Grafik 1.1. Pertumbuhan Jumlah Konsumsi Teh di Dunia

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT TAPIOKA ( ONGGOK ) SEBAGAI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGANTAR. Latar Belakang. kegiatan produksi antara lain manajemen pemeliharaan dan pakan. Pakan dalam

1 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

Pabrik Sirup Glukosa dari Talas dengan Proses Hidrolisis Enzim

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan yang sudah lama dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari

BAB I PENDAHULUAN. hasil laut yang berlimpah terutama hasil tangkapan ikan. Ikan merupakan sumber

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal sayuran tersebut. Sehingga menambah tumpukan sampah. Limbah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan perkebunan ataupun pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGANTAR. Latar Belakang. Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN. pemecahan masalah biaya tinggi pada industri peternakan. Kelayakan limbah pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

I. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh merupakan salah satu minuman penyegar yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Konsumsi teh per kapita di dunia adalah 120 ml/hari (McKay, 2002). Terdapat beberapa negara penghasil teh di dunia untuk mencukupi kebutuhan akan teh di seluruh dunia. Meskipun teh mulanya ditemukan di Cina dan India, namun kenyataannya kedua negara tersebut bukanlah negara pengekspor teh terbesar. Jumlah konsumsi teh di seluruh dunia terus mengalami peningkatan yaitu pada tahun 1970 sekitar 1.300 ribu ton dan pada tahun 2000 menjadi sekitar 2.900 ribu ton per tahun. Grafik pertumbuhan jumlah konsumsi teh dapat dilihat pada Grafik 1.1. Grafik 1.1. Pertumbuhan Jumlah Konsumsi Teh di Dunia Berdasarkan Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-7 jumlah ekspor teh dunia dengan hasil produksi yang diekspor sebanyak 66.399 ton. Produksi teh di Indonesia relatif meningkat dari tahun 1

2 ke tahun, yaitu mencapai rata-rata 157.000 ton/tahun sejak tahun 1993-2002 (Dirjen Bina Produksi Perkebunan, 2002). Sedangkan menurut data FAO (2012), jumlah produksi teh di dunia meningkat sebanyak 2,8% setiap tahunnya sejak tahun 1970-2000. Sedangkan jumlah produksi teh di Indonesia sebesar 5-7% per tahun sejak 2006-2012 (Solihat, 2015). Dari keseluruhan jumlah daun teh yang diproduksi tentu menghasilkan limbah hasil produksi. Data konsumsi teh di Indonesia tahun 2014 menurut Solihat (2015) adalah sebesar 260 g daun teh per kapita, jauh lebih rendah dibanding Inggris yang mencapai 2 kg per kapita. Baik dari segi eksportir maupun konsumsi, keduanya sama-sama menghasilkan limbah. Tabel 1.1. Negara Pengekspor Teh No. Negara Jumlah ekspor (ton) 1 Sri Lanka 325.141 2 Kenya 318.591 3 China 303.125 4 India 212.606 5 Vietnam 132.252 6 Argentina 76.892 7 Indonesia 66.399 8 Uganda 59.687 9 Malawi 48.227 10 Lain-lain 39.824 Sumber: mapsofworld.com Melihat jumlah produksi teh di dunia yang terus meningkat, dapat diprediksikan bahwa jumlah limbah pun meningkat. Sebagian besar limbah teh akan dibakar, dibuang sebagai limbah agrikultur, adsorben limbah tekstil, dan juga digunakan sebagai pupuk kompos (Xie et al, 2015). Jumlah limbah yang sangat banyak membuat pemanfaatan limbah yang hanya sekadar dijadikan pupuk masih menyisakan limbah dalam jumlah banyak. Sebagai contoh, limbah produksi teh di pabrik PT Sinar Sosro

3 cabang Bekasi Jawa Barat mencapai 470 ton dalam setahun (Krisnan, 2005). Meskipun beberapa limbah tersebut telah dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, tentunya dengan jumlah limbah yang mencapai 470 ton masih akan menyisakan limbah teh yang tidak termanfaatkan dalam jumlah banyak. Limbah teh masih memiliki berbagai macam asam amino, protein, vitamin, pigmen, selulosa, elemen mikro, tanin dan polifenol. Setelah teh diekstrak, limbah teh atau tea waste (TW) mengandung 22 35% protein kasar (crude protein) (Yang et al., 2003). Dari hasil penelitian tersebut tampak bahwa limbah teh masih berpotensi dijadikan sebagai pakan ternak. Limbah ini dapat dimanfaatkan menjadi sumber pakan yang efisien dan menguntungkan lingkungan, serta metode pengolahan untuk mengolah limbah teh menjadi pakan ternak perlu dikembangkan. Tea waste tidak bisa langsung dijadikan pakan ternak karena kandungan tannin atau asam tannic (tannic acid) yang relatif tinggi (Konwar, 1990). Tannic acid dapat bertindak sebagai antigizi karena dapat menghambat metabolisme protein, sehingga dapat menurunkan efisiensi protein. Terdapat beberapa cara untuk mengolah limbah teh menjadi sumber pakan bagi ternak, yaitu dengan cara fisika, kimia dan biologi. Dengan menurunnya kandungan tannin dalam limbah ampas teh, diharapkan efisiensi penyerapan protein oleh hewan ternak meningkat sehingga dapat menambah bobot dari hewan ternak. Metode fisika salah satunya adalah pelarutan. Pelarutan ampas teh dengan perbandingan tertentu akan membuat tannic acid yang sifatnya larut dalam air ikut terlarut sehingga jumlahnya pada ampas teh berkurang. Metode kimia yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan oksidator untuk mengoksidasi tanin. Selain metode pelarutan dan menggunakan oksidator, terdapat cara lain yaitu metode biologi dengan menggunakan Aspergillus niger. Aspergillus niger mampu

4 meningkatkan jumlah protein dan menurunkan kadar tannic acid sehingga tannic acid yang merupakan antigizi dapat berkurang jumlahnya dan efisiensi protein dapat meningkat. Tannin memiliki rasa asam yang membuat rasa kurang disukai, namun dengan adanya proses fermentasi maka akan terjadi kenaikan ph sehingga tidak terlalu asam. Pengaruh pemberian tea waste pada pakan ternak akan menambah bobot hewan ternak seperti pada percobaan yang dilakukan oleh Krisnan (2005). Pada percobaan tersebut, bobot hewan ternak mengalami peningkatan dan juga nilai efisiensi protein pun meningkat. Nilai efisiensi protein yang meningkat menunjukkan bahwa jumlah protein yang dikonsumsi dan jumlah protein yang diserap oleh hewan ternak pun meningkat sehingga dapat menaikkan persentase karkas. Pakan ternak saat ini menggunakan rerumputan, daun kering, bijibijian dan hasil samping dari industri perkebunan. Namun bagi negara berkembang tentunya masih sulit untuk mendapatkan pakan yang berkualitas dengan jumlah yang cukup. Penggunaan limbah padat teh sebagai bahan pakan ternak dapat membantu mengatasi permasalahan mahalnya bahan baku pakan ternak yang ada sekarang ini. Permasalahan yang sering dihadapi ketika mengolah limbah industri perkebunan adalah tingginya kandungan tanin dan sifat antigizi yang dimilikinya (Bhat et al., 2013). Akan tetapi, dengan jumlah yang sesuai dan adanya tahap pengolahan dapat menurunkan kadar tanin dan dapat bermanfaat sebagai pakan ternak. Pemanfaatan limbah teh selain dijadikan pupuk dapat memberbanyak diversifikasi pemanfaatan limbah teh yang tentunya berdampak positif bagi lingkungan dan juga efisiensi limbah. Dengan memperbaiki kualitas pakan ternak diharapkan akan terjadi kualitas hewan ternak yang akan menjadi sumber pangan bagi manusia. Sehingga kualitas

5 gizi yang diperoleh juga menjadi lebih baik. Selain itu, kualitas gizi hewan yang meningkat akan memberi dampak positif bagi ketersediaan pangan yang semakin lama semakin meningkat. 1.2. Rumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan signifikan pertambahan mutu hewan ternak sebelum dan sesudah penambahan ampas teh pada pakan ternak dengan metode fermentasi? 1.3. Tujuan Menganalisis perbedaan mutu hewan ternak sebelum dan sesudah penambahan ampas teh pada pakan ternak dengan metode fermentasi.