BAB II POTENSI DAN REALITAS

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

pelalawankab.bps.go.id

BAB II REALITAS BIOFISIK, SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

pelalawankab.bps.go.id

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

4.1. Letak dan Luas Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

Katalog BPS :

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Profil Kabupaten Aceh Singkil

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN


IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB II ASPEK STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Perkembangan Ekonomi Makro

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

PROFIL KECAMATAN ANGKONA


BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

Transkripsi:

BAB II POTENSI DAN REALITAS 2.1. Potensi Kewilayahan 2.1.1 Letak Geografis Letak suatu Wilayah yang strategis akan memberikan kontribusi pengaruh terhadap perkembangan wilayah tersebut. Selain letak wilayah, luas wilayah pun demikian. Semakin luas suatu wilayah akan berpotensi mempunyai kekayaan sumber daya alam yang cukup melimpah guna mendukung pembangunan wilayah bersangkutan. Secara geografis Kabupaten Banyuasin terletak pada posisi 1,3 0-4 0 Lintang Selatan (LS) dan 104,40 0-105,15 0 Bujur Timur (BT). Wilayah Banyuasin berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Selat Bangka. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Muara Enim dan Kota Palembang. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 7

Tabel 2.1. Nama Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan dan Luas Wilayah Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) (1) (2) (3) (4) 1 Rantau Bayur Tebing Abang 556,91 2 Betung Betung 354,41 3 Banyuasin III Pangkalan Balai 294,20 4 Pulau Rimau Teluk Betung 888,64 5 Tungkal Ilir Sidomulyo 648,14 6 Talang Kelapa Sukajadi 439,43 7 Tanjung Lago Sukadamai 802,42 8 Banyuasin I Mariana 186,69 9 Air Kumbang Cinta Manis Baru 328,56 10 Rambutan Rambutan 450,04 11 Muara Padang Sumber Makmur 917,60 12 Muara Sugihan Tirtaharja 696,40 13 Banyuasin II Sungsang 3.632,40 14 Makartijaya Makartijaya 300,28 15 Air Saleh Salek Mukti 311,57 16 Muara Telang Telang Jaya 341,57 17 Sumber Marga Telang Muara Telang 174,89 18 Suak Tapeh Lubuk Lancang 312,70 19 Sembawa Sembawa 196,14 Kab.Banyuasin 11.832,99 Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin selain secara geografis mempunyai letak yang strategis yaitu terletak di jalur lalu lintas antar provinsi juga mempunyai Kabupaten Banyuasin 2013-2025 8

sumber daya alam yang melimpah. Kabupaten Banyuasin mempunyai wilayah seluas 11.832,99 km 2. Sejak akhir tahun 2010, jumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin mengalami pemekaran dari 15 kecamatan menjadi 17 kecamatan. Kecamatan yang mengalami pemekaran tersebut antara lain Kecamatan Betung pecah menjadi Kecamatan Betung dan Kecamatan Suak Tapeh, serta Kecamatan Banyuasin III pecah menjadi Kecamatan Banyuasin III dan Kecamatan Sembawa. Pada tahun 2012 kembali terjadi pemekaran kecamatan sehingga jumlah kecamata di Kabupaten Banyuasin sebanyak 19 Kecamatan (Tabel 2.1) Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Banyuasin II dengan wilayah seluas 3.632,40 km2 atau sekitar 30,70 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Sedangkan Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Sembawa dengan wilayah seluas 174,89 km2 atau sekitar 1,48 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. 2.1.2 Topografi, Hidrologi, Klimatologi dan Jenis Tanah Kabupaten Banyuasin memiliki topografi 80% wilayah datar berupa lahan rawa pasang surut dan rawa lebak. Sedangkan 20% lagi berupa lahan kering dengan sebaran ketingian 0-40 meter diatas permukaan laut. Lahan rawa pasang surut terletak di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Kabupaten Banyuasin 2013-2025 9

Muara Telang, Banyuasin II, Pulau Rimau, Air Saleh, Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir. Lahan rawa lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasin I. Sedangkan lahan kering dengan topografi agak bergelombang terdapat di sebagian besar Kecamatan Betung, Banyuasin III, Talang Kelapa dan sebagian kecil Kecamatan Rambutan. Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai. Aliran sungai di daerah dataran basah pola alirannya rectangular dan di daerah dataran kering pola alirannya dan dritik. Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang dan yang lainnya berperan sebagai sarana transportasi air di sepanjang garis pantai lebih dari 150 Km. Pola aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-rawa dan pasang surut umumnya rectangular. Sementara untuk daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah subparali, dimana daerah bagian tengah disetiap daerah sering dijumpai genangan air yang cukup luas. Wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki tipe iklim B1 menurut Klasifikasi Oldemand dengan suhu rata-rata 26,10 0 27,40 0 Celcius dan kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4 % - 85,5 % dengan Kabupaten Banyuasin 2013-2025 10

rata-rata curah hujan 2.723 mm/tahun. Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Banyuasin terdiri dari 4 jenis, yaitu : a) Organosol : terdapat di dataran rendah/rawa-rawa. b) Klei Humus : terdapat di dataran rendah/rawa-rawa. c) Alluvial : terdapat di sepanjang sungai. d) Polzoik : terdapat di daerah berbukit-bukit. 2.2. Potensi Kependudukan dan Ketenagakerjaan 2.2.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banyuasin mempunyai potensi sumber daya manusia yang cukup besar di Sumatera Selatan. Penduduk Kabupaten Banyuasin meningkat dari tahun ke tahun. Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin berjumlah 750.100 jiwa. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah tersebut meningkat menjadi sebesar 787.220 jiwa atau naik rata-rata 2.47 persen per tahun dari tahun 2010. Jumlah penduduk yang cukup besar tersebut dapat menandakan bahwa terdapat potensi sumber daya manusia yang cukup besar di Kabupaten Banyuasin. Angka Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk dalam suatu periode tertentu yang dinyatakan dari penduduk dasar. Dalam kurun waktu 2010 hingga 2012, Kabupaten Banyuasin mempunyai angka pertumbuhan penduduk yang Kabupaten Banyuasin 2013-2025 11

cukup stabil. Dalam kurun waktu tersebut rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuasin setiap tahunnya adalah sebesar 2,47 persen. 2.2.2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Salah satu tujuan pembangunan menyangkut kependudukan adalah meningkatkan pemerataan persebaran penduduk. Melalui pemerataan penduduk secara umum dapat membantu dalam usaha peningkatan kesejahteraan penduduk. Oleh karena itu dalam usaha pemerataan penduduk idealnya adalah komposisi jumlah penduduk sejalan dengan luas wilayah keruangan suatu wilayah. Di Kabupaten Banyuasin terdapat 19 kecamatan yang secara total luasnya adalah 11.832,99 Km 2. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuasin mengalami peningkatan per kilometer persegi. Pada tahun 2008 kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuasin sebesar 61,55 jiwa/ Km 2. Sedangkan pada tahun 2012 kepadatan penduduk tersebut meningkat menjadi sebesar 66,53 jiwa/ Km 2. Jika dibandingkan antar kecamatan se-kabupaten Banyuasin, Kecamatan Talang Kelapa merupakan kecamatan yang memiliki penduduk terpadat pada tahun 2012, yaitu dengan tingkat kepadatan sebesar 297,23 jiwa/km 2. Sedangkan Kecamatan Banyuasin II merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu sebesar 12,89 jiwa/ Km 2 (Tabel 2.2) Kabupaten Banyuasin 2013-2025 12

Tabel 2.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 No Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Jumlah Penduduk ** Kepadatan Penduduk ** (1) (2) (3) (4) (5) 1 Rantau Bayur 556,91 39.557 71.02 2 Betung 354,41 52.690 148,66 3 Banyuasin III 294,20 61.087 207,63 4 Pulau Rimau 888,64 40.412 45,47 5 Tungkal Ilir 648,14 23.919 36,90 6 Talang Kelapa 439,43 130.615 297,23 7 Tanjung Lago 802,42 36.259 45,18 8 Banyuasin I 186,69 32.988 176,69 9 Air Kumbang 328,56 40.601 123,57 10 Rambutan 450,04 43.075 95,71 11 Muara Padang 917,60 30.449 33,18 12 Muara Sugihan 696,40 38.040 54,62 13 Banyuasin II 3.632,40 46.829 12,89 14 Makartijaya 300,28 33.805 112,57 15 Air Saleh 311,57 29.215 93,77 16 Muara Telang 341,57 34.350 100,57 17 Sumber Marga Telang 174,89 21.469 122,76 18 Suak Tapeh 312,70 16.896 54,03 19 Sembawa 196,14 29.962 152,76 Kab.Banyuasin 11.832,99 782.220 66,53 Keterangan: **) Angka Sangat Sementara 2.2.3. Rasio Jenis Kelamin Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan. Secara umum dinyatakan dengan Kabupaten Banyuasin 2013-2025 13

banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan. Semakin besar nilai angka Rasio Jenis Kelamin menunjukkan bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Tabel 2.3 Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Sex Ratio (1) (2) (3) (4) (5) 1. Rantau Bayur 20.055 19.502 102,83 2. Betung 27.387 25.303 108,24 3. Suak Tape 8.782 8.114 108,23 4. Pulau Rimau 20.846 19.566 106,54 5. Tungkal Ilir 12.651 11.268 112,27 6. Banyuasin III 29.911 31.176 95,94 7. Sembawa 14.670 15.292 95,94 8. Talang Kelapa 65.367 65.248 100,18 9. Tanjung Lago 19.191 17.068 112,44 10. Banyuasin I 16.874 16.114 104,72 11. Air Kumbang 20.205 20.396 99,06 12. Rambutan 22.238 20.837 106,72 13. Muara Padang 16.081 14.368 111,93 14. Muara Sugihan 19.971 18.069 110,52 15. Makarti Jaya 17.350 16.455 105,44 16. Air Saleh 15.518 13.697 113,29 17. Banyuasin II 24.218 22.611 107,11 18. Muara Telang 17.402 16.950 102,67 19. Sumber Marga Telang 10.696 10.773 99,29 Kabupaten Banyuasin 399.412 382.808 104,34 Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin 2013-2025 14

Rasio jenis kelamin di Kabupaten Banyuasin tahun 2011 menunjukkan angka diatas 100 (seratus). Hal tersebut berarti penduduk laki -laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Nilai rasio jenis kelamin di Kabupaten Banyuasin adalah sebesar 104,34. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Banyuasin secara rata-rata dari 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki. Rasio jenis kelamin di Kabupaten Banyuasin ini dapat menunjukkan ketersediaan sumber daya manusia dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan tersendiri dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah dan stakeholders dalam rangka penanaman modal di Kabupaten Banyuasin. 2.2.4 Potensi Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan salah satu modal geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi ketenagakerjaan selalu berubah seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Dengan bertambahnya penduduk suatu wilayah yang diikuti peningkatan jumlah penduduk usia kerja, maka akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Peningkatan jumlah angkatan kerja disuatu wilayah, akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan lapangan kerja. Potensi ketenagakerjaan di suatu wilayah dapat dilihat dengan berapa banyak banyak penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang siap memasuki Kabupaten Banyuasin 2013-2025 15

dunia kerja atau pasar kerja (beke rja atau mencari kerja/pengangguran). Konsep ini dikenal sebagai penduduk angkatan kerja. Sedangkan penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang tidak/belum memasuki dunia kerja atau pasar kerja disebut Penduduk Bukan Angkatan Kerja. Penduduk Bukan Angkatan Kerja terdiri dari penduduk yang masih Sekolah, penduduk yang hanya mengurus rumah tangga dan Lainnya. Tabel 2.4 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 Jenis Kegiatan Utama Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) I. Angkatan Kerja 88,55 41,96 a. Bekerja 85,44 38,36 b. Pengangguran 3,11 3.69 II. Bukan Angkatan Kerja 11,45 58,04 a. Sekolah 8,65 9,12 b. Mengurus Rumah Tangga 0,08 45,48 c. Lainnya 2,34 3,44 III. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 88,55 41,96 IV. Tingkat Pengangguran Terbuka 3,11 3.69 Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin 2013-2025 16

Pada Tabel 2.4 Dapat dilihat potensi ketenagakerjaan di Kabupaten Banyuasin tahun 2012. Sebagian besar angkatan kerja laki-laki sudah memasuki dunia kerja yaitu sebesar 85,44 persen. Sedangkan angkatan kerja yang masih mencari kerja sebanyak 3,11 persen dari total jumlah penduduk laki-laki usia kerja di Kabupaten Banyuasin. Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Banyuasin yang tidak memasuki dunia kerja sebanyak 11,45 persen dari total jumlah penduduk laki-laki. Kelompok ini terdiri dari 8,65 persen masih sekolah, 0,08 persen ikut mengurus rumah tangga dan 2,34 persen di kelompok Lainnya. Tabel 2.4 juga menjelaskan peran serta perempuan dalam dunia kerja, sebanyak 41,96 persen perempuan di Kabupaten Banyuasin turut berperan aktif dalam dunia kerja. Sedangkan 45,48 persen lainnya lebih memilih mengurus rumah tangga. Kondisi ini menunjukkan peran serta perempuan dalam dunai kerja di Kabupaten Banyuasin lebih rendah dari peran serta laki-laki. Indikator yang dapat menunjukkan peran serta penduduk di dunia kerja adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Pada Tabel 2.4, TPAK laki-laki lebih tinggi dari TPAK perempuan yaitu 88,55 persen berbanding dengan 41,96 persen. Artinya di Kabupaten Banyuasin, tingkat partisipasi penduduk laki-laki di dunia kerja, jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 17

Indikator ketenagakerjaan lainnya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Indikator ini menunjukkan seberapa besar partisipasi penduduk usia kerja yang tidak terserap oleh dunia kerja. Pada Tabel 2.4 TPT laki-laki lebih rendah dari perempuan, yaitu 3,11 berbanding dengan 3.69. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyerapan pasar kerja terhadap kaum laki-laki masih lebih besar daripada perempuan. Namun demikian jika kita cemati perbedaan TPT laki dan perempuan cukup kecil, hal ini menunjukkan bahwa partisipasi kaum perempuan di Kabupaten Banyuasin dalam dunia kerja cukup besar, terutama di sektor pertanian sebagai pekerja keluarga atau buruh tani 2.3 Potensi Aspek Sosial Beberapa aspek yang bisa dijadikan sebagai indikator untuk menggambarkan keadaan sosial suatu wilayah, antara lain: aspek pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, keamanan, agama dan kesejahteraan sosial. 2.3.1 Aspek Pendidikan Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kualitas pendidikan beserta faktor-faktor pendukungnya menjadi hal yang sangat penting. Semakin tinggi pendidikan masyarakat berarti kualitas sumber daya manusianya juga akan semakin baik. Dalam bidang Kabupaten Banyuasin 2013-2025 18

pendidikan, variabel-variabel seperti jumlah gedung sekolah, jumlah murid dan jumlah guru seringkali ditampilkan untuk menggambarkan situasi pendidikan disuatu wilayah. Pada tahun ajaran 2011/2012 Kabupaten Banyuasin memiliki sekolah sebanyak 785 sekolah yang terdiri atas 545 Sekolah Dasar (SD), 15 8 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 82 Sekolah Menengah Umum (SMU) termasuk kejuruan. Sekolah -sekolah tersebut dipakai oleh murid-murid sekolah negeri dan swasta. Selama tahun ajaran 2011/2012, jumlah murid SD sebanyak 104.496 siswa, SLTP sebanyak 33.319 siswa dan SMU sebanyak 18.611 siswa. Jumlah ini cenderung lebih tinggi atau meningkat dari tahun ajaran sebelumnya. Adapun jumlah guru yang mengajar dimasing-masing sekolah pada tahun ajaran 2011/2012 ini terdiri atas 6.773 orang guru SD, 3.205 guru SLTP, serta 1.999 orang guru SMU termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 2.3.2 Aspek Kesehatan dan Keluarga Berencana Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Pada tahun 2012 jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Banyuasin terdiri dari 1 rumah sakit, 1 rumah bersalin, 29 puskesmas, 12 poliklinik dan 304 poskesdes. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 19

Peranan Program Keluarga Berencana (KB) sangat besar artinya dalam mengatur tingkat fertilitas penduduk. Keberhasilan program KB di Kabupaten Banyuasin tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Dari data yang ada, setiap tahun terjadi penambahan akseptor baru pada setap jenis alat kontrasepsi. Peserta keluarga berencana baru di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 telah melampaui target. Pada tahun 2012 angka tersebut telah mencapai 24.22 persen lebih tinggi dibandingkan targetnya. Adapun target yang ditetapkan pada tahun 2012 adalah sebesar 45.705 peserta, ternyata realisasinya mencapai 56.774 peserta. 2.3.3 Aspek Keamanan Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) mutlak dibutuhkan oleh seluruh daerah. Tingginya angka kriminalitas merupakan ancaman bagi stabilitas kamtibmas. Oleh karena itu kemampuan suatu daerah dalam menurunkan tingkat kriminalitas akan berdampak besar dalam mewujudkan rasa aman ditengah masyarakat. Terpeliharanya kondisi kamtibmas diindikasikan dengan rendahnya tingkat kriminalitas, yang merupakan sebuah modal untuk memancing masuknya penanam modal (investor) domestik maupun asing. Secara Umum, jumlah tindak kejahatan yang berkaitan dengan penganiayaan, pencurian/ perampokan, pembunuhan, kesusilaan dan Kabupaten Banyuasin 2013-2025 20

pelanggaran lainnya di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. 2.3.4 Aspek Keagamaan Aspek keberagamaan masyarakat merupakan hak asasi setiap individu yang telah diatur oleh Undang-undang. Semakin baiknya kualitas keberagamaan individu-individu di dalam masyarakat, akan membentuk suatu masyarakat yang madani. Salah satu upaya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatakan kualitas kehidupan beragama di Kabupaten Banyuasin adalah dengan membangun dan menyediakan sarana tempat peribadatan untuk masingmasing agama. Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Banyuasin tersebut terdiri dari 942 Masjid, 677 Musholah, 281 Langgar, 7 Gereja, 3 Pura dan 4 Vihara. 2.3.5 Aspek Kesejahteraan Sosial Perkembangan suatua daerah tentunya akan berdampak pada keadaan sosial penduduknya. Dampak yang terjadi tidak selalu positif, namun kadangkala juga negatif. Permasalahan sosial seperti gelandangan, narkotika, prostitusi adalah sedikit contoh permasalahan yang timbul seiring dengan perkembangan duatu daerah. Permasalahan tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak terutama elemen pemerintah daerah. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 21

Masalah-masalah tersebut adalah anak terlantar dan anak nakal, wanita tuna susila, waria, pengemis, gelandangan, korban penyalahgunaan narkotika, tuna rungu, tuna netra, tuna mental, tuna daksa, cacat, ganda dan eks penyakit kronis (kusta), bekas narapidana, lanjut usia terlantar, fakir miskin, keluarga dengan rumah tak layak huni, korban bencana alam dan musibah lainnya, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, anak balita terlantar, AIDS, masyarakat terasing, veteran perintis kemerdekaan, anak jalanan dan pengungsi. Secara umum, pada tahun 2012 jumlah penduduk yang mempunyai masalah-masalah sosial ini menurun dibanding tahun 2012. Untuk anak terlantar jumlahnya menurun cukup drastis yakni dari 452 menjadi 10 orang di tahun 2012. Untuk mengatasi masalah sosial tersebut, pemerintah dan masyarakat perlu bekerjasama membangun sumber potensi kesejahteraan sosial. Antara lain organisasi sosial di desa/kelurahan, relawan sosial/ PSM dan karang taruna. Terdapat 17 relawan sosial dan 304 karang taruna di Kabupaten Banyuasin. 2.4 Potensi Sektoral 2.4.1 Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor unggulam di Kabupaten Banyuasin, karena sektor ini memberikan kontribusi yang paling besar terhadap perekonomian Banyuasin. Kontribusi sektor pertanian terhadap Kabupaten Banyuasin 2013-2025 22

Produk Domestik Bruto (PDRB) tahun 2012 mencapai 30.35 persen dengan nominal nilai output sebesar 4.57 milyar rupiah (atas dasar harga berlaku ). Sektor pertanian terbagi atas lima sub sektor, meliputi sektor tanaman bahan makanan (tabama) atau sering disebut tanaman pangan hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. A. Pertanian Tanaman Pangan (Padi) Produksi pada sawah dan padi ladang di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 mencapai 882.597 ton yang dihasilkan dari 200.980 hektar luas panen. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi pertumbuhan sebesar 7,59 persen yakni dari 820.337,7 ton dengan luas lahan 190.341 hektar. Gambar 2.1 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Banyuasin, 2012 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2012, Diolah Kabupaten Banyuasin 2013-2025 23

Pada tahun 2012 kecamatan yang memproduksi padi sawah terbesar di Kabupaten Banyuasin adalah Kecamatan Muara Telang dengan kontribusi sebesar 17.67 persen dan Kecamatan Muara Sugihan dengan kontribusi sebesar 13,82 persen dari total produksi padi sawah di Kabupaten Banyuasin. Secara rata-rata produkstivitas padi sawah di Kabupaten Banyuasin tahun 2012 sebesar 4,39 ton/ha. Sedangkan Kecamatan Pulau Rimau memegang angka tertinggi dengan produktivitas padi sawah sebesar 4,56 ton/ha disusul Kecamatan Muara Telang (4,55 ton/ha), Kecamatan Muara Sugihan (4,52 ton/ha). Gambar 2.2 Luas Panen dan Produksi Padi Ladang di Kabupaten Banyuasin, 2012 Sumber: Banyuasin Dalam Angka 2012, Diolah. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 24

Padi ladang banyak diproduksi di Kecamatan Tungkal Ilir, Betung dan Rambutan. Kecamatan Tungkal Ilir menjadi Kecamatan dengan kontribusi produksi padi lading paling besar di Kabupaten Banyuasin (31.41 persen). Namun dalam hal produktivitas, Kecamatan Betung menjadi kecamatan dengan produktivitas padi lading terbesar di Kabupaten Banyuasin (3, 91 ton/ha) disusul Kecamatan Banyuasin I dengan produktivitas padi ladang sebesar 3,81 ton/ha. Gambar 2.3 Perkembangan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang di Kabupaten Banyuasin, 2008-20012 Sumber: Banyuasin Dalam Angka 2012, Diolah Perbandingan produksi padi sawah dan padi ladang menunjukkan bahwa produksi sawah selalu lebih tinggi dibandingkan padi ladang. Secara Kabupaten Banyuasin 2013-2025 25

umum selama lima tahun terakhir produksi kedua jenis padi ini relatif mengalami kenaikan. Walaupun produksi padi ladang relatif berfluktuasi antar tahun, sedangkan padi sawah relatif stabil dalam pertumbuhan produksi yang positif.(gambar 2.3) B. Pertanian Tanaman Pangan (Palawija) Komoditas palawija mencakup jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau. Tanaman palawija ini dapat ditanam di arel sawah maupun ladang. Pada tahun 2012, kenaikan produksi palawija terjadi pada komoditas jagung, ubi kayu, kacang kedelai, dan kacang hijau. Sedangkan produksi ubi jalar dan kacang tanah cenderung menurun dibanding produksi tahun sebelumnya. Tabel 2.5 Luas Panen dan Produksi Menurut Jenis Tanaman Palawija di Kabupaten Banyuasin, 2012 No Jenis Tanaman Luas Panen Produksi (ha) (ton) (1) (2) (3) (4) 1 Jagung 3994 14731 2 Ubi kayu 1388 22953 3 Ubi jalar 429 2996 4 Kacang Tanah 210 361 5 Kacang Kedelai 137 203 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 26

6 Kacang Hijau 147 198 7 Mangga 150.6 445.5 8 Jeruk 198.3 371.6 9 Pepaya 38.3 504.5 10 Sawo 108.2 61 11 Durian 48.6 146 12 Duku 65.4 32.7 13 Nangka 308.9 664.7 14 Jambu Biji 56 854.6 15 Rambutan 218.2 468.5 16 Pisang 344.4 5016.5 17 Kacang Panjang 565 3143 18 Cabe 1560 7753 19 Tomat 257 3027 20 Terong 345 2819 21 Ketimun 547 5088 22 Kangkung 823 1433 23 Bayam 866 1039 24 Buncis 293 1896 Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin 2012 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 27

Dari seluruh jenis tanaman palawija, produksi terbanyak yakni ubi kayu mencapai 22.95 ribu ton, diikuti jagung sebanyak 14.79 ribu ton dan produksi ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai masing-masing kurang dari 5,00 ribu ton. C. Perkebunan Rakyat Karet, kelapa sawit dan kelapa merupakan komoditi perkebunan yang banyak diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Banyuasin, dibanding dengan komoditi kopi dan kakao. Tabel 2.6 Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Banyuasin 2011-2012 No Perkebunan Luas Areal Produksi Jumlah Pemilik (Ha) (ton) (KK) 2011 2012 2011 2012 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Karet 89.330 89.513 95.230 94.233 37.703 37.788 2 Kelapa Sawit 18.041 18.341 39.012 39.039 17.108 17.237 3 Kelapa 46.476 46.503 47.675 43.540 28.607 28.607 4 Kopi 5.136 5.136 2.191 1.822 5.078 5.490 Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin Karet dan kelapa sawit merupakan komoditas ekspor yang harganya relatif stabil tinggi sehingga kehidupan petani pekebun karet dan kelapa sawit Kabupaten Banyuasin 2013-2025 28

lebih sejahtera dibanding dengan kehidupan petani lainnya. Harga yang relatif stabil tinggi untuk karet dan kelapa sawit jatuh turun sejak terjadi krisis ekonomi global yang melanda perekonomian dunia sekitar bulan September 2008 dan baru stabil lagi pada pertengahan tahun 2009. Selama tahun 2012, karet, kelapa sawit, dan kelapa merupakan komoditas yang berproduksi secara signifikan dibandingkan komoditas perkebunan lainnya. Produksi komoditas ini berturut-turut mencapai 94.233 ton, 39.039 ton, dan 43.540 ton. D. Perkebunan Besar Pada hakekatnya komoditi perkebunan besar tidak jauh berbeda dari komoditi perkebunan rakyat, ini menunjukan bahwa untuk komoditi perkebunan yang cocok di daerah ini adalah karet, kelapa dan kelapa sawit. Tabel 2.7 Produksi Perkebunan Besar Menurut Jenis Komoditi di Kabupaten Banyuasin tahun 2011-2012 No Komoditas Perkebunan Luas Areal (Ha) Produksi (ton) 2011 2012 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Perkebunan Negara : 1 Karet a. PTPN VII Musi Landas 3.041 3.041 6.739 6.301 b. PTPN VII Tebenan 1.968 1.646 5.608 6.028 c. Puslitbun Sembawa 2.594 2.594 5.968 8.321 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 29

Perkebunan Swasta : a. Swasta Asing 2.290 2.290 7.781 7.381 b. Swasta Nasional 3.097 3.123 5.524 7.229 Perkebunan Negara a. PTPN VII Betung Krawo 8.221 8.221 14.682 81.261 b. PTPN VII Bentayan 2.800 2.800 5.321 15.246 2 Sawit c. Puslitbun Sembawa 1.153 1.153 20.914 8.116 Perkebunan Swasta a. Swasta Asing 555 555 1.291 2.108 b. Swasta Nasional 80.855 93.655 626.466 576.110 Perkebunan Negara - - - - 3 Kelapa a. Demplot Disbun Kelapa Hibrida b. Demplot Disbun Kelapa Dalam Perkebunan Swasta - - - - - - - - a. PT Sumatera Candi Kencana 2.945-1.817 - b. PT Putri Hijau - - - - Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin Pada hakekatnya komoditi perkebunan besar tidak jauh berbeda dari komoditi perkebunan rakyat, ini menunjukan bahwa untuk komoditi perkebunan yang cocok di daerah ini adalah karet, kelapa dan kelapa sawit. E. Peternakan Kabupaten Banyuasin 2013-2025 30

Perhatian pemerintah terhadap peternakan cukup tinggi, bantuan ternak dan unggas yaitu sapi dan itik digelontorkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Hewan ternak dibagi dalam kelompok ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak yang masuk kategori ternak besar adalah sapi perah, sapi, kerbau, dan kuda. Sedangkan kambing, domba, babi, ayam dan itik digolongkan pada ternak kecil dan unggas. Gambar 2.4 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak di Kabupaten Banyuasin, 2008 2011 Secara umum, populasi sapi tahun 2012 mencapai 28.071 ekor, dan kerbau mencapai 1.951 ekor. Sedangkan populasi kambing, domba, dan babi masing-masing sebanyak 27.190 ekor, 1.566 ekor, dan 5..847 ekor. Dari kelima komoditas ternak, selama periode tahun 2008 hingga 2012 cenderung Kabupaten Banyuasin 2013-2025 31

mengalami kenaikan kecuali domba yang mengalami penurunan pada tahun 2012. Gambar 2.5 Populasi Unggas Menurut Jenis Unggas di Kabupaten Banyuasin, 2012 Populasi unggas jenis ayam pedaging mengalami lonjakan jumlah yang mencolok mulai tahun 2010. Pada tahun 2009 jumlah ayam pedaging adalah 1.457.400 ekor. Sedangan pada tahun 2010 jumlah tersebut naik empat kali lipat menjadi 8.142.600 ekor. Jumlah tersebut masih mengalami kenaikan menjadi 9.165.999 ekor pada tahun 2012. Ayam pedaging banyak ditemukan di Kecamatan Talang Kelapa, Rambutan, dan Banyuasin III. Sedangkan untuk populasi unggas lainnya (ayam petelur, a yam buras, dan itik) secara umum juga mengalami kenaikan pada tahun 2012. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 32

F. Perikanan Pada perekonomian daerah, sub sektor perikanan punya andil yang cukup besar yakni sekitar 8,26 persen. Kontribusi yang disumbangkan ini, dibentuk dari hasil produksi penangkapan ikan dan budidaya ikan. Produksi perikanan menunjukkan peningkatan seperti selama kurun waktu 2008-2012. Jumlah produksi perikanan tahun 2011 sebesar 68.203,97 ton meningkat menjadi 75.800,99 ton pada tahun 2012. Gambar 2.6 Produksi Perikanan di Kabupaten Banyuasin, 2008 2011 (dalam ton) Kenaikan produksi ikan terbesar pada tahun 2012 terjadi pada perikanan budidaya tambak yang mencapai 29,33 persen dari tahun 2012 disusul produksi perikanan budidaya tambak yang mencapai 31,84 persen dibandingkan tahun 2011. Sedangkan produksi perikanan budidaya keramba Kabupaten Banyuasin 2013-2025 33

mengalami kenaikan sebesar 2,70 persen serta produksi perikanan umum yang mengalami kenaikan sebesar 2,44 persen. Sedangkan kenaikan terkecil terjadi pada produksi perikanan laut yang hanya mengalami kenaikan sebesar 2,5 persen. Centra perikanan budidaya kolam terdapat di Kecamatan Talang Kelapa dengan produksi sebesar 9.256,42 ton dan Kecamatan Makarti Jaya dengan total produksi 1.981,85 ton. Sedangkan kecamatan centra perikanan budidaya tambak antara lain Kecamatan Muara Sugihan (4.506,86 ton), Kecamatan Banyuasin II (3.915,17 ton), Kecamatan Muara Telang (1.641,11 ton), dan Kecamatan Tanjung Lago (1.080,64 ton). Jenis ikan dari perairan umum berkualitas ekspor seperti jenis ikan Bandeng, Udang Windu dan lain sebagainya. Alat penangkapan ikan yang digunakan para nelayan adalah pancing, jala, trammet net dan alat tradisional lainnya. Sedangkan wilayah penangkapan ikan diperairan umum berada di Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Muara Padang, dan Kecamatan Makarti Jaya. 2.4.2 Industri Pengolahan Pembangunan industri berupaya untuk meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan dan kesempatan kerja, menyediakan barang dan jasa bermutu dengan harga bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri, meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor Kabupaten Banyuasin 2013-2025 34

pembangunan lainnya serta sekaligus mengembangkan kemampuan teknologi. Besarnya nilai produksi/nilai tambah sektor industri Kabupaten Banyuasin sangat dipengaruhi oleh industri minyak/gas bumi. Sehingga untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai sektor industri maka statistik industri dibedakan dengan migas dan non migas. Pengumpulan data statistik industry besar dan sedang diperoleh melalui survey tahunan yang mencakup seluruh perusahaan industri. Sedangkan data industri kecil dan kerajinan rumah tangga diperoleh melalui survey khusus. Informasi mengenai jumlah tenaga kerja, investasi dan lainnya disajikan berdasarkan data hasil surveysurvey tersebut. Jenis/kelompok industri utama di Kabupaten Banyuasin, selain migas adalah (1) Industri kayu dan barang -barang dari kayu (kecuali furnitur), (2) Industri makanan dan minuman, (3) Industri barang galian non logam, (4) Industri karet dan barang-barang dari karet. Sepanjang tahun 2012, tercatat ada 252 perusahaan industri dengan tenaga kerja 5-19 orang, 30 perusahaan dengan tenaga kerja 20-99 orang dan 5 perusahaan dengan tenaga kerja >100 orang di Kabupaten Banyuasin. Gambar 2.7 Jumlah Perusahaan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Banyuasin, 2012 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 35

2.4.3 Air Bersih Air bersih sebagai kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat harus terjamin ketersediaannya. Pemerintah baik pusat maupun daerah maupun pihak swasta berupaya melalui penyediaan jasa air bersih (PAM/PDAM) untuk mendistribusikan air bersih ke masyarakat. Produksi air tanah dalam periode 2005-2011 secara umum mengalami penurunan. Sempat terjadi kenaikan produksi pada tahun 2007 namun hingga tahun 2009 produksinya turun secara signifikan. Namun dalam dua tahun belakangan produksi air tanah di Kabupaten Banyuasin mulai merangkak naik meski secara perlahan. Gambar 2.8 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 36

Produksi Air Tanah dan Air Permukaan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2005 2011 Sedangkan produksi air permukaan di Kabupaten Banyuasin dalam kurun waktu 2005 2011 secara umum mengalami kenaikan meskipun pada tahun 2007 dan 2009 terjadi penurunan. Meski demikian, seperti halnya produksi air tanah, produksi air permukaan selama dua tahun terakhir juga mengalami kenaikan. 2.4.4 Listrik Listrik sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi sebagian besar masyarakat, akan tetapi berbagai keterbatasan membuat tidak seluruh wilayah di Kabupaten Banyuasin dapat terjangkau listrik. Data Dinas Pertambangan dan Energi menunjukan bahwa terdapat 191 desa/kelurahan dari 304 desa/ kelurahan di Kabupaten Banyuasin yang sudah terjangkau Kabupaten Banyuasin 2013-2025 37

listrik, artinya ada sekitar 62,83 persen desa/kelurahan yang sudah terjangkau listrik. Gambar 2.9 Desa/Kelurahan Yang Terjangkau Listrik Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin, 2011 Kecamatan Tungkal Ilir adalah kecamatan dengan jumlah desa yang paling sedikit terjangkau listrik, yakni nol persen. Sedangkan di Kecamatan Betung, Suak Tape, dan Banyuasin III seluruh desa/kelurahannya sudah teraliri listrik. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 38

Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, jumlah desa/kelurahan yang terjangkau listrik di Kabupaten Banyuasin selalu bertambah. Pada tahun 2000 jumlah desa yang teraliri listrik bertambah 3,37 persen dibanding tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2012 juga terjadi kenaikan menjadi 191 desa dibanding tahun 2011 yang hanya 187 desa. 2.4.5 Penggalian Produksi bahan galian di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 didomisasi oleh tanah urug, tanah liat, dan pasir. Ketiga komoditas tersebut mengalami fluktuasi yang beragam selama enam tahun terakhir. Gambar 2.10 Realisasi Produksi Bahan Galian dan Mineral di Kabupaten Banyuasin Tahun 2006-2011 (dalam m 3 ) Kabupaten Banyuasin 2013-2025 39

Selama periode 2008 2012 produksi tanah urug terus mengalami fluktuasi. Kenaikan paling mencolok terjadi pada tahun 2010 yang mencapai lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2012 produksi tanah urug mengalami penurunan sebesar 17,14 persen. Produksi pasir juga cenderung mengalami penurunan sejak tahun 2008, bahkan penurunan cukup tajam terjadi pada tahun 2010. Sedangkan produksi tanah liat selama periode 2008 2012 cenderung stabil. 2.4.6 Pertambangan Kegiatan pada sektor pertambangan dan energi lebih dititik beratkan pada kegiatan penelitian dan investarisasi bahan-bahan galian/pertambangan. Di samping itu dalam mengembangkan eksplorasi dan eksploitasi akan terus dilakukan melalui kontrak karya maupun kontrak bagi hasil dengan para investor asing. Upaya-upaya untuk memperluas jangkauan cekungan hidrokarbon terhadap sumber minyak bumi terus dilakukan. Barang tambang yang strategis dan vital di daerah Kabupaten Banyuasin meliputi minyak bumi, tanah liat, pasir dan tanah urug. Kegiatan penambangan minyak bumi terdapat di Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin 2013-2025 40

Gambar 2.11 Produksi Minyak Bumi di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008-2011 (dalam barel) Meskipun pada tahun 2010 terjadi penurunan jumlah produksi minyak bumi sebesar 2,91 persen. Namun pada tahun 2012 terjadi kenaikan produksi minyak bumi yang cukup signifikan. Produksi minyak bumi di Kabupaten Banyuasin tahun 2012 tercatat sebanyak 1.271.849,14 barel, atau naik sebesar 7.87 persen dibanding tahun 2011. 2.4.7 Infrastruktur Perhubungan Transportasi Peranan sektor perhubungan dan komunikasi di Kabupaten Banyuasin semakin penting dari tahun ke tahun, terutama berhubungan dengan pendistribusian barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain. Sarana perhubungan seperti jalan raya, jembatan, angkutan yang memadai Kabupaten Banyuasin 2013-2025 41

menyebabkan distribusi barang dan jasa dari sentra produksi semakin lancar. Tersedianya sarana transportasi yang memadai akan mendorong harga cenderung stabil dan meningkatkan volume perdagangan. Dampak positif lainnya adalah terbukanya daerah-daerah terisolir dan meningkatkan mobilitas penduduk. Gambar 2.12 Sarana dan Prasarana Perhubungan Darat, Laut dan Udara di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008-2012 Hingga tahun 2012 terdapat 6 (enam) infrastruktur perhubungan transportasi utama di Kabupaten Banyuasin. Jumlah terminal penumpang (tipe A) dan dermaga laut (umum) selama periode 2008-2012 tidak mengalami perubahan. Di Kabupaten Banyuasin terdapat 1 terminal Kabupaten Banyuasin 2013-2025 42

penumpang (tipe A) da n 2 dermaga laut (umum). Namun terdapat penambahan terminal type C pada tahun 2012 sebanyak 1 (satu) buah. Lain halnya dengan dermaga laut (khusus) dan dermaga sungai (khusus) yang mengalami banyak kenaikan jumlah. Penambahan jumlah dermaga laut (khusus) terjadi pada tahun 2010 sedangkan penambahan jumlah dermaga sungai (khusus) terjadi lebih awal yakni tahun 2009. Dermaga sungai (umum) adalah sarana penghubung yang kenaikannya sangat mencolok. Pada tahun 2010 jumlah dermaga sungai (umum) bertambah 4 unit menjadi 8 unit atau bertambah dua kali lipat Sedangkan pada tahun 2011 kembali terjadi penambahan menjadi 14 unit dermaga sungai (umum). Pada tahun 2012 terjadi penambahan hingga sebanyak 23 unit. 2.4.8 Keadaan Jalan Jalan raya dan jembatan merupakan sarana perhubungan darat yang sangat menunjang transportasi di daerah ini. Berikut adalah data terkait jalan di Kabupaten Banyuasin. Dinas pekerjaan umum sebagai perwakilan pemerintah dalam mengatur dan memantau pembangunan dan peningkatan sarana jalan dan jembatan telah berusaha melakukan penambahan panjang jalan setiap tahunnya. Pada tahun 2012, panjang jalan di Kabupaten Banyuasin mencapai 1.196,3 km. Sekitar 5,09 persen atau 61,00 km dari panjang jalan tersebut merupakan tanggung jawab dan wewenang negara. Jalan Kabupaten Banyuasin 2013-2025 43

sepanjang 82,00 km atau sebesar 6,85 persen menjadi tanggung jawab pemerintah propvinsi, dan sisanya 1.053,03 atau sebesar 88,06 persen menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Banyuasin. Tabel 2.8 Panjang Jalan Kabupaten dan Jembatan Dirinci Menurut Jenis di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008-2011 Uraian Panjang Jalan 2008 2009 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Jenis Permukaan Jalan a Aspal Hotmix 383,15 401,25 401,25 401,25 401,25 b Aspal Lapen 101,65 83,30 81,50 79,50 79,50 c Jalan Cor 62,02 67,82 107,12 141,55 170,45 c Kerikil 97,90 96,25 76,25 74,50 71,00 d Tanah 474,48 173,58 462,08 458,60 454,3 f Burda - - - - - g Tidak Dirinci 19,80 19,80 19,80 19,80 19,80 Jumlah 1.139,00 1.142,00 1.148,00 1.175,20 1.196,30 2. Status Jalan a Jalan Negara 61,00 61,00 61,00 61,00 61,00 b Jalan Propinsi 82,00 82,00 82,00 82,00 82,00 c Jalan Kabupaten 996,00 999,00 1.005,00 1.032,20 1.053,30 Jumlah 1.139,00 1.142,00 1.148,00 1.175,20 1.196,30 Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin 2.4.9 Angkutan Darat Jumlah sarana angkutan darat yang tercatat di Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuasin tahun 2012 berjumlah 3.003 kendaraan yang terdiri dari 32 bus umum, 27 bus tak umum, 216 mobil penumpang, 136 truck Kabupaten Banyuasin 2013-2025 44

umum, 1.166 truck tak umum, 13 pick up umum, dan 1.413 pick up tak umum. Tabel 2.9 Jumlah Kendaraan Angkutan Darat Dirinci Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008 2010 Jenis Kendaraan Jumlah 2008 2009 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Bus Umum 31 31 31 32 32 2 Bus Tak Umum 21 25 25 25 27 3 Mobil Penumpang 435 464 388 170 216 4 Truk Umum - - - 129 136 5 Truk Tak Umum 6 Pick Up Umum 7 Pick Up Tak Umum 795 870 882 1.077 1.166 - - - 1 13 958 965 985 1.194 1.413 Jumlah 2.240 2.355 2.311 2.628 3.003 Sumber Data : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banyuasin Pada tahun 2010 jumlah kendaraan jenis kendaraan pick up tak umum mengalami kenaikan 2,07 persen dibandingkan tahun 2009. Sedangkan pada Kabupaten Banyuasin 2013-2025 45

tahun 2012 juga tejadi kenaikan jumlah pick up tak umum sebesar 18,34 persen dibanding tahun 2011. Kenaikan juga terjadi pada jumlah kendaraan jenis truck tak umum pada tahun 2012 yang mengalami kenaikan sebesar 8,26 persen. Jumlah kendaraan jenis ini mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2011 yaitu sebesar 23,79 persen dibanding tahun 2010. Jumlah kendaraan jenis mobil penumpang pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan hingga 27,06 persen dibandingkan tahun 2011. Sedangkan jenis kendaraan angkutan darat yang lainnya juga mengalami kenaikan meskipun perubahannya tidak terlalu besar. 2.10 Angkutan Sungai Beberapa wilayah Banyuasin terletak di aliran sungai dimana transportasi sungai merupakan sarana yang penting untuk kelancaran di daerah ini. Sarana angkutan sungai di Kabupaten Banyuasin meliputi; Angkutan penumpang speedboat kecil, angkutan penumpang speedboat besar, angkutan barang jukung, angkutan barang tug boat, angkutan barang ketek, angkutan barang tongkang, dan kapal nelayan/pompong. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 46

Tabel 2.10 Jumlah Sarana Angkutan Sungai Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008-2012 Jenis Kapal/ Kind of Ships Jumlah/ Total (Unit) 2008 2009 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Angkutan Penumpang Speed Boat Kecil 272 277 287 272 285 2 Angkutan Penumpang Speed Boat Besar 23 23 23 23 25 3 Angkutan Barang Jukung 276 278 281 276 378 4 Angkutan Barang Tug Boat 3 3 3 3 3 5 Angkutan Barang Ketek 1.221 1.221 1.221 1.221 1.224 6 Angkutan Barang Tongkang 65 65 65 65 67 7 Kapal Nelayan/Pompong 2.887 2.897 2.897 2.897 2.990 Jumlah/Total 4.747 4.764 4.777 4.757 4.972 Jika dibandingkan tahun 2011, jumlah moda sarana angkutan laut pada tahun 2012 mengalami penambahan armada kecuali jenis angkutan barang tug boat yang tetap. Penambahan armada tertinggi terjadi pada jenis angkutan barang jukung dari 276 unit pada tahun 2011 menjadi 378 unit pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 36,96 persen. Sedangkan penambahan armada terendah yaitu pada jenis angkutan barang ketek. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 47

Gambar 2.13 Sarana Angkutan Sungai Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 Gambar 2. Menunjukkan bahwa sarana angkutan sungai di perairan Kabupaten Banyuasin didominasi oleh jenis kapal nelayan/pompong (60,14 persen), dikuti oleh jenis angkutan barang ketek (24,62 persen). Hal ini dapat dipahami, menginggat kedua jenis moda angkutan perairan ini biasa dimiliki oleh rumah tangga yang tinggal dikawasan perairan di Kabupaten Banyuasin untuk keperluan sehari-hari. Selain itu kedua jenis angkutan ini dapat dimiliki dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Jenis moda angkutan perairan sungai yang paling sedikit adalah angkutan barang tug boat (0,06 persen). Moda angkutan ini biasanya digunakan untuk memandu kapal-kapal motor besar yang melayari perairan Kabupaten Banyuasin 2013-2025 48

sungai musi. Sehingga jumlahnya juga relatif sedikit dibanding jenis angkutan sungai lainnya. 2.11 Telekomunikasi Salah satu sarana komunikasi antar penduduk dan antar wilayah lainnya adalah telepon. Dalam publikasi ini hanya tercatat sarana telekomunikasi dengan menggunakan kabel dan nirkabel (telpon seluler). Gambar 2.17 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Kabupaten Banyuasin Tahun 2010-2012 Sumber: Susenas Banyuasin, 2010-2012 Akses informasi di Kabupaten Banyuasin sudah cukup memadai, bahkan rumah tangga pengguna telepon selular pada tahun 2012 sudah mencapai Kabupaten Banyuasin 2013-2025 49

84,36 persen dari jumlah rumah tanga di Kabupaten Banyuasin. Sedangkan pengguna telpon rumah/kabel pada tahun 2012 mencapi 3,82 persen. Pengguna telpon rumah/kabel terus mengalami penurunan dari tahun ketahun, hal ini seiring beralihnya masyarakat menggunakan telpon seluler. 2.12 Perdagangan Wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki banyak pusat produksi yang tersebar di beberapa tempat. Pusat-pusat produksi tersebut menghasilkan komoditi berupa produk pertanian seperti beras, hasil perikanan, produk perkebunan seperti: kelapa sawit, karet, kelapa dan aneka komoditi lainnya. Kegiatan perdagangan dilakukan melalui transaksi antara produsen dan konsumen baik di pasar, pertokoan, maupun melalui transaksi individual. Pasar merupakan tempat usaha bagi pedagang. Tempat usaha tersebut berupa kios, los maupun pelataran. Pada Tabel 2.18 ditunjukkan jumlah kios dan los yang dikelola oleh Dinas Pengelolaan Pasar KabupatenBanyuasin tahun 2008-2012. Pada tahun 2012 jumlah kios dan los yang tersedia mengalami peningkatan. Jumlah kios yang tersedia pada tahun 2012 berjumlah 1.027 unit, meningkat dari tahun 2011 yang berjumlah 818 unit. Sedangkan jumlah los yang tersedia pada tahun 2012 sebanyak 2.029 unit, meningkat dari tahun 2011 sebanyak 1.788 unit. Sedangkan jumlah tempat berjualan pelataran mengalami penurunan pada tahun 2011 sebanyak 946 unit, yang sebelumnya mencapai 1.456 unit. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 50

Jumlah pedagang yang melakukan transaksi di kios dan los yang tersedia pada tahun 2012 mencapai 3.447 orang pedagang, menurun dari tahun 2011 yang mencapai 3.918 orang pedagang. pedatidak mengalami perubahan sebagaimana data tahun 2010 yaitu berjumlah 818 kios, begitupun jumlah los masih berjumlah 1.788 los. Tabel 2.11 Jumlah Tempat Usaha/Kegiatan Unit Pasar Yang Dikelola Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Banyuasin, 2008-2012 (Unit) Nama Unit Pasar Tersedia Aktif Tidak Aktif Pelataran Kios Los Kios Los Kios Los Jumlah Pedagang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Pkl. Balai 81 434 69 374 12 60 431 874 2. Betung 320 280 259 217 61 63 280 756 3. Sukamoro 38 139 27 112 11 27-95 4. Tl.Betung 96 208-147 96 61 47 194 5. Sukajadi 42 247 36 233 6 14 23 292 6. Makarti Jy 156 60 156 60 - - - 216 7. Keluang 42 126 42 114-12 15 126 8. Sidomulyo - 200-200 - - 119 319 9. Sukamulya - 68-68 - - 16 84 10. Kenten A 152 169 139 169 13 - - 308 11. Sumberjya - 58-58 - - 15 73 12. KTM Telang/Tj.Lago 100 40 100 20-20 - 120 Tahun Jumlah 1.027 2.029 828 1.772 199 257 946 3.447 2011 818 1.788 752 1.710 66 78 1.456 3.918 2010 818 1.788 752 1.710 66 78 1.456 3.918 2009 818 1.718 749 1.587 69 131 1.440 3.776 2008 558 936 535 922 23 14 1.077 2 534 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 51

2.13 Koperasi Lembaga koperasi sangat menunjang dalam pembangunan, terutama dalam hal penyediaan dan penyaluran dana yang diperlukan dalam proses pembangunan tersebut. Koperasi sendiri merupakan wadah perekonomian yang berwatak sosial dan dikelola oleh sekelompok masyarakat untuk membantu meningkatkan kesejahteraannya. Gambar 2.14 Jumlah Koperasi KUD dan Non KUD di Kabupaten Banyuasin, 2008 2012 Jumlah koperasi di Kabupaten Banyuasin tahun 2012 mencapai 331 unit terdiri dari 88 koperasi unit desa (KUD) dan 243 non koperasi unit desa (Non KUD). Jika dibandingkan dengan data tahun 2011, jumlah koperasi di Kabupaten Banyuasin mengalami kenaikan baik KUD maupun non-kud. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 52

Jumlah KUD mengalami kenaikan sebesar 2,32 persen sedangkan jumlah koperasi non-kud mengalami kenaikan sebesar 1,25 persen. Gambar 2.15 Jumlah Anggota Koperasi di Kabupaten Banyuasin, 2008 2012 Jumlah anggota koperasi dari tahun 2008 hingga 2012 secara umum mengalami fluktuasi. Sampai dengan tahun 2011 jumlah anggota koperasi terus mengalami kenaikan sampai dengan 97.550 orang. Penurunan yang cukup tajam terjadi pada tahun 2012 hingga mencapai 85.648 orang atau mencapai -12,20 persen dibandingkan tahun 2011 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 53

2.14 Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang memegang peran penting dalam perekonomian suatu wilayah. Berikut adalah data jumlah bank di Kabupaten Banyuasin tahun 2011. Gambar 2.16 Jumlah Bank Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 Sumber Data : Kantor Kecamatan Dalam Lingkup Kabupaten Banyuasin Pada tahun 2012 di Kabupaten Banyuasin terdapat 26 bank yang tersebar di 6 kecamatan. Kecamatan Banyuasin III dan Betung menjadi kecamatan dengan jumlah bank terbanyak di Kabupaten Banyuasin dengan masing-masing memiliki 8 bank disusul Kecamatan Talang Kelapa dengan 7 bank. Sedangkan sisanya masing-masing 1 buah bank terdapat di Kecamatan Banyuasin II, Banyuasin I, dan Makarti Jaya. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 54

2.5 Kondisi Makro Ekonomi 2.5.1 Struktur Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama perekonomian di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergesaran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi. Tabel 2.12 PDRB Kabupaten Banyuasin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah), 2009-2012 Lapangan Usaha 2009 2010r) 2011*) 2012**) 1 Pertanian 3.267.488 3.635.805 4.148.417 4.568.725 2 Pertambangan & Pengalian 1.480.075 1.809.664 2.058.835 2.166.524 3 Industri Pengolahan 2.828.403 3.234.135 3.458.773 3.745.714 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4.526 4.984 5.621 6.595 5 Bangunan 847.404 965.696 1.142.846 1.383.149 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.243.465 1.427.809 1.670.549 1.964.412 7 Pengangkutan& Komunikasi 59.712 69.517 82.335 99.085 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 77.496 86.682 97.233 112.086 9 Jasa-jasa 588.150 694.325 819.648 1.005.665 PDRB dgn Migas 10.396.719 11.928.617 13.484.257 15.051.955 PDRB tanpa Migas 7.520.534 8.603.791 9.909.916 11.389.095 Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin 2013-2025 55

Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Banyuasin (PDRB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar 13.48 milyar, meningkat menjadi Rp. 15,01 milyar pada tahun 2012. Struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin masih didominasi oleh sektor primer (pertanian dan pertambangan), sebesar 4 4,74 persen komponen PDRB Kabupaten Banyuasin disumbang oleh sektor ini. Komponen utama pembentuk sektor primer berasal dari sektor pertanian sebesar 30,35 persen dan sektor pertambangan yaitu sebesar 14,39 persen. Sektor sekunder (sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor bangunan) memberikan kontribusi sebesar 34.12 persen terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banyuasin. Sumbangan sektor sekunder terutama diberikan oleh sektor industri pengolahan sebesar 24,89 persen. Sumbangan sektor tersier (sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa) terhadap PDRB Kabupaten Banyuasin sebesar 21,14 persen. Pada sektor ini sumbangan terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 13,05 persen. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 56