BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dengan issuer (orang yang membutuhkan dana). Investor saham akan memperoleh. keuntungan dari perubahan harga saham dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi sekuritas di pasar modal. Spread adalah perbedaan kurs jual dan

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. investasi pasar modal yang dikenal saat ini cukup beragam diantaranya saham,

BAB I PENDAHULUAN. dan surat berharga lainnya. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individuindividu

BAB I PENDAHULUAN. hak atau batil. Rasul SAW selalu menganjurkan kepada umatnya agar

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal merupakan wadah bagi pemilik modal (investor) untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi suatu negara menjadi bagian terpenting untuk mengukur

SKRIPSI. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar bagi pihak-pihak yang bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin lama semakin berkembang pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal atau Capital market merupakan pasar yang. memperdagangkan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam

Muhammad Anugrah Perdana Universitas Telkom Dra. Farida Titik Kristanti, M.Si Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Hadirnya lembaga keuangan tidak lain untuk memberikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. spread, market value dan variance return terhadap stock holding period

BAB IV SCREENING DES DI PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBK. A. Analisis Implementasi Screening DES di PT. Betonjaya Manunggal Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. serta Atkins dan Dyl (1997) holding period merupakan rata-rata panjangnya waktu

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dana bagi investor serta menambah pilihan investasi, yang dapat juga diartikan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB III KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-314/BL/2007 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

I. PENDAHULUAN. yang sangat mengesankan. Hal ini terlihat dari kenaikan indeks harga sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, prospektus, saran dari broken dan informasi penting lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kekuatan lebih dari masing-masing perusahaan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hendak menyusun penelitian baru. Dimana penelitian sebelumnya dijadikan Nurjanti Takarini Hamidah Hendrarini (2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil dan keuangan juga dapat mempengaruhi gejolak pasar.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

INVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepada market maker atas pelayanan/jasanya. Bid Ask Spread dibedakan

I. PENDAHULUAN. sangat mengesankan. Hal ini terlihat dari kenaikan indeks harga saham-saham

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB I PENDAHULUAN. Holding period adalah lamanya waktu yang diperlukan investor untuk berinvestasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh kalangan-kalangan tertentu yang mahir dan mengetahui trend

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Seorang investor harus mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH CLOSING PRICE

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

BAB I PENDAHULUAN. lokal maupun asing. Berdasarkan data World Federation Of Exchange,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan wadah bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan investasi dan salah satu alternatif untuk melakukan pembiayaan. Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari investor yaitu pihak yang memiliki dana, dengan issuer yakni pihak yang membutuhkan dana. Investor di pasar modal hanya menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam aktiva riil yang diperlukan untuk investasi. Investor akan memperoleh imbalan (return) sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Selain itu, investor juga dapat memperoleh keuntungan dari perubahan harga saham dan dividen. Pengertian pasar modal sendiri menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal sebagai Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). (www.idx.co.id) Sampai saat ini pasar modal di Indonesia sudah mengalami kebangkitan dimulai pada tahun 1977 dan seiring dengan pembangunan yang di lakukan oleh Indonesia di beberapa sektor membuat perkembangan di pasar modal Indonesia hingga sekarang. Salah satu jenis pasar modal di Indonesia adalah Pasar Modal berbasis syariah. Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan syariah. Investasi syariah di pasar modal yang merupakan bagian dari industri keuangan syariah, mempunyai peranan yang cukup penting untuk dapat meningkatkan 1

pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia. Meskipun perkembangannya relatif baru dibandingkan dengan perbankan syariah maupun asuransi syariah tetapi seiring dengan pertumbuhan yang signifikan di industri pasar modal Indonesia, maka diharapkan investasi syariah di pasar modal Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang pesat. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh: 1. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah. 2. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut: a. kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha: 1) perjudian dan permainan yang tergolong judi; 2) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; 3) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu; 4) bank berbasis bunga; 5) perusahaan pembiayaan berbasis bunga; 6) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional; 7) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena 2

zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN- MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; 8) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah); b. rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan c. rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%. Selama ini, investasi Syariah di pasar modal Indonesia identik dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang hanya terdiri dari 30 saham Syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). JII pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment Management pada tanggal 3 Juli 2000. Metodologi perhitungan JII sama dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan Market Value Weigthed Average Index dengan menggunakan formula Laspeyres. Sejak November 2007, Bapepam & LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham Syariah yang ada di Indonesia. Dengan adanya DES maka masyarakat akan semakin mudah untuk mengetahui saham-saham apa saja yang termasuk saham Syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham Syariah di Indonesia. Keberadaan DES tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Konstituen ISSI terdiri dari seluruh saham Syariah yang tercatat di BEI. Sehingga terdapat dua indeks mengenai saham Syariah di BEI yakni Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Saham syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki 3

kapitalisasi pasar yang besar. BEI melakukan review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan DES oleh Bapepam & LK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh Bapepam & LK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya. Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut: 1. Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh Bapepam & LK. 2. Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir. 3. Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir. 1.2 Latar Belakang Penelitian Dalam kegiatan investasinya, investor tidak hanya mengharapkan return yang maksimal, namun juga harus mempertimbangkan risiko (risk). Investor akan menanamkan modalnya pada saham-saham perusahaan yang memiliki return lebih dari perusahaan lain dengan risiko yang sama atautingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih kecil. Untuk dapat melakukan investasi dengan tepat maka seorang investor saham perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan pergerakan harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Penilaian saham yang menyeluruh, bisa meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan yang wajar. mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Kelaziman yang sering dijumpai adalah bahwa semakin besar return yang diharapkan (expected), 4

semakin besar pula peluang risiko yang terjadi. Pengetahuan tentang bid ask spread sangat perlu bagi investor terutama yang mengharapkan memperoleh capital gain, karena hal ini dipandang sebagai salah satu komponen biaya dalam perdagangan saham. Di pasar modal, investor dihadapkan pada kondisi ketidakseimbangan informasi atau asimetri informasi, dimana sebagian pelaku pasar/ partisipan memiliki informasi yang lebih superior dibandingkan dengan pelaku pasar yang lainnya. Besar kecilnya spread menunjukkan seberapa besar informasi asimetri diantara pelaku pasar. Untuk mengurangi tingkat asimetri infomasi tersebut maka pelaku pasar berupaya mendapatkan sinyal tertentu yang dapat dijadikan sebagai informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang terjadi. Usaha ini akan menimbulkan biaya informasi. Para pelaku pasar berusaha menentukan spread yang cukup untuk menutup biaya kepemilikan sekuritas, biaya pemrosesan pesanan dan biaya informasi (Krinsky dan Lee (1996) dalam Purwanto (2003). Pada berita yang dilansir oleh Investor Daily Indonesia, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan bahwa penetapan aturan fraksi saham baru BEI akan mendekatkan jarak antara penawaran dan permintaan (bid and ask). Karena yang terjadi sekarang pada Bursa Efek Indonesia menunjukan bahwa spread harga antara harga bid dan ask masih terlalu lebar. Rata-rata spread antara bid dan ask pada saham yang terdaftar di BEI sebesar 69 basis poin pada 2012. Meskipun setiap hari angkanya bisa berbeda-beda. Di negara lain, spread harga sahamnya cenderung lebih kecil di banding di Indonesia, yakni antara 30 basis poin, 20 basis poin, bahkan pada bursa efek India tercatat rata-rata spread nya hanya berkisar dua basis poin. Bid ask spread merupakan selisih antara beli (bid) dengan jual (ask). Bid price adalah harga tertinggi yang ditawarkan oleh para pelaku pasar atau harga dimana para pelaku pasar menawar untuk membeli saham, sedangkan ask price adalah harga terendah dimana para pelaku 5

pasar bersedia untuk menjual saham. Bid ask spread yang tinggi akan menghasilkan potensi keuntungan yang lebih besar, namun bid ask spread yang terlalu tinggi akan mengakibatkan saham tersebut menjadi kurang aktif diperdagangkan. Bid ask spread yang terlalu rendah akan menghasilkan potensi keuntungan yang lebih rendah, namun bid ask spread yang rendah akan mengakibatkan saham tersebut menjadi lebih aktif diperdagangkan. Oleh karena itu, para pelaku pasar akan berusaha untuk menentukan tingkat bid ask spread yang optimal, yaitu tingkat bid ask spread yang dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan para pelaku pasar namun tetap membuat saham tersebut aktif diperdagangkan. Krinsky dan Lee (1996) dalam Fitriyah (2012) menyatakan bahwa terdapat tiga komponen biaya di dalam menetapkan bid ask spread, yaitu biaya pemrosesan pesanan (order processing cost), biaya pemilikan sekuritas (inventory holding cost), dan Adverse information cost. Biaya pemrosesan pesanan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengatur transaksi, mencatat serta melakukan pembukuan. Biaya pemilikan sekuritas terdiri dari risiko harga dan opportunity cost yang dihubungkan dengan pemilikan saham. Sedangkan biaya informasi adalah biaya yang timbul karena adanya informasi asimetri para pelaku pasar modal. Informasi asimetri timbul karena adanya informasi yang tidak dapat didistribusikan secara merata kepada semua pelaku di pasar modal atau dengan kata lain, biaya adverse information muncul ketika para pelaku pasar melakukan transaksi dengan pelaku pasar lain yang memiliki informasi yang superior. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya ketidakseimbangan informasi yang dihadapi para pelaku pasar akan tercermin pada spread. Ada beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai determinan bid ask spread yakni harga, volume perdagangan, dan varian return (Stoll dalam Purwanto (2003). Harga diidentifikasi berpengaruh negatif terhadap bid ask spread. Harga yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut disukai oleh calon investor, sehingga para pelaku pasar tersebut tidak perlu 6

memegang saham tersebut terlalu lama sehingga menurunkan biaya pemilikan saham yang berarti mempersempit bid ask spread saham tersebut. Pernyataan ini didukung oleh Stoll (1989) dalam Ambarwati (2008) yang menyatakan bahwa biaya pemilikan berpengaruh positif terhadap bid ask spread. Artinya semakin tinggi biaya pemilikan akan menyebabkan semakin lebar bid ask spread saham tersebut. Perdagangan surat berharga yang aktif yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor. Kondisi seperti itu akan mendorong para pelaku pasar untuk tidak memiliki saham dalam jangka waktu yang lama sehingga akan menurunkan biaya pemilikan. Jadi semakin aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar volume perdagangan maka dengan sendirinya akan menekan biaya pemilikan yang nantinya akan berdampak pada semakin kecilnya bid ask spread. Pada volatilitas harga saham yang tinggi, pelaku pasar yang memiliki informasi privat atau informasi-informasi yang tidak diketahui oleh pihak lain akan berpeluang untuk memperoleh keuntungan sehingga akan memunculkan biaya informasi atau adverse information cost. Biaya informasi adalah biaya yang timbul karena adanya informasi asimetri para pelaku pasar modal. Informasi asimetri timbul karena adanya informasi yang tidak dapat didistribusikan secara merata kepada semua pelaku di pasar modal. Dalam hal ini investor dan broker sebagai partisipan pasar modal, besarnya ketidakseimbangan informasi yang dihadapi para pelaku pasar akan tercermin pada spread. Oleh karena itu, para pelaku pasar selalu berusaha menentukan spread secara wajar dengan mempertimbangkan kejadian tertentu atau kondisi informasi lainnya. Salah satu kondisi informasi tersebut yaitu informasi variabilitas return suatu saham. Ketika suatu saham memiliki variabilitas return yang tinggi, hal tersebut memiliki informasi bahwa saham tersebut memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi atas return yang diharapkan dari saham tersebut. Ketidakpastian yang tinggi dari return suatu saham akan 7

memunculkan risiko kerugian yang besar bagi pelaku pasar yang tidak memiliki informasi yang cukup mengenai saham tersebut. Sehingga pelaku pasar akan menetapkan spread yang besar sebagai kompensasi atas ketidakpastian akan return saham tersebut. Oleh karena itu varian return dianggap berpengaruh positif terhadap bid ask spread. Karena variabilitas return saham mewakili risiko yang dihadapi para pelaku pasar, semakin besar risiko suatu saham maka para pelaku pasar akan menutupinya dengan spread yang lebih besar. Hal ini akan menyebabkan para pelaku pasar akan memperbesar keuntungan sebagai kompensasi atas risiko kerugian dengan meningkatkan spread. Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati (2008) dan Fitriyah (2012) yang menyatakan bahwa varian return memiliki pengaruh positif terhadap bid ask spread. Selain itu, penelitian ini menguji kembali konsistensi penelitian sebelumnya terhadap variabel market varian return, harga saham, volume perdagangan, dan laba per saham serta pengaruhnya secara parsial dan simultan terhadap bid ask spread saham syariah di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilandasi terdapatnya inkonsistensi dari pengaruh variabel volume perdagangan terhadap bid ask spread. Dimana dalam hasil penelitiannya Ambarwati (2008) menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara volume perdagangan dan bid ask spread. Dan ini juga didukung oleh hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Ady (2010) yang menyatakan juga bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara volume perdagangan dan bid ask spread. Sedangkan Napitupulu (2013) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa volume perdagangan memiliki hubungan positif tidak signifikan terhadap bid ask spread. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian dari Nurmayanti (2009) yang menyatakan terdapat hubungan positif antara antara volume perdagangan dan bid ask spread, dengan kata lain penelitian sebelumnnya tidak bisa dijadikan ajuan acuan pada masa yang akan datang. 8

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada sampel penelitian dan variabel independen yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya umumnya menggunakan sampel saham biasa (konvensional) di Bursa Efek Indonesia. Namun dalam penelitian ini menggunakan saham syariah yang memiliki karekteristik yaitu harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah yang berbeda dengan saham konvensional. Pemilihan saham syariah sendiri didasarkan pada pertumbuhan pasar modal syariah khususnya saham syariah mulai tinggi Pada tahun 2010, jumlah saham yang tercatat sebagai saham syariah sebanyak 210 saham. Dan pada tahun 2011 tercatat sebanyak 234 saham. Bahkan pada tahun 2012 terdapat kenaikan jumlah saham yang baru tercatat sebagai saham syariah secara signifikan yakni sebanyak 70 saham syariah baru. Sehingga dari total 483 jumlah saham di pasar modal, sudah 321 saham yang masuk kategori syariah pada akhir tahun 2012. Jika dilihat dari sisi kapitalisasi pasar. Persentase kapitalisasi pasar JII pada periode 2010 dan 2011 terlihat lebih unggul dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dimana pada periode 2010 tercatat persentase kapitalisasi pasar JII sebesar 24,70% jauh lebih tinggi dibanding persentase kapitalisasi pasar IHSG yang hanya sebesar 8,93% pada periode 2010. Sedangkan pada periode 2011 tercatat persentase kapitalisasi pasar JII sebesar 18,09% yang tercatat masih lebih tinggi dibanding persentase kapitalisasi pasar IHSG yang hanya sebesar 16,67% pada periode 2011. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saham syariah ini memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibanding IHSG pada periode tersebut. Berdasarkan dari hasil penjabaran penulis dalam latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai PENGARUH VARIAN RETURN, HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN, EARNING PER SHARE TERHADAP BID ASK SPREAD SAHAM SYARIAH (Studi 9

Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index Tahun 2010-2012) 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perumusan masalah yang diuraikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana varian return, harga saham, volume perdagangan, earning per share, dan bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012? 2. Bagaimana pengaruh varian return, harga saham, volume perdagangan, earning per share secara simultan terhadap bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012? 3. Bagaimana pengaruh varian return secara parsial terhadap bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012? 4. Bagaimana pengaruh harga saham secara parsial terhadap bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012? 5. Bagaimana pengaruh volume perdagangan secara parsial terhadap bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012? 6. Bagaimana pengaruh earning per share secara parsial terhadap bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana varian return, harga saham, volume perdagangan, earning per share, dan bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012. 10

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh varian return, harga saham, volume perdagangan, earning per share secara simultan terhadap bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh varian return secara parsial terhadap bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga saham secara parsial terhadap bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012. 5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh volume perdagangan secara parsial terhadap bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012. 6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh earning per share secara parsial terhadap bid ask spread pada saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) Tahun 2010-2012. 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Aspek Teoritis Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi untuk penelitian berikutnya yang berkenaan dengan bid ask spread saham syariah dan dapat pula menjadi sumber informasi untuk memperluas khasanah ilmu. 2. Aspek Praktis Sebagai sarana informasi bagi para pelaku dalam pasar modal untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bid ask spread saham syariah secara empiris sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan para pelaku dalam pasar modal dalam berinvestasi. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub bab-sub bab. Sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar adalah sebagai berikut: 11

BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang mengangkat fenomena yang menjadi isu penting sehingga layak untuk diteliti disertai dengan argumen teoritis yang ada, perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang penelitian, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian ini secara teoritis dan praktis serta sistematika penulisan secara umum. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini mengungkapkan dengan ringkas, jelas dan padat mengenai varian return, harga saham, volume perdagangan, earning per share. Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini, kerangka pemikiran yang membahas rangkaian pola pikir untuk menggambarkan masalah penelitian, hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas masalah penelitian dan pedoman untuk pengujian data, serta ruang lingkup penelitian yang menjelaskan dengan rinci batasan dan cakupan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian yang digunakan, identifikasi variabel dependen dan variabel independen, definisi operasional variabel, tahapan penelitian, jenis dan sumber data (populasi dan sampel) serta teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan deskripsi hasil penelitian yang telah diidentifikasi dan pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan beberapa kesimpulan hasil analisis penelitian dan saran dari hasil penelitian ini. 12