V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III USAHA PENANGKAPAN IKAN LAUT DAN ZAKATNYA DI KECAMATAN PEKALONGAN UTARA. memiliki luas wilayah 77098,8297 Ha, yang terdiri dari

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN SUKABUMI

VI. KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI PELABUHANRATU. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan di perairan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi


KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN TELUK PALABUHANRATU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI KECAMATAN RANTAU SELATAN. Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 64,32 km 2 dengan

ALAT PENANGKAPAN IKAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

KEADAAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Sabang Visi dan misi

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

Transkripsi:

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Daerah Penelitian 5.1.1. Letak Geografis Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah perikanan potensial di perairan selatan Jawa Barat. Pelabuhanratu merupakan Kecamatan dengan luas 10.287.985 ha yang terdiri dari delapan kelurahan/desa, yaitu: Pelabuhanratu, Citepus, Citarik, Buniwangi, Cibodas, Cikadu, Tonjong, dan Pasirsuren. Kota Pelabuhanratu juga merupakan Ibukota Kabupaten Sukabumi. Batas wilayah Kecamatan Pelabuhanratu adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cikidang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpenan Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bantar Gadung Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cikakak Sebelah Barat Daya berbatasan dengan Samudra Indonesia 5.1.2. Keadaan Topografi Secara tofografi, daerah Pelabuhanratu merupakan wilayah bertekstur kasar, dimana sebagian besar wilayahnya merupakan dataran bergelombang, terdiri dari daerah perbukitan, daerah aliran sungai serta pantai. Posisi geografis Kecamatan Pelabuhanratu terletak pada 06 0 75-07 0 07 LS dan 106 0 22 106 0 33 BT serta mempunyai panjang garis pantai sekitar 105 Km.

Perairan Teluk Pelabuhanratu, merupakan tempat bermuaranya dua sungai besar dan lima sungai kecil, sungai-sungai besar yang bermuara di Teluk Pelabuhanratu adalah Sungai Cimandiri dan Sungai Ciletuh (Jampang) sedangkan untuk sungai-sungai kecil yang bermuara ke perairan Teluk Pelabuhanratu diantaranya: Sungai Cimaja, Sungai Cipalabuhan, Sungai Citamiang (Cibuntu), Sungai Citepus dan Sungai Cibareno. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perairan Teluk Pelabuhanratu menjadi subur. Tofografi dasar perairan Teluk Pelabuhanratu adalah curam, dengan kedalaman 2 3 meter (perairan pantai/muara sungai) sampai lebih dari 200 meter (palung). Bagian tengah Teluk Pelabuhanratu merupakan lereng continental (continental shelf), daerah perairan Teluk Pelabuhanratu juga dipengaruhi oleh adanya arus sepanjang pantai (long shore current) (Sanusi (1994) dalam Permana (2006)). 5.1.3. Keadaan Demografi Berdasarkan data monografi kependudukan kecamatan 2011 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Pelabuhanratu sekitar 101.022 jiwa, yang terdiri dari 51.516 jiwa laki-laki dan 49.506 jiwa perempuan. Sebesar 51 persen penduduk Kecamatan Pelabuhanratu berjenis kelamin laki-laki. Data kependudukan tiap kelurahan/desa dapat dilihat pada Tabel 9. 46

Tabel 9. Data Kependudukan Kecamatan Pelabuhanratu Tahun 2011 Berdasarkan Jenis Kelamin No. Desa/Kelurahan L P Jumlah 1 Palabuhanratu 15.906 15.369 31.275 2 Citepus 5.380 5.446 10.826 3 Citarik 9.856 9.744 19.600 4 Buniwangi 4.798 4.656 9.454 5 Cibodas 3.854 3.420 7.274 6 Cikadu 4.730 4.251 8.981 7 Tonjong 3.356 3.232 6.588 8 Pasirsuren 3.636 3.388 7.024 Jumlah 51.516 49.506 101.022 Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Pelabuhanratu, 2011 Berdasarkan kategori tingkat usia masyarakat Kecamatan Pelabuhanratu dikelompokkan menjadi kelompok usia pendidikan, kelompok usia angkatan kerja produktif, dan kelompok usia angkatan kerja kurang produktif. Kecamatan Pelabuhanratu dapat digolongkan sebagai kecamatan produktif karena sebagian besar penduduknya berada pada kelompok usia pendidikan dan kelompok usia produktif, yaitu 45 persen dan 34 persen. Tabel 10. Jumlah Penduduk Kecamatan Pelabuhanratu berdasarkan Usia Tahun 2011 No Desa/Kelurahan Kelompok Usia Pendidikan Kelompok Usia Produktif Kelompok Usia Kurang Produktif L P L P L P 1 Pelabuhanratu 9.456 9.927 5.286 5.498 1.682 1.678 2 Citepus 2.271 2.086 1.732 1.873 1.374 1.436 3 Citarik 2.062 3.245 3.699 3.045 4.096 3.454 4 Buniwangi 1.921 1.870 1.746 1.696 1.131 1.092 5 Cibodas 1.909 1.758 1.368 1.263 682 629 6 Cikadu 3.021 2.568 1.302 1.312 412 372 7 Tonjong 1.293 1.263 1.284 1.119 775 858 8 Pasirsuren 1.434 1.388 1.270 1.229 929 763 Total 46.842 34.722 21.363 Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Pelabuhanratu, 2011 47

Sebaran jumlah penduduk Kelurahan Pelabuhanratu berdasarkan agama yang dianut atau kepercayaan, sebagian besar penduduk Kelurahan Pelabuhanratu beragama Islam yaitu sekitar 99 persen dari total penganut agama. Sebaran jumlah penduduk Kelurahan Pelabuhanratu berdasarkan agama dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Penduduk Kecamatan Pelabuhanratu Berdasarkan Kepercayaan/Agama Tahun 2011 No Desa/Kelurahan Kepercayaan/Agama Jumlah Islam Kristen Katolik Hindu Budha 1 Pelabuhanratu 32.473 257 167 - - 32.897 2 Citepus 10.754 18 - - - 10.772 3 Citarik 19.554 48 - - - 19.601 4 Buniwangi 9.432-14 - - 9.445 5 Cibodas 7.274 - - - - 7.274 6 Cikadu 8.982-5 - - 8.987 7 Tonjong 6.581 11 5 - - 6.597 8 Pasirsuren 7.013 - - - - 7.013 Jumlah 102.063 332 191 - - 102.586 Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Pelabuhanratu, 2011 5.1.4. Mata Pencaharian dan Tingkat Kesejahteraan Sebagian besar penduduk Kelurahan Pelabuhanratu bermatapencaharian sebagai buruh tani dan wiraswasta, yaitu 31 persen dan 28 persen. Sebaran mata pencaharian penduduk Kelurahan Pelabuhanratu seperti tertera pada Tabel 12. 48

Tabel 12. Jumlah Penduduk Kecamatan Pelabuhanratu berdasarkan Matapencaharian 2011 Mata Desa/Kelurahan Pencaharian Pelabuhanratu Citepus Citarik Buni- Cibodas Cikadu Tonjong Pasir- Jumlah wangi suren PNS 896 155 66 42 14 13 37 21 1.244 TNI-POLRI 58 47 5 6 3-3 - 122 Swasta 13 206 48 234 125 47 1.169 195 2.037 Pensiunan 56 50 28 8 6 14 45 16 223 Wiraswasta 8.673 479 200 175 21 299 842 135 10.824 Petani 1.240 1.262 2.345 253 1.360 1.500 274 615 8.849 Peternak 53-30 - - - 7 5 95 Buruh Tani 1.144 1.270 5.581 1.302 340 1.978 219 320 12.154 Nelayan 1.621 183 330 33 12-53 4 2.236 Pengrajin 15-195 1 51 3 - - 265 Jasa 845 24 37 6 4 33-21 970 PRT 18 87 50 6 8 2 52 50 273 Pemulung 23 - - - - - - - 23 Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Pelabuhanratu, 2011 5.2 Keadaan Umum Perikanan 5.2.1. Musim Penangkapan Ikan Tampubolon (1990) dalam Permana (2006), membagi musim penangkapan ikan di daerah Pelabuhanratu berdasarkan jumlah hasil tangkapan menjadi tiga musim, yaitu: musim banyak ikan (Juni s/d September), musim sedang (Maret s/d Mei dan Oktober November) serta musim kurang ikan (Desember s/d Februari). Nelayan Pelabuhanratu melakukan operasi penangkapan ikan hampler sepanjang musim di setiap tahunnya. Berdasarkan dari keterangan para nelayan Pelabuhanratu terdapat empat periode musim penangkapan ikan, yaitu: musim barat (Desember s/d Februari), musim timur atau selatan (Juni s/d Agustus), dan dua musim peralihan (Pancaroba) atau dikenal dengan musim paliwungan, yang terdiri musim utara atau musim peralihan awal tahun (Maret sampai dengan Mei) merupakan musim peralihan 49

dari musim barat ke musim timur yang biasanya di awal tahun, sedangkan musim peralihan dari musim timur ke musim barat (September Nopember) dikenal dengan musim peralihan akhir. Periode musim barat merupakan musim hujan dimana kondisi perairan cenderung buruk, gelombang besar dapat datang dengan tiba-tiba mengakibatkan para nelayan jarang turun ke laut (frekwensi melaut berkurang) tetapi biasanya mereka melakukan perbaikan-perbaikan alat tangkap dan perahu. Nelayan yang masih melakukan operasi penangkapan biasanya dilakukan oleh nelayan yang memiliki perahu berukuran kecil (congkreng) dengan jarak dan waktu operasi penangkapan tidak lama, sehingga mereka bias antisipasi berlindung atau kembali ke pangkalan apabila terjadi perubahan cuaca dan gelombang secara tiba-tiba. Pada periode musim barat biasanya hasil tangkapan ikan relatif rendah akibat upaya penangkapan ikan berkurang, tetapi hasil tangkapan jenis udang (Crustacea) akan meningkat akibat upaya penangkapan bertambah. Periode musim timur atau selatan merupakan musim kemarau dimana kondisi perairan relatif tenang tetapi angin kencang terus-menerus dan kondisi cuaca menjadi dingin. Pada kondisi ini nelayan banyak turun ke laut untuk mencari ikan baik para nelayan dengan ukuran perahu besar maupun nelayan dengan ukuran perahu kecil, sehingga hasil yang didaratkan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) cenderung banyak. Pada musim peralihan (awal tahun dan akhir tahun) kondisi perairan umumnya tidak menentu, sehingga menyebabkan jumlah hasil tangkapan cukup berfluktuasi akibat berkurangnya upaya untuk melakukan operasi penangkapan. 50

5.2.2. Unit Penangkapan Ikan Unit penangkapan ikan merupakan kelompok yang terdiri dari: alat tangkap, armada penangkapan dan nelayan. Jenis-jenis alat tangkap yang ada di wilayah perairan Teluk Pelabuhanratu antara lain: Jaring insang (Gill net), Jaring lingkar (Purse seine), Jaring rampus, Pancing tonda, Pancing rawai, dan Long Line. Jumlah alat tangkap yang beroperasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu tahun 2001-2010 dapat dilihat pada Tabel 13. Tahun 2001-2007 jumlah alat tangkap cenderung meningkat jumlahnya tetapi pada tahun 2008-2010 mengalami penurunan. Penurunan alat tangkap ini mungkin dikarenakan banyaknya nelayan yang mengalihkan alat tangkapnya menjadi rumpon. Tabel 13. Jumlah Alat Tangkap yang Beroperasi di PPNP Tahun 2001-2010 No Tahun Kondisi Maksimum Alat (Unit) 1 2001 674 2 2002 577 3 2003 609 4 2004 693 5 2005 733 6 2006 846 7 2007 1.329 8 2008 774 9 2009 593 10 2010 491 Sumber: PPNP, 2011 Kapal yang digunakan menangkap ikan dikelompokkan menjadi kapal motor tempel dan kapal motor. Alat tangkap yang digunakan kapal motor tempel seperti jaring kantong dan payang. Sedangkan alat tangkap yang digunakan kapal bermotor adalah payang, pancing tonda, jaring rampus, Purse Seine, Gill Net, Pancing rawai, 51

dan Long Line. Perkembangan jumlah dan jenis kapal di perairan Teluk Pelabuhanratu pada kurun waktu 2001-2010 dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Data Jumlah dan Jenis Kapal di Perairan Pelabuhanratu Tahun 2001-2010 Tahun Jenis Kapal/Perahu (Unit) Jumlah (Unit) Motor Tempel Kapal Motor <10 GT 11-30 GT >30 GT 2001 343 141 14 12 490 2002 317 106 16 13 452 2003 253 106 11 11 381 2004 266 111 14 139 530 2005 428 143 37 68 676 2006 511 153 57 77 798 2007 535 118 80 103 836 2008 416 102 59 69 646 2009 364 229 50 115 758 2010 346 288 85 91 837 Sumber: Syahbandar PPNP, 2011 Komposisi nelayan di Pelabuhanratu terdiri dari nelayan pemodal (pemilik), nelayan asli, dan nelayan pendatang. Nelayan asli adalah nelayan asli daerah Pelabuhanratu yang secara turun temurun bekerja sebagai nelayan. Nelayan pendatang adalah nelayan yang datang dari sentra-sentra perikanan lainnya seperti dari Cilacap, Indramayu dan Manado. Selain itu, di Pelabuhanratu ada juga nelayan tetap dan nelayan tidak tetap. Nelayan tetap artinya, nelayan yang sehari-harinya bekerja sebagai nelayan, musim atau tidaknya tidak. Nelayan tidak tetap adalah nelaya yang hanya menangkap ikan pada musim-musim tertentu. Kepemilikan usaha perikanan di Pelabuhnaratu dibagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik adalah orang-orang yang memiliki usaha produksi dan sarana penangkapan ikan. Nelayan buruh adalah orang-orang yang bekerja pada nelayan pemilik dan menjalankan usaha perikanan. 52

5.2.3. Produksi Unit Penangkapan Ikan Produksi ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu selama tahun 2010 berfluktuasi. Jumlah produksi ikan paling banyak pada bulan Juli, yaitu sekitar 831.688 Kilogram. Hal ini dikarenakan pada bulan Juli adalah musim timur atau selatan yang lebih sering disebut musim banyak ikan. Hasil tangkapan ikan paling banyak diberikan oleh alat tangkap Long Line, Pancing Tonda, dan Jaring Rampus, yaitu 5.069.784 Kilogram, 888.403 Kilogram, dan 84.907 Kilogram. Produksi ikan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Produksi Ikan Berdasarkan Jenis Alat Tangkap di PPNP tahun 2010 Bulan Produksi Berdasarkan Alat Tangkap (Kg) Long Line Gill Net Rawai P. Tonda P. Ulur Angk. Bagan Payang Ram -pus Purse Seine Tr. Net Januari 275.266 2.623-50.440 3.704-145.596 6.254-187 Februari 217.110 1.401 151 78.556 2.710 2.387 68.465 7.714-426 Maret 414.549 529 271 130.043 5.652 4.062 28.907 7.954-461 April 283.370 1.238 5 91.524 5.348 2.026 31.502 8.803-27 Mei 370.558 2.495 49 140.061 5.383 1.756 7.124 9.827 16.432 - Juni 564.095 877-118.820 3.199 1.005 9.082 6.908-81 Juli 632.813 150 556 118.851 814 12.967 43.217 7.155 15.165 - Agustus 435.320 922-28.553 1.533 29.195 59.004 7.367 - - September 225.280 370-17.323 557 16.228 30.498 7.294 12.729 - Oktober 540.988 2.336 313 46.999 1.792 6.739 37.989 5.937 3.781 - November 572.348 1.036-25.273 8.812-50.462 5.414 - - Desember 538.087 - - 41.960 1.352-3.161 4.280 4.358 - Sumber: PPNP, 2011 (Diolah) 53