeabilitas tanah adalah kemampuan air yang terdapat di antara partikel-pertikel tanah bergerak dari satu celah partikel ke celah partikel lain. Melalui siklus hidrologis air terinfiltrasi (meresap) ke dalam tanah sampai pada kedalaman tertentu dan

CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 2, Juni 2013 149 membawa mineral-mineral maupun unsurunsur kimia di dalam tanah. Sifat utama air adalah bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Kecepatan aliran dalam tanah tergantung dari keadaan lapisan tanah, tofografi dan ketinggian unsur-unsur kimia di dalam tanah, namun penyebaran ini sifatnya sementara maupun permanen. Masih banyak perumahan yang menggunakan tangki septik dan kakus, bahkan di negara maju seperti Amerika. Di Indonesia sistem penyaluran dan pengolahan limbah domestik masih langka, maka penggunaan tangki septik dan kakus masih dominan. Dengan demikian tangki septik dan kakus merupakan sumber kontaminasi tanah dan air tanah yang utama di Indonesia. (Suprihanto, 2004 : 130) Menurut Rifki (2011 : 4-5), Kondisi air limbah yang ada di dalam tangki septik merupakan kumpulan limbah yang mengandung karakteristik yang bersifat fisik, kimia, dan biologi. Pada kadar tertentu karakteristik tertentu bisa membahayakan manusia jika dikonsumsi. Menurut Wagner E.G. dan J.N. Lanoik (1956) dalam Martoyo (1995 11-13) Kemampuan penyebaran bakteri di dalam tanah dapat mencapai jarak sejauh sebelas meter (5+6). Sejauh 5 meter dari sumbernya kelihatan bakteri menyebar mencapai kedalaman 2 meter, kemudian membentuk kerucut sampai pada titik puncak sejauh 6 meter dari titik maksimum luas penyebarannya. Demikian pula penyebaran bahan-bahan kimia (chemis), sejauh 25 meter dari sumbernya kelihatan menyebar mencapai kedalaman 9 meter, kemudian dari titik maksimum penyebaran tersebut membentuk kerucut sampai sejauh 70 meter dari titik penyebaran maksimumnya. Keadaan tersebut didasarkan pada asumsi kecepatan pengaliran air tanah dari 1 sampai 3 meter per hari. Sumber : Exreta Disposal For Rural Areas and Small Communities (Wagner & Lonoix, 1956) dalam Martoyo (1995) Gambar : Penyebaran Mikro Oraganisme dan Bahan Kimia Dalam Tanah Kondisi air yang ada pada saat ini sudah menurun jauh kualitasnya, hal ini tidak dapat kita hindarkan sebagai dampak dari pembangunan, yaitu pencemaran lingkungan. Sumber pencemaran tersebut selain berasal dari makhluk hidup, limbah rumah tangga, limbah industry, dan sampah yang sudah terurai. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas

150 Ildayat Doni Afrizal Air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah di masak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air sumur warga yang ditinjau dari parameter fisik (rasa, bau, warna, kekeruhan dan suhu), mikrobiologi (E-coli dan Koliform), kimia (ph, kesadahan, nitrit) dengan membandingkan hasil uji labor dengan Permenkes R.I. No. 492/MENKES/PER/IV/2010. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan dan penelitian laboratorium yang dilakukan dengan percobaan dalam batas waktu tertentu terhadap pencemaran E-coli dan Koliform yang terjadi di kawasan perumahan di Kota Padang. Penelitian lapangan ini adalah untuk mengetahui pencemaran air tanah yang diakibatkan oleh jarak tangki septik yang tidak sesuai dengan standar yang diperbolehkan, kasus yang diteliti pada Perumahan Griya Cahaya 2 Gunung Sariak di Kecamatan Kuranji Kota Padang. Tabel : Parameter Air Yang Akan Diuji Populasi dalam penelitian ini adalah semua sumur yang terdapat pada Perumahan Griya Cahaya 2 Gunung Sariak Kecamatan Kuranji Kota Padang. Di mana jumlah sumur yang terdapat di perumahan tersebut sama dengan jumlah rumah yang di bangun yaitu 86 buah rumah. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sistematik ( systematic sampling), dengan cara membuat sistem grid yang dimodifikasi berdasarkan peta dasar daerah penelitian. Standar kualitas air minum bagi Negara Indonesia terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Di dalam PERMENKES tersebut terdapat rincian parameter yang wajib dan parameter tambahan yang harus dipenuhi untuk syarat kualitas air minum. Pengujian dilakukan di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Karena keterbatasan waktu dan biaya maka penulis hanya mengambil beberapa buah parameter wajib yang diperiksa diantaranya sebagai berikut : No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan 1 Parameter Fisik a. Bau Tidak berbau b. Rasa Tidak berasa c. Kekeruhan NTU 5

CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 2, Juni 2013 151 d. Warna TCU 15 e. Suhu 0 C Suhu udara + 3 2 Parameter Mikrobiologi a. Koliform Jumlah 100 ml sampel 0 b. E-Coli Jumlah 100 ml sampel 0 3 Parameter Kimia a. ph 6,5 8,5 b. Kesadahan mg / l 500 c. Nitrit mg / l 3 Fisik No Parameter Alat Bahan 1 Bau - Sampel air 2 Rasa - Sampel air 3 Suhu Thermometer Sampel air 4 Kekeruhan Spectroquant Sampel air 5 Warna Spectroquant Sampel air Bakteriologi Kimia No Parameter Alat Bahan 1 E- coli Testube Tabung durham Pipet tetes Water bat 2 Koliform Testube Tabung durham Pipet tetes Ingkubator Sampel air Media LB Media BGLB Sampel air Media LB Media BGLB No Parameter Alat Bahan 1 Kesadahan - Spectroquant - Buret putih - Gelas ukur - Labu elenmeyer 2 Nitrat - Spectroquant - Gelas ukur - Labu elenmeyer - Sampel air - Larutan EDTA - Indikator EBT - Larutan Buffer - Sampel air - Natrium arsenit - NaCl - Asam sulfat 3 ph - ph meter - Sampel air

152 Ildayat Doni Afrizal HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapat dari pengujian sampel air sumur adalah sebagai berikut: Tabel : Hasil Uji Air Sumur Gali No Jenis Parameter Titik Sampel I II III 1 Parameter Fisik a. Bau Tb Tb Tb b. Rasa Tbr Tbr Tbr c. Kekeruhan <0,01 <0,01 1,0 d. Warna <0,5 <0,5 2,3 e. Suhu 27 27,2 27 2 Parameter Mikrobiologi a. Koliform 150 2400 1100 b. E-Coli 28 1100 1100 3 Parameter Kimia a. ph 7,0 7,0 6,5 b. Kesadahan 52,5 162,5 142,5 c. Nitrit 4,08 3,80 3,26 Tabel : Hasil Uji Air Sumur Bor No Jenis Parameter Titik Sampel I II III IV V VI VII 1 Parameter Fisik a. Bau Tb Tb Tb Tb Tb Tb Tb b. Rasa Tbr Tbr Tbr Tbr Tbr Tbr Tbr c. Kekeruhan 112 114 12 3 4 4 1 d. Warna 127 228 53 <0,5 4,2 <0,5 <0,5 e. Suhu 26,8 26,8 27 27 27 27 27,2 2 Parameter Mikrobiologi a. Koliform 4 9 0 0 43 0 4 b. E-Coli 0 9 0 0 4 0 4 3 Parameter Kimia a. ph 7,0 7,0 7,5 7,5 7,0 7,0 7,0 b. Kesadahan 87,5 120 132,5 132,5 147,5 112,5 72,5 c. Nitrit 2,11 3,02 0,81 4,95 2,50 2,01 2,12 Ket : Tb : Tidak berbau Tbr : Tidak berasa : Melebihi baku mutu (tercemar) : Di bawah baku mutu (tidak tercemar)

CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 2, Juni 2013 153 Hasil laboratorium menunjukkan dari parameter fisik untuk pengujian bau, rasa, warna, kekeruhan, dan suhu tidak melebihi batas yang ditetapkan pada sampel air sumur gali. Sedangkan untuk sampel air sumur bor pada pengujian warna dan kekeruhan tiga sampel air melebihi batas yang ditetapkan dengan nilai warna 228 TCU dari 15 TCU yang ditetapkan dan kekeruhan 114 NTU dari 5 NTU yang ditetapkan. Hasil uji laboratorium dari parameter mikrobiologi terdapat bakteri koliform dan E-coli. Untuk sumur gali 100 % sampel air mengandung bakteri koliform dan E-coli, sedangkan untuk sumur bor 57% sampel air mengandung bakteri koliform dan 43% sampel air mengandung bakteri E-coli. Hasil uji laboratorium dari parameter kimia untuk pengujian ph, kesadahan, nitrit ditemukan hasil untuk sampel air sumur gali 100% mengandung nitrit yang lebih dari 3 mg/l, sedangkan untuk sampel air sumur bor 28,5% nilai nitrit melebihi standar yang ditetapkan. Untuk pengujian ph dan kesadahan masih berada pada standar yang ditetapkan yaitu ph 6,5 8,5 dan kesadahan 500 mg/l. Terdapat perbedaan yang sangat jauh sekali pada pengujian dari segi mikrobiologi. Pengujian bakteri koliform pada air sumur gali didapatkan nilai ratarata NPV 1216 sedangkan pada sumur bor nilai rata-rata NPV 8,57. Untuk bakteri E- coli air sumur gali memiliki nilai rata-rata NPV 742,67 dan sumur bor nilai rata-rata NPV 2,43. Perbedaan yang sangat besar terjadi disebabkan faktor-faktor yang ada di lingkungan itu sendiri diantaranya jarak sumur gali dengan tangki septik hanya 8,6 meter dan kedalaman sumur 3 meter. Hal tersebut mengakibatkan rembesan air tangki septik dapat masuk ke dalam air sumur gali yang berada di perumahan. Sedangkan pada sumur bor yang dalamnya lebih dari 10 meter, air tangki septik tidak terlalu mempengaruhi terhadap pencemaran air sumur tersebut. Dalam penelitian Eldawati (2010) tentang Kondisi Bakteriologi Air Sumur Masyarakat Di Beberapa Pemukiman Kota Padang. Ditemukan sebagian besar air sumur gali perumahan tercemar oleh bakteri Koliform dan E-Coli. Adapun daerah yang diuji adalah perumahan komplek Kuranji, komplek Jundul Tabing dan Perumnas Pegambiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Perumnas Pegambiran memiliki kualitas air sumur gali yang paling buruk. Hal ini disebabkan luas tanah tiap rumah hanya 90 m 2 dan jarak tangki septik kurang dari 10 meter. Selanjutnya penelitian Yusnidar Yusuf, dkk (2011) tentang Analisa Kandungan Air Sumur Warga RT 12, 17 dan 18 RW 09

154 Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur. Ditemukan 21 sampel (84%) air sumur bor tercemar oleh bakteri dan 8% tercemar dari pengujian kimia. Tingginya tingkat pencemara air dari segi bakteri dipengaruhi karena padatnya penduduk di RT tersebut sehingga letak air sumur berdekatan dengan tangki septik. Pembuangan limbah dan tempat pembaungan sampah yang jaraknya tidak sesuai dengan jarak minimal yang disarankan yaitu di bawah 10 meter, sehingga dapat berpengaruh negatif terhadap air sumur tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan uji laboratorium yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat bakteri E-coli dan Koliform pada kedua jenis sumber air sumur warga. Pada air sumur gali didapatkan hasil bahwa 100% sampel air mengandung bakteri, sedangkan pada air sumur bor didapatkan hasil 57% sampel air mengandung bakteri. Air sumur gali mengandung bakteri sangat besar dibanding air sumur bor. Hal ini disebabkan rembesan air tangki septik lebih cepat sampai ke sumur dangkal (sumur gali) dari pada sumur dalam (sumur bor). Sebaiknya penggunaan air dari sumur gali hanya untuk keperluan sehari-hari, tidak digunakan untuk konsumsi. DAFTAR PUSTAKA Askari, Martoyo, (2003), Bersih, FT-UNP Penyediaan Air Askari, Martoyo, (1995), Teknologi Sanitasi, FT-UNP Eldawati, (2010), Kondisi Bakteriologis Air Sumur Masyarakat Di Beberapa Permukiman Di Kota Padang, FMIPA- Unand Notodarmojo, Supriharto, (2004), Pencemaran Tanah Dan Air Tanah, Bandung : ITB Permenkes R.I. No. 492/MENKES/PER/IV/2010, Persyaratan Kualitas Air Minum Rahmatullah, Rifki, (2011), Pembuatan Eco-Soil Septic Tank, IPB. http://rifkirahmatullah.blogspot.com/20 11/12/eco-soil-septic-tank.html diakses Agustus 2012 Yusuf, Yusnidar, dkk (2011), Analisa Kandungan Air Sumur Warga RT 12, 17 dan 18 RW 09 Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur, Farmasi-UHAMKA. http://lemlit.uhamka.ac.id/files/makala h5yuss.pdf diakses 18 April 2013