BAB IV MEMBANGUN POHON FILOGENETIK. 4.1 Membangun Pohon Filogenetik Menggunakan Aljabar Hipergraf

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN ALJABAR HIPERGRAF UNTUK MEMBANGUN POHON FILOGENETIK

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENGENALAN NATIONAL CENTRE FOR BIOTECHNOLOGY INFORMATION (NCBI)

BAB IV SIMULASI MODEL JUKES-CANTOR DAN MODEL KIMURA. terdapat pada Bab III akan disimulasikan dengan menggunakan aplikasi

Filogenetik Molekuler (Lanjutan) Siti K. Chaerun

BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI

DIAGRAM FILOGENIK HASIL SEKUENS BASA DNA MENGGUNAKAN PROGRAM MEGA-7 (MOLECULAR EVOLUTIONARY GENETICS ANALYSIS)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV SIMULASI PEMBENTUKAN PHYLOGENETIC TREE PADA BEBERAPA DATA KOLEKSI DAN MELIHAT HUBUNGAN KEKERABATANNYA

3. Persempit pencarian anda hanya untuk gen terkait MDR pada M.tuberculosis dengan cara:

METODE DESAIN VAKSIN (PENDEKATAN BIOINFORMATIKA)

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN...

PENGENALAN BIOINFORMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

menggunakan program MEGA versi

PEMBENTUKAN PHYLOGENETIC TREE BERDASARKAN METODE JARAK MELALUI APLIKASI BERBASIS WEB

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Daerah D-loop M B1 B2 B3 M1 M2 P1 P2 (-)

PRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB III PENGEMBANGAN APLIKASI BERBASIS WEB UNTUK MEMBANGUN PHYLOGENETIC TREE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

DESAIN PRIMER. LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Molekuler. oleh : Riani Ulfah

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN:

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah

DYNAMMIC PROGRAMMING DALAM MENENTUKAN ARTI URUTAN UNTAIAN GEN

Pengertian Mitokondria

STUDI HOMOLOGI DAERAH TERMINAL-C HASIL TRANSLASI INSCRIPTO BEBERAPA GEN DNA POLIMERASE I

BAB III IMPLEMENTASI

Tabel 1. Komposisi nukleotida pada gen sitokrom-b parsial DNA mitokondria Cryptopterus spp.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

KAJIAN PENANDA GENETIK GEN CYTOCHROME B DAN DAERAH D-LOOP PADA Tarsius sp. OLEH : RINI WIDAYANTI

The Origin of Madura Cattle

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya

Sequence Alignment Menggunakan Algoritma Smith Waterman 1

Penerapan Model Markov Tersembunyi untuk Mengetahui Persentase Kecocokan dari Deoxyribonucleic Acid pada Pohon Filogenetik Ursidae (Beruang)

ANALISA KEKERABATAN 14 SPESIES PRIMATA DENGAN PROGRAM MEGA 4. Abdul Rahman Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB

Identifikasi mikroba secara molekuler dengan metode NCBI (National Center for Biotechnology Information)

SISTEMATIKA DAN FILOGENETIKA MOLEKULER. Topik Hidayat dan Adi Pancoro. suatu organisme dan merekonstruksi hubungan kekerabatannya terhadap organisme

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI SIMILARITAS UNTUK HUBUNGAN KEKERABATAN

Phylogenetic relationship of Brucea javanica based on molecular marker ribulose-1,5-biphosphate

KAJIAN MOLEKULER BAKTERI ASAM LAKTAT ISOLAT 9A HASIL ISOLASI DARI KOLON SAPI BALI MELALUI ANALISIS GEN 16S rrna SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 DNA (Deoxy-Ribonucleic Acid)

M 1 2. ~1,9 kb HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI PENGHASIL ENZIM SELULASE DARI LIMBAH AMPAS TEBU BERDASARKAN ANALISIS HOMOLOGI GEN PENYANDI 16S rrna

Fakultas Biologi Unsoed

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 1

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

Jumlah Koloni Lombok AcLb11 Kampus lama Univ Mataram, Kec. Selaparang, Mataram. AcLb12 Kelayu, Lombok Timur

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendahuluan. Praktikum Pengantar Pengolahan Citra Digital Departemen Ilmu Komputer Copyright 2008 All Rights Reserved

KEMUNGKINAN (LIKELIHOOD) MODEL FILOGENETIK MELALUI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI Studi kasus: Hylobates, Pongo, Gorilla, Homo sapiens, dan Pan TESIS

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang

PROGRAM Program dapat dibuat dengan pilihan menu. Urutan menu dan isinya dipersilakan ditrancang masing-masing.

BAB II KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DAN POHON FILOGENETIK

IMPLEMENTASI PROGRAM DINAMIS DENGAN ALGORITMA NEEDLEMAN-WUNSCH PADA PENSEJAJARAN DNA DAN PROTEIN

Diktat Algoritma dan Struktur Data 2

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

Petunjuk Pengisian Layanan Paspor Online Versi 1.3

ANALISIS SEQUENCE DNA VIRUS H1N1 MENGGUNAKAN METODE SUPER PAIRWISE ALIGNMENT

PRODUKSI, ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM DEKSTRANASE dari Arthrobacter sp. B7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi sel tersebut. Disebut sebagai penghasil energi bagi sel karena dalam

2015 ISOLASI DAN AMPLIFIKASI GEN PARSIAL MELANOCORTIN - 1 RECEPTOR (MC1R) PADA IKAN GURAME

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

AKTIVITAS GEN DAN PENGATURANNYA: SINTESIS PROTEIN. dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc

Panduan Pengoperasian Program Numerical Taxonomy System (NTSYS-pc) Versi 1.8 dan WinBoot untuk Analisis Klaster

4. POLIMORFISME GEN Pituitary Positive Transcription Factor -1 (Pit-1) PADA AYAM LOKAL DI INDONESIA ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci: DNA, bioinformatika, sekuens, Needleman-Wunsch, Lempel-Ziv, algoritma pensejajaran DNA, frase sempurna

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab III Metodologi Penelitian

Departemen Pendidikan Nasional. Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

V. IMPLEMENTASI SISTEM. yang dibutuhkan oleh sistem dari media penyimpan program ke dalam media

KOMPARASI SEKUENS DNA PADA VIRUS H5N1 PADA HOST MANUSIA DAN BURUNG MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM POHON

II. METODE PENELITIAN

Berk. Penel. Hayati: 15 (25 30), 2009

Keanekaragaman Genetika Ikan Lais Cryptopterus spp. dari Propinsi Riau Berdasarkan Sitokrom-b DNA Mitokondria

SISTEMATIKA DAN FILOGENETIKA MOLEKULER

2015 ISOLASI DNA PARSIAL GEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

KERAGAMAN GENETIK KAMBING BOER BERDASARKAN ANALISIS SEKUEN DNA MITOKONDRIA BAGIAN D-LOOP. Skripsi

Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

T E S I S IDENTIFIKASI MYXOBOLUS SP PADA FAMILI CYPRINIDAE DENGAN METODE MOLEKULER DI PROVINSI JAWA TIMUR DAN JAWA TENGAH

BAB II LANDASAN TEORI

Lecture 1 Tatap Muka 2

ssssssss 753 Ulin Nuha 1, Mohamad Amin 2, Umie Lestari Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5, Malang

MODUL SUPLEMEN KULIAH ELEKTRONIKA DAYA SIMULASI RANGKAIAN ELEKTRONIKA DAYA DENGAN PSIM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV MEMBANGUN POHON FILOGENETIK 4.1 Membangun Pohon Filogenetik Menggunakan Aljabar Hipergraf Langkah-langkah membangun pohon filogenetik dengan menggunakan Aljabar Hipergraf, berdasarkan jaringan metabolik adalah sebagai berikut: 1. Tentukan data jaringan metabolic pada masing-masing organisme, yaitu data siklus asam sitrat 16 organisme yang diperoleh dari hasil penelitian[14]. Untuk data lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A 2. Tentukan jarak antara kedua jaringan metabolic yaitu: M1 M 2 M1 M 2 d( M1, M 2 ) = = 1 ; M1 M 2 M1 M 2 M1dan M 2 adalah Jaringan metabolik organisme 1 dan 2. 3. Konstruksi matriks jarak dengan elemennya menyatakan jarak yang diperoleh dari (2). Metode matrik jarak (Distance matrix) ini pada dasarnya dikembangkan atas dasar sistem fenetik dan pada umumnya dikombinasikan dengan Algoritma Neighbor Joining untuk menentukan kemungkinan pohon terbaik [21] 4. Selanjutnya Algoritma Neighbor Joining digunakan untuk memperoleh pohon filogenetik, dengan langkah sebagai berikut[18]: Dij j a. Untuk masing-masing titik ujung, hitung: u i = n 2 b. Tentukan pasangan titik ujung, i dan j dengan Dij ui u j terkecil c. Hubungkan ujung i dan j, bentuk titik ujung baru misal x. Panjang cabang dari titik ujung baru, x ke i dan j adalah: vi v j = 1 ( D ( )) 2 ij + ui u j = 1 ( D ( )) 2 ij + u j ui d. Hitung jarak antara titik baru dengan setiap titik ujung lain, yaitu: Dij, k = ( Dik + D jk Dij ) / 2 20

e. Ganti titik ujung i dan j dengan titik lainnya, ulangi proses perhitungan mulai dari no.4 sampai hanya 2 titik yang tersisa. 5. Selanjutnya program Matlab R2007b digunakan untuk proses perhitungan (4). Rincian program Matlab dapat dilihat pada Lampiran B. Sehingga diperoleh pohon filogenetik berikut ini: Gambar 7 Pohon filogenetik berdasarkan data jaringan metabolik. 21

4.2 Membangun Pohon Filogenetik Berdasarkan Gen 16s rrna Langkah-langkah membangun pohon filogenetik berdasarkan gen 16S rrna adalah sebagai berikut: 1. Menentukan urutan nukleotida gen 16S rrna dari 16 organisme yang terdiri dari 3 kelompok yaitu 4 Archea, 11 Bacteria dan 1 Eukaryote dengan cara, masuk ke web NCBI (National Centre of Biotechnological Information): http://www.ncbi.nlm.nih.gov/, pilih nucleotide, ketik nama organisme dan tekan Go. Untuk data lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C. 2. Simpan hasil yang diperoleh dalam format FASTA, dengan cara pilih Display-FASTA, selanjutnya pilih send to-file 3. Analisis penjajaran terhadap data urutan nukleotida masing-masing fragmen DNA terhadap urutan nukleotida pembanding dilakukan menggunakan Program ClustalW 1.83, dengan cara buka http://srs6.ebi.ac.uk/, pilih Tools-Similarity dan Homology-Clustal W, copy dan paste file dalam format FASTA yang berisi data urutan nukleotida yang akan dijajarkan, pilih output format phylip dan tekan Run. 4. Pohon filogenetik dibangun menggunakan program Phylip 3.5c (Phylogeny Inference Package), dengan data masukan (infile) yang berasal dari hasil penjajaran langkah 3, dalam bentuk *.phy atau *.aln dengan cara buka http://bioweb.pasteur.fr/cgibin/seqanal/phylogeny/phylip-uk.html Pada programs for molecular sequence data, pilih dnadist dan pilihan parameter-parameter lainnya mengikuti parameter yang tersedia (default). pada Program for distance matrix data, pilih neighbor dan compute a consensus tree. klik advanced, klik choose file dan pilih file dengan format phylip Hasil consensus tree diterjemahkan menjadi bentuk pohon dengan bantuan drawgram (pada phylip), klik run drawgram klik plotfile.ps. yaitu program Phylodendron (drawing Phylogenetic trees, oleh D.G. Gilbert versi 0.8d) dan dapat diakses melalui situs www.es.embnet.org/doc/phylodendron/treeprint-form.html 22

sehingga diperoleh pohon filogenetik berikut: Gambar 8 Pohon filogenetik berdasarkan pada 16s rrna 4.3. Analisis Pohon Filogenetik Terdapat perbedaan antara dua pohon filogenetik yang dihasilkan, yaitu pohon filogenetik Gambar 7 menggambarkan peklasifikasian makhluk hidup berdasarkan sistem klasifikasi fenetik, yaitu berdasarkan data metabolit yang dihasilkan dan enzim yang mengkatalis reaksi yang terlibat dalam siklus asam sitrat. Siklus asam sitrat adalah pusat atau jalur utama metabolisme. Jika organisme tersebut berada di daerah ekstrim atau adanya perubahan lingkungan maka akan ada perubahan pada gen-gen tertentu yang memungkinkan organisme untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang baru[14]. Akibatnya siklus asam sitrat tersebut dapat berubah atau ada enzim yang mengkatalis reaksi tertentu dalam siklus asam sitrat tersebut yang hilang. Jadi pengklasifikasian 16 organisme tersebut adalah berdasarkan kelompok lingkungan hidupnya. Oleh karena itu 23

terdapat sepasang organisme pada pohon filogenetik Gambar 8 yang memiliki kekerabatan dekat berdasarkan urutan gen 16S rrna tetapi memiliki kekerabatan yang jauh berdasarkan jaringan metaboliknya yaitu pada pohon filogenetik Gambar 7 ataupun sebaliknya. Sedangkan pohon filogenetik Gambar 8 merupakan pohon filogenetik yang menggambarkan pengklasifikasian 16 organisme berdasarkan sistem klasifikasi filogeni, pohon filogenetik diperoleh berdasarkan urutan gen 16S rrna. Walaupun gen-gen 16S rrna tidak memperhatikan enzim yang mengkatalis reaksi dan metabolit yang dihasilkan pada metabolisme setiap organisme, tetapi gen 16S rrna ini dapat memberikan informasi yang benar untuk menjelaskan hubungan evolusi karena bersifat sangat lestari dan perubahan yang relatif lambat[26]. Jika terjadi perubahan pada gen 16S rrna maka akan terbentuk organisme baru yang menyebabkan terjadinya evolusi 24