PROGRAM REFORMASI KOPERASI

dokumen-dokumen yang mirip
Strategi UKM Indonesia

MEMAJUKAN SEKTOR PERIKANAN MELALUI KOPERASI PERIKANAN

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

PAPARAN MENTERI KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA. Pada KONGRES KOPERASI KE-3 TANGGAL 12 JULI 2017

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

SAMBUTAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

RPJMN dan RENSTRA BPOM

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

2017, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lem

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017

SURVEI SENTIMEN BISNIS 100-Hari Pertama Kepemimpinan Jokowi Jusuf Kalla

INDIKATOR MAKRO EKONOMI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2003

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016

Kebijakan Pemerataan dan Keadilan Pelaku Ekonomi Dengan Memperkuat Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Analisis Isu-Isu Strategis

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

REVITALISASI KEHUTANAN

KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP

Sambutan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

2017, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN

A. SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABINET INDONESIA BERSATU

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA TEMU USAHA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PENGEMBANGAN INDUSTRI FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA KONGRES GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA (GAMKI) TAHUN 2015

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

NASKAH AKADEMIK DAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemakmuran rakyat. Di Indonesia, berbagai macam investasi yang

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah

Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB)

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

Transkripsi:

PROGRAM REFORMASI KOPERASI Tim Reformasi Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, 21 Desember 2015 LATAR BELAKANG (1) a. Selama 15 tahun terakhir perekonomian Indonesia tumbuh ratarata 6% per tahun, namun angka gini ratio Indonesia semakin membesar dari 0,30% tahun 2001 menjadi 0.41 tahun 2014. Artinya, ketimpangan sosial ekonomi masyarakat Indonesia justru semakin melebar. b. Koperasi telah diakui PBB mempunyai peran yang nyata dalam membangun integrasi sosial dan mengurangi kemiskinan. Pembangunan koperasi bagi Indonesia, selain merupakan amanat UUD 1945 yang harus di bangun dan membangun dirinya menjadi sosok badan usaha yang mampu memberikan kemanfaatan ekonomi yang maksimal untuk mensejahterakan anggotanya, juga sangat penting untuk mengurangi laju ketimpangan sosial. Oleh karena itu koperasi perlu dipacu perkembangannya dengan tetap berpegang teguh kepada Nilai dan Prinsip Koperasi. 2

LATAR BELAKANG (2) c. Jumlah koperasi di Indonesia pada tahun 2014 tercatat sebanyak 209.488. Namunbanyak ditemukan penyimpangan praktek koperasi dari jati dirinya berupa: (1) salah niat untuk memperoleh bantuan semata, (2) salah paham dengan menggunakan badan hukum koperasi untuk kepentingan usaha pribadi, (3) salah urus yang mengakibatkan usaha koperasi tidak berkembang, bahkan defisit, dan (4) salah bina akibat keterbatasan kompetensi dan komitmen dari pembina koperasi. d. Terbatasnya informasi keberhasilan koperasi, dan banyaknya berbagai penyimpangan praktek koperasi, mengakibatkan kepercayaan masyarakat cenderung semakin menurun. Bahkan saat mengunjungi rumah kelahiran Proklamator RI Moh. Hatta di Bukit Tinggi tanggal 9 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo mengatakan: Hingga saat ini Koperasi belum berjalan maksimal. Kita harus berani mereformasi total untuk mengembalikan peran koperasi dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan. 3 LATAR BELAKANG (3) e. Arah kebijakan pembangunan dalam RPJMN 2015-2019, terutama NAWACITA (2). Membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. NAWACITA (6). Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. NAWACITA (7). Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. dan Renstra Kementerian Koperasi dan UKM 2015-2019, untuk menumbuhkan Koperasi, menuntut langkah ; perubahan, terobosan yang cepat dalam waktu singkat. 4

KEBIJAKAN REFORMASI KOPERASI (1) a. Reformasi Koperasi: merupakan langkah terobosan dan percepatan pemberdayaan koperasi yang memuat : strategi, kebijakan dan program pemberdayaan Koperasi, yang fokus, sistimatis dan tepat sasaran. b. Program Reformasi Koperasi: merupakan rencana aksi pemberdayaan Koperasi, yang fokus dan sistimatis, mencakup kebijakan (penataan, perbaikan dan harmonisasi kebijakan dan regulasi), program dan kegiatan (pelaksanaan pemberdayaan Koperasi), koordinasi dan sinkronisasi program pemberdayaan Koperasi lintas pelaku. 5 KEBIJAKAN REFORMASI KOPERASI (1) a. Reformasi Koperasi : merupakan gerakan nasional yang memuat strategi, kebijakan dan program pemberdayaan Koperasi, yang fokus, sistimatis dan tepat sasaran, untuk mempercepat kemampuan Koperasi dalam mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan anggota, kemanfaatan masyarakat serta kontribusikoperasi dalam ekonomi, sosial dan budaya pembangunan daerah dan nasional. b. Program Reformasi Koperasi : merupakan rencana aksi pemberdayaan Koperasi, yang fokus dan sistimatis, mencakup kebijakan (penataan, perbaikan dan harmonisasi kebijakan dan regulasi), program dan kegiatan (pelaksanaan pemberdayaan Koperasi), koordinasi dan sinkronisasi program pemberdayaan Koperasi lintas pelaku. 6

PENDEKATAN KEBIJAKAN REFORMASI KOPERASI a. Rehabilitasi: mengembalikan nama baik dan kepercayaan masyarakat terhadap Koperasi menata kelembagaan dan usaha Koperasi berdasarkan data yang tervalidasi secara rinci per individu koperasi (by name, by address) dan sekaligus mengurangi/menekan jumlah koperasi yang tidak aktif untuk b. Reorientasi: mengubah pola pikir pembinaan dari kuantitas ke kualitas, baik terhadap pembina, pengurus dan anggota koperasi, maupun masyarakat dalam mengembangkan kelembagaan dan usaha koperasi tetap berpegang teguh pada nilai dan prinsip koperasi. c. Pengembangan: mengembangkan skala usaha mencapai skala usaha yang lebih besar dan serta mampu meningkatkan skala usaha skala usaha anggotanya pada berbagai bidang usaha strategis untuk mengurangi ketimpangan sosial, serta handal dalam dipentas nasional dan global. 7 TUJUAN REFORMASI KOPERASI Tujuan Reformasi Koperasi adalah berkembangnya koperasi menjadi organisasi sebagai organisasi yang mampu meningkatkan kesejahteraan anggota dan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat dengan tetap menerapkan nilai dan prinsip koperasi sehingga memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Indikator kinerja utama (IKU) pencapaian tujuan terdiri dari : (1) Koperasi yang konsisten menerapkan nilai dan prinsip koperasi. (2) Jumlah koperasi yang mampu meningkatkan daya saing dan efisiensi usaha di berbagai bidang usaha, terutama sektorsektor strategis dalam RPJM 2015-2019. (3) Jumlah koperasi yang mampu menggerakkan ekonomi anggota (promosi ekonomi anggota). (4) Jumlah koperasi dan lembaga penggiat koperasi, yang mampu menjalankan fungsi pemberdayaan koperasi secara mandiri, sebagai mitra pemerintahan. 8

SASARAN UMUM REFORMASI KOPERASI Terwujudnya sasaran RPJM kebijakan peningkatan daya saing UMKM dan Koperasi tahun 2015-2019, sebagai berikut: SASARAN INDIKATOR TARGET 1. Meningkatnya kontribusi UMKM dan Koperasi dalam perekonomian. 2. Meningkatnya daya saing UMKM 3. Meningkatnya usaha baru 4. Meningkatnya kinerja kelembagaan dan usaha koperasi 1. Pertumbuhan kontribusi UMKM dan Koperasi dalam pembentukan PDB (rata-rata/tahun) 6,5-7,5% 2. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja UMKM (rata-rata/ tahun) 4,0-5,5% 3. Pertumbuhan kontribusi UMKM dan Koperasi dalam ekspor non migas (rata-rata/tahun) 4. Pertumbuhan kontribusi UMKM dan Koperasi dalam investasi (rata-rata/tahun) 5,0-7,0% 8,5-10,5% 5. Pertumbuhan produktivitas UMKM (rata-rata/tahun) 5,0-7,0% 6. Proporsi UMKM yang mengakses pembiayaan formal (target tahun 2019) 7. Jumlah UMKM dan Koperasi yang menerapkan standardisasi mutu dan sertifikasi produk (kumulatif selama lima tahun) 8. Pertambahan jumlah wirausaha baru melalui program pusat dan daerah (kumulatif selama lima tahun) 9. Partisipasi anggota koperasi dalam permodalan (target tahun 2019) 25,0% 50.000 unit 1 juta unit 55,0% 10. Pertumbuhan jumlah anggota koperasi (rata-rata/tahun) 7,5-10,0% 11. Pertumbuhan volume usaha koperasi (rata-rata/tahun) 15,5-18,0% 9 SASARAN KHUSUS REFORMASI KOPERASI a. Meningkatkan kualitas Koperasi aktif sebanyak 147.249 unit yang mampu memberikan kemanfaatan ekonomi yang maksimal untuk mensejahterakan anggotanya dengan tetap berpegang teguh kepada Nilai dan Prinsip Koperasi. b. Berkurangnya jumlah Koperasi tidak aktif dari sebanyak 62.239 unit untuk sekaligus memperbaiki persepsi masyarakat terhadap koperasi. c. Mendukung terwujudnya UMKM naik kelas sebanyak 1 juta unit selama 2015-2019 melalui peningkatan skala usaha Koperasi dan atau skala usaha UMKM anggota Koperasi. 10

RENCANA TINDAK REFORMASI KOPERASI (1) 11 RENCANA TINDAK REFORMASI KOPERASI (2) 12

RENCANA TINDAK REFORMASI KOPERASI (3) 13 RENCANA TINDAK REFORMASI KOPERASI (4) 14

RENCANA TINDAK REFORMASI KOPERASI (5) 15 RENCANA TINDAK REFORMASI KOPERASI (6) 16

TIM REFORMASI KOPERASI Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-5, Kuningan Jakarta 12940, Indonesia Email : sekretariat.reformasikop@gmail.com 17 TIM REFORMASI KOPERASI Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-5 Kuningan Jakarta 12940, Indonesia Email : sekretariat.reformasikop@gmail.com 18