BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peluang pasar untuk usaha jasa konstruksi di Indonesia sangat besar yang bersumber dari Swasta maupun pemerintah. Sementara dari beberapa hasil penelitian Tilaar (2003) menunjukkan bahwa umumnya kontraktor di Indonesia masih memfokuskan diri untuk bersaing memperebutkan pangsa pasar jasa konstruksi yang dibiayai melalui dana APBN/APBD yang jumlahnya tidak lebih dari 45% dari total pangsa pasar konstruksi yang dibiayai oleh dana investasi swata yang jumlahnya lebih besar,padahal beberapa keuntungan yang didapat dari proyek swasta seperti segi kuantitas pekerjaan sektor swasta yang lebih menjanjikan (jumlah proyeknya). Perusahaan jasa konstruksi memiliki karakteristik yang khas, dimana pembangunan proyek tidak semuanya terselesaikan dalam satu periode akuntansi dan pada umumnya pembangunan dilakukan di pertengahan tahun, sehingga terdapa beberapa metode yang digunakan oleh perusahaan konstruksi untuk mengakui pendapatannya. Perusahaan menyajikan laporan keuangan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan kepada para stakeholder yang dapat dipakai dalam pengambilan keputusan. Setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umunya perusahaan yang berorientasi pada laba (profit motive) mempunyai tujuan untuk memperoleh laba dari kegiatan operasional yang 1
2 dilakukannya. Pendapatan merupakan salah satu unsur yang berhubungan erat dengan besar kecilnya laba yang akan diperoleh dan masalah yang cukup signifikan dalam suatu perusahaan, karena pendapatan dapat dijadikan sebagai salah satu alat ukur bagi manajemen perusahaan dalam mengevaluasi dan menentukan kinerja maupun kebijakan perusahaan di masa yang akan datang. Pendapatan pada umumnya timbul dari kegiatan operasional utama perusahaan maupun dari sumber pendapatan lainnya. Kegiatan operasional perusahaan umumnya berlangsung untuk satu periode saja, namun ada kegiatan operasional yang dimulai pada suatu periode tetapi akan berakhir pada periode lain, misalnya bangunan dan peralatan yang diperoleh dalam suatu periode akan digunakan untuk beberapa periode ke depan, dan proyek yang dimulai, akan berakhir pada periode lainnya. Barang dagangan yang dibeli pada akhir periode dapat dijual secara kredit pada periode berikutnya dan dapat juga ditagih pada periode ketiga. Secara akuntansi, perlakuan untuk setiap contoh diatas berbeda antara kegiatan yang selesai pada satu periode dengan yang berlangsung untuk beberapa periode. Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan secara umum adalah menyangkut pengakuan dan pengukuran pendapatan itu sendiri. Pengakuan pendapatan merupakan saat dimana suatu transaksi harus diakui sebagai pendapatan, apakah pendapatan itu diakui untuk periode sekarang atau periode yang akan datang. Setelah diakui sebagai pendapatan, perusahaan perlu mengukur berapa jumlah yang seharusnya diakui dari setiap transaksi pendapatan yang terjadi dalam suatu periode akuntansi.
3 Dalam hal pengakuan pendapatan, harus akurat dan jangan sampai ada transaksi yang seharusnya diakui sebagai pendapatan dalam periode berjalan, namun diakui untuk periode yang akan datang. Keakuratan dalam pengakuan pendapatan ini akan sangat berpengaruh pada besarnya pendapatan yang akan disajikan dalam laporan keuangan yang tentu saja akan berpengaruh pada besarnya jumlah laba yang akan diperoleh pada periode tersebut. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi (kontraktor) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau proyek, jangka waktu penyelesaiannya ada yang kurang dari satu tahun dan ada yang lebih dari satu tahun (multi years project). Untuk proyek yang lebih dari satu tahun atau kontrak jangka panjang memerlukan perhatian yang khusus, hal ini diakibatkan oleh sifat dari aktifitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi tersebut dimulai, dan tanggal penyelesaiannya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan kontrak konstruksi jangka panjang umumnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam hal ini pengakuan dan pengukuran pendapatan menjadi masalah yang sangat penting karena sering kali laporan keuangan harus dibuat, sementara pekerjaan konstruksi belum selesai dan masih berjalan. Kesalahan dalam perhitungan laba rugi, yang pada akhirnya akan memberikan informasi yang salah bagi pengguna laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan. Metode umum yang digunakan oleh perusahaan jasa konstruksi dalam mengakui pendapatan adalah metode presentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Pada metode presentase penyelesaian, pendapatan kontrak dihubungkan
4 dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional. Sedangkan pada metode kontrak selesai, pendapatan diakui pada saat proyek telah selesai keseluruhannya. PT. Multi Sarana Teknik Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi yang berkedudukan di Surabaya. Jenis Kegiatan usaha yang dilakukan meliputi Pengeboran Bore Pile (Stross), pembuatan sumur dalam,dan pembangunan rumah pompa. Dalam menentukan besarnya pendapatan yang diperoleh dari suatu kontrak konstruksi, PT. Multi Sarana Teknik Indonesia menggunakan metode persentase penyelesaian. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang terjadi perusahaan jasa konstruksi terutama dalam kasus ini adalah PT. Multi Sarana Teknik Indonesia pada sub bab di atas, maka dapat dibuat suatu perumusan masalah, yaitu: Apakah pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban PT. Multi Sarana Teknik Indonesia sudah sesuai dengan PSAK No.34 (revisi 2010). 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulis adalah untuk menganalisa kesesuaian antara pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban yang diterapkan oleh PT. Multi Sarana Teknik Indonesia dengan PSAK No. 34 (revisi.2010).
5 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Kontribusi praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pihak perusahaan wawasan dan pengetahuan tentang masalah pengakuan dan pengukuran pendapatan jasa konstruksi di dalam penerapannya di perusahaan. 2. Kontribusi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif pemecahan masalah dalam menangani masalah pengakuan dan pengukuran pendapatan jasa konstruksi. 3. Kontribusi Kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak lain dalam melakukan penelitian di bidang akuntansi tentang pengakuan dan pengukuran pendapatan jasa kontruksi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Pembahasan pada penelitian ini akan menitik beratkan pada laporan keuangan tahun 2013. Khususnya pengakuan pendapatan dan beban yang telah diklasifikasikan dengan benar serta tidak mengeneralisasikan PSAK No.34 (revisi 2010) atas Kontrak Konstruksi pada perusahaan lainnya, namun terbatas pada PT. Multi Sarana Teknik Indonesia.