I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan menjelaskan kesimpulan akhir dari hasil analisis data dan

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN

SPIP adalah sistem pengendalian intern diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Drs. AYI RIYANTO, MSi Satgas SPIP Perwakilan BPKP Provinsi DIY

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 pasal

Apa sebenarnya SPI dan SPIP?

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Institut Seni Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

PERKEMBANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI INDONESIA

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN APBN (BANSOS BIDANG PENDIDIKAN)

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32

Sistem Pengendalian Internal dan Pemeriksaan Pengelolaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Oleh : Lutfi Harris, M.Ak., Ak. Satuan Pengawasan Internal

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I INTRODUKSI. Bab ini akan menguraikan terlebih dulu tentang latar belakang topik

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

BAB I PENDAHULUAN. Visi Universitas XY pada tahun 2025 adalah menjadi. kecendekiaan. Salah satu misi untuk mewujudkan visi tersebut adalah

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama


BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB VII PENUTUP. pengendalian intern, harus dilaksanakan kelima unsur dari SPIP yaitu lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai wujud pertanggungjawaban daerah atas otonomi pengelolaan keuangan

Fungsi SPI Dalam Mengawal Pengawasan Eksternal INSPEKTUR III DR. YOHANES INDRAYONO, AK, MM, CA APRIL 2017

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /M/PER/XII/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dalam organisasi/instansi. Hal ini ditandai dengan semakin

Oleh Direktur Pengawasan Industri dan Distribusi pada Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian, BPKP. Mirawati Sudjono, Ak., M.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I membahas permasalahan yang melatarbelakangi penelitian, pertanyaan

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN PERSEPSI KERUGIAN NEGARA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, masyarakat dan atau pemerintah oleh karenanya Perguruan Tinggi

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

INSPEKTORAT MENJADI APIP YANG EFEKTIF

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan dan cita-cita bangsa yang diamanatkan dalam undang-undang. Apapun bentuk organisasinya, fungsi, tugas maupun bidang kerjanya baik di tingkat pemerintahan pusat maupun daerah harus diselenggarakan secara efisien, efektiv, transparan dan akuntabel. Untuk itu penyelenggaraan negara harus mendapatkan pengawasan yang melekat (WASKAT, Inpres No. 1 tahun 1989) baik dari pihak internal penyelenggara itu sendiri (Internal Control) maupun pihak eksternal (External Control). Berbagai upaya telah dilakukan ditunjukkan dengan terbitnya berbagai produk hukum seperti Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Surat Edaran (SE), dan produk hukum lainnya dengan tujuan agar pelaksanaan penyelenggaraan negara tidak keluar dari garis-garis yang telah ditetapkan. UU nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dalam pasal 58 ayat (1) mengamanatkan bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, presiden selaku kepala pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemeritah secara menyeluruh, selanjutnya pada ayat (2) Sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Berbekal amanat undang-undang tersebut pemerintah melalui lembaga Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memprakarsai disusunnya suatu sistem pengendalian intern pemerintah melalui Peraturan

2 Pemerintah nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP), dan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pengendalian intern di setiap satuan kerja pemerintah baik di pusat (kementerian/lembaga) maupun di pemerintah daerah. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang dimaksud dalam PP nomor 60 tahun 2008 adalah: proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Tujuan ditetapkannya PP nomor 60 tahun 2008 ini adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efisiensi dan efektivitas tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Melalui PP nomor 60 tahun 2008 ini pemerintah mendorong agar terciptanya pengendalian intern dalam pengelolaan organisasi penyelenggara negara untuk dapat mengantisipasi resiko terjadinya kerugian negara serta untuk mewujudkan Good Governance dalam penyelenggaraan negara. Kegiatan pengendalian (control activities) merupakan salah satu unsur dalam kerangka sistem pengendalian intern pemerintah (PP 60 tahun 2008). Kegiatan pengendalian melingkupi kebijakan, prosedur, dan pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh suatu satuan kerja pemerintah untuk mencegah, menolak, mengalihkan, dan membagi (mitigate, avoid, transfer, share) terhadap resiko-resiko yang telah teridentifikasi melalui suatu kegiatan penilaian resiko

3 (Risk Assessment). Pelaksanaan kegiatan pengendalian diwujudkan dengan dibentuknya satuan tugas atau tim aparat pengendalian intern pemerintah (APIP) sebagai motor penggerak dilaksanakannya kegiatan pengendalian, dan yang menjamin pencapaian tujuan institusi dalam prosedur, pelaksanaan kebijakan, dan pelaksanaan strategi pengurangan resiko kebijakan. Penerapan unsur kegiatan pengendalian pada setiap satuan kerja dapat berbeda-beda, karena disesuaikan dengan tugas, fungsi, karakteristik, dan kompleksitas masing-masing. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap penerapan unsur kegiatan pengendalian apakah sudah sesuai dengan standar penerapan yang ditetapkan pemerintah melalui PP nomor 60 tahun 2008. Kegiatan pengendalian intern pemerintah dilaksanakan oleh aparat pengendalian intern pemerintah (APIP), yang terdiri dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal (Itjen) di tiap-tiap Kementerian/Lembaga atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern (PP No. 60 tahun 2008, Pasal 49). Dalam pasal 48, ayat (2) PP No.60 tahun 2008, APIP melaksanakan kegiatan pengendalian intern melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. APIP melaksanakan pengawasan dengan tujuan untuk mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan kegiatan pemerintah dan pembangunan (Murwanto, dkk : 2006). Kegiatan pengendalian harus menjadi bagian integral dalam setiap aktifitas dan individu dalam organisasi pemerintah. Pelaksanaan rencana dan strategi organisasi yang sudah dirumuskan harus dapat dikawal dalam penerapannya untuk

4 mengurangi terjadinya resiko-resiko financial maupun operasional yang berpotensi terhadap pelanggaran hukum. Beberapa permasalahan yang menjadi temuan BPK RI pada tahun 2012 untuk lingkup perguruan tinggi negeri diantaranya adalah pada kegiatan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan rekening, pemanfaatan aset, dan bahkan penyalahgunaan anggaran yang berujung pada tindak pidana korupsi. Universitas Gadjah Mada salah satunya, meskipun tidak bersifat material tetapi masih ditemukan adanya masalah dalam pengadaan barang dan jasa, dan pengelolaan rekening. Begitupun dari hasil audit KAP (Kantor Akuntan Publik) yang secara independen melaksanakan audit di UGM mewakili BPK-RI, meskipun dari hasil audit terhadap laporan keuangan tahun 2012 diberikan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), akan tetapi masih menyisakan catatan-catatan diantaranya sistem informasi aset milik negara, laporan kepatuhan peraturan perundang-undangan, dan sistem pengendalian internal. Kegiatan pengendalian harus dirancang secara formal untuk dapat mempengaruhi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku dan bertindak sesuai dengan tujuan organisasi. Pengendalian organisasi bisa melalui kebijakan, aturan, dan prosedur birokrasi (soft control) serta juga bisa melalui pelaksanaan kegiatan audit, reviu, dan monitoring (hard control), guna untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektiv dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Setiap individu dalam organisasi memiliki tujuan personal (individual goal). Kegiatan pengendalian diharapkan dapat menjadi

5 jembatan (goal congruence) untuk menyelaraskan antara tujuan personal (individual goal) dengan tujuan organisasi (Organisational Goal). Perguruan tinggi merupakan organisasi/satuan kerja pemerintah dibawah naungan Kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemdikbud) yang melaksanakan fungsi pelayanan akan pendidikan tinggi. Pelaksanaan pengendalian intern di perguruan tinggi ditegaskan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 44 tahun 2011 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Sebagai satuan kerja di lingkungan Kemendiknas (sekarang Kemdikbud), perguruan tinggi wajib untuk melaksanakan pengendalian intern secara menyeluruh didalam penyelenggaraan organisasinya. Universitas Gadjah Mada merupakan satuan kerja pemerintah dibawah naungan Kemdikbud. Itu artinya berdasarkan PP nomor 60 tahun 2008, UGM juga wajib melaksanakan kegiatan pengendalian dalam penyelenggaraan organisasinya. Berbagai perubahan bentuk tata kelola organisasi yang dialami UGM adalah sebagai upaya untuk mewujudkan otonomi perguruan tinggi yang dilandasi dengan kemandirian, prinsip-prinsip fleksibilitas, transparansi dan akuntabilitas. Otonomi dalam pengelolaan perguruan tinggi memberikan ruang gerak yang luas bagi UGM untuk mampu bersaing secara global, sebagaimana visi UGM dalam Rencana Strategis UGM 2008-2012 dan yang masih menjadi acuan pelaksanaan kegiatan di tahun 2013, yaitu untuk menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat, dan dengan dijiwai Pancasila,

6 mengabdi kepada kepentingan dan kemakmuran bangsa (World Class Reasearch University). Kantor Audit Internal (KAI) UGM berfungsi sebagai unit pengendali dan pengawas independen bagi universitas. KAI yang dibentuk berdasarkan SK Rektor UGM nomor 924/P/SK/HT/2012, merupakan pengembangan dari Satuan Audit Internal yang telah dibentuk sejak tahun 2004 berdasarkan SK Rektor nomor 209/P/SK/HT/2004. Tugas KAI adalah sebagai berikut : a. merumuskan kebijakan-kebijakan di bidang audit non akademik, monitoring, konsultasi dan pengembangan di lingkungan universitas; b. melakukan komunikasi melalui rapat, diskusi dan media lain dengan unsur-unsur pimpinan universitas, fakultas dan unit kerja lain terkait lingkup kerja Kantor Audit Internal; c. merumuskan kebijakan pengawasan internal di lingkungan universitas; d. menyusun pedoman dan standar kerja; e. menentukan standar kualifikasi untuk penerimaan staf auditor dan kenaikan jabatan; f. merencanakan penyusunan sistem audit internal; g. mengamankan aset dan meningkatkan kinerja universitas; h. melakukan pemeriksaan secara independen terhadap manajemen universitas;

7 i. memberikan masukan kepada pimpinan universitas tentang pengembangan sistem informasi terintegrasi dan tata kelola universitas; j. menyampaikan hasil audit dan rekomendasinya dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan kepada Rektor; k. membantu unit dalam menyusun sistem dan pedoman kerja menuju tercapainya pengendalian internal yang baik; l. menyusun dan mengembangkan sistem terkait dengan pelaksanaan audit dan monitoring; m. menyusun dan mengembangkan sistem pengawasan keuangan dan aset universitas yang terintegrasi; n. mengembangkan pelaksanaan sistem informasi audit yang terintegrasi; dan o. mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang audit. KAI juga menjalankan fungsi sebagai penjamin sekaligus menjadi strategic partner bagi UGM melalui pelayanan konsultasi dan bimbingan dalam pengelolaan organisasi (assurance dan consulting), dan melalui kegiatan-kegiatan audit, monitoring, dan reviu keuangan maupun operasional. Untuk dapat mewujudkan UGM sebagai universitas yang mandiri dan bertata kelola baik (Good University Governance), diperlukan adanya kegiatan pengendalian (control activities) yang memadai.

8 1.2 Perumusan masalah Transformasi UGM dalam berbagai pola tata kelola organisasi membutuhkan dukungan dan komitmen yang tinggi dari segenap unsur di dalam organisasi. Rencana Strategis (Renstra) yang disusun harus mendukung pencapaian tujuan dan cita-cita UGM, untuk itu diperlukan adanya upaya untuk mengendalikan jalannya organisasi agar sejalan dengan tujuan dan cita-cita yang direncanakan. Kegiatan pengendalian tidak dapat memberikan keyakinan mutlak akan tetapi memberikan keyakinan yang memadai terhadap penyelenggaraan organisasi. Untuk itu kegiatan pengendalian penting untuk dilaksanakan guna memberikan keyakinan yang memadai atas pengelolaan organisasi, serta mendorong organisasi ke arah pencapaian tujuan dan cita-cita secara efisien, efektiv, dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Sebagai APIP di UGM, KAI memiliki peran untuk mendorong pelaksanaan kegiatan pengendalian secara memadai. Pokok permasalahan yang dapat dianalisis dalam penelitian ini dibatasi pada salah satu unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam PP nomor 60 tahun 2008 yaitu pada unsur kegiatan pengendalian (Control Activities). Rumusan masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan unsur kegiatan pengendalian di Kantor Audit Internal UGM berdasarkan PP nomor 60 tahun 2008? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam penerapan unsur kegiatan pengendalian di KAI UGM?

9 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana penerapan unsur kegiatan pengendalian berdasarkan PP nomor 60 tahun 2008 di Kantor Audit Internal (KAI) Universitas Gadjah Mada. Diharapkan melalui penelitian ini dapat menjawab pertanyaan penelitan dalam rumusan permasalahan diatas, yaitu: 1. Untuk mengidentifikasi kesesuaian penerapan kegiatan pengendalian di KAI UGM dengan daftar uji dalam lampiran PP nomor 60 tahun 2008. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan unsur kegiatan pengendalian di KAI UGM. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai tambahan referensi pada sektor publik, melalui gambaran tentang penerapan unsur kegiatan pengendalian berdasarkan PP nomor 60 tahun 2008 di KAI UGM dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapannya. Selain itu diharapkan pula memiliki kontribusi bagi para pengambil kebijakan dengan memberikan perhatian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan kegiatan pengendalian di KAI, serta menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti tentang penerapan unsur kegiatan pengendalian berdasarkan PP nomor 60 tahun 2008 dalam organisasi perguruan tinggi.

10 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Teknik Pengumpulan data a. Metode studi pustaka digunakan dalam penelitian ini terhadap literatur, majalah, buku, hasil penelitian terdahulu, maupun media publikasi lainnya yang digunakan sebagai dasar penulisan. b. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan, guna memperoleh gambaran penerapan kegiatan pengendalian di KAI, pengumpulan data langsung yang dapat dilakukan adalah melalui survey kuisioner terhadap para auditor dan wawancara mendalam terhadap seorang narasumber di KAI. Sedangkan teknik observasi dan dokumentasi tidak dapat dilaksanakan secara optimal karena pembatasan ruang dan kesempatan yang diberikan kepada peneliti sebagai akibat tingginya tingkat rutinitas dan pekerjaan di KAI. 1.5.2 Teknik analisis data a. Kuisioner Kuisioner yang dibagikan kepada responden di KAI bersifat tertutup, dan disusun berdasarkan dua belas butir daftar uji unsur kegiatan pengendalian dalam lampiran PP nomor 60 tahun 2008 yang dikembangkan dengan menggunakan banyak sumber informasi dan ide-ide yang berbeda-beda. Sumber utamanya adalah Internal Control Management and Evaluation Tool dari General Accounting Office (GAO). Tujuan utama dilaksanakannya teknik survey ini

11 bukan untuk memperoleh data secara kuantitatif, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Akan tetapi teknik ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran secara umum dari para auditor tentang penerapan kegiatan pengendalian di KAI. Data yang diperoleh dari hasil kuisioner tidak diolah dengan menggunakan statistik, tetapi pembobotan masing-masing pilihan jawaban kuisioner dimaksudkan untuk dapat menghitung nilai-rata dari masingmasing butir uji penerapan, kemudian dilakukan penskalaan (Likert). Kriteria penilaian hasil kuisioner didasarkan pada lima pilihan jawaban untuk memperoleh gambaran kesesuaian penerapan kegiatan pengendalian di KAI dengan unsur kegiatan pengendalian dalam PP nomor 60 tahun 2008. Hasil kuisioner yang masih memerlukan konfirmasi dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap narasumber yang ditunjuk oleh pimpinan KAI. b. Wawancara Wawancara dilakukan secara interaktif terhadap seorang narasumber di KAI, baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur berkenaan dengan fokus dan tujuan penelitian. Hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan pendekatan model Miles dan Hubberman (1984) yang dimodifikasi. Penarikan kesimpulan akhir direncanakan menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang dikemukakan Holsti (1969). Analisis isi ini dilakukan untuk mengetahui lebih mendalam akan isi dan pesan-pesan yang terkandung dalam pernyataan dan informasi hasil wawancara. Analisis isi dilakukan dengan menggunakan seorang interpreter lainnya, hasil analisis dibandingkan untuk setiap kategori uji kegiatan pengendalian. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dan menggunakan

12 pendekatan kualitatif. Analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi kesesuaian dua belas butir daftar uji unsur kegiatan pengendalian dalam lampiran PP nomor 60 tahun 2008 terdiri dari: 1. Penerapan umum; 2. Reviu atas kinerja; 3. Pembinaan sumber daya manusia; 4. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi; 5. Pengendalian fisik atas aset; 6. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja; 7. Pemisahan fungsi 8. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; 9. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian penting; 10. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; 11. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan 12. Dokumen yang baik atas sistem pengendalian internal serta transaksi dan kejadian penting.