BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diajarkan dari sudut pandang Islam, 1 di Indonesia tidak dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

Menganalisis Organisasi Pergerakan Pada Masa Pendudukan Jepang

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS POLITIK K.H. HASYIM ASY ARI PADA MASA PERJUANGAN MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

BAB V KESIMPULAN. menyebabkan beliau dihargai banyak ulama lain. Sejak usia muda, beliau belajar

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Perkembangan Gereja Protestan di Indonesia berjalan seiring. dengan berbagai gejolak politik yang terjadi sejak pertama kali

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEJARAH INDONESIA SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PANCASILA PANCASILA DAN AGAMA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar menjadi manusia seutuhnya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SEJARAH TAHUN 2014

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

I. PENDAHULUAN. pesantren terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

NILAI NASIONALISME DALAM FILM SANG KIAI (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN IPS TAHUN 2013

PENDIDIKAN PANCASILA

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas

BAB IV BENTUK PERAN POLITIK NU DAN IMPLIKASINYA

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH SMP KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Perkembangan Pendidikan Islam yang tidak lagi hanya berarti pengajaran agama saja akan tetapi mencakup arti pendidikan pada semua cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan dari sudut pandang Islam, 1 di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia dari masa penjajahan hingga masa reformasi dewasa ini. Bahkan secara kronologis perkembangan pendidikan di Indonesia mencakup : pendidikan zaman kerajaan Hindu dan Budha, pendidikan zaman kerajaan/kesulthanan Islam, pendidikan zaman VOC dan kolonial Belanda, pendidikan zaman pendudukan Jepang, dan pendidikan zaman setelah kemerdekaan. 2 Berbagai kebijakan pendidikan yang telah dilalui oleh bangsa Indonesia tersebut memiliki dasar filosofis dan tujuan yang berbedabeda, baik pada zaman kolonial Belanda dan zaman pendudukan Jepang maupun pada zaman sesudah kemerdekaan. Dalam Perang Pasifik (Perang Dunia ke II), Jepang memenangkan peperangan pada 1942, berhasil merebut Indonesia dari kekuasaan Belanda. Perpindahan kekuasaan ini terjadi ketika Kolonial Belanda menyerah tanpa 1 Samsul Nizar, Sejarah Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta, PT. Ciputat Press Group, 2005), h. 172. 2 Mestoko Sumarsono, Indonesia dan Hubungan antar Bangsa, (Jakarta, Sinar Harapan, 1985), h. 3. 1

2 syarat kepada sekutu. 3 Penjajahan Jepang di Indonesia mempunyai konsep Kemakmuran Bersama Asia Raya (Hokko I chi-u) dengan semboyan Asia untuk Asia. 4 Jepang mengumumkan rencana mendirikan lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya pada tahun 1940. Jepang akan menjadi pusat lingkungan pengaruh atas delapan daerah yakni: Manchuria, Daratan Cina, kepuluan Muangtai, Malaysia, Indonesia, dan Asia Rusia. 5 hal ini menjadi harapan Jepang untuk menguasai Asia Timur dengan berbagai propaganda dan memgambarkan berbagai pengalaman mereka dalam perang dunia II melawan sekutu, salah satu Negara di Asia timur. Dengan konteks sejarah dunia yang menuntut dukungan militer kuat, Jepang mengelola pendidikan di Indonesiapun tidak bisa dilepaskan dari kepentingan ini sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam peperangan pasifik. Setelah Februari 1942 menyerang Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya memaksa Belanda menyerah pada Maret 1942. 6 Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan beberapa kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan 3 Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2004), h. 85. Rohidin Wahab, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung, Alfabeta, 2004), h. 17. 4 Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2001), h. 267. 5 Suwendi, op. cit., h. 87. 6 Rohidin Wahab, op. cit., h. 18.

3 berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda dan khusus pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan mencakup : 1. Mengubah Kantor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang dipimpin kaum orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri, yakni K.H. Hasyim Asy ari, 2. Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin, 3. Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta, 4. Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal -bakal TNI di zaman kemerdekaan, dan 5. Diizinkannya Majelis Islam A la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU. 7 Terlepas dari tujuan awalnya guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, ulama dan pemimpin nasionalis, walaupun kemudian menjelang akhir masa pendudukannya, ada indikasi kuat Jepang kemudian menerapkan sistem Nipponize kembali, yakni dengan dikerahkannya Sendenbu (propagator Jepang) 7 Redja Mudaryanto, op. cit., h. 268.

4 untuk menanamkan ideologi yang diharapkan dapat menghancurkan ideologi Indonesia Raya. Penjajah Jepang telah memfasilitasi berbagai aktivitas kaum muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu perkembangan Islam dan keadaan umatnya setelah tercapainya kemerdekaan. Lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti Pesantren, Madrasah, Surau, dan semacamnya mempunyai andil besar terhadap proses pemerdekaan bangsa dari belenggu penjajah. 8 Lembaga-lembaga tersebut menjadi tempat dan simbol perlawanan terhadap penjajah. Lembaga pendidikan Pesantren yang dikenal sebagai lembaga mandiri yang berbasiskan masyarakat bawah tak luput dari pengawasan pemerintah Kolonial. Pada masa Belanda lembaga ini disebut dengan nama Priesteren dan pada masa Jepang disebut Kokumin Gakko. Kolonial Belanda melalui tekanan dan pembatasan yang sangat ketat dan kolonial Jepang dengan pengendalian. Hal ini dilakukan sebab lembaga-lembaga pendidikan Islam dicurigai sebagai kantong-kantong perlawanan dan pemberontakan terhadap penjajah. Oleh karena itu upaya mendiskriditkan dan 8 Pesantren, Madrasah dan Surau merupakan sistem pendidikan tertua khas Indonesia. Akarakar historis keberadaan pesantren di Indonesia dapat di lacak jauh ke belakang, yaitu pada masa-masa awal datangnya Islam di bumi Nusantara ini dan tidak diragukan lagi pesantren intens terlibat dalam proses Islamisasi tersebut. Sementara proses Islamisasi itu, pesantren dengan canggihnya telah melakukan akomodasi dan transformasi sosio-kultural terhadap pola kehidupan masyarakat setempat. Oleh karena itu, dalam prespektif historis, lahirnya pesantren bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan akan pentingnya pendidikan, tetapi juga untuk penyiaran agama Islam. Menurut M. Dawam Raharjo, hal itu menjadi identitas pesantren pada awal pertumbuhannya, yaitu sebagai pusat penyebaran agama Islam, di samping sebagai sebuah lembaga pendidikan. Lihat Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Institusi, (Jakarta, Erlangga, 2009), h. 17. M. Dawam Raharjo, Perkembangan Masyarakat dalam Perspektif Pesantren, Pengantar dalam M. Dawam Raharjo (ed), Pergaulan Dunia Pesantren; Membangun dari Bawah, (Jakarta, P3M, 1985), h. 7.

5 diskriminatif terhadap lembaga-lembaga tersebut dilakukan melalui kebijakankebijakan pemerintahan. Akibat kebijakan-kebijakan diskriminatif terhadap lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut maka para pelopor pendidikan Islam pada saat itu setidaknya mempunyai dua sikap yaitu passive defensive dan active progressive, sebagaimana ditulis oleh Imam Machalli sebagai berikut : Sikap active-progressive memandang bahwa tekanan, pengawasan dan pembatasan terhadap lembaga pendidikan Islam merupakan kebijakan diskriminatif kolonial. Oleh karena itu, usaha yang harus dilakukan umat Islam untuk menyelamatkan pendidikan Islam adalah berupaya mencapai kesetaraan dan kesejajaran dengan lembaga-lembaga pendidikan lain, baik dalam segi kelembagaan maupun kurukulumnya. Bagi para penggerak sikap ini berpandangan bahwa ketergantungan pada tekanan penjajah justru akan semakin melemahkan posisi umat Islam sendiri. Sebaliknya, membiarkan sikap defensive terus-menerus akan semakin memberi ruang lebar bagi gerakan pendidikan kolonial. Oleh karena itu diperlukan lembaga-lembaga pendidikan secara mandiri yang produknya sama dengan sekolah ala kolonial, akan tetapi tidak tercerabut dari akar keagamaannya. Wujud konkrit dari upaya ini adalah tumbuh dan berkembangnya sekolah Islam atau madrasah di berbagai wilayah, baik di pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa. Sementara sikap passivedefensive nampak pada usaha lembaga-lembaga pendidikan Islam menghindar dari pengaruh politik kolonial terhadap system pendidikan Islam yang dipraktekkannya. Hal ini dapat dilihat di lembaga pendidikan pesantren. Pesantren pada saat itu sepenuhnya menjaga jarak dengan pemerintah kolonial, baik secara lokasi maupun orientasi pendidikannya. Lokasi pesantren pada umumnya terletak di daerah-daerah yang jauh dari pusat-pusat pemerintahan dan desa terpencil, sedangkan pendidikan pesantren lebih berorientasi pada pembinaan mental-keagamaan. Posisi pesantren dalam hal ini menjadi benteng pertahanan ummat atas penetrasi penjajah dalam bidang pendidikan. Sikap dan pilihan pesantren menjadi lembaga yang mandiri dan bebas dari pengaruh pemerintah kolonial memang terwujud meski harus dibayar dengan resiko terasing dari perkembangan masyarakat modern, dan hal tersebut masih tersisa sampai sekarang. 9 pendidikan Islam yang ingin bertahan untuk menjalani

6 kurikulum pendidikan yang diiginkan oleh lembaga tersebut harus bisamenyesuaikan diri dengan keadaan yang terjadi pada saat itu. Kalau tidak mau mengikuti aturan yang ada terpaksa harus mengambil resiko untuk menjauh dari perkotaan. Tekanan dan kebijakan diskriminatif kolonial terus berjalan, namun demikian di bawah tekanan dan kebijakan tersebut lembaga-lembaga pendidikan Islam justru mampu menghasilkan tokoh-tokoh tangguh yang menjadi pioneer dan penggerak melawan penjajah menuju Indonesia merdeka. Pergantian era kekuasaan sangat mempengaruhi model dan kebijakan pendidikan yang dihasilkan. Pendidikan memang tidak bisa terlepas dari situasi politik sebuah bangsa. Pemerintah Kolonial Belanda menjadikan pendidikan sebagai sarana memperoleh tenaga kerja di bidang administrasi tingkat rendahan. Pendidikan tingkat lanjut hanya diprioritaskan pada kalangan bangsawan semata. Pada masa Jepang, pendidikan tak lepas dari propaganda Jepang yang disisipkan pada materi pelajaran dari tingkat SD sampai dengan SLTA. Akibatnya, semua rakyat mengakui kehebatan dan superioritas Jepang sebagai bangsa maju di kawasan Asia Pasifik. Mereka melaksanakan apa yang diharapkan Jepang yaitu sebagai serdadu yang siap maju di medan perang seperti: Romusha, Heiho, dan Peta. Sebaliknya, pada masa Indonesia merdeka pendidikan diarahkan sebagai medium pembangkit rasa nasionalisme. Karena keadaan tertentu, periode ini tidak banyak pengembangan pendidikan yang bisa 9 Imam Machalli, Kebijakan Pendidikan Islam dari Masa Ke Masa ; Dari Kebijakan Diskriminatif Menuju Kebijakan Berkeadilan, dalam http://www.imammachali.com/berita-138- html, diakses Sabtu, 12 Januari 2013.

7 diharapkan. Secara kualitas, pendidikan tetap terjaga mutunya hanya pendirian bangunan sekolah tidak banyak artinya. Pada masa Orde Baru, perubahan kurikulum senantiasa silih berganti. Perubahan dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi kepentingan global yang berubah. Hal ini pun masih dilanjutkan dengan pergantian kurikulum pada era reformasi. Kurikulum 2006 merupakan alternatif terakhir dari bangunan kurikulum dalam sejarah Indonesia. Artinya, pemerintah tetap belajar dari pengalaman. Lintasan pendidikan yang berusia cukup tua pada akhirnya menghasilkan kebijakan yang penuh nuansa keberpihakan pada esensi pendidikan itu sendiri. Bertitik tolak dari uraian di atas, mendorong penulis untuk melakukan satu studi berjudul : Kebijakan Sistem Pendidikan Islam di Era Penjajahan Belanda dan Jepang (Studi Komperatif). Dengan memperhatikan permasalahan yang ada, penulis berpendapat bahwa studi ini merupakan kajian yang sangat menarik. B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul terkait dengan penelitian ini dapat didentifikasikan sebagai berikut : a. Bagaimana kebijakan Belanda di akhir masa penjajahanya di Indonesia dan penjajah Jepang tentang pendidikan Islam dalam perkembangan sistem pendidikan Islam pasca kemerdekaan?

8 b. Apakah kebijakan Belanda di akhir masa penjajahanya di Indonesia dan penjajah Jepang tentang pendidikan Islam dalam perkembangan sistem pendidikan Islam pasca kemerdekaan tersebut sejalan dengan konsep pendidikan Islam? c. Apa saja bentuk-bentuk kebijakan kebijakan Belanda di akhir masa penjajahanya di Indonesia dan penjajah Jepang tentang pendidikan Islam dalam perkembangan sistem pendidikan Islam pasca kemerdekaan? d. Bagaimana konstribusi kebijakan kebijakan Belanda di akhir masa penjajahanya di Indonesia dan penjajah Jepang tentang pendidikan Islam dalam perkembangan sistem pendidikan Islam pasca kemerdekaan? e. Bagaimana konsistensi pelaksanaan kebijakan kebijakan Belanda di akhir masa penjajahanya dan penjajah Jepang tentang pendidikan Islam di Indonesia? f. Apa saja ruang lingkup kebijakan kebijakan Belanda di akhir masa penjajahanya dan penjajah Jepang tentang pendidikan Islam di Indonesia? g. Bagaimana pengaruh kebijakan kebijakan Belanda di akhir masa penjajahanya dan penjajah Jepang tentang pendidikan Islam di Indonesia terhadap perkembangan Pendidikan Islam pasca kemerdekaan? 2. Batasan Masalah Penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada kebijakan sistem pendidikan Islam di akhir era penjajahan Belanda dan Jepang serta pengaruhnya

9 terhadap perkembangan sistem pendidikan Islam di Indonesia di awal kemerdekaan. 3. Rumusan Masalah Dari latarbelakang di atas, permasalahan yang ada dapat penulis rumuskan sebagai berikut : a. Apa saja bentuk kebijakan penjajah Belanda di akhir masa penjajahanya dan Jepang tentang sistem pendidikan Islam di Indonesia? b. Bagaimana sistem pendidikan Islam di Indonesia di era terakhir masa penjajahan Belanda dan penjajah Jepang? c. Bagaimana pengaruh kebijakan Belanda di akhir masa penjajahanya dan penjajah Jepang tentang sistem pendidikan Islam terhadap perkembangan sistem pendidikan Islam di Indonesia di awal kemerdekaan? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis bentuk kebijakan penjajah Belanda di akhir masa penjajahanya dan Jepang tentang sistem pendidikan Islam di Indonesia, 2. Untuk mengetahui sistem pendidikan Islam di Indonesia di era terakhir masa penjajahan Belanda dan penjajah Jepang, 3. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan Belanda di akhir masa penjajahanya dan penjajah Jepang tentang sistem pendidikan Islam terhadap perkembangan sistem pendidikan Islam di Indonesia di awal kemerdekaan.

10 D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah : 1. Sebagai salah satu khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang Pendidikan Islam, 2. Merupakan rujukan untuk memperoleh informasi-informasi terkait dengan pendidikan Islam, sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya sudah pernah ada. 3. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister dalam Ilmu Pendidikan Islam pada Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim Riau.