BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal tersebut mendorong transaksi jual-beli yang dilakukan antara produsen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. 1. Profitabilitas (net profit margin) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (Sugiono, 2009). Menurut Difah (2011) dividen merupakan bagian dari laba

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. dividen yang besarnya minimal sama dengan tingkat bunga deposito atau

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar besarnya. Return tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dibeli oleh perusahaan misalnya pemilihan proyek atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai jenis industri pada negara tersebut. Pasar modal (capital

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah integrasi ekonomi. ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

ANALISIS PENGARUH ROI, CASH RATIO, CURRENT RATIO DAN DER TERHADAP CASH DEVIDEND DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. agar tercapainya tiga tujuan utama yaitu kesinambungan hidup (going concern),

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan utama didirikannya perusahaan berorientasi laba adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian suatu negara tidak dapat terpisahkan dari dunia investasi yang dapat diukur dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan berupa surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya (IDX, 2010). Pasar modal berperan penting sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dan menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi (IDX, 2010). Pihak yang kelebihan dana (investor) dan yang membutuhkan dana (investee) bertemu dan melakukan transaksi di pasar modal (Aljannah, 2010). Investor memiliki tujuan utama dalam berinvestasi yaitu untuk memperoleh return yang dapat berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain) (Handayani, 2010). Dividen adalah distribusi pendapatan perusahaan yang merupakan hak pemegang saham yang dapat berbentuk kas, aktiva atau bentuk lain (Sugiono, 2009). Kebijakan dividen adalah kebijakan untuk membagi keuntungan kepada pemegang saham yang akan dibagikan dalam bentuk dividen dan besarnya laba ditahan untuk kebutuhan perkembangan usaha (Gitosudarmo dan Basri, 2008). 1

2 Proporsi yang dibayarkan kepada pemegang saham bergantung pada kemampuan menghasilkan laba dan kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan. Prosentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham disebut dividend payout ratio (DPR). Pembagian dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga saham yang berarti meningkatnya nilai perusahaan (Utami, 2008). Semakin besar laba memungkinkan semakin besar prosentase dividen sehingga harga saham semakin meningkat. Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang sulit juga dilematis bagi pihak manajemen perusahaan sebab kebijakan tersebut harus diformulasikan untuk dua dasar tujuan dengan memperhatikan maksimalisasi kekayaan para pemegang saham dan pembiayaan yang cukup. Hal tersebut sesuai dengan teori residual dividen bahwa kelebihan kas yang timbul setelah dana kebutuhan investasi terpenuhi seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen (Wicaksana, 2012). Manajemen pada umumnya menahan laba untuk melunasi utang dan sebagai tambahan investasi, kecuali mengetahui bahwa dana tersebut tidak memberikan net present value (NPV) yang positif pada tambahan investasi (Wicaksana, 2012). Namun perusahaan yang memiliki kemampuan dalam membayar dividen diasumsikan oleh masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan. Pembayaran dividen akan meningkatkan kepercayaan sekaligus mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan modalnya (Difah, 2011). Maka dari itu pihak manajemen perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Faktorfaktor yang diduga mempengaruhi kebijakan dividen di antaranya kesempatan

3 investasi, profitabilitas dan likuiditas, akses ke pasar keuangan, stabilitas pendapatan, dan pembatasan-pembatasan (Hanafi, 2012). Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sulit diprediksi oleh para investor (Aljannah, 2010). Sehingga para investor memerlukan informasi yang relevan untuk memprediksi dan mengurangi ketidakpastian tersebut. Informasi yang diperlukan berupa laporan kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Informasi dalam bentuk laporan keuangan perusahaan memberikan manfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan. Investor tidak cukup hanya melihat laporan keuangan saja, sebab perlu analisis lebih lanjut terhadap laporan keuangan tersebut. Kinerja perusahaan dapat diketahui dengan menganalisa menggunakan alat hitung berupa rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (Harmono, 2011). Hasil dari analisis tersebut dapat menjelaskan dan menggambarkan kinerja atau kondisi keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan juga dapat membandingkan hasil kinerja sekarang dengan kinerja yang telah lalu serta membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis (Irawati, 2006). Menurut Budiarto (2009) rasio yang sering digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas, likuiditas dan leverage. Ketiga rasio tersebut termasuk dalam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Profitabilitas menggambarkan efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang dapat diukur melalui jumlah laba operasi atau laba bersih perusahaan

4 (Brealey, Myers dan Marcus, 2008). Rasio ini memiliki peranan utama dalam hubungannya dengan dividen karena dividen merupakan bagian dari laba yang diperoleh perusahaan. Keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban tetapnya berupa bunga dan pajak. Perusahaan yang mengalami kerugian akan menyulitkan dalam hal pembayaran dividen. Sehingga semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo (Irawati, 2006). Likuiditas merupakan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan yang mampu melakukan pembayaran kewajiban jangka pendeknya berarti perusahaan dalam keadaan likuid. Keadaan perusahaan yang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo mengindikasikan bahwa perusahaan mampu juga untuk membayar dividen. Sehingga semakin kuat likuiditas perusahaan, semakin besar kemampuan perusahaan membayar dividen. Rasio utang atau yang diistilahkan dengan leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Irawati, 2006). Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar penggunaan utang yang mengakibatkan semakin besar pula risiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Penggunaan utang ditujukan untuk membantu dalam pencapaian laba yang diharapkan perusahaan. Namun laba bersih yang diperoleh tersebut tidak serta merta diikuti dengan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen, sebab kewajiban membayar utang

5 lebih diutamakan daripada membayar dividen (Wicaksana, 2012). Semakin tinggi penggunaan utang perusahaan menyebabkan semakin sulit perusahaan untuk membayar dividen. Beberapa perusahaan di tahun 2007-2011 yang menunjukkan bahwa profitabilitas dan likuiditas yang tinggi serta leverage yang rendah tidak menjamin dividend payout ratio yang tinggi pula ataupun sebaliknya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Variabel Tabel 1.1 Net Income, NPM, ROA, CR, DAR, DER, DPR PT Sepatu Bata Tbk. Periode 2007-2011 PT Sepatu Bata Tbk 2007 2008 2009 2010 2011 Net Income (Miliar Rupiah) 34.578 157.563 52.981 60.975 56.615 NPM (%) 7,00 29,19 8,85 9,47 8,34 ROA (%) 16,24 56,92 17,20 17,46 15,22 CR (%) 229,47 220,79 235,20 20,85 212,77 DAR (X) 0,37 0,32 0,28 0,32 0,31 DER (X) 0,60 0,47 0,38 0,46 0,46 DPR (%) 299,19 6,73 52,95 27,72 28,28 Sumber : ICMD 2011 Berdasarkan tabel di atas profitabilitas PT Sepatu Bata Tbk. tahun 2008 yang diwakili oleh NPM dan ROA mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya masing-masing sebesar 3,17 kali (317%) dan 2,50 kali (250%). Sementara persentase pembayaran dividen (DPR) turun signifikan di tahun 2008 sebesar 97,7%. NPM dan ROA tahun 2009 keduanya mengalami penurunan sebesar 0,70 kali (70%). Tetapi DPR menunjukkan peningkatan dari tahun 2008 sebesar 6,86 kali. Berdasarkan teorinya kondisi NPM dan ROA tahun 2008 seharusnya berdampak pada peningkatan

6 DPR. Begitu pula NPM dan ROA tahun 2009 yang seharusnya berdampak pada penurunan DPR. Tabel 1.2 Net Income, NPM, ROA, CR, DAR, DER, DPR PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Periode 2007-2011 Variabel PT Multi Bintang Indonesia Tbk 2007 2008 2009 2010 2011 Net Income (Miliar Rupiah) 84.385 222.307 340.458 442.916 507.382 NPM (%) 8,62 16,77 21,06 24,74 27,30 ROA (%) 21,09 33,35 47,56 52,25 55,74 CR (%) 59,12 93,53 65,89 94,50 99,42 DAR (X) 0,68 0,63 0,89 0,59 0,57 DER (X) 2,14 1,73 8,44 1,41 1,30 DPR (%) 124,84 142,17 99,95 0,10 0,10 Sumber : ICMD 2011 Berdasarkan tabel 1.2 di atas likuiditas PT Multi Bintang Indonesia Tbk. yang diwakili oleh CR di tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 43%. Sementara persentase DPR turun signifikan sebesar 99,9%. Hal tersebut bertentangan dengan teori hubungan likuiditas dengan persentase pembayaran dividen. Berdasarkan teori hubungan likuiditas terhadap dividend payout ratio perusahaan dapat mengulang pencapaian dalam pembayaran dividen seperti di tahun 2008 yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Mengingat bahwa perolehan laba terus mengalami peningkatan dari tahun 2007.

7 Variabel Tabel 1.3 Net Income, NPM, ROA, CR, DAR, DER, DPR PT Goodyear Indonesia Tbk. Periode 2007-2011 PT Goodyear Indonesia Tbk 2007 2008 2009 2010 2011 Net Income (Miliar Rupiah) 42.399 812 121.086 66.580 37.213 NPM (%) 3,89 0,07 9,37 3,84 1,98 ROA (%) 10,55 0,65 15,02 6,75 2,39 CR (%) 135,24 148,79 90,48 86,42 85,34 DAR (X) 0,48 0,71 0,63 0,64 0,64 DER (X) 0,94 2,45 1,71 1,76 1,77 DPR (%) 8,51 302,94 7,62 15,40 28,65 Sumber : ICMD 2011 Berdasarkan tabel 1.3 di atas NPM dan ROA di tahun 2008 mengalami penurunan masing-masing sebesar 98% dan 94% dari tahun sebelumnya yang menandakan bahwa perusahaan mengalami penurunan laba yang signifikan. DAR dan DER di tahun 2008 mengalami peningkatan yang signifikan masing-masing sebesar 48% dan 161% yang menandakan bahwa perusahaan mengalami peningkatan utang dari tahun sebelumnya. Sementara DPR di tahun 2008 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 36 kali dari tahun sebelumnya. Tahun 2010 CR mengalami penurunan sebesar 5% seiring penurunan profitabilitas. Namun DPR tahun 2010 meningkat 102% seiring dengan peningkatan leverage. Hal tersebut bertentangan dengan masing-masing teori antara rasio keuangan dengan persentase pembayaran dividen. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap dividend payout ratio.

8 Hasil penelitian terdahulu sejauh ini memberikan pandangan yang kontradiktif untuk ketiga variabel di antaranya penelitian Suharli dan Oktorina (2005) pada perusahaan publik di Jakarta menemukan bukti bahwa rasio profitabilitas yang diproksikan oleh return on investment (ROI), likuiditas yang diproksikan oleh current ratio (CR) dan hutang yang diproksikan oleh debt to equity ratio (DER) dapat memprediksi atau mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Ipaktri (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan oleh return on equity (ROE) dan likuiditas yang diproksikan oleh CR berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Wicaksana (2012) melakukan penelitian yang mendukung penelitian sebelumnya yang menghasilkan kesimpulan bahwa return on asset (ROA), CR dan DER berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Sulisetyani dan Rahayu (2013) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa variabel return on investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap devidend payout ratio (DPR). Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Budiarto (2009) pada industri otomitif 2003-2007 yang menghasilkan kesimpulan bahwa profitabilitas yang diproksikan oleh net profit margin (NPM) dan leverage yang diproksikan oleh DER tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Penelitian Budiarto ini didukung oleh beberapa peneliti lain diantaranya Anil dan Kapoor (2008) melakukan penelitian tentang Determinants of Dividend Payout Ratio A Study of Indian Information Sector menghasilkan kesimpulan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan

9 terhadap DPR. Handayani (2010) melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio yang merupakan proksi dari likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Sumiadji (2011) meneliti tentang analisis keuangan yang mempengaruhi kebijakan dividen menghasilkan kesimpulan bahwa ROA dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Sulisetyani dan Rahayu (2013) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa variabel earning per share (EPS), debt to total assets (DTA), net profit margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap devidend payout ratio (DPR). Berdasarkan teori, fenomena dan hasil penelitian terdahulu yang memberikan pandangan juga hasil yang berbeda-beda maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ini akan menguji kemampuan profitabilitas, likuiditas dan leverage perusahaan dalam mempengaruhi besarnya rasio pembayaran dividen. Berdasarkan uraian di atas masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas, likuiditas dan leverage secara parsial berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

10 2. Apakah profitabilitas, likuiditas dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap dividend payout ratio. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor keuangan yang mampu mempengaruhi dividend payout ratio. Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Kemampuan profitabilitas, likuiditas dan leverage secara parsial dalam mempengaruhi dividend payout ratio. 2. Kemampuan profitabilitas, likuiditas dan leverage secara simultan dalam mempengaruhi dividend payout ratio. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak di antaranya: 1. Bagi pihak manajemen hasil penelitian ini diharapkan perusahaan mampu memberikan kinerja terbaik untuk meningkatkan ketertarikan investor pada perusahaan. 2. Bagi para investor atau analis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam pengambilan keputusan investasi terkait return saham berupa dividen.

11 3. Bagi akademisi hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan teori ilmu akuntansi dan keuangan khususnya mengenai return saham berupa dividen. 4. Bagi para peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik dan semakin reliable. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Subjek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) dengan rentang waktu laporan keuangan yang akan diteliti adalah periode 2007-2011. Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Mei 2013 hingga selesai. Perusahaan manufaktur digunakan dalam penelitian ini karena beberapa alasan sebagai berikut: 1. Menghomogenitaskan data sehingga hasil yang diperoleh bersifat khusus pada satu jenis perusahaan. 2. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang paling banyak terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia sehingga sampel yang didapat semakin banyak. 3. Perusahaan manufaktur adalah sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia dan merupakan jenis industri yang kemungkinan pembayaran dividennya tinggi sehingga penting untuk diteliti.