Komparasi Finansial Hasil Tangkapan Pertahun Di Pantai Barat Selatan Dan Pantai Timur Utara Provinsi Aceh

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) BERDASARKAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DI KOTA BENGKULU GITA MULYASARI

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

Status Perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI 571) Laut Andaman dan Selat Malaka 1

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KOMPARATIF USAHA ALAT TANGKAP BUBU KARANG

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

STUDI AKTIVITAS NELAYAN KETURUNAN BUGIS-MAKASSAR WILAYAH PESISIR LAMPU SATU DI KOTA MERAUKE

PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG(Katsuwonus pelamis) BERDASARKAN SEBARAN SPL DAN KLOROFIL DI LAUT FLORES SKRIPSI

3. METODE KAJIAN A. Lokasi, Waktu dan Biaya Penelitian Metode Kerja 1. Pengumpulan Data

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN POTENSIAL IKAN TUNA MATA BESAR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Diagram TS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

THE SYSTEM OF REVENUE ON FISHERMEN USING BEACH SEINE IN PADANG COASTAL OF WEST SUMATERA PROVINCE

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

PERHITUNGAN BIAYA KERUGIAN AKIBAT TUMPAHAN MINYAK MONTARA DI PESISIR NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISIS FINANSIAL PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP DRIFT GILLNET DI KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN BANGKA BELITUNG

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penangkapan Ikan Dengan Jaring Insang (Gillnet) di Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil

Analisis Penentuan Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) di Perairan Sangihe Sulawesi Utara

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TAGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN KOTA BENGKULU

seine yang digunakan sebagai sampel, ada 29 (97%) unit kapal yang tidak

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Klorofil-a secara Temporal dan Spasial. Secara keseluruhan konsentrasi klorofil-a cenderung menurun dan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

5 PEMBAHASAN 5.1 Sebaran SPL Secara Temporal dan Spasial

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

Produksi dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line yang berpangkalan di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FISHING GEAR PERFORMANCE ON SKIPJACK TUNA IN BONE BAY DISTRICT LUWU

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lebih dari dua per tiga permukaan bumi tertutup oleh samudera. Ekosistem

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

BAB VI PENUTUP. dengan pola aktivitas dan strategi penghidupan masyarakat nelayan di Kawasan. Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

Hubungan Panjang Alat Tangkap Purse Seine Dengan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo, Aceh

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

Hubungan Partisipasi Nelayan dan Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pulau Tuan, Aceh Besar

Trammel Net Fishermen Revenue Analysis in the village of Siklayu, Batang, Central Java.

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

Daerah penangkapan ikan dari kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Belang

ANALISA POLA PEMBIAYAAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP JARING INSANG (GILL NET) NELAYAN BULAK KOTA SURABAYA

LAPORAN PENDAMPINGAN RZWP3K PROVINSI RIAU 2018

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

b) Bentuk Muara Sungai Cimandiri Tahun 2009

POLA ANGIN DARAT DAN ANGIN LAUT DI TELUK BAYUR. Yosyea Oktaviandra 1*, Suratno 2

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ridwan Syahputra Situmorang 1), Zulkarnaini 2), Hamdi Hamid 3) ABSTRACT

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Hasil Tangkapan Purse Seine di TPI Ujong Baroh, Aceh Barat, Aceh

Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

Erwin Tanjaya ABSTRAK

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2006

Transkripsi:

Komparasi Finansial Hasil Tangkapan Pertahun Di Pantai Barat Selatan Dan Pantai Timur Utara Provinsi Aceh Financial Comparison Of Annual Wild Capture On The South-West And North-East Coast Of Aceh Baidarus Arlian, Edy Miswar, Musri Musman*, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh. *Email korespendensi: musrimusman@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membandingan hasil tangkapan yang ada di pantai barat selatan dengan pantai timur utara Provinsi Aceh. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 menggunakan data tahun 2014. Penentuan responden untuk mengetahui biaya tetap dan biaya tidak tetap dalam kajian ini ditentukan dengan metode purpose sampling, dan hasil tangkapan dianalisis dengan metode Comparative financial analysis. Jumlah hasil tangkapan di pantai Barat Selatan sebesar 27.905 ton/tahun, sedangkan untuk pantai Timur Utara sebesar 28.015,5 ton/tahun. Adapun perbandingan finansial menunjukkan bahwa penghasilan bersih di pantai Barat Selatan lebih kecil (Rp 623.206.269.840) dibandingkan dengan pantai Timur Utara Aceh (Rp 625.678.566.150) Kata kunci : analisis komparasi finansial, Hasil Tangkap, Barat Selatan, Timur Utara. ABSTRACT This study was aimed to compare the wild capturein the south-west coast with the north-east coast of Aceh. This study was conducted in May 2016 using the data of 2014. The respondents were determined by purpose sampling method to understand the fixed and variable costs, and the wild capture data was analyzed by the comparative financial analysis method. The amount of wild in the South-West coast was 27,905 ton/year while for the North-East coast was 28,015.5 ton/year. The financial comparison showed that the revenue in the South-West coast of Aceh is lower (IDR 623,206,269,840) than the North-East coast of Aceh (IDR 625,678,566,150). Key words: Comparative Financial Analysis, Wild Capture, South-West, North-East PENDAHULUAN Aceh adalah provinsi yang berada di Barat Pulau Sumatera dengan luas wilayah pesisir pantai 1.660 km yang sangat luas bila dibandingkan dengan daerah lainnya yang ada di Sumatra (A la et al., 2012). Berdasarkan letak geografis, pantai barat selatan bersebelahan dengan Samudra Hindia dan pantai timur utara bersebelahan dengan Selat Malaka. Keberadaan ikan di pantai tersebut dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim barat dan musim timur. Musim barat terjadi pada bulan Oktober April ditandai dengan curah hujan yang tinggi, sedangkan musim timur terjadi pada bulan April Oktober ditandai dengan curah hujan yang rendah. Dengan terdapatnya dua musim tersebut, proses migrasi ikan dipengaruhi oleh perbedaan suhu, salinitas dan keberadaan makanan dalam perairan sehingga puncak 20

penangkapan terjadi pada musim barat dan musim timur. Oleh karena itu, pantai wilayah Aceh memiliki potensi sumber daya ikan yang besar, berupa jumlah dan jenis ikan yang berlimpah dan sangat produktif untuk membangun sektor perikanan serta menambahkan pendapatan perekonomian daerah. Data Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh menyatakan bahwa potensi perikanan di Aceh mencapai 423.410 ton per tahun, namun hanya dapat dimanfaatkan oleh nelayan tradisional sebanyak 125.000 ton atau sekitar 37 % dari potensi yang ada, salah satu penyebabnya yaitu keterbatasan dalam teknologi penagkapan ikan (DKP 2012). Wilayah perairan Barat Selatan dan timur utara Aceh memiliki perbedaan yang sangat kontras diantara keduanya. Dilihat dari perbedaan topografi, pantai Barat Selatan dan Timur Utara Aceh memiliki perbedaan di antaranya arus dan gelombang. Nelayan pantai Barat Selatan melakukan penangkapan ikan umumnya menggunakan kapal berbentuk lambung V yang memiliki keunggulan dapat membelah ombak dengan mudah dan olah gerak kapal lebih cepat, sehingga dalam penggunaan bahan bakar solar lebih sedikit karena gaya gesek lambung kapal dengan air kecil. Sedangkan di pantai Timur Utara Aceh, lambung kapal yang cocok digunakan berbentuk U dimana memiliki kekurangan seperti gaya gesek lambung kapal dengan air lebih besar sehingga penggunaan bahan bakar lebih banyak namun gerakan kapal lebih stabil (Iskandar dan Pujiyati, 1995). Harga jual ikan di pantai timur utara lebih tinggi bila dibandingkan dengan pantai Barat Selatan. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan penghasilan bersih (revenue) antara kedua wilayah tersebut. Hasil tangkapan nelayan pantai Timur Utara lebih banyak dengan nilai jual lebih tinggi bila dibandikan dengan pantai Barat Selatan. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di pantai Barat Selatan dan Timur Utara Aceh, dengan membandingkan hasil tangkapan di kedua daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016. Penelitian ini menggunakan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) dengan lokasi penelitian Barat Selatan yaitu Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Aceh Jaya dan Timur Utara yaitu Pidie, Bireuen, Pidie Jaya. Metode Pengumpulan Data Data Primer pada penelitian ini di peroleh dari penanggung otoritas perikanan Aceh serta Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh. Data sekunder dari jurnal dan bukubuku terkait. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan perpose sampling yaitu sampel dipilih dari masing-masing wilayah tertentu seperti ukuran kapal 30 GT yang menggunakan pukat cincin. Metode Analisis Data Metode analisa yang peneliti pakai dalam penelitian ini adalah metode perbandingan (Comparative financial analysis) data-data hasil tangkap perikanan yang diterjemahkan kedalam data keuangan (financial). Rumus: (TC = FC + VC) 21

Total Cost : total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dalam suatu periode tertetu. TC adalah total cost, FC adalah Fix Cost atau biaya tetap dan VC adalah variable cost atau biaya tidak tetap. Rumus: (TR=AR x Q) Total Revenue : total pendapatan yang didapatkan ketika seorang produsen memproduksi barang tertentu dimana TR menjadi total revenue, AR menjadi simbul average revenue atau harga rata-rata perunit barang dan Q merupakan quantity atau jumlah barang. Rumus: (TP=TR-TC) Total Profit : merupakan pendapatan bersih yang diterima perusahaan dalam menghasilkan sebuah produk dalam periode tertentu, dimana TP adalah total profit, TR merupakan total revenue dan TC adalah total cost (Sarngadharan, 2011). HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-Faktor Geografis yang Mempengaruhi Hasil Tangkapan Ikan di Pantai Barat Selatan dan Pantai Timur Utara Aceh. Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan di Aceh umumnya disebabkan oleh faktor angin, suhu, dan gelombang. Faktor ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan, semakin kencang tiupan angin maka semakin kuat gelombang yang di hasilkan. Jika terjadi gelombang besar maka nelayan tidak bisa melaut yang menyebabkan produksi perikanan menurun, jika angin dan gelombang tidak tinggi maka nelayan akan mudah melakukan penangkapan ikan dan mencari daerah penangkapan ikan, sehingga produksi hasil tangkapan akan meningkat. Komperasi Rekapitulasi Data Total Bedasarkan Komparasi Finansial Analisis Rekap data total keseluruhan bedasarkan finansial analisis terjadi perbedaan hasil tangkapan di kedua daerah yang tidak terlalu signifikan yaitu di pantai Barat Selatan, Aceh Barat Daya 10.570 ton/tahun sedangkan di kabupaten Aceh Barat 12.767,1 ton/tahun dan kabupaten Aceh Jaya 4.567,7 ton/tahun atau jumlah keseluruhan 27.905 ton/tahun sedangkan di pantai Timur Utara Aceh, kabupaten pidie 11.536,1 ton/tahun dan kabupaten Pidie Jaya 6.967,8 ton/tahun sedangkan kabupaten Biruen 9.551,6 jumlah keseluruhan di daerah Timur Utara 28.015,5 ton pertahun. Hasil tangkapan tersebut di jual ke toke bangku di tempat pendaratan ikan di masing-masing daerah. Produksi hasil tangkapan di kedua daerah tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi perikanan tangkap tahun 2014. Kabupaten/kota Jumlah/ton Pantai Barat Selatan 27.905 Kabupaten Aceh Barat daya 10.570 ton Kabupaten Aceh Barat 12.767,1 ton 22

Kabupaten Aceh Jaya 4.567,7 ton Kabupaten Pantai Timur Utara Kabupaten pidie Kabupaten pidie jaya Kabupaten Bireuen Sumber: Dinas kelautan dan perikanan Aceh 28.015,5 ton 11.536,1 ton 6.967,8 ton 9.511,6 ton Tabel 2. Total keuntungan yang didapatkan untuk setahun melaut. Rata- Rata Harga Per- Ton Total Total Cost Total Total Tang kapan Fix Cost Variabel Cost Profit Barat 13% 1% 86% Revenue 1 2 Aceh Barat Daya Aceh Barat 10570 30.688.187.530,00 12767, 1 37.067.091.675,90 2.360.629. 810,00 2.851.314. 744,30 203.014.163. 660,00 245.213.068. 009,80 236.062.981.000 285.131.474.430 3 Aceh Jaya 4567,7 13.261.535.873,30 1.020.118. 144,10 87.730.160.3 92,60 102.011.814.410 Jumlah 27904, 8 81.016.815.079,20 6.232.062. 698,40 535.957.392. 062,40 623.206.269.840 Timur 12% 1% 87% 1 Pidie 11536, 1 30.916.701.855,60 2.576.391. 821,30 224.146.088. 453,10 257.639.182.130 2 Pidie Jaya 6967,8 18.673.676.128,80 1.556.139. 677,40 135.384.151. 933,80 155.613.967.740 3 Bireun 9511,6 25.491.049.953,60 2.124.254. 162,80 184.810.112. 163,60 212.425.416.280 Jumlah 28015, 5 75.081.427.938,00 6.256.785. 661,50 544.340.352. 550,50 625.678.566.150 Gambar 2 menjelaskan perbandingan hasil tangkapan wilayah pantai Barat Selatan dan pantai Timur Utara tidak jauh berbeda, sehingga produksi hasil tangkapan setabil, dan biaya (fix cost) lebih bayak dikeluarkan di pantai Barat Selatan, dikarenakan daya dorong kapal lebih kuat untuk mengejar grombolan ikan sehingga bahan bakar lebih bayak dihabiskan dan biaya tidak tetap (variebel cost) di kedua daerah tidak jauh berbeda sedangkan (total profit) dan (total revenue) lebih bayak di pantai Timur Utara Aceh. 23

1.5E+12 1.5E+11 1.5E+10 1.5E+09 150000000 15000000 1500000 150000 15000 Tangkapan Fix Cost Variabel Cost Profit Revenue Pantai Barat Selatan Pantai Timur Utara Gambar 2. Grafik produksi hasil tangkapan KESIMPUALAN Faktor geografis yang mempengaruhi hasil tangkapan ikan dipantai Barat Selatan dan Timur Utara Aceh dipengaruhi oleh kecepatan arus, tiupan angin serta gelombang dikedua wilayah tersebut, sehingga keseluruhan hasil kajian terlihat dari sisi financial perbandingan hasil tangkapan Barat Selatan dan Timur Utara Aceh, yaitu untuk wilayah Barat Selatan dengan fix cost sebanyak Rp. 81.016.815.079,20, variabel cost Rp. 6.232.062.698,40 dan profit sebesar Rp. 535.957.392.062,40. Sedangkan pantai Timur Utara Aceh fix cost sebanyak Rp. 75.081.427.938,00, variabel cost Rp. 6.256.785.661,50 dan profit sebesar Rp. 544.340.352.550,50 dengan selisih keduanya adalah 0,2 %. DAFTAR PUSTAKA Asmawati, 2013. Disequilibrium Pasar Ikan Laut Aceh. Jurnal Ekonomi Pembangunan 14, nomor 1, juni 2013, hlm 38-51. Ayodhyoa, 1981. Metode penangkapan ikan. Bogor, yayasan Dewi Sri. Hal 31-43. Antara Aceh, 2015. Penggunaan alat tangkap yan g tidak ramah lingkungan A la., A. M., T. E. Y. Sari, Usman. 2012. Identifikasi daerah penangkapan ikan pelagis besar Pada musim timur berdasarkan sebaran Suhu permukaan laut di perairan barat aceh.universitas Riau, Pekanbaru Bahar, S dan M. Badrudin, 1992. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis Besar di Perairan Utara Daerah Istimewa Aceh. Jurnal Penilitian. Balai Penilitian Perikanan laut. Balai Penilitian dan Pengembangan pertanian. Departemen Pertaniaan Jakarta. Hal 41-48. DKP. 2012. Data Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Aceh 2007-2011. Dinas Kelautan dan Perikanan. Fridman A.L and P.J.G. Carrothers 1986. Calculation for fishing Gear Design FAO.304 p Iskandar, B.H., dan Pujiati. 1995. Keragaan Teknis Kapal Ikan di Beberapa Wilayah Indonesia. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 24

Sarngadharan, 2011. Financial Analysis for Management Decisions, New Delhi, PHI learning Private Limited Saefudin. 2003. Meteorologi Laut. Yayasan Bina Citra Samudra. Jakarta. 25