BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Bab II Tinjauan Pustaka

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI (IT GOVERNANCE)

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

Taryana Suryana. M.Kom

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen. Melalui pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc

KNSI AUDIT SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT PADA DOMAIN DELIVERY AND SUPPORT (DS) STUDI KASUS : UNIVERSITAS WIDYATAMA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab II Tinjauan Pustaka

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

DAFTAR ISI CHAPTER 5

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep dasar Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (Studi Kasus : Kementerian Agama Kantor Kota Pekanbaru)

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT.

BAB II LANDASAN TEORI

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENERAPAN COBIT FRAMEWORK UNTUK MENILAI PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN (STUDI KASUS PADA KLINIK XYZ YOGYAKARTA)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

LAMPIRAN A Kuesioner I : Management Awareness

PENGEMBANGAN MODEL INFORMATION TECHNOLOGY (IT) GOVERNANCE PADA ORGANISASI PENDIDIKAN TINGGI MENGGUNAKAN COBIT4.1 DOMAIN DS DAN ME

PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK JURUSAN DI UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan perangkat keras begitu pesat, seiring

EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FRAMEWORK COBIT VERSI 5.

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT)

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perguruan Tinggi (PT) merupakan institusi yang memberikan pelayanan

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu

BABl. Pesatnya perkembangan teknologi, sehingga perkembangan sistem informasi

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN SIPMB MENGGUNAKAN MATURITY MODEL PROSES MENGELOLA DATA (DS11)

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

FRAMEWORK TATA KELOLA TI

LANDASAN TEORI. IT Governance

BAB II LANDASAN TEORI

MANAGING CONTROL OBJECT FOR IT (COBIT) SEBAGAI STANDAR FRAMEWORK PADA PROSES PENGELOLAAN IT-GOVERNANCE DAN AUDIT SISTEM INFORMASI

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3

BAB II LANDASAN TEORI

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.

PENILAIAN KESELARASAN ANTARA TUJUAN BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PT SARANA LUAS MAJU KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi

Irman Hariman., 2 Purna Riawan 2

Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas (SIBC) Vol. 10, No. 2. Agustus 2017

UTS SUSULAN AUDIT SISTEM Standar Pengelolaan di Dunia IT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Maturity Level merupakan respersentasi kedewasaan proses sistem informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tata kelola TI yang efektif dapat membantu perusahaan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AUDIT TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 DOMAIN PLAN AND ORGANISE (Studi Kasus : RS ABC )

SISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. Audit sistem informasi ini memiliki tujuan untuk menciptakan Good

Bab 2 Tinjauan Pustaka

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK

Sandra Jamu Kuryanti Manajemen Informatika AMIK BSI Bogor Jl. Merdeka No. 168, Bogor

Nama : Hery Budiawan TTL :Sukoharjo,14 Januari 1978 Pendidikan : Teknik Sipil ITB 1996 Istri : Ponirah Anak : M.Danish Dhiaurrahman (3,5 th) Aisyah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEDUA)

ANALISIS PENGUKURAN TATA KELOLA TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.0 STUDI KASUS PT. SEMESTA TEKNOLOGI PRATAMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 5

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011)

MODEL PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI (IT GOVERNANCE) PADA PROSES PENGELOLAAN DATA DI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem, Informasi, Sistem Informasi 2.1.1 Definisi Sistem Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Menurut beberapa ahli mendefinisikan sistem sebagai berikut [1]: James Havery Sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Edgar F Huse dan James L. Bowdict Sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan. Pendekatan sistem yang sangat menekan yaitu : sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. 2.1.2 Definisi Informasi Informasi adalah data yang diolah dan dibentuk menjadi lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi merupakan pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan keterangan atau pengetahuan. Maka dengan demikian sumber informasi adalah data. Data adalah kesatuan yang menggambarkan suatu kejadian atau kesatuan nyata.[2] Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa semakin banyak informasi II-1

II-2 dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.[3] Informasi menurut beberapa ahli :[4] Pengertian Informasi Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Menurut Jogiyanto HM Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan ebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan umtuk pengambila keputusan Menurut George H. Bodnar Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat Dari banyak pengertian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa Informasi adalah data-data, objek-objek yang diolah sedemikian rupa agar tersusun dan terklarifikasi dengan baik sehingga memiliki arti bagi penerimanya yang selanjutnya menjadi pengetahuan tentang suatu hal tertentu yang membantu pengambilan keputusan. 2.1.3 Definisi Sistem Informasi Menurut beberapa ahli Sistem Informasi : Sistem informasi adalah suatu kombinasi teratur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan database

II-3 (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.[5] Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. [6] Sistem Informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain untuk membentuk suatu kesatuan untuk mengintegrasi data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi tersebut.[7] Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemenelemen atau sumber daya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hierarki tertentu, dan bertujuan mengolah data menjadi informasi.[8] 2.2 Audit Sistem dan Teknologi Informasi 2.2.1 Audit Sistem Audit sistem adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya.[9] Tujuan itu antara lain adalah : 1. Pengamanan atas aktiva Dukungan sistem informasi berbasis computer dalam pengamanan aktiva yang terdapat di bagian atau fungsi pengolahan data elektronik, yang meliputi

II-4 : Hardware, Software, personel, file data dan pendukung sistem informasi. Dukungan sistem informasi berbasis komputer dalam pengamanan aktiva juga tidak terbatas hanya pada asset bagian PDE saja, tetapi meliputi juga bagianbagian lain dalam organisasi. 2. Pemeliharaan atas integritas data. Integritas data(data integrity) didalam sebuah sistem informasi berbasis komputer mempunyai pengertian bahwa data yang diolah dalam suatu sistem informasi berbasis komputer haruslah data yang memenuhi syarat : 1. Lengkap. 2. Mencerminkan suatu fakta yang sebenarnya. 3. Asli, belum dirubah. 4. Dapat dibuktikan kebenarannya. Audit sistem informasi didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan evaluasi fakta/evidence untuk menentukan apakah suatu sistem informasi telah melindungi asset, menjaga integritas data, dan memungkinkan tujuan organisasi tercapai secara efektif dengan menggunakan sumber daya secara efisien. Dalam pelaksanaan audit digunakan etika profesi yang dirumuskan oleh organisasi profesi Information System Audit and Control Association (ISACA). [10] Audit sistem informasi dilakukan untuk dapat menilai : 1. Apakah sistem komputerisasi suatu organisasi atau perusahaan dapat mendukung pengamanan asset. 2. Apakah sistem komputerisasi dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. 3. Apakah sistem komputerisasi tersebut efektif,efisien dan data integrity terjamin.

II-5 Tujuan Audit Sistem Informasi menurt Ron Weber (1999,p.11-13) dapat disimpulkan secara garis besar terbagi menjadi 4 tahap yaitu : 1. Meningkatkan keamanan asset-asset perusahaan. 2. Meningkatkan integritas data. 3. Meningkatkan efektifitas sistem 4. Meningkatkan efisiensi sistem. Faktor-faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan audit sistem informasi (Weber, 1999, p.6) adalah antara lain untuk : 1. Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah. 2. Mendeteksi resiko kehilangan data. 3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil proses sistem komputerisasi salah/lambat/tidak lengkap. 4. Menjaga asset perusahaan karena nilai hardware, software dan personil yang lazimnya tinggi. 5. Mendeteksi resiko error komputer. 6. Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer (fraund). 7. Menjaga kerahasiaan. 8. Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan komputer. Weber menggambarkan the need for controls and audit of computers terdapat dalam model dibawah ini: Gambar 2.1 control dan audit for CBIS

II-6 2.2.2 Teknologi Informasi Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. [11] Dalam konteks bisnis, Information Technology Association of America menjelaskan pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, informasi bergambar, teks dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputasi dan telekomunikasi.[12] Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, di mana penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa "teknologi baru belum memiliki nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi informasi (TI).[13] Beberapa bidang modern dan muncul teknologi informasi adalah generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika, ''Cloud Computing'', sistem informasi global, Skala besar basis pengetahuan dan lain-lain. Teknologi menurut beberapa ahli : Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar (kamus Oxford, 1995). Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi (Haag & Keen, 1996).

II-7 Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (software & hardware) yang digunakan untuk memproses atau menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999). Teknologi Informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis (Lucas, 2000). Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (William & Sawyer, 2003). Dari banyak definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. 2.3 Model Audit Tata Kelola Sistem Informasi Sesuai standar Internasional untuk Praktik Peofesional Audit Internal ( Standar ), lingkup aktivitas audit internal di antaranya adalah Tata Kelola (governance). Pada standar 2110 yang mengatur tentang Tata Kelola disebutkan bahwa aktivitas audit internal harus menilai dan membuat rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses tata kelola organisasi dalam rangka pemenuhan tujuantujuan sebagai berikut : [14] 1. Mempromosikan etika dan nilai-nilai yang pantas didalam organisasi. 2. Memastikan manajemen dan akuntabilitas kinerja yang efektif.

II-8 3. Mengkomunikasikan informasi risiko dan pengendalian ke area-area yang terkait didalam organisasi 4. Mengkoordinasikan kegiatan dewan serta mengkomunikasikan informasi di antara mereka, auditor eksternal dan internal, dan manajemen.[15]. Penelitian IT Governance Institute (ITGI) menunjukkan bahwa TI telah bergeser dari isu teknologi menjadi isu manajemen dan pengelolaan. TI harus dikelola selayaknya aset perusahaan lainnya. Penerapan TI di perusahaan akan dapat dilakukan dengan baik apabila ditunjang dengan suatu pengelolaan TI (IT Governance) dari mulai perencanaan sampai implementasinya. IT Governance yang tidak efektif akan menjadi awal terjadinya pengalaman buruk yang dihadapi perusahaan seperti (1) Kerugian bisnis, berkurangnya reputasi dan melemahnya posisi kompetisi; (2) Tenggang waktu yang terlampaui, biaya lebih tinggi dari yang diperkirakan, dan kualitas lebih rendah dari yang telah diantisipasi; (3) Efisiensi dan proses inti perusahaan terpengaruh secara negatif oleh rendahnya kualitas penggunaan TI; (4) Kegagalan inisiatif TI untuk melahirkan inovasi atau memberikan keuntungan yang dijanjikan; (5) Penggunaan standar IT Governance mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut. Pertama, The Wheel Exists, penggunaan standar yang sudah ada dan mature akan sangat efisien. Perusahaan tidak perlu mengembangkan sendiri framework dengan mengandalkan pengalamannya sendiri yang tentunya sangat terbatas. Kedua, Structured, standar-standar yang baik menyediakan suatu framework yang sangat terstruktur, yang dapat dengan mudah dipahami dan diikuti oleh manajemen. Lebih lanjut lagi, framework yang terstruktur dengan baik akan memberikan setiap orang pandangan yang relatif sama. Ketiga, Best Practices, standar-standar tersebut telah dikembangkan dalam jangka waktu yang relatif lama dan melibatkan ratusan orang dan organisasi di seluruh dunia. Pengalaman yang direfleksikan dalam model-model pengelolaan yang ada tidak dapat

II-9 dibandingkan dengan suatu usaha dari satu perusahaan tertentu. Keempat, Knowledge Sharing, dengan mengikuti standar yang umum, manajemen akan dapat berbagi ide dan pengalaman antar organisasi melalui user groups, website, majalah, buku, dan media informasi lainnya. Kelima, Auditable, tanpa standar baku, akan sangat sulit bagi auditor, terutama auditor dari pihak ketiga untuk melakukan kontrol secara efektif. Dengan adanya standar, maka baik manajemen maupun auditor mempunyai dasar yang sama dalam melakukan pengelolaan TI dan pengukurannya.[16] Ada berbagai standar model IT Governance yang banyak digunakan saat ini, antara lain : 2.3.1 ITIL- (The IT Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC), yaitu suatu badan di bawah pemerintah Inggris, yang bekerja sama dengan The IT Service Management Forum (ITSMF), suatu organisasi independen mengenai manajemen pelayanan TI dan British Standard Institute (BSI), suatu badan penetapan standar pemerintah Inggris. ITIL merupakan suatu framework pengelolaan layanan TI (IT Service Management ITSM), yang sudah diadopsi sebagai standar industri pengembangan industri perangkat lunak di dunia. ITIL dikembangkan pertama kali pada pada akhir tahun 1980. IT Infrastructure Library (ITIL) adalah serangkaian dokumen yang digunakan untuk membantu implementasi dari sebuah kerangka kerja untuk pengelolaan layanan teknologi informasi (ITSM, IT Service Management). Kerangka kerja ini mendefinisikan bagaimana pengelolaan layanan yang terintegrasi, berbasiskan proses, dan praktik-praktik terbaik yang diterapkan di dalam organisasi. Awalnya diharapkan untuk memperbaiki pengelolaan layanan TI di pemerintahan Inggris. Namun, karena merupakan sebuah kerangka kerja, maka penerapannya tetap relevan untuk segala jenis bisnis atau organisasi yang memiliki ketergantungan pada infrastruktur TI.

II-10 2.3.2 ISO/IEC 17799 ISO/IEC 17799 dikembangkan oleh The International Oeganization for Standarization (ISO) dan The International Electrotechnical Commision (IEC), dengan titel Information Technology Code of Pratice for Information Security Management. ISO/IEC 17799 diliris pertama kali pada bulan desember 2000. ISO/IEC 17799 bertujuan memperkuat 3 elemen dasar keamanan informasi yaitu; 1. Confidentiality, memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh yang berhak. 2. Integrity, menjaga akurasi dan selesainya informasi dan metode pemrosesan. 3. Availability, memastikan bahwa user yang terotorisasi mendapatkan akses kepada informasi dan asset yang terhubung dengannya ketika memerlukannya. ISO/IEC 17799 terdiri dari 10 domain yaitu : 1. Security policy, memberikan panduan dan masukan pengelolaan dalam meningkatkan keamanan informasi. 2. Organizational Security, memfasilitasi pengelolaan keamanan informasi dalam organisasi. 3. Asset Classification and Control, melakukan inventarisasi asset dan melindungi asset tersebut dengan efektif. 4. Personnel Security, meminimalisasi resiko human error, pencurian pemalsuan, atau penggunaan peralatan yang tidak selayaknya. 5. Physical and Environmental Security, menghindarkan violation, deterioration atau disruption dari data yang dimiliki. 6. Communications and Operations Management, memastikan penggunaan yang baik dan selayaknya dari alat-alat pemroses informasi. 7. Access Control, mengontrol akses informasi.

II-11 8. System Development and Maintenance, memastikan bahwa keamanan telah terintegrasi dalam sistem informasi yang ada. 9. Business Continuity Management, meminimalkan dampak dari terhentinya proses bisnis dan melindungi proses-proses perusahaan yang mendasar dari kegagalan dan kerusakan yang besar. 10. Compliance, menghindarkan terjadinya tindakan pelanggaran atas hukum, kesepakatan atau kontrak, dan kebutuhan keamanan. 2.3.3 COSO Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission COSO merupakan kependekan dari Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission, sebuah organisasi di Amerika yang berdedikasi dalam meningkatkan kualitas pelaporan finansial mencakup etika bisnis, kontrol internal dan corporate governance. Komite ini didirikan pada tahun 1985 untuk mempelajari faktor-faktor yang menunjukkan ketidaksesuaian dalam laporan finansial. Pada awal tahun 90-an, PricewaterhouseCouper bersama komite ini melakukan extensive study mengenai kontrol internal, yang menghasilkan COSO Framework yang digunakan untuk mengevaluasi efektifitas kontrol internal suatu perusahaan. Sejak itu, komunitas finansial global, termasuk badan-badan regulator seperti public accounting dan internal audit professions, telah mengadopsi COSO. Hal ini juga bernilai untuk perusahaan manapun yang ingin memastikan sistem kontrol internalnya dengan menggunakan standar internasional.

II-12 2.3.4 COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) COBIT Framework dikembangkan oleh IT Governance Institute, sebuah organisasi yang melakukan studi tentang model pengelolaan TI yang berbasis di Amerika Serikat. COBIT berorientasi pada bisnis dan di-design dan dikerjakan tidak hanya oleh user dan auditor, tetapi juga sebuah panduan kemprehensif bagi pihak manajemen maupun pemilik bisnis proses tersebut. COBIT memberikan sebuah Maturity process untuk mengendalikan proses TI sehingga pihak manajemen dapat memetakan di mana posisi perusahaan tersebut, keadaan perusahaan sesuai tidaknya dengan class industry ataupun terhadap standar internasional, faktor kritikal sukses organisasi yang mendefinisikan prioritas manajemen TI yang harus didahulukan dan diimplementasikan atau dikendalikan, dan menetapkan key goal indicator dan key performance indicator untuk menjadi landasan tolak ukur bagi mengukur keberhasilan TI dalam mencapai tujuan dan kesesuaianya dengan kebijakan organisasi. COBIT Framework terdiri atas 4 domain utama, yakni: 1. Plan and organize, Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi perusahaan. 2. Acquire and implement, Domain ini menitikberatkan pada proses pemilihan, pengadaan, dan penerapan teknologi informasi yang digunakan. 3. Deliver and support, Domain ini menitikberatkan pada proses pelayanan TI dan dukungan teknisnya.

II-13 4. Monitor and evaluate, Domain ini menitikberatkan pada proses pengawasan dan mengevaluasi pengelolaan TI pada organisasi. Gambar 2.2 Kerangka Kerja COBIT 4.0 (Sumber: Information Technology Governace Institute, 2007) 2.4 Pengertian COBIT Control Objecttive for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan control dan masalah-masalah teknis IT (Sasongko, 2009).

II-14 COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggungjawab. (Tanuwijaya dan Sarno, 2010). COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya professional auditor yang tersebar hampir seluruh negara. Dimana disetiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para professional tersebut. [17] 2.4.1 Kerangka kerja COBIT Kerangka erja COBIT terdiri dari beberapa arahan / pedomain yaitu : 1. Control Objectives : Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization, Acquisition & Implementation, Delivery & Support, dan Monitoring & Evaluation. 2. Audit Guidelines : Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan /atau saran perbaikan. 3. Management Guidelines : Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang harus dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berukit : a. Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuia dengan manfaat yang dihasilkan. b. Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus. c. Apa saja factor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses (critical success factor).

II-15 2.4.2 Framework COBIT COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalanka penentuan atas IT dan meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja dan hasil metric, factor kesuksesan dan maturity model. adalah : Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT a. Effectiveness : Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun. b. Efficiency : Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem. c. Confidentialy : Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasian informasi secara hierarkis. d. Integrity : Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem. e. Availability : Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi. f. Compliance : Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi. g. Reliability : Menitikberatkan pada kemempuan ketengguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi. Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam COBIT adalah pada : a. Application b. Information c. Infrastructure

II-16 d. People Dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik : a. Business-focused b. Process-oriented c. Controls-based d. Measurement-driven COBIT mengelompokkan semua aktifitas bisnis yang terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang tebagi kedalam 4 buah domain proses, meliputi : a. Planning & Organization Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan straregi TI dengan strategi perusahaan, mencakup masalah strategi, taktik dan identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbntuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula. Domain ini mencakup : a. PO1 Menentukan rencana strategis. b. PO2 Menentukan arsitektur informasi. c. PO3 Menentukan arah teknologi. d. PO4 Menentukan proses TI, organisani dan hubungannya. e. PO5 Mengelola investasi TI. f. PO6 Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen. g. PO7 Mengelola sumber daya manusia. h. PO8 Mengelola kualitas. i. PO9 menilai dan mengelola resiko TI.

II-17 j. PO10 Mengelola proyek. b. Acquisition & Implementation Domain ini berkaitan dengan implementasi solusi IT dan integritasnya dalam proses bisnis organisasi untuk mewujudkan strategi TI, juga meliputi perubahan dan maintenance yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan untuk memastikan daur hidup sistem tersebut tetap terjaga. Domain ini meliputi : a. AI1 Mengidentifikasikan solusi yang dapat diotomatisasi. b. AI2 Mendapatkan data maintenance software aplikasi. c. AI3 Mendapatkan data maintenance infrastruktur teknologi. d. AI4 Mengaktifkan operasi dati pengguna. e. AI5 Pengadaan sumber daya IT. f. AI6 Mengelola perubahan. g. AI7 Instalasi dan akteditasi solusi dan perubahan. c. Delivery & support Domain ini mencakup proses pemenuhan layanan IT, keamanan sistem, kontinyuitas layanan, palatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan. Domain ini meliputi : a. DS1 Menentukan dan mengelola tingkat layanan. b. DS2 Mengelola layanan dari pihak ketiga. c. DS3 Mengelola performa dan kapasitas. d. DS4 Menjamin layanan yang berkelanjutan. e. DS5 Menjamin keamanan sistem f. DS6 Mengidentifikasi dan mangalokasikan dana. g. DS7 Mendidik dan melatih pengguna h. DS8 Mengelola service desk insiden.

II-18 i. DS9 Mengelola konfigurasi. j. DS10 Mengelola permasalahan. k. DS11 Mengelola data. l. DS12 Mengelola lingkungan fisik m. DS13 Mengelola operasi. d. Monitoring & Evaluation Domain ini berfokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi, pemeriksaan intern dan ekstern dan jaminan independent dari proses pemeriksaan yang dilakukan. Domain ini meliputi : a. ME1 Mengawasi dan mengevaluasi performansi TI. b. ME2 Mengevaluasi dan mengawasi kontrol internal. c. ME3 Menjamin kesesuaian dengan kebutuhan eksternal. d. ME4 Menyediakan IT Governance. 2.4.3 Maturity Model pada COBIT COBIT menyediakan parameter untuk penilaian setinggi dan sebaik apa pengelolaan IT pada suatu organisasi dengan menggunakan maturity models yang bisa digunakan untuk penilaian kesadaran pengelolaan (management awareness) dan tingkat kematangan (maturity level). (Purwanto dan Saufiah, 2010). COBIT mempunyai model kematangan (maturity model) untuk mengontrol proses-proses TI, dengan menggunakan metode penilaian (scoring) sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses TI yang dimilikinya dari skala non-existent sampai dengan optimized (dari 0 sampai 5). beberapa Maturity model : 1. Current status dari organisasi, untuk melihat posisi organisasi saat ini. 2. Current status dari kebanyakan industri saat ini, sebagai perbandingan.

II-19 3. Current status dari standar internasional, sebagai perbandingan tambahan. 4. Strategi organisasi dalam rangka perbaikan, level yang ingin dicapai oleh organisasi. Setiap proses TI terdapat suatu skala ukuran bertahap, berdasarkan rating sebagai berikut : 1. 0-Non Existent Tidak ada (Non Existent), kurang lengkapnya setiap proses yang dikenal. Organisasi sama sekali tidak mengetahui adanya masalah. 2. 1-Initial Inisialisasi (Initial), Terdapat bukti bahwa organisasi telah mengetahui adanya masalah yang membutuhkan penanganan. Penanganan masalah dilakukan dengan pendekatan adhoc, berdasarkan kasus dari perorangan. Tidak dilakukannya pengelolaan proses yang terorganisir. Setiap proses ditangani tanpa menggunakan standar. 3. 2-Repeatable Pengulangan (Repeatable), Prosedur yang sama telah dikembangkan dalam proses proses untuk menangani suatu tugas, dan diikuti oleh setiap orang yang terlibat di dalamnya. Tidak ada pelatihan dan komunikasi dari prosedur standard tersebut. Tanggung jawab pelaksanaan standar diserahkan pada setiap individu. Kepercayaan terhadap pengetahuan individu sangat tinggi, sehingga kesalahan sangat memungkinkan terjadi. 4. 3- Defined Terdefinisi (Defined), Prosedur telah distandardisasikan, didokumentasikan, serta dikomunikasikan melalui pelatihan. Namun, implementasinya diserahkan pada setiap individu, sehingga kemungkinan besar penyimpangan tidak dapat dideteksi. Prosedur tersebut dikembangkan sebagai bentuk formulasi dari praktik yang ada.

II-20 5. 4-Managed Dikelola (Managed), Pengukuran dan pemantauan terhadap kepatuhan dengan prosedur, serta pengambilan tindakan jika proses tidak berjalan secara efektif, dapat dilakukan. Perbaikan proses dilakukan secara konstan. Implementasi proses dilakukan secara baik. Otomasi dan perangkat yang digunakan terbatas 6. 5-Optimized Dioptimalkan (Optimized), Implementasi proses dilakukan secara memuaskan. Hal tersebut merupakan hasil dari perbaikan proses yang terus menerus dan pengukuran tingkat kedewasaan organisasi. Teknologi informasi diintegrasikan dengan aliran kerja, dan berfungsi sebagai perangkat yang memperbaiki kualitas dan efektifitas. Organisasi lebih responsive dalam menghadapi kompetisi bisnis. Gambar 2.3 model Maturity COBIT Ukuran-ukuran pada COBIT : 1. Critical Success Factor (CSF), yaitu mendefinisikan hal-hal atau kegiatan penting yang dapat digunakan manajemen untuk dapat mengontrol prosesproses TI di organisasinya. 2. Key Goal Indicators (KGI), yaitu mendefinisikan ukuran-ukuran yang akan memberikan gambaran kepada manajemen apakah proses-proses TI

II-21 yang ada telah memenuhi kebutuhan proses bisnis yang ada KGI biasanya berbentuk kriteria informasi : 1. Ketersediaan informasi yang diperlukan dalam mendukung kebutuhan bisnis. 2. Tidak adanya resiko integritas dan kerahasiaan data. 3. Efisiensi biaya dari proses dan operasi yang dilakukan. 4. Konfirmasi reliabilitas, efektifitas, dan compliance. 3. Key Performance Indicators (KPI), yaitu mendefinisikan ukuran-ukuran untuk menentukan kinerja proses-proses TI dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. KPI biasanya berupa indicator-indikator kapabilitas, pelaksanaan, dan mampuan sumber daya TI.