BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA /PERMEN-KP/2017 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM) PADA DIREKTORAT JENDERAL

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pilihan Jawaban. Jawaban Nilai % Keterangan. Y/T Ya 1 Ya, apabila Tim telah dibentuk di dalam Satker/Satfung A/B/C A 1. Y/T Ya 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH

1. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

LAPORAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

KORUPSI WILAYAH BIROKRASI BERSIH

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

ZONA INTEGRITAS POLDA SUMSEL MENUJU WBK

PENGADILAN NEGERI BOGOR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

SKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG TAHUN Disusun oleh: TIM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/706/KPTS/013/2012 TENTANG

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI SERTA TINDAK LANJUT RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH

PETUNJUK PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LINGKUNGAN POLRI

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) POLRES METRO

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

Pilihan Jawaban. Jawaban Nilai % Keterangan. Y/T Ya 1 A/B/C A 1 A/B/C/D A 1

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 35 TAHUN 2015

- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini.

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

BUPATI POLEWALI MANDAR

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN. Heru Suseno, Yudrika Putra, Nila Yantrisiana, Testianto Hanung F.P

BIROKRASI INDONESIA. Panjang, Berbelit dan Mahal

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Und

CONTOH. File manajemen Perubahan. File Sub Tim Kerja Zi TIM KERJA. Membentuk Tim Kerja Pembangunan ZI

ZONA INTEGRITAS KEMENTRIAN AGAMA KOTA DENPASAR

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BNN TAHUN Jakarta, Juli 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

SOSIALISASI PEDOMAN MENTERI PAN DAN RB NOMOR 20 TAHUN 2012

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/193/2015 TENTANG TIM PENILAI INTERNAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU. wn.ayah BEBAS darl KORUPSI (WBl) &' WILAYAH BIROKRASIBERSIH MELAYANI (W88M) PENILAIAN R1SIKO DALAM PENERAPAN SPIP

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN Disusun oleh: TIM ZONA INTEGRITAS

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 119 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 16/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

Pendahuluan. Penguatan Pengawasan. Lemahnya Sistem Pengawasan. Perilaku koruptif ASN dan Pejabat Negara. Penyimpangan Birokrasi

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2015 Seri E Nomor 3 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan program nasional untuk mewujudkan reformasi birokrasi yang bersih dan anti korupsi, diperlukan pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Landak; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi,Kolusi dan Nepotisme, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Landak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Negara Republik Indonesia Nomor 3904) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor 55 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Landak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3970); 4. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250); 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara

Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4846); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5038); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang 2012 2015 (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 122); 11. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah; 15. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Landak (Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 18 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Landak (Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2013 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 37 ); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 4 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Landak Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2014 Nomor 03); 17. Peraturan Bupati Landak Nomor 43 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten Landak Tahun Anggaran 2015 (Berita Daerah Kabupaten Landak Tahun 2014 Nomor 265); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Landak. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Landak. 4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Landak. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Landak. 6. Pejabat/Pegawai adalah Pejabat/Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Landak, yang terdiri dari Bupati, Wakil Bupati, Pegawai Negeri Sipil Daerah, Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah, Dewan Komisaris BUMD, Direksi BUMD, Pegawai BUMD, Pegawai Tidak Tetap, Pegawai Harian, Pegawai yang bekerja untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Landak. 7. Zona Integritas yang selanjutnya disebut ZI adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. 8. Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi yang selanjutnya disebut Menuju WBK adalah predikat yang diberikan kepada suatu Unit Kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja. 9. Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang selanjutnya disebut Menuju WBBM adalah predikat yang diberikan kepada suatu Unit Kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja dan penguatan kualitas pelayanan publik. 10. Tim Identifikasi Unit Kerja yang selanjutnya disebut TIUK adalah tim Inspektorat yang dibentuk oleh Bupati yang mempunyai tugas melakukan identifikasi dan pembinaan terhadap Unit Kerja yang akan diusulkan memperoleh predikat Menuju WBK/Menuju WBBM.

11. Tim Pembangunan ZI Unit Kerja adalah tim yang dibentuk oleh Kepala Unit Kerja yang mempunyai tugas untuk melakukan pembangunan ZI disetiap Unit Kerja. 12. Tim Penilai Internal yang selanjutnya disebut TPI adalah tim yang dibentuk oleh Bupati yang mempunyai tugas melakukan penilaian terhadap Unit Kerja dalam rangka memperoleh predikat Menuju WBK/Menuju WBBM. Pasal 2 Penyelenggaraan ZI menuju WBK dan WBBM lingkup Pemerintah Kabupaten Landak bertujuan untuk : a. meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pejabat/pegawai tentang pembangunan Zona Integritas di lingkungan Pemerintah Daerah; b. meningkatkan kepatuhan pejabat/pegawai terhadap ketentuan pencegahan dan pemberantasan korupsi; c. meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas organisasi; d. mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; dan e. meningkatkan pelayanan publik. BAB II PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS Pasal 3 1. Pembangunan ZI difokuskan pada penerapan program manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang bersifat kongkrit. 2. Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan membuat dokumen rencana pembangunan ZI sebagaimana terdapat pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. 3. Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh seluruh Unit Kerja dengan membentuk Tim Pembangunan ZI Unit Kerja. Pasal 4 1. Tim Pembangunan ZI Unit Kerja membuat laporan atas pembangunan ZI di Unit Kerjanya secara berkala. 2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati cq. Inspektorat Kabupaten Landak selaku Unit Kerja yang membidangi pengawasan. Pasal 5 1. Tim Pembangunan ZI Unit Kerja terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 4 (empat) orang sebagai anggota. 2. Tim Pembangunan ZI Unit Kerja diketuai oleh pejabat yang berada 1 level di bawah kepala Unit Kerjanya. BAB III PENETAPAN UNIT KERJA MENUJU WBK/WBBM Pasal 6 1. Bupati menetapkan satu atau beberapa unit kerja yang diusulkan sebagai Unit Kerja berpredikat Menuju WBK dengan Surat Keputusan Bupati.

2. Bupati menetapkan satu atau beberapa unit kerja yang telah memperoleh predikat menuju WBK untuk diusulkan sebagai Unit Kerja berpredikat Menuju WBBM dengan Surat Keputusan Bupati. 3. Penetapan Unit Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan melalui proses identifikasi oleh TIUK. BAB IV PEMBINAAN Pasal 7 1. Unit Kerja yang telah ditetapkan untuk diusulkan memperoleh predikat Menuju WBK/WBBM dilakukan pembinaan oleh TIUK sebelum dilakukan penilaian oleh TPI. 2. Unit Kerja yang telah memperoleh predikat Menuju WBK tetap dilakukan pembinaan oleh TIUK dalam rangka mempertahankan predikat Menuju WBK serta memperoleh predikat Menuju WBBM. 3. Unit Kerja yang telah memperoleh predikat Menuju WBBM tetap dilakukan pembinaan oleh TIUK dalam rangka mempertahankan predikat Menuju WBBM. 4. Pembinaan dilakukan dengan cara memberikan asistensi dan konsultasi kepada Tim Pembangunan ZI Unit Kerja. 5. Pembinaan dilakukan atas 6 (enam) komponen pengungkit dan 2 (dua) indikator hasil 6. Komponen pengungkit sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan manajemen SDM, penguatan akuntabilitas kinerja, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik. 7. Indikator hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat. BAB V PENILAIAN WBK/WBBM Pasal 8 1. TPI melakukan penilaian terhadap Unit Kerja yang ditetapkan untuk diusulkan memperoleh predikat WBK/WBBM dengan mengacu pada Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. 2. Hasil penilaian TPI dilaporkan kepada Bupati Landak untuk disampaikan ke Menteri PAN & RB dalam rangka evaluasi oleh TPN. 3. Unit Kerja yang telah mendapat rekomendasi dari TPN untuk memperoleh predikat Menuju WBK ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati sebagai Unit Kerja berpredikat menuju WBK. 4. Unit Kerja yang telah mendapatkan predikat menuju WBK agar meningkatkan pembangunan ZI menuju predikat WBBM. 5. Unit Kerja yang telah mendapat rekomendasi dari TPN untuk memperoleh predikat Menuju WBBM ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati sebagai Unit Kerja berpredikat menuju WBBM. 6. Unit Kerja yang telah mendapatkan predikat menuju WBBM agar mempertahankan predikat WBBM. 7. Unit Kerja yang belum memenuhi syarat memperoleh predikat menuju WBK/WBBM dilakukan pembinaan kembali.

Pasal 9 TPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 terdiri dari: a. satu orang ketua berasal dari Unit Kerja yang membidangi pengawasan; b. satu orang sekretaris berasal dari Unit Kerja yang membidangi Organisasi; dan c. anggota berasal dari Tim Pembangunan ZI masing-masing 1 (satu) orang dari setiap Unit Kerja. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Landak. Diundangkan di Ngabang Pada tanggal Oktober 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LANDAK, Ditetapkan di Ngabang Pada tanggal, 2015 BUPATI LANDAK, Cap/ttd ADRIANUS ASIA SIDOT Cap/ttd LUDIS BERITA DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN 2015 NOMOR Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LANDAK, NIKOLAUS, SH Pembina NIP. 19680225 199903 1 003

LAMPIRAN I KEPUTUSAN BUPATI LANDAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LINGKUNGAN PEMERINTAN KABUPATEN LANDAK RENCANA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN LANDAK A. DASAR DASAR HUKUM RENCANA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM SKPD B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. MAKSUD 2. TUJUAN C. RENCANA AKSI KOMPONEN PENGUNGKIT RENCANA AKSI UNTUK MEDUKUNG DAN MEMPERCEPAT ZONA INTEGERITAS (ZI) KEGIATAN SKPD YANG TERDIRI DARI)

1. MANAJEMEN PERUBAHAN NO INDIKATOR RENCANA AKSI 1. Penyusunan Tim Kerja Pembentukan tim untuk melakukan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM 2. Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/ WBBM 3. Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM 4. Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja 1. Penyusunan rencana kerja pembangunan zona integritas menuju WBK/WBBM; 2. Sosialisasi pembangunan zona integritas menuju WBK/WBBM Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan zona integritas 1. Pimpinan menjadi role model dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM 2. Penetapan agen perubahan dalam pembagunan zona integritas 3. Pelaksanaan pelatihan budaya kerja dan pola pikir 4. Anggota organisasi terlibat dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM TARGET WAKTU PELAKSANAAN

2. PENATAAN TATALAKSANA NO INDIKATOR RENCANA AKSI 1. Prosedur Operasional tetap (SOP) Kegiatan Utama 1. Penyusunan SOP kegiatan utama yang mengacu kepada tupoksi SKPD 2. Evaluasi/perbaikan SOP. 2. E-Office 1. Penyusunan Sistem pengukuran kinerja berbasis sistem informasi; 2. Penyusunan Sistem kepegawaian berbasis sistem informasi; 3. Penyusunan Sistem pelayanan publik berbasis sistem informasi. 3. Keterbukaan Informasi Publik 1. Penerapan kebijakan tentang keterbukaan informasi publik; 2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukan informasi publik TARGET WAKTU PELAKSANAAN

3. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM NO INDIKATOR RENCANA AKSI 1. Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan Organisasi 1. Menerapkan rencana kebutuh-an pegawai yang mengacu kepada peta jabatan dan hasil analisis bebankerja; 2. Menerapkan monitoring dan evaluasi terhdap rencana kebutuhan pegawai di unit kerjanya 2. Pola Mutasi Internal 1. Penyusunan kebijakan pola mutasi internal; 2. Penerapan kebijakan pola mutasi internal; 3. Monitoring dan evaluasi atas kebijakan pola mutasi internal; TARGET WAKTU PELAKSANAAN 3. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi 1. Penganggaran kegiatan pengembangan profesi (Diklat); 2. Monitoring dan evaluasi atas kegiatan pengembangan profesi. 4. Penetapan Kinerja Individu 1. Penerapan penetapan kinerja individu; 2. Penetapan kinerja individu sesuai dengan indikator kinerja level diatasnya; 3. Penetapan kinerja individu dilakukan secara periodik; 4. Hasil penilaian kinerja individu telah dilaksanakan/diimplementasikan mulai dari penetapan, implementasi dan pemantauan. 5. Penetapan Aturan Disiplin/Kode Etik/ Perilaku Pegawai 6. Sistem Informasi Kepegawaian Penerapan aturan disiplin / kode etik / kode perilaku pegawai Pemutakhiran informasi kepegawaian dilakukan secara berkala

4. PENGUATAN AKUNTABILITAS NO INDIKATOR RENCANA AKSI 1. Keterlibatan Pimpinan 2. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja 1. Pimpinan terlibat secara langsung dalam penyusunan perencanaan; 2. Pimpinan terlibat secara langsung dalam penyusunan penetapan kinerja; 3. Pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala. 1. Penyusunan dokumen perencanaan; 2. Dokumen perencanaan berorintasi hasil; 3. Penetapan Indikotor Kinerja Utama (IKU); 4. Indikator kinerja memiliki kriteria SMART; 5. Penyusunan Laporan kinerja; 6. Peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja; TARGET WAKTU PELAKSANAAN

5. PENGUATAN PENGAWASAN NO INDIKATOR RENCANA AKSI 1. Pengendalian Gratifikasi 2. Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) 3. Pengaduan Masyarakat 1. Public campaign tentang pengendalian gratifikasi; 2. Mengimplementasikan pengendalian gratifikasi. 1. Membangun lingkungan pengendalian di unit kerja; 2. Melakukan penilaian risiko atas unit kerja terkait; 3. Sosialisasi SPI ke pihak terkait. 1. mengimplementasikan kebijakan pengaduan masyarakat; 2. menindaklanjuti hasil penanganan pengaduan masyarakat; 3. monitoring dan evaluasi hasil penanganan pengaduan masyarakat; 4. menindaklanjuti hasil evaluasi penanganan pengaduan masyarakat. 4. Whistle Blowing System 1. Menerapkan Whistle Blowing System; 2. Mengevaluasi penerapan Whistle Blowing System; 3. Menindaklanjuti evaluasi penerapan Whistle Blowing System; 5. Penanganan Benturan Kepentingan 1. Mengidentifikasi benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama; 2. Mensosialisasikan kebijakan penanganan benturan kepentingan; 3. Mengimplementasikan kebijakan penanganan benturan kepentingan; 4. Mengevaluasi pelaksanaan penanganan benturan kepentingan; 5. Menindaklanjuti hasil evaluasi pelaksana- an penanganan benturan kepentingan. TARGET WAKTU PELAKSANAAN

6. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK NO INDIKATOR RENCANA AKSI 1. Standar Pelayanan 1. Penyusunan standar pelayanan di unit kerja; 2. Penyusunan SOP bagi standar pelayanan; 3. Melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP 2. Budaya Pelayanan Prima 1. Melakukan Sosialisasi/pelatihan berupa kode etik, estetika, capacity building dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima; 2. Memiliki informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media; 3. Memiliki sistem reward and punishment bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar; 4. Memiliki sarana layanan terpadu/ terintegrasi; 5. Melakukan inovasi pelayanan. TARGET WAKTU PELAKSANAAN 3. Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan 1. Melakukan survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan; 2. Hasil survey kepuasan masyakat dapat diakses secara terbuka; 3. Melakukan tindak lanjut atas hasil survey kepuasan masyarakat.

D. RENCANA AKSI INDIKATOR HASIL 1. TERWUJUDNYA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BEBAS KKN NO INDIKATOR RENCANA AKSI TARGET WAKTU PELAKSANAAN 1. Nilai persepsi korupsi 2. Presentase Penyelesaian TLHP Melakukan survei eksternal atas persepsi korupsi di Pemerintah Kabupaten Landak Menindaklanjuti TLHP 2. TERWUJUDNYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK KEPADA MASYARAKAT NO INDIKATOR RENCANA AKSI 1. Nilai persepsi kualitas pelayanan Melakukan survei eksternal atas persepsi kualitas pelayanan di SKPD- SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Landak Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LANDAK, TARGET WAKTU PELAKSANAAN Diundangkan di Ngabang Pada tanggal 2015 BUPATI LANDAK Cap /ttd ADRIANUS ASIA SIDOT NIKOLAUS, SH Pembina NIP. 19680225 199903 1 003