BAB I PENDAHULUAN. periode tahun Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Maret 2006

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Program Pemberdayaan Ekonomi Rumah Tangga Miskin. Analysis Economic Empowermence of Poor House Hold. Ahmad Alam 1, Titik Sumarti 2

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUMPULAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH PADA LEMBAGA ZIS AL-IHSAN DAN SOLO PEDULI DI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

Analysis of Source and Uses of Zakat Fund That Influencing of Community Empowerment (Case Study In Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

Mengapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan?

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan yang sering dihadapi oleh negara berkembang dalam

I. PENDAHULUAN A. Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Krisis perekonomian tersebut telah mengakibatkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (BKKBN) dalam Diskusi dua mingguan Pimpinan BKKBN dengan

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya seperti Indonesia. Kemiskinan seharusnya menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat peraturan yang dicantumkan dalam undang-undang. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI IDENTIFIKASI TINGKAT KEMISKINAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM MISYKAT

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 telah berdampak

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sampai saat ini, karena itulah program-program pengentasan

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara. Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok

BAB I PENDAHULUAN. Sampai tahun 2006, BPS memperkirakan hampir 17,4 persen dari total penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan masih menjadi persoalan mendasar di Indonesia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berdirinya Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Program Pendampingan UMKM Syari ah Oleh Akademisi dan Praktisi (PUSPA)

SKRIPSI PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonominya. Definisi pembangunan ekonomi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan sekarang ini merupakan salah satu isu penting di Indonesia, terutama setelah Indonesia dilanda krisis moneter yang terjadi pada periode tahun 1997-1999. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Maret 2006 jumlah penduduk miskin sebesar 39,30 juta (17,75%), berarti jumlah penduduk miskin turun sebanyak 3,1 juta. Selama periode Maret 2006-Maret 2007, penduduk miskin di daerah pedesaan berkurang 1,20 juta, sementara di daerah perkotaan turun sebanyak 0,93 juta orang. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan tidak mengalami banyak perubahan. Pada bulan Maret 2007, sebagian besar (63,52%) penduduk miskin berada di daerah pedesaan. Dari data BPS tahun 2007 target penurunan jumlah penduduk Indonesia di bawah garis kemiskinan nasional pada tahun 2015 adalah sebesar 7,2%. Meskipun terjadi penurunan, jumlah penduduk yang tergolong miskin masih banyak. Kewajiban moral bagi semua pihak untuk melakukan sesuatu agar dapat membantu menanggulangi penduduk miskin dari ketertinggalannya. Hal ini akan tercapai jika ada upaya yang sungguh-sungguh dari stakeholder yang ada yaitu pemerintah, swasta, masyarakat dan LSM untuk bekerja sama menanggulangi kemiskinan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan program-program penanggulangan kemiskinan. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kemiskinan antara lain melalui program beras untuk rakyat miskin (Raskin), Jaring Pengaman Sosial (JPS) untuk orang miskin, Asuransi Kesehatan untuk Orang Miskin (Askeskin), Bantuan Langsung Tunai (BLT), Impres Desa Tertinggal (IDT) dan

2 sebagainya. Program di atas masih belum bisa menanggulangi kemiskinan terbukti jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 masih besar yaitu 37,17 juta jiwa. Hal ini terjadi karena pelaksanaan program tersebut sampai saat ini masih bersifat top down. Program bantuan yang bersifat top down, sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan, tetapi justru melahirkan persoalan baru seperti: konflik horizontal, ketergantungan, korupsi, disintegrasi warga, hingga melahirkan mental peminta-minta. Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin (Suharto, 2005). Berdasarkan hal di atas, upaya pengentasan kemiskinan harus mencapai kepada langkah-langkah yang nyata, dalam pemberdayaan orang miskin. Dengan demikian program penanggulangan kemiskinan difokuskan untuk membebaskan ketergantungan yang bersifat permanen baik terhadap pemerintah, swasta maupun LSM. Program bantuan tersebut dikemas dalam sebuah program penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan konsep pemberdayaan ekonomi rumah tangga miskin yang tidak menjadikannya sebagai objek tetapi sebagai subjek dengan berlandaskan kepada konsep kemiskinan yang sudah disepakati oleh semua pihak. Pada saat ini, telah berjalan program penanggulangan kemiskinan dari Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) berupa program ekonomi produktif yaitu Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat). Program Misykat merupakan lembaga keuangan mikro untuk orang-orang miskin yang dananya berasal dari zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dikhususkan untuk pemberian modal usaha kepada kaum miskin.

3 Perkembangan penghimpunan ZIS sekarang ini cukup pesat. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya penghimpunan ZIS yang terus meningkat setiap tahun. Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yaitu KH Didin Hafidhuddin, dalam milad Baznas beberapa waktu lalu melaporkan bahwa zakat yang terkumpul secara nasional pada tahun 2008 mencapai angka Rp 930 miliar. Ini berarti terjadi kenaikan sekitar Rp 160 miliar dari tahun 2007 yang mencapai Rp 770 miliar (Beik dan Sukmana, 2009). Pada tahun 2003 program Misykat DPU DT terpilih sebagai program penanggulangan kemiskinan terbaik kedua di Indonesia, serta termasuk kedalam 10 program penanggulangan kemiskinan terbaik versi Bank Dunia. Agama Islam telah mengatur secara terperinci pengelolaan ZIS. Khusus untuk zakat memiliki sasaran penerimanya tersendiri, dua dari delapan pihak yang berhak menerima zakat adalah fakir dan miskin. Dengan demikian, dana zakat tidak boleh disalurkan secara sembarangan. Sesuai dengan firman Allah swt dalam Al Qur an surat At Taubah ayat 60 yang artinya: Sesungguhnya zakatzakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,... Program Misykat memiliki potensi sekaligus peranan yang cukup strategis dalam upaya pemberdayaan ekonomi rumah tangga miskin untuk menanggulangi kemiskinan melalui pembinaan dan bantuan modal usaha. Berdasarkan hal tersebut di atas, menarik untuk dikaji bagaimana pelaksanaan program Misykat dalam penanggulangan rumah tangga miskin dan sejauhmana program Misykat sudah mampu memberdayakan ekonomi rumah tangga miskin yang berada di Kampung Loji, Kelurahan Loji, Jawa Barat.

4 1.2 Perumusan Masalah Masalah kemiskinan merupakan persoalan klasik yang terus tejadi menimpa kehidupan manusia terutama di negara berkembang termasuk di Indonesia. Seorang tokoh dari India bernama Mahatma Gandhi dalam Syahyuti (2006) menyatakan bahwa kemiskinan adalah kekerasan dalam bentuk yang paling buruk. Menurut Syahyuti (2006) kemiskinan memiliki korelasi yang kuat dengan berbagai masalah sosial, terutama masalah kriminalitas dan penyakit. Usaha penanggulangan kemiskinan harus dilakukan melalui langkahlangkah yang nyata. Para perencana dan pengelola program kemiskinan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif untuk melakukan upaya penanggulangan kemiskinan. Upaya ini salah satunya melalui program pemberdayaan rumah tangga miskin yang menjadikan mereka sebagai subjek bukan sebagai objek dari sebuah program. Program pemberdayaan ekonomi rumah tangga miskin yang memiliki fokus untuk meningkakan ekonomi produktif rumah tangga miskin salah satunya yaitu program Misykat. Misykat ini merupakan program pemberdayaan dari Lembaga LAZNAS DPU DT melalui pembinaan, pelatihan dan bantuan modal usaha yang dananya berasal ZIS. Sekarang ini ZIS mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya penghimpunan ZIS yang terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Sejauhmana tingkat pelaksanaan program Misykat dalam menerapkan prinsip pemberdayaan? 2. Sejauhmana tingkat kemiskinan rumah tangga peserta program Misykat?

5 3. Sejauhmana tingkat pengetahuan peserta program Misykat dalam kebijakan LAZNAS DPU DT dan hubungannya dengan tingkat pelaksanaan program Misykat? 4. Sejauhmana tingkat keberdayaan ekonomi rumah tangga peserta program Misykat? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis pelaksanaan program Misykat dalam menerapkan prinsip pemberdayaan. 2. Mengidentifikasi tingkat kemiskinan rumah tangga peserta program dan hubungannya dengan tingkat pelaksanaan program Misykat. 3. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan peserta program Misykat dalam kebijakan LAZNAS DPU DT dan hubungannya dengan tingkat pelaksanaan program Misykat. 4. Menganalisis tingkat keberdayaan ekonomi rumah tangga peserta program Misykat dan hubungannya dengan tingkat pelaksanaan program Misykat. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu: 1. Bagi lembaga ZIS, diharapkan penelitian ini akan memberikan data dan informasi tentang permasalahan kemiskinan dan pemberdayaan rumah tangga miskin, khususnya informasi sejauh mana tingkat keberdayaan ekonomi rumah tangga miskin peserta program Misykat, dan pelaksanaan program Misykat menurut peserta penerima program.

6 2. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam memahami permasalahan kemiskinan dan pemberdayaan rumah tangga miskin serta potensi program Misykat dalam menanggulangi kemiskinan. 3. Bagi pemerintah, skripsi ini dapat dijadikan bahan referensi dalam memahami dan mengatasi kemiskinan melalui pemberdayaan rumah tangga miskin yang salah satunya melalui program Misykat.