Pengembangan Miniatur Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sebagai Media Pembelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas (SMA)

dokumen-dokumen yang mirip
PF-65: PENGEMBANGAN SET EKSPERIMEN TERMODINAMIKA UNTUK FISIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM PEMBIASAN CAHAYA UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA

RANCANG BANGUN ALAT PERAGA PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR (SD) Jl. Lontar no 1 Semarang, Indonesia

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA SMA MATERI HUKUM NEWTON DAN APLIKASINYA

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Pembelajaran Interaktif Model Borg And Gall Materi Listrik Dinamis Kelas X SMA Negeri 1 Marawola

II. SILABUS MATA KULIAH

PF-38: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

Pengembangan Alat Peraga Momentum dengan Sistem Sensor

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Pengembangan Media Pembelajaran Alat Peraga pada Materi Hukum Biot Savart di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ENERGI TERBARUKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1. .Banyak pembangkit tenaga listrik yang telah dibangun yaitu PLTA (Pembangkit Listrik

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 1-5 (2017)

Fisika Dasar II. : Sutrisno, Saeful Karim, Endi Suhendi

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM MEDAN MAGNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA SMA

Pengembangan Alat Praktikum Sederhana Konsep Listrik Magnet untuk Siswa SMP Daerah Terpencil

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran yang diberi judul PEMBUATAN MEDIA. PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DENGAN exe PADA POKOK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM KAPASITOR PLAT SEJAJAR UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA DIELEKTRIK SUATU BAHAN

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. 5. Resonansi

B A B 1 PENDAHULUAN. sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan kita akan mecetak manusia yang

Guru SMU Muhammadiyah Gombong, = ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran fisika seringkali dianggap susah oleh siswa karena cara

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI KARTUN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI USAHA DAN ENERGI KELAS XI SMAN 3 MALANG

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN

Doni Setiawan, Arum Setiawan, Mustafa Kamal, Erwin Nofyan, Nita Aminasih Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

DESKRIPSI FISIKA DASAR I (FIS 501, 4 SKS) Nama Dosen : Saeful Karim Kode Dosen : 1736

Pengembangan Pesawat Atwood Berbasis Sensor LDR (Light Dependent Resistor) sebagai Alat Peraga GLB Dan GLBB

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola Untuk Memotivasi Siswa Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Parabola

Pengembangan Sensor Air Hujan Menggunakan Hukum Archimedes Untuk Jemuran Pakaian Otomatis Berbasis Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Fisika

PELATIHAN MANAGEMEN LABORATORIUM BAGI PENGELOLA LABORATORIUM IPA SD DI WILAYAHKABUPATEN SLEMAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI LAJU REAKSI BERDASARKAN MODEL PEMBELAJARAN Discovery-Problem Base Learning

MEMANFAATKAN LIMBAH LAMPU LISTRIK UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN PAIKEM MATA PELAJARAN FISIKA SMA

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

PENERAPAN TEORI MOTIVASI KOMPETENSI MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

Proposal Skripsi Teknik Fisika PROPOSAL SKRIPSI

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

LAMPIRAN I. Analisis Data Konstanta Dielektrik ε r pada Udara. d = 0,013 m. Δ E = 50 Volt/m. Δ V = 0,5 volt. Δ d = 0,00005 m

MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS SAINTIFIK 5M DENGAN PANDUAN MIND MAP PADA MATERI KOLOID

BAB I PENDAHULUAN. tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar)

KIT Sederhana Mesin Stirling untuk Materi Temodinamika di SMA Serta Evaluasi Pembelajarannya

Pengembangan Media Pembelajaran Termoelektrik Generator sebagai Sumber Energi

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

Analisa Pengaruh Temperatur Air Terhadap Aliran fluida dan laju Pemanasan Pada Alat Pemanas Air

THE PRACTICALITY TEST OF MAGNETIC EXPERIMENTAL DEVICES FOR PHYSICS LEARNING OF JUNIOR HIGH SCHOOL

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester :

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL PADA MATERI TETAPAN KESETIMBANGAN UNTUK KELAS XI IPA SMA N 6 BATANGHARI KARYA ILMIAH

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERCOBAAN e/m ELEKTRON

Fatmawaty Damiti 1, Dr. Hamzah Yunus.,M.Pd 2, Hj. Irawati Abdul, SE.,M.Si 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SILABUS DAN SAP MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengembangan dari penelitian ini adalah berupa sebuah CD

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN

MATA PELAJARAN : TEKNIK SEPEDA MOTOR (OTO-TSM) JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam melakukan pekerjaan. Namun perkembangan teknologi tidak

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL BAKORUSIRU SISWA KELAS X-TKR3 SMK NEGERI 1 SEMARANG. Sri Muntamah Amri

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X SMK SEMESTER GANJIL PADA MATA PELAJARAN INSTALASI LISTRIK DASAR

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

3. Resonansi. 1. Tujuan Menentukan cepat rambat bunyi di udara

Transkripsi:

Pengembangan Miniatur Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sebagai Media Pembelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas (SMA) Fahrian Elfinurfadri, Razali Rasyid, Hadi Nasbey Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda 1 Rawamangun, Jakarta, 132, Indonesia. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk pengembangan berupa miniatur pembangkit listrik tenaga uap yang dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran fisika untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir ilmiah siswa dalam pembelajaran fisika pada materi perubahan energi kelas XI SMA. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 11 - Januari 13 di Laboratorium Jurusan Fisika FMIPA-UNJ. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (research and development). Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu (1) mengkaji tuntutan standar KTSP dan inventarisasi permasalahan guru dalam menyampaikan konsep perubahan energi. (2) perancangan media, (3) pembuatan media miniatur pembangkit listrik tenaga uap, (4) uji fungsional dan karakteristik media, (5) pengembangan desain media miniatur agar mudah diamati, (6) validasi oleh tenaga ahli (dosen), guru dan siswa. Hasil uji coba miniatur pembangkit listrik tenaga uap menunjukkan bahwa miniatur pembangkit listrik tenaga uap merupakan media pembelajaran sebagai alat demonstrasi yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dan pesan pembelajaran serta dapat mengembangkan keterampilan proses sains. Hasil uji coba miniatur pembangkit listrik tenaga uap dapat menarik minat siswa dalam belajar fisika dengan topik yang menarik dan berguna bagi mereka sehingga mudah memahami materi dan pesan pembelajaran yang disampaikan serta dapat mengembangkan keterampilan proses sains. Kata Kunci : alat peraga, miniature, pembangkit listrik tenaga uap.miniature, steam power plants. 1. Pendahuluan Penelitian tentang pembelajaran fisika menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat membuat pembelajaran fisika menjadi lebih menarik, mudah dipahami dan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Keterlibatan siswa secara aktif merupakan salah satu faktor terpenting dalam tercapainya proses pembelajaran. Penelitian pengembangan media pembelajaran juga sering dilakukan dalam upaya mencari solusi alternatif permasalahan dalam pembelajaran fisika. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu efektifitas proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi pelajaran sehingga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman karena menyajikan informasi secara menarik dan terpercaya.[1] Berdasarkan hasil angket siswa menunjukkan bahwa 71.43% siswa merasa kesulitan dalam memahami pelajaran fisika dengan alasan terlalu banyak simbol, rumus, dan istilah yang digunakan, 85.71% responden belum pernah menggunakan media berupa miniatur pembangkit listrik, Kemudian didapat juga data bahwa 93.88% responden mendukung, dan tertarik dengan adanya pengembangan pendukung pembelajaran fisika berupa media pembangkit lisrtik tenaga uap. Penggunaan miniatur dalam pembelajaran fisika SMA dapat memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, menafsirkan, menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan. Dalam hal ini siswa dilatih untuk mengembangkan sejumlah keterampilan ilmiah yang disebut juga keterampilan proses sains. Berdasarkan uraian diatas, maka dikembangkan penelitian dengan judul Pengembangan Miniatur Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sebagai Media Pembelajaran Fisika SMA. 2. Metodelogi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat di pertanggung jawabkan [2]. 129

Produk yang dihasilkan yaitu set miniatur pembangkit listrik tenaga uap. Penggunaan miniatur pembangkit listrik tenaga uap ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang dapat digunakan dalam menjelaskan materi perubahan energi pada pembelajaran fisika. Penelitian pengembangan ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 1. Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan langkah awal pengembangan media yang bertujuan untuk mengetahui miniatur pembangkit listrik tenaga uap ini dibutuhkan sebagai media pembelajaran fisika SMA. 2. Pengembangan desain alat miniatur pembangkit listrik tenaga uap dengan diameter dalam,9 mm dan diameter piston,6 mm sedangkan tabung piston kedua dengan diameter dalam 7,1 mm dan diameter piston 6,9 mm. Terdapat flywheel yang mengubah gerak maju mundur piston menjadi gerak melingkar. Diantara piston dan flywheel dihubungkan oleh lengan yang terbuat dari kuningan yang biasa disebut dengan crankshaft. Pengembangan desain awal dimulai dari membuat story board, dengan story board akan memudahkan dalam pengerjaan alat karena memvisualisasikan skenario dalam bentuk tulisan kedalam gambar. Setelah story board selesai pengembang memulai untuk mendesain bagian miniatur secara manual. Media miniatur yang dibuat disesuaikan dengan skenario yang sudah ditentukan. 3. Pembuatan miniatur Proses pembuatan miniatur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Bagian boiler (pemanas air) Bagian boiler menggunakan bahan stenles steel, boiler ini menggunakan casing (penutup) boiler menggunakan bahan kayu yang berfungsi sebagai isolator. Pada bagian boiler juga terdapat keran yang berfungsi sebagai klep buka tutup saluran uap, selain itu boiler dilengkapi dengan barometer sebagai alat ukur tekanan pada boiler. Gambar 3. Mesin uap c. Bagian generator Pada bagian ini terdapat kumparan dan magnet yang berfungsi sebagai pengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Kumparan merupakan bagian stator (diam). Total kumparan adalah 12 kumparan yang disusun berpasangan, diantara pasangan kumparan terdapat magnet sebagai komutator (bergerak) yang disusun dengan arah medan magnet yang sama. Generator ini juga terdapat rangkaian listrik dan mikrocontroler untuk mengukur kecepatan putaran. Tampilan nilai tegangan yang dihasilkan dan putaran rotor diperlihatkan pada LCD, terdapat satu tombol ON/OFF dan terdapat soket kabel penghubung usb ke komputer. Gambar 4. Generator Gambar 1. Boiler Gambar 2. Cover b. Bagian mesin uap (steam engine) Bagian mesin uap sebagian besar menggunakan bahan berupa kuningan dan stenles steel. Mesin uap terdiri dari dua piston, tabung piston pertama menggunakan kuningan d. Bagian maket perumahan Pada bagian ini terdapat desain perumahan yang memperlihatkan situasi dan kondisi yang sebenarnya. Maket ini terdiri dari 6 rumah dan satu tiang sutet, satu rumah terdiri dari satu LED dan pada sutet terdiri dari 4 LED. 1

tenaga uap diharapkan menjadi media yang mendukung siswa dalam pembelajaran fisika SMA. 3.2. Hasil uji validasi tenaga ahli (dosen) Berdasarkan kelima aspek penilaian yaitu kesesuaian isi (content), kesesuaian konsep, isi Gambar 5. Maket Perumahan 4. Uji coba awal oleh ahli Media miniatur yang telah dibuat kemudian diuji coba oleh ahli materi dan ahli media. Uji coba dilakukan terdiri dari 2 uji ahli materi dan 2 uji ahli media untuk melakukan uji coba terhadap miniatur pembangkit listrik tenaga uap. 5. Uji coba terhadap guru-guru fisika Setelah uji ahli dilakukan dan telah diperbaiki, selanjutnya melakukan uji coba skala kecil terhadap guru-guru fisika. Guru fisika yang melakukan uji coba sebanyak 3 guru. 6. Uji coba terhadap siswa Uji coba pelaksanaan lapangan terhadap siswa dilakukan di SMA dengan populasi target adalah siswa SMA kelas XI. Observasi terhadap miniatur pembangkit listrik tenaga uap ini dilakukan untuk mengetahui keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran fisika. 7. Penyempurnaan desain miniatur pembangkit listrik tenaga uap Penyempurnaan desain miniatur didasarkan pada masukan, saran dan pendapat dari hasil uji coba yang telah dilakukan sebelumnya. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil Analisis Pendahuluan Tahap analisis kebutuhan awal dilakukan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan kendala guru dan siswa dalam pembelajaran fisika mengenai materi perubahan energi. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa jarang menggunakan media peraga dalam proses pembelajaran fisika. Berdasarkan fakta tersebut, peneliti menganggap perlu adanya media ajar pendukung pembelajaran fisika sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yaitu media peraga di SMA untuk mendukung pembelajaran. Dengan dihasilkannya media miniatur pembangkit listrik media, desain dan keterampilan proses sains, rentang interpretasi skor rata-rata yang di dapat berada pada rentang -1% (sangat baik). Pada uji validasi yang dilakukan bahwa miniatur pembangkit listrik tenaga uap berkaitan dengan kesesuaian dari standar isi dalam KTSP dan penggunaan media miniatur sebagai alat bantu pembelajaran di sekolah untuk membantu siswa mencapai kompetensi dasar yang harus dicapai. 1 7 6 1 1 7 6 1 1 94 Kesesuaian Isi (content) 91.25 Isi Media (cotent) Kesesuaian 88.75 Desain Gambar 6. Diagram validasi tenaga ahli (dosen) Media miniatur yang telah dihasilkan harus sesuai dengan konsep fisika sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi. Di samping itu, media miniatur harus menarik, praktis, serta mudah dalam penggunaannya sehingga dapat menarik perhatian siswa saat digunakan dalam proses pembelajaran. Media miniatur pembangkit listrik tenaga uap diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung dan lebih konkrit kepada siswa. Keterampilan Proses Sains 131

Setelah dilakukan uji validasi oleh tenaga ahli diperoleh masukan-masukan diantaranya: a. Perlu dilengkapi temperatur kontrol pada boiler agar suhu yang mampu menghasilkan uap dapat terdeteksi b. Perlu dilengkapi kontrol air pada boiler untuk mengetahui volume air yang ada pada boiler c. Pada bagian piston perlu di sempurnakan lagi untuk memperkecil uap yang terbuang. 3.3. Uji validasi terhadap guru Berdasarkan kelima aspek penilaian yaitu kesesuaian isi (content) mendapatkan interpretasi skor %, kesesuaian konsep sebesar 86.7%, isi media sebesar 88.3%, desain sebesar 85%, dan keterampilan proses sains sebesar 81.3%. Rentang interpretasi skor rata-rata berada pada rentang - 1% (sangat baik). 1 7 6 1 Kesesuaian Isi Kesesuaian 86.7 88.3 85 81.3 Isi Media Desain Keterampilan Proses Sains Gambar 7. Diagram validasi guru Secara keseluruhan, validasi media peraga miniatur pembangkit listrik tenaga uap oleh tenaga ahli (guru) mendapat berbagai saran dan masukan untuk menambah nilai guna dari media peraga miniatur antara lain : a. Model miniatur pembangkit listrik tenaga uap agar dibuat lebih praktis dan efisien. b. Model miniatur pembangkit listrik tenaga uap diusahakan memperkecil energi yang terbuang ke lingkungan. c. Model pembelajaran dengan penggunaan alat yang sesuai dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari sangat baik diperkenalkan di kelas. d. Hasil pembuatan alat atau model dapat dijadikan riset dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3.4. Uji coba media peraga terhadap siswa Berdasarkan hasil uji coba terhadap siswa, didapatkan interpretasi skor kesesuaian isi (content), kesesuaian konsep dan desain berada pada rentang -1%. Sedangkan pada aspek interaktif berada pada rentang 7-1%. Dari hasil kuesioner, siswa menyatakan bahwa lebih mudah dalam memahami konsep perubahan energi. 1 7 6 1 86 Kesesuaian Isi (content) 89.5 Kesesuaian.5 Desain Gambar 8. Diagram validasi siswa 77 Interaktif Dalam kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa pada materi perubahan energi yaitu untuk menganalisis proses-proses perubahan energi yang menerapkan hukum kekekalan energi dengan melakukan pengamatan secara langsung siswa dapat memperoleh pengalaman langsung yang di dapat dari lingkungan sekitar. 3.5. Pembahasan Pada aspek penilaian yang membahas kesesuaian isi (content) sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Rentang interpretasi skor dosen dan guru berada pada tingkat penilaian sangan baik. Dapat disimpulkan bahawa media miniatur pembangkit listrik tenaga uap ini sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada. Pada aspek penilaian yang membahas kesesuaian konsep pemahaman pada proses perubahan energi. Dengan memperlihatkan prosesproses perubahan energi secara lebih sederhana tingkat penilaian yang didapat terhadap tenaga ahli (dosen dan guru) dan siswa berada pada tingkat penilaian sangat baik. Pada aspek penilaian yang membahas tentang isi media (content media) memiliki rentang yang sama berada pada tingkat penilaian yang sangat baik. Pada aspek penilaian yang membahas desain alat oleh tenaga ahli (dosen dan guru) dan siswa berada pada tentang sangat baik. Saran mengenai isi 132

media maupun desain alat lebih ditekankan perbaikan fungsi media agar lebih efektif dengan kerumitan yang ada pada alat. Pada aspek penilaian yang membahas mengenai keterampilan proses sains. Untuk mengetahui sejauh mana keterampilan yang diterapkan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media peraga. Tingkat penilaian oleh tenaga ahli (dosen dan guru) berada pada rentang yang sangat baik. Pada aspek penilaian yang membahas tentang interaktif hanya diperuntukkan kepada siswa agar lebih memotivasi siswa menjadi lebih aktif. Tingkat penilaian yang didapat berada pada rentang yang baik. 4. Kesimpulan dan Saran Pengembangan media peraga miniatur dilakukan untuk menghasilkan media berupa miniatur pembangkit listrik tenaga uap. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa miniatur pembangkit listrik tenaga uap dapat digunakan sebagai media pembelajaran fisika SMA untuk menjelaskan materi perubahan energi. Miniatur pembangkit listrik tenaga uap juga sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Selain itu miniatur pembangkit listrik tenaga uap dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran, serta dapat mengembangkan keterampilan proses sains dan juga dapat digunakan oleh guru sebagai alat demonstrasi yang membantu guru untuk mempermudah dan memperjelas penyampaian materi dan pesan pembelajaran. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga [6] Liam, O Brien. 1. A Simple Steam Engine. Canada. [7] Mulyasa, E. 5. Menjadi Guru Profesional- Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. [8] Munawaroh, J. 1. Perancangan dan Pembuatan Miniatur Penghasil Biogas (sebagai Media Pembelajaran). Skripsi. Malang : Universitas Islam Negeri. [9] Napis. 6. Pengembangan Miniatur Transmisi Daya Listrik (power transmission miniature) untuk Pembelajaran Fisika. Skripsi. Jakarta : FMIPA, Universitas Negeri Jakarta. [1] Rustaman. N dan Andrian Rustaman. 1996. Penilaian Keterampilan Proses IPA. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan. [11] Sianturi, R. S. 8. Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Pembangkit Listrik Tenaga Disel Aplikasi PT. Musim Mas Kim II Medan. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara. [12] Soedibyo, E. 3. Keterampilan Proses Sains. Jakarta: Depdiknas [13] Tipler, A. 1. Physics for Scientists and Engineers Diterjemahkan oleh Bambang Soegijono. Fisika untuk Sains dan Teknik. Edisi. 3 Cet. 1. Jilid II. Jakarta: Erlangga [14] Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2. Fisika Universitas (terjemahan) Jakarta : Penerbit Erlangga. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, SMA Negeri Jakarta dan SMA Negeri 71 Jakarta. Daftar Pustaka [1] Arsyad,Azhar. 5. Media Pembelajaran (Edisike 6). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. [2] Borg W.R. and Gall M.D. 1983. Educational Research An Introduction, 4th edition. London: Longman Inc. [3] Depdiknas. 2. Silabus Kurikulum Berbasis Kopmpetensi. Jakarta: Balitbang-Depdiknas [4] Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. [5] Halliday & Resnick. 1996. Fisika Jilid 2. (Diterjemahkan Pantur Silaban & Erwin Sucipto) 133