PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN PARA KREDITOR AKIBAT ACTIO PAULIANA DALAM HUKUM KEPAILITAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK KETIGA (NATUURLIJKE PERSOON) DALAM HUKUM KEPAILITAN TERKAIT ADANYA ACTIO PAULIANA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PRINSIP DEBT FORGIVENESS DALAM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU)

BAB I PENDAHULUAN. kepentingannya dalam masyarakat dapat hidup dan berkembang secara. elemen tidak dapat hidup sendiri-sendiri, tetapi

PENGATURAN DAN PENERAPAN PRINSIP PARITAS CREDITORIUM DALAM HUKUM KEPAILITAN DI INDONESIA

TANGGUNG JAWAB KURATOR PADA TENAGA KERJA YANG DI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) AKIBAT DARI PERSEROAN TERBATAS YANG DINYATAKAN PAILIT

PENGARUH UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DAN UNDANG- UNDANG HAK TANGGUNGAN TERHADAP KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN APABILA DEBITUR PAILIT

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap debitur yang berada dalam keadaan berhenti membayar dapat dijatuhi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Proses Penyelesaian Kepailitan Melalui Upaya Perdamaian Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KURATOR DALAM MENJALANKAN TUGAS PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang berkembang, baik dari sumber alam,

HAK-HAK NORMATIF PEKERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP HARTA KEKAYAAN DEBITOR

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BENTUK PERALIHAN HAK ATAS TANAH YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING AKIBAT PERCAMPURAN HARTA DALAM PERKAWINAN

PENGURUSAN HARTA PAILIT PEMBERESAN HARTA PAILIT TUGAS KURATOR. Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

Oleh: Arga Jongguran Tio Debora Sitinjak. Ngakan Ketut Dunia Marwanto Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. tumbangnya perusahaan-perusahaan skala kecil, menengah, besar dan

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

TANGGUNG JAWAB KURATOR DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang berarti bahwa manusia

AKIBAT HUKUM KEPAILITAN SUAMI/ISTRI TERHADAP HARTA BERSAMA SUAMI-ISTRI TANPA PERJANJIAN KAWIN. Oleh Putu Indi Apriyani I Wayan Parsa

AKIBAT HUKUM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TERHADAP STATUS SITA DAN EKSEKUSI JAMINAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004

AKIBAT HUKUM PERNYATAAN PAILIT

BAB IV PEMBAHASAN. A. Kedudukan Hukum Karyawan Pada Perusahaan Pailit. perusahaan. Hal ini dikarenakan peran dan fungsi karyawan dalam menghasilkan

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

BAB I PENDAHULUAN. meminjam maupun utang piutang. Salah satu kewajiban dari debitur adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar hukum bagi suatu kepailitan (Munir Fuady, 2004: a. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU;

Oleh Gede Irwan Mahardika Ngakan Ketut Dunia Dewa Gede Rudy Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa sehingga mengakibatkan banyak sekali debitor tidak mampu membayar utangutangnya.

B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP DEBITOR YANG MELAKUKAN PERJANJIAN PEMISAHAAN HARTA PERKAWINAN

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

KETENTUAN PENANGGUHAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN OLEH KREDITUR SEPARATIS AKIBAT ADANYA PUTUSAN PAILIT. Oleh :

KEPAILITAN PERUSAHAAN INDUK TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DALAM GRUP

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan kecanggihan teknologi dan sumber informasi semakin menunjang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melakukan tindakan-tindakan keperdataan, dalam arti lain, debitor

TINJAUAN YURIDIS TENTANG HAK KREDITOR DALAM MELAKSANAKAN EKSEKUSI SELAKU PEMEGANG JAMINAN DENGAN HAK TANGGUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

KEPAILITAN DEBITUR YANG TERIKAT PERKAWINAN YANG SAH DAN TIDAK MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN ABSTRACT

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

DAFTAR REFERENSI. Asikin, Zainal. Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001.

HAK KREDITUR ATAS PENJUALAN BARANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ekonomi tersebut. Modal yang dimiliki oleh para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

ASPEK HUKUM PERSONAL GUARANTY. Atik Indriyani*) Abstrak

PERDAMAIAN ANTARA DEBITOR DAN KREDITOR KONKUREN DALAM KEPAILITAN PEACEFUL SETTLEMENT BETWEEN DEBTORS AND CREDITORS CONCURENT IN BANKRUPTCY

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pinjam meminjam uang. Akibat dari perjanjian pinjam meminjam uang

Claudia Anjani Zain, Teddy Anggoro. Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

KEDUDUKAN HUKUM KREDITUR SEPARATIS ATAS BENDA JAMINAN HAK ATAS TANAH DEBITUR PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. utang-utangnya pada umumnya dapat dilakukan dengan cara dua hal, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang sangat besar terhadap sendi-sendi kehidupan ekonomi Indonesia,

kemungkinan pihak debitor tidak dapat melunasi utang-utangnya sehingga ada

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen pelaku untuk mencapai tujuan pembangunan itu. Dengan

KEWENANGAN KREDITOR SEPARATIS TERHADAP EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN APABILA DEBITOR PAILIT Anton Ismoyo Aji, R.Suharto, Siti Malikhatun Badriyah Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang TUJUAN KEPAILITAN TUJUAN KEPAILITAN. 22-Nov-17

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PERNYATAAN PAILIT. Saryana * ABSTRACT

AKIBAT HUKUM ATAS PUTUSAN PAILIT BAGI DEBITOR TERHADAP KREDITOR PEMEGANG HAK JAMINAN FIDUSIA TUAH BANGUN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia usaha dewasa ini telah menimbulkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. berarti adanya interaksi berlandaskan kebutuhan demi pemenuhan finansial.

BAB I PENDAHULUAN. Kepailitan merupakan suatu sitaan umum atas harta kekayaan debitor yang

PERLINDUNGAN HUKUM KREDITOR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DEDY TRI HARTONO / D

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan perikatan yang lahir dari undang-undang yang. mewajibkan seseorang yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam

AKIBAT HUKUM BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. permodalan bagi suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. restrukturisasi dengan musyawarah dan mufakat, atau

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepailitan secara etimologis berasal dari kata pailit. 6 Istilah pailit berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses perniagaan, apabila debitor tidak mampu ataupun tidak mau

BAB I PENDAHULUAN. dengan pasal 294 UU Kepailitan dan PKPU. Adapun PKPU ini berkaitan dengan

Lex Privatum, Vol.II/No. 2/April/2014

BAB II KEADAAN DIAM (STANDSTILL) DALAM HUKUM KEPAILITAN INDONESIA. Konsep keadaan diam atau standstill merupakan hal yang baru dalam

ANALISIS PENCABUTAN PUTUSAN PERNYATAAN PAILIT TANPA MELAKUKAN PENJUALAN HARTA PAILIT DIKAITKAN DENGAN PERLINDUNGAN YANG SEIMBANG

PENGARUH KEPAILITAN TERHADAP HARTA BERSAMA SUAMI ISTRI DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM KEPAILITAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Krisis ekonomi yang telah berlangsung mulai dari tahun 1997, cukup

KEWENANGAN PELAKSANAAN EKSEKUSI OLEH KREDITUR TERHADAP JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

PENANGGUHAN EKSEKUSI OBJEK HAK JAMINAN KREDIT DI BANK DARI PERUSAHAAN YANG PAILIT 1 Oleh : Timothy Jano Sajow 2

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Istilah Kepailitan 9/4/2014

BAB I PENDAHULUAN. krisis pada tahun Krisis moneter yang terjadi di Indonesia yang kemudian

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Benda Tetap Berupa Hipotik Atas Kapal Laut dan Hak Tanggungan Atas Tanah Dalam Hal Terjadi Kepailitan

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

kreditur, tidak mungkin kreditur mau memberikan pinjaman kepada debitur.

UNIVERSITAS MEDAN AREA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP KREDITOR PREFEREN DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIJAMINKAN DENGAN HAK TANGGUNGAN

Asas dan Dasar Hukum Kepailitan. Dr. Freddy Harris Fakultas Hukum Universitas Indonesia

TINJAUAN YURIDIS PERKARA KEPAILITAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN

KEDUDUKAN KREDITUR SEPARATIS DALAM HUKUM KEPAILITAN

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN PARA KREDITOR AKIBAT ACTIO PAULIANA DALAM HUKUM KEPAILITAN Oleh Ida Ayu Kade Winda Swari A.A. Gede Ngurah Dirksen A.A. Sagung Wiratni Darmadi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Pada proses kepailitan, tidak jarang ditemukan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh Debitor untuk menyembunyikan harta kekayaannya agar terhindar dari pemberesan harta yang dilakukan oleh Kurator. Debitor yang beritikad tidak baik, akan mengalihkan harta kekayaannya kepada pihak lain dengan berbagai cara. Actio pauliana merupakan suatu upaya yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang untuk melindungi kepentingan para Kreditor dari perbuatan curang yang dilakukan oleh Debitor. Dengan menggunakan penelitian normatif maka dapat diketahui kedudukan para Kreditor dalam hukum kepailitan dan perlindungan hukum terhadap kepentingan para Kreditor akibat actio pauliana. Kata Kunci : Kepailitan, Perlindungan Hukum, Kreditor, Actio Pauliana. ABSTRACT In bankruptcy proceedings, not uncommon deeds committed by the debtor to hide their wealth to avoid the settlement of property made by the Curator. Debtor is bad faith, will divert wealth to others in various ways. Actio pauliana an effort given by Law Number 37 of 2004 on Bankruptcy and Suspension of Payment to protect the interests of creditors of the fraudulent acts committed by the debtor. By using normative research it is known the position of the creditors in the bankruptcy law and the legal protection of the interests of the creditors as a result of actio pauliana. Key words : Bankrupty, Legal Protection, Creditor, Actio Pauliana. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gejolak moneter yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, menyebabkan Indonesia harus segera menyempurnakan sarana hukum yang mengatur permasalahan kewajiban Debitor kepada Kreditor agar Kreditor memperoleh jaminan kepastian hukum dalam memperoleh haknya. Untuk itu dibentuklah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Kepailitan yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan dan selanjutnya disempurnakan menjadi Undang- 1

Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ( UU Kepailitan dan PKPU). Dalam praktek penegakan UU Kepailitan dan PKPU masih ditemui berbagai permasalahan yang menyebabkan hak para Kreditor tidak terpenuhi, yaitu Debitor yang beritikad tidak baik akan berusaha menyembunyikan harta kekayaannya dengan cara mengalihkan harta bendanya kepada pihak lain. Untuk melindungi kepentingan para Kreditor yang dirugikan akibat perbuatan hukum yang dilakukan oleh Debitor, maka UU Kepailitan dan PKPU memberikan suatu upaya kepada Kreditor untuk menuntut hak-haknya kepada Debitor melalui actio pauliana. Actio Pauliana adalah hak yang dimiliki oleh para Kreditor dalam keadaan-keadaan tertentu dapat memandang batal perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan oleh Debitor yang merugikan mereka. 1 Terdapat perbedaan mengenai makna actio pauliana yang diatur dalam Pasal 41 UU Kepailitan dan PKPU dengan Pasal 1341 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), sehingga hal tersebut menimbulkan konflik yang akan berdampak pada perlindungan hukum terhadap kepentingan para Kreditor akibat actio pauliana. 1.2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami lebih mendalam mengenai kedudukan para Kreditor dalam hukum kepailitan dan bagaimana perlindungan hukum terhadap kepentingan para Kreditor akibat actio pauliana. II. ISI MAKALAH 2.1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis penelitian hukum normatif yang mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematik hukum, penelitian terhadap sinkronisasi vertical dan horizontal, perbandingan Hukum, dan sejarah Hukum. 2 Dalam penelitian ini, penelitian normatif digunakan untuk meneliti konflik norma yang terjadi dengan batasan penggunaan bahan pustaka saja yaitu berupa data 1 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1975, Hukum Perdata: Hukum Perundangan Bag.8, Liberty, Hal. 39. 2 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 1994, Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 23. 2

sekunder yang dibedakan dalam: bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. 3 Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan yang kemudian dianalisis dengan pendekatan analisa konsep hukum. 2.2. Hasil Dan Pembahasan 2.2.1. Urutan Prioritas Diantara Para Kreditor Dalam Hukum Kepailitan Dalam hukum kepailitan telah diatur mengenai urutan prioritas diantara para Kreditor dalam memperoleh pelunasan suatu piutang dari Debitor. Hal tersebut berdasarkan kedudukan masing-masing para Kreditor. Kedudukan para Kreditor ditentukan berdasarkan jenis dan sifat piutang masing-masing Kreditor. Kedudukan para Kreditor tersebut akan terlihat dalam proses pelunasan piutang yang dilakukan oleh Kurator, baik dari tahap pengklasifikasian Kreditor yang dilakukan sesuai dengan jenis dan sifat piutang maupun tahap rapat pencocokkan piutang dan tahap penundaan kewajiban pembayaran utang. Kreditor separatis yang kedudukannya lebih tinggi mendapatkan pembagian lebih dahulu dari Kreditor preferen yang kedudukannya lebih rendah, kecuali ditentukan bahwa suatu piutang merupakan hak istimewa yang harus dilunasi terlebih dahulu, maka pelunasan piutang didahulukan untuk Kreditor preferen. Dan antara Kreditor yang memiliki tingkatan yang sama (Kreditor konkuren) memperoleh pembayaran setelah sebelumnya dikurangi dengan kewajiban membayar piutang kepada Kreditor separatis dan Kreditor preferen. 4 2.2.2. Perlindungan Hukum Terhadap Kepentingan Para Kreditor UU Kepailitan dan PKPU memberikan suatu upaya kepada Kreditor untuk menuntut hak-haknya kepada Debitor melalui actio pauliana yang dilakukan oleh Kurator. Hal ini merupakan akibat logis dari kedudukan Kurator sebagai pihak yang Hal. 113-114. 3 Bambang Sunggono, 2011, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 4 Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan: Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan, https://www.facebook.com/permalink.php?id=352754044744349&story_fbid =44257803 2428616, diakses terakhir pada hari Selasa tanggal 10 Desember l 2013, pkl. 14.17 WITA. 3

bertugas untuk melindungi dan mengurus harta pailit untuk kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan dengan harta pailit. 5 Kurator secara aktif mempelajari perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan oleh Debitor pailit yang dilaksanakan setahun sebelum terjadinya kepailitan. 6 Pengaturan actio pauliana terdapat dalam Pasal 41 sampai dengan Pasal 49 UU Kepailitan dan PKPU sedangkan dalam KUHPerdata diatur pada Pasal 1341. Meskipun actio pauliana merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kreditor dalam memperoleh hak-haknya tetapi dalam praktek penegakan UU Kepailitan, ternyata ketentuan actio pauliana belum sepenuhnya dapat melindungi kepentingan Kreditor dengan beberapa alasan, yaitu terjadinya perbedaan makna antara Pasal 1341 KUHPerdata dengan Pasal 41 UU Kepailitan dan PKPU dan beberapa kendala yang yang dihadapi Kurator, yaitu kendala kompetensi dalam pemeriksaan gugatan actio pauliana, kendala proses pembuktian terhadap permohonan actio pauliana, kendala mengenai subjek yang dapat mengajukan tuntutan actio pauliana dan kendala dalam penyelesaian permohonan actio pauliana. Sehingga perlindungan hukum yang didapatkan para Kreditor kurang maksimal. III. KESIMPULAN 1. Urutan prioritas diantara para Kreditor dapat dilihat dari kedudukan para Kreditor dalam hukum kepailitan yang ditentukan berdasarkan jenis dan sifat piutang masing-masing Kreditor. 2. Perlindungan hukum terhadap kepentingan para Kreditor akibat actio paulina kurang maksimal karena konflik norma yang terjadi dan terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh Kurator dalam penerapan actio pauliana. 5 Timur Sukirno, 2001, Tanggung Jawab Kurator Terhadap Harta Pailit dan Penerapan Actio Pauliana, Alumni, Bandung, Hal. 371-372. 6 Imran Nating, 2004, Peranan Dan Tanggung Jawab Kurator Dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 91. 4

DAFTAR PUSTAKA A. Literatur Bambang Sunggono, 2011, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Imran Nating, 2004, Peranan Dan Tanggung Jawab Kurator Dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 1994, Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1975, Hukum Perdata: Hukum Perundangan Bag.8, Liberty. Timur Sukirno, 2001, Tanggung Jawab Kurator Terhadap Harta Pailit dan Penerapan Actio Pauliana, Alumni, Bandung. B. Internet Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan: Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan,https://www.facebook.com/permalink.php? id=352754044744349&story_fbid =442578032428616, C. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW), terjemahan Subekti dan Tjitrosudibio, 2009, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 5