BAB 1 PENDAHULUAN. saja yang terjadi didunia pada era global dalam waktu yang sangat singkat

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Eksekutif

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak pada berbagai hal. Salah satu dampak perubahan itu adalah

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

- 1 - POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) DINAS PENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO Tahun

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB I PENDAHULUAN. manusianya (pegawai) dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

No.1240, 2014 BKN. Gaji Pokok. PNS. Penyesuaian. Pelaksanaan. Ketentuan Teknis.


GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

2012, No

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR.

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

b) Struktur Organisasi BKD Kabupaten Enrekang; SEKRETARIS Kasubag. Kabid. Mutasi /Informasi Pegawai Kasubid. Mutasi Tenaga Administrasi

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

MANAJEMEN DAN PERENCANAAN SDM DI LINGKUNGAN PNS

ELEMEN-ELEMEN SCENARIO PLANNING BAGI REFORMASI KEBIJAKAN REKRUTMEN DAN SELEKSI PNS DI INDONESIA

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 1998 TENTANG POLA UMUM PEMBINAAN KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI JAJARNA DEPARTEMEN DALAM NEGERI

JUMLAH KETENAGAAN MENURUT ESELON

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM. kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan.

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN WAJO.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk dilakukan karena pengelolaan pegawai di instusi pemerintahan akan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BANDA ACEH. PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH Nomor : 16 TAHUN 2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 2/Menhut-II/2009 TENTANG POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. sudah bersifat global. Perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KARIR TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LAPORAN KINERJA TAHUNAN. Sekretariat Daerah Kota Malang 2015 TAHUN BAGIAN ORGANISASI

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

MEMUTUSKAN : 2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 073/J.A/07/1999

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan

MEMUTUSKAN: 6. Jabatan...

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAYAPURA TAHUN 2015

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG

2015, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan G

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

Sekretariat mempunyai tiga unit yang berada di bawahnya yaitu: (1) Sub Bagian Umum, (2) Sub Bagian Keuangan, dan (3) Sub Bagian Program.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Malang, 23 Pebruari 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG, Dr. Drs. H. IDRUS, M.Si. Pembina Utama Madya NIP

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada era globalisasi seperti sekarang ini yang relatif begitu cepat, hal ini banyak mendatangkan manfaat baik bagi pegawai, maupun bagi perusahaan dan lain sebagainya. Kita bisa tahu apa saja yang terjadi didunia pada era global dalam waktu yang sangat singkat melalui teknologi yang serba cangih seperti saat ini, dengan adanya teknologi yang serba cangih seperti kejadian-kejadian yang melanda bangsa ini, masyarakat akan lebih cepat mendengar atau mengetahuinya melalui pemberitaan di beberapa media cetak maupun elektronik seperti Televisi, HP, Radio dan lain sebagainya. Sumber Daya Manusia yang berkualitas menunjang Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan melalui potensi yang dimiliki masing-masing pegawai. Betapapun sempurnanya aspek teknologi dan ekonomi tanpa aspek manusia sulit kiranya mencapai tujuan Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan dapat dicapai. Dengan demikian posisi manusia sebagai sumber daya dalam Inspektorat mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis juga dapat menentukan baik sebagai objek maupun sebagai subjek bagi segala aktivitas Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan dalam merencanakan, merumuskan, menetapkan dan melaksanakan berbagai 1

2 kegiatan Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan dalam mencapai tujuannya. Keinginan yang digariskan diatas tidak akan tercipta dengan sendirinya melainkan memerlukan dukungan, kemampuan, kemauan dan tekad dari setiap aparatur negara untuk mewujudkannya, serta didukung dengan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pemikiran sistem kebijakan mutasi ini lazim dipakai dalam proses pemindahan pegawai dari instansi ke instansi lainnya yang ada di pemerintahan daerah dan pusat, dengan kebijakan mutasi yang telah di setujui oleh kedua belah pihak tentu telah berdasarkan perundang-undanga yang berlaku, yaitu PP Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. Masalah kebijakan mutasi adalah multi dimensi dan harus dilihat dalam perspektif interdisiplin, karena proses kebijakan dalam dunia kerja dan nyata yang rumit, menyangkut isi dan mekanisme kebijakan, untuk keperluan mutasi pegawai perlu dimodelkan. Kebijakan berkaitan dengan keputusan tentang arah dan intensitas perubahan pegawai dalam organisasi. Pengembangan karier yang berorientasi pada orang dan pada tugas juga akan meningkatkan kinerja dan semangat kerja pegawai. Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan menjadi satu hal yang penting yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan seseorang untuk bekerja dengan baik dan optimal. Pengembangan karier merupakan sesuatu yang penting bagi setiap pegawai, karena tanpa Pengembangan karier yang efektif seorang pemimpin tidak dapat mengarahkan bawahannya melakukan

3 peningkatkan kinerjanya untuk mencapai tujuan Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan. Di samping Pengembangan karier, faktor Kebijakan mutasi juga diduga merupakan faktor yang sangat berperan bagi seseorang dalam melaksanakan peningkatan kinerjanya dengan baik dan optimal. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membuka perubahan sosial dan teknologi, hal demikian akan menjadi tantangan bagi organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusianya agar tetap efektif sehingga organisasi dituntut untuk merancang dan menyelenggarakan program pengembangan. Pengembang karier tidak hanya bergantung pada usaha-usaha individual saja, karena hal itu tidak selalu dengan kepentingan organisasi. Sebagai contoh pegawai mungkin minta berhenti atau pindah ke organisasi lain atau pegawai tidak peduli terhadap kesempatan karier mereka. Pengembangan karier lebih berorientasi pada peningkatan jabatan di masa yang akan datang. Akan tetapi sesungguhnya perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan karena manfaat pelatihan yang di laksanakan sekarang dapat berlanjut sepanjang karier seseorang. Pengembangan karier seseorang merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang bagi karyawan untuk memperoleh penguasaan konsep-konsep abstrak teoritis dan sistematis, merupakan suatu usaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas baru dimasa yang akan datang, serta mempunyai visi terhadap meningkatkan efektivitas karyawan secara keseluruhan serta tanggung jawab yang lebih besar bila dipromosikan. Pengembangan

4 ternyata berperan penting dalam menempuh berbagai jalus karier yang dapat ditempuh oleh seseorang. Kinerja pegawai yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan pada dasarnya mencakup hasil kerja, sikap mental dan perilaku yang selalu mempunyai pandangan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan saat ini harus lebih berkualitas dibanding hasil kerja pada masa lalu dan pekerjaan untuk masa yang akan datang harus lebih berkualitas dibanding hasil kerja pada saat ini. Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa kinerja Pegawai merupakan bagian penting dari seluruh proses kekaryaan Pegawai yang bersangkutan. Kinerja pegawai sangat perlu dilakukan pemantauan hasil kerja yang bersangkutan sebagai salah satu upaya untuk lebih mendorong dan meningkatkan kinerja dirinya. Pemantauan hasil kerja ini bukan merupakan penilaian dari atasan terhadap bawahan akan tetapi merupakan penilaian atas hasil kerja oleh dan untuk mereka sendiri. Dengan demikian mereka akan secara jujur mengisi dan mencatat apa yang telah dihasilkan sampai saat ini dan upaya apa yang akan dilakukan untuk menutup kelemahan dan kekurangan yang ada. Kinerja merupakan aspek penting dalam upaya pencapaiaan suatu tujuan. Pencapaian tujuan yang maksimal merupakan buah dari kinerja tim atau individu yang baik. Peningkatan Kinerja Pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor. Tingkat kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan merupakan suatu ukuran

5 dari output atau hasil kerja dibandingkan dengan input kerja, bahan-bahan, dan peralatan. Peningkatan kinerja Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan berarti menghasilkan lebih banyak keluaran dari masukan. Peningkatan kinerja Pegawai bukan berarti bekerja lebih keras, tetapi bekerja cerdas. Kinerja yang tinggi pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan akan memberi jaminan demi tercapainya tujuan organsiasi. Untuk merealisasikan tujuan organisasi ini maka pimpinan harus mengambil langkah-langkah, antara lain memilih alternatif kegiatan yang akan dilaksanakan atau diusahakan dengan melihat kemungkinan kesempatan baik atau jangka pendek, menetapkan kebijaksanaan, selanjutnya menata struktur organisasi dan struktur tugas di organisasi yang merupakan alat untuk melaksanakan rencana kerja yang telah ditetapkan semula. Kinerja pegawai perlu dilakukan pemantauan hasil kerja yang bersangkutan sebagai salah satu upaya untuk lebih mendorong dan meningkatkan kinerja dirinya. Tabel 1 yaitu jumlah PNS yang memiliki jabatan / eselon dan Tabel 2 yaitu jumlah PNS berdsarkan golongan di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang Selatan berdasarkan 28 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

6 Tabel 1. Jumlah Pejabat per Eselon Eselon Jumlah II a 1 II b 30 III a 52 III b 126 IV a 419 IV b 57 V 26 Jumlah 711 Sumber : Pemkot TangSel, 2012 Tabel 2. Jumlah Pegawai per Golongan Golongan Jumlah IV/c 12 IV/b 91 IV/a 1484 III/d 348 III/c 463 III/b 728 III/a 854 II/d 123 II/c 436 II/b 408 II/a 192 I/d 6 I/c 2 I/b 1 I/a 2 Jumlah 5152 Sumber : Pemkot TangSel, 2012 Berdasarkan hasil pra penelitian untuk mengetahui masalah-masalah pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan telah

7 dilakukan pengamatan pada sebagian perilaku pegawai termasuk melakukan wawancara, serta pengalaman pribadi peneliti, maka disinyalir terdapat fenomena masalah yang berhasil ditemukan berkaitan dengan perilaku pegawai, yaitu berkaitan dengan kebijakan mutasi yang dianggap belum optimal, pengembangan karir yang dianggap belum berjalan baik, kepuasan kerja pegawai yang masih rendah, kinerja pegawai yang masih di bawah standar, komitmen kerja pegawai yang masih di bawah harapan, motivasi kerja yang masih rendah dan kondisi lingkungan kerja yang masih perlu dibenahi. Berikut adalah hasil prapenelitian berdasarkan wawancara kepada 15 orang PNS untuk mendapatkan masalah-masalah yang teridentifikasi. Diketahui bahwa terdapat masalah pada kepuasan pegawai atas kebijakan mutasi yang dijalankan organisasi, kebijakan pengembangan karir, kinerja pegawai dan kepuasan kerja pegawai. Tabel 3. Masalah-masalah Teridentifikasi Identifikasi Masalah Positif Belum positif Kebijakan 9 6 Mutasi Pengembangan 6 9 Karir Kinerja 10 5 Pegawai Kepuasan Kerja 7 8 Sumber : Prapenelitian, 2011

8 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang disebutkan di atas, maka yang hanya dapat diidentifikasi permasalahannya adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan Mutasi Pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan pada saat ini belum baik. 2. Pengembangan Karier Pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan belum baik. 3. Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan masih rendah. 4. Kepuasan kerja Pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan masih rendah. 5. Lingkungan kerja Pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan masih harus ditingkatkan. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka penelitian ini penulis batasi hanya pada : 1. Kebijakan Mutasi Pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan pada saat ini belum baik, sehingga perlu dicarikan solusi untuk mengatasinya. 2. Pengembangan Karier Pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan belum baik, sehingga perlu untuk mencari solusi mengatasinya.

9 3. Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan masih rendah, sehingga perlu mencari solusi mengatasinya. 1.4. Perumusan Masalah Bertitik tolak pada Batasan Masalah, maka penelitian ini dirumuskan dalam satu kalimat adalah : Bagaimanakah tingkat pengaruh Kebijakan Mutasi dan Pengembangan Karier terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan?. 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan nyata, untuk mendapatkan jawaban secara empirik dan realitas dari penelitian ini mengenai beberapa perumusan masalah tersebut di atas, adapuan tujuannya adalah : a. Untuk mengetahui kualitas Kebijakan Mutasi, Pengembangan Karier dan Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan. b. Untuk mengetahui pengaruh Kebijakan Mutasi dan Pengembangan Karier terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan. 1.6. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian seperti telah ditetapkan di atas, maka dapat ditetapkan manfaat penelitian ini, yaitu : a. Bagi Penulis; Hasil Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan penulis, wawasan berpikir khususnya manajemen sumber daya manusia,

10 terutama mengenai Kebijakan Mutasi, dan Perkembangan Karier yang merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kinerja Pegawai. b. Bagi Organisasi; Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai tolok ukur bagi pimpinan Badan Kepegawaian Daerah di Kota Tangerang Selatan juga sebagai bahan pertimbangan di dalam meningkatkan Kinerja Pegawai, terutama yang berhubungan dengan Kebijakan Mutasi, dan Perkembangan Karier yang yang terprogram serta terencana dengan baik dapat mempengaruhi Kinerja Pegawai. c. Bagi Pihak Lain : Hasil penelitian ini bagi pihak lain atau praktisi yang akan melakukan penelitian dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan baik dari segi teori yang telah di peroleh atau pelajari di bangku kuliah dengan penerapannya pada praktek di lapangan kerja.