BAB 1 PENDAHULUAN. kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI PT.KERETA API INDONESIA (KAI) STASIUN HALL BANDUNG

DAFTAR ISI. LEMBAR PERNYATAAN... i. ABSTRACT... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI KECEPATAN TRANSAKSI DI GERBANG TOL PASTEUR BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2003 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS ANTRIAN KENDARAAN PADA PT. JASAMARGA (PERSERO) TBK. CABANG CAWANG-TOMANG- CENGKARENG DI PINTU TOL HALIM 2 NETTY OKTAVIANI / / 3EA12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan lintasan rel. Sementara Bus dan shuttle Travel menggunakan jalanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil perusahaan

EFEKTIVITAS GARDU TOL OTOMATIS (GTO) BUAH BATU DITINJAU DARI KECEPATAN TRANSAKSI RATA-RATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia bisnis sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam industri bisnis ritel yang kompetitif, pelaku ritel harus dapat

Analisis Antrian Pembayaran Administrasi Pengobatan di RS.ANNA MEDIKA-Bekasi Utara. : Yunita Mentari NPM :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki peran penting dalam sistem transportasi setiap kota karena

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, di kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rohayati, 2013

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN A KUISIONER

Estimasi Jumlah Gardu Keluar Tol Pasteur yang Optimal Menggunakan Model Antrean Tingkat Aspirasi *

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. populasi penduduk di dunia yang semakin bertambah. Buku "Why am I So

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan


BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tranportasi darat saat ini khususnya di jalan raya, dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan protokol saja, akan tetapi juga

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi oleh manusia. Kegiatan berbelanja merupakan aktivitas

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE EVALUASI. Metode evaluasi adalah tahapan-tahapan yang penjabarannya secara rinci

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. bersaing (competitive advantage) untuk terus bisa berkompetisi. Tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODOLOGI PERMASALAHAN PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATURE PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA - VOLUME PARKIR - DURASI PARKIR

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Pengurusan perijinan dan surat menyurat. Survei Pendahuluan. Identifikasi masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

2016 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN COPING STRATEGY PADA PENGEMUDI MOBIL PRIBADI DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat berbagai rumah makan dengan ciri khas yang berbeda-beda di

2015 ANALISA KINERJA STRUKTUR PERKERASAN LENTUR JALAN TOL JAKARTA CIKAMPEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III Gambaran Umum Kota Bandung

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan. Panjang. ( m )

ANALISIS KAPASITAS GERBANG TOL KARAWANG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE ANTRIAN UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA KEPADATAN JUMLAH ANTRIAN DI STASIUN BANYUWANGI BARU

ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA)

ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN REKENING LISTRIK DI KUD BEKASI JAYA. FITRIANA SETYA K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. oleh meningkatnya taraf kehidupan ekonomi juga pergerakan dari suatu tempat. ketempat lain dengan berbagai macam aktifitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI KINERJA PINTU TOL PASIR KOJA BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Jumlah volume didapatkan dari hasil survey yang konfersikan dalam satuan

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGUMPUL TOL ELEKTRONIK TERHADAP PELAYANAN GERBANG TOL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi semakin tingginya persaingan saat ini yang disebabkan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas menjadikan setiap kegiatan harus terlaksana seefisien mungkin untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa saat ini, kebutuhan akan rekreasi dikalangan masyarakat di kota-kota

LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Studi Karakteristik Arus Lalulintas Dengan Beberapa Metode (Studi Kasus Ruas Jalan Tol Purbaleunyi KM 134 KM 138) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB 4 TOLERANSI PENGUNJUNG DAN WISATAWAN TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA BANDUNG

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota Bandung juga merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduknya (www.wikipedia.com, 15 Maret 2014). Bandung adalah tempat yang indah yang dapat dikunjungi kapan saja karena Bandung tidak hanya terkenal dengan panorama pemandangan alam yang indah, akan tetapi Bandung juga menawarkan banyak daya tarik wisata yang dapat dikunjungi. Misalnya yaitu tempat wisata, tempat berbelanja, tempat kuliner, tempat bersejarah dan sebagainya. Dari berbagai daya tarik yang ditawarkan, kota Bandung dapat menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara ataupun wisatawan mancanegara. Seperti yang dikemukakan oleh Kadisparbud Kota Bandung, Herry M Djauhari bahwa Wisatawan paling banyak datang ke Bandung adalah wisatawan nusantara dari berbagai daerah di Indonesia dengan jumlah sebanyak 85% dan sisanya 15% adalah wisatawan mancanegara dengan asal negara Malaysia, Singapura, Jerman, dan Belanda (www.detik.com, 1 Januari 2013). 1

Kesuksesan Bandung sebagai tujuan wisata tidak lepas dari peran infrastruktur pendukungnya. Moda transportasi kota Bandung meliputi darat (termasuk kereta api) dan udara. Untuk perhubungan kota Bandung dilayani oleh 2

2 Bandara Husein Sastranegara, dan untuk lalu lintas darat salah satunya dapat melewati jalan tol. Kemudahan akses menuju Bandung tersebut juga dikemukakan oleh Kepala Disbudpar Kota Bandung, Priana Wirasaputra bahwa...dengan tingginya angka kunjungan wisatawan itu, Bandung masih menjadi salah satu kota pilihan dan masih diincar wisatawan. Terlebih lagi saat ini akses menuju kota Bandung sangat mudah dan terbuka. (www.disparbud.jabarprov.go.id, 3 Januari 2012). Akses menuju kota Bandung semakin mudah sejak dibukanya tol Cipularang. Tol Cipularang merupakan infrastuktur jalan yang sangat mendukung untuk menuju Bandung (Hendri Taufik, 2014). Tol Cipularang (Cikampek Purwakarta-Padalarang) adalah jalan tol di Indonesia yang menghubungkan kota Jakarta dan Bandung. Selain itu, untuk menghubungkan Bandung dengan luar Bandung atau sebaliknya, diciptakan jalan tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung- Padaleunyi) agar membuat jarak antara kota semakin dekat. Jalan tol diperuntukan untuk kendaraan beroda empat atau lebih. Kendaraan yang menggunakan jalan tol dikenakan biaya yang telah ditentukan. Oleh karena itu, pada jalan tol diadakan tempat-tempat transaksi baik pembayaran maupun pengambilan tiket masuk. Tempat transaksi dijalan tol tersebut disebut dengan gerbang tol. Tol Purbaleunyi mempunyai 11 gerbang tol. Tabel 1.1 menunjukan rata-rata volume lalu lintas transaksi pada gerbang Exit cabang Purbaleunyi tahun 2013.

3 Tabel 1. 1 Rata-Rata Volume Lalu Lintas Transaksi Pada Gerbang Exit Cabang Purbaleunyi Tahun 2013 Rata-rata Volume Kendaraan Setiap Bulan No Gerbang Tol Golongan Kendaraan Jumlah I II III IV V 1 Gerbang Sadang 157.582 41.840 4.876 2.381 1.510 208.108 2 Gerbang Jatiluhur 115.524 26.134 18.556 2.086 1.102 163.402 3 Gerbang Cikamuning 59.408 25.064 6.332 1.195 1.472 93.471 4 Gerbang Padalarang 481.478 73.973 15.600 2.634 1.475 575.160 5 Gerbang Baros 475.249 49.638 9.832 1.154 502 536.375 6 Gerbang Pasteur 868.120 32.086 3.624 126 69 904.025 7 Gerbang Pasir Koja 406.257 40.808 5.660 720 224 453.669 8 Gerbang Kopo 369.361 49.629 4.965 737 293 424.985 9 Gerbang Moh. Toha 331.942 30.659 6.820 1.119 629 371.169 10 Gerbang Buah Batu 510.545 46.416 6.615 2.248 974 566.798 11 Gerbang Cileunyi 678.100 97.565 21.336 2.581 2.375 801.957 Jumlah 4.453.566 513.812 104.216 16.981 10.655 5.009.119 Sumber: PT Jasa Marga (Persero) Tbk., data diolah. J 11,31% I 7,41% H 8,48% K 16,01% G 9,06% A 4,15% B 3,26% C D 1,86% 11,48% Sumber: PT. Jasa Marga (Persero) Tbk., data diolah. F 18,05% E 10,71% A B C D E F G H I J K Gerbang Sadang Gerbang Jatiluhur Gerbang Cikamuning Gerbang Padalarang Gerbang Baros Gerbang Pasteur Gerbang Pasir Koja Gerbang Kopo Gerbang Moh. Toha Gerbang Buah Batu Gerbang Cileunyi Gambar 1. 1 Persentasi Volume Lalu Lintas Transaksi Pada Gerbang Exit Cabang Purbaleunyi Tahun 2013 Tabel dan gambar 1.1, menunjukan bahwa tol yang paling banyak dilewati oleh kendaraan dengan berdasarkan golongan kendaraan adalah gerbang Pasteur

4 dengan rata-rata jumlah kendaraan yg melakukan transaksi pada gerbang exit sebanyak 904.025 kendaraan. Dan gerbang exit tol cabang Purbaleunyi yang paling sedikit dilewati berdasarkan golongan kendaraan adalah Gerbang Cukamuning sebanyak 93.471 kendaraan. Hal ini terjadi karena gerbang Pasteur merupakan gerbang tol yang paling strategis karena dekat dengan pusat kota atau berbagai tempat tujuan wisata lainnya.gerbang Pasteur merupakan salah satu gerbang tol yang dibangun dan dikelola oleh PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mempunyai tugas tersendiri yaitu merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol. Hal ini dilakukan agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan fungsi lebih di bandingkan dengan jalan umum bukan tol. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi menyediakan dua arus lalu lintas yang terdapat pada gerbang yaitu gerbang tol entrance dan gerbang tol exit. Pintu tol entrance memiliki 11 gardu yaitu. Pintu gardu tol entrance memiliki 11 gardu yaitu entrance-21, entrance-19, entrance-17, entrance-15, s/d entrance- 1, sedangkan untuk gardu tol exit terdapat sembilan gardu yaitu exit-18, exit-16, exit-14, exit-12, s/d exit-2 sehingga total gardu yang ada sebanyak 20 gardu. Dari 20 gardu tersebut, ada tujuh gardu yang tidak dipergunakan lagi Sehingga gardu yang aktif saat ini ada sebanyak 13 gardu, lima gardu tol entrance dan delapan gardu tol exit. (Hendri Taufik, 2014). Gerbang tol Pasteur selalu mengalami kepadatan kendaraan, terutama pada gerbang exit karena pada gerbang exit

Volume Lalu Lintas 5 pelayanan dilakukan oleh petugas tidak seperti pada gerbang entrance menggunakan metode Gardu Tanpa Orang (GTO) yang sangat efektif dan efisien. Kepadatan kendaraan mengakibatkan antrian yang panjang (kemacetan) baik pada hari kerja (weekday) maupun akhir pekan (weekend). Fenomena kemacetan merupakan hasil dari keacakan dalam operasional fasilitas. Setiap kendaraan harus antri dan menunggu sebelum mendapatkan pelayanan dari petugas pada setiap gardu tol. Secara umum, jumlah kedatangan kendaraan tidak dapat diketahui dengan pasti. Tabel 1.2 menunjukan volume lalu lintas gerbang exit tol Pasteur pada tahun 2007-2013. Tabel 1. 2 Volume Lalu Lintas Gerbang Exit Tol Pasteur Tahun 2007-2013 No Tahun Jumlah Lalu Lintas (Kendaraan) 1 2007 8.879.058 2 2008 9.194.800 3 2009 9.740.389 4 2010 10.277.074 5 2011 10.787.446 6 2012 11.211.007 7 2013 11.506.056 Sumber: PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. 14.000.000 10.787.446 11.506.056 12.000.000 8.879.058 9.740.389 10.000.000 11.211.007 10.277.074 8.000.000 9.194.800 6.000.000 4.000.000 2.000.000-2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tahun

6 Sumber: PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Gambar 1. 2 Volume Lalu Lintas Gerbang Exit Tol Pasteur Tahun 2007-2013 Tabel dan gambar 1.2 menunjukan bahwa volume lalu lintas selalu mengalami peningkatan setiap tahunvolume lalu lintas gerbang exit tol Pasteur tertinggi terjadi pada tahun 2013. Dengan volume lalu lintas kendaraan yang semakin meningkat pada gerbang exit tol Pasteur, maka akan mempengaruhi laju kendaraan pada gerbang exit tol Pasteur. Berikut adalah data volume lalu lintas gerbang exit tol Pasteur tahun 2013. Tabel 1. 3 Volume Lalu Lintas Gerbang Exit Tol Pasteur Tahun 2013 No Bulan Volume Lalu Lintas Kendaraan 1 Januari 904.185 2 Februari 845.775 3 Maret 957.472 4 April 941.786 5 Mei 1.000.900 6 Juni 965.715 7 Juli 938.218 8 Agustus 963.167 9 September 962.284 10 Oktober 990.107 11 November 982.684 12 Desember 1.000.980 Sumber: PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

Jumlah Lalu Lintas 7 1.050.000 1.000.000 950.000 900.000 850.000 800.000 750.000 904.185 845.775 1.000.900 982.684 957.472 938.218 962.284 990.107 1.000.980 941.786 965.715 963.167 Bulan Sumber: PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Gambar 1. 3 Volume Lalu Lintas Gerbang Exit Tol Pasteur Tahun 2013 Tabel dan gambar 1.3 menunjukan bahwa volume lalu lintas gerbang exit tol Pasteur pada tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan desember terjadi peningkatan dan penurunan yang signifikan. Volume lalu lintas terendah adalah pada bulan februari dan volume lalu lintas tertinggi terjadi pada bulan desember. Pada bulan februari, jumlah kedatangan kendaraan paling rendah karena pada bulan ini merupakan bulan kondusif bagi yang bekerja atau sekolah setelah libur panjang bulan januari, sehingga tingkat kedatangan ke Bandung menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Puncak kedatangan kendaraan terjadi pada bulan desember karena pada bulan ini pula puncak terjadi long weekend (libur panjang). Kemacetan di jalan tol dipengaruhi oleh arus kedatangan dan arus keberangkatan pada gerbang tol. Ini disebabkan oleh arus kedatangan lebih besar dari pada arus keberangkatan pada gerbang tol. Hal tersebut terjadi karena tingkat kedatangan kendaraan pada gerbang tol Pasteur setiap harinya sangat besar dan jumlah server/ gardu yang tidak seimbang dengan jumlah kendaraan yang datang

8 sehingga menimbulkan kemacetan / antrian yang panjang di pintu gerbang tol. Tabel 1.4 menunjukan rata-rata volume lalu lintas harian gerbang exit tol Pasteur, yang berarti menunjukan bahwa rata-rata jumlah kendaraan yang memasuki kota Bandung pada bulan februari 2014. Bulan februari diambil karena pada bulan ini merupakan bulan dengan estimasi kedatangan kendaraan yang normal dibandingkan bulan januari dengan estimasi tingkat kedatangan meningkat karena pada bulan januari merupakan long holiday atau libur panjang hari raya natal dan tahun baru. Dengan estimasi kedatangan normal menunjukan bahwa asumsi kedatangan pada bulan lain sama atau tidak beda jauh dengan pada bulan februari. Tabel 1. 4 Rata-rata Volume Lalu Lintas Harian Gerbang Exit Tol Pasteur Bulan Februari 2014 No Hari Volume Lalu Lintas (Kendaraan) 1 Senin 32.015 2 Selasa 31.043 3 Rabu 31.984 4 Kamis 32.806 5 Jumat 35.978 6 Sabtu 32.158 7 Minggu 28.492 Sumber: data diolah dari PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

Rata-rata Volume Lalu Lintas Harian 9 40.000 30.000 20.000 32.015 31.043 31.984 32.806 35.978 32.158 28.492 10.000 0 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Hari Sumber: data diolah dari PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Gambar 1. 2 Rata-rata Volume Lalu Lintas Harian Gerbang Exit Tol Pasteur Bulan Februari 2014 Tabel dan gambar 1.4 menunjukan bahwa volume lalu lintas gerbang exit tol Pasteur tertinggi terjadi pada hari jum at dan volume lalu lintas terendah terjadi pada hari minggu. Sehingga kemacetan paling meningkat terjadi pada hari jum at walaupun bukan termasuk akhir pekan (weekend) tetapi menjelang akhir pekan (weekend). Gambar 1.5 merupakan data mengenai rata-rata volume lalu lintas per jam weekday dan weekend pada bulan februari 2014.

Meter 10 2500 2000 1500 1000 500 0 Rata-rata Volume Lalu Lintas Weekday Rata-rata Volume Lalu Lintas Weekend Jam Sumber: data diolah dari PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Gambar 1. 3 Volume Lalu Lintas Gerbang Exit Tol Pasteur Per Jam Weekday dan Weekend Bulan Februari 2014 Gambar 1.5 menunjukan bahwa weekend memiliki rata-rata volume lalu lintas tinggi dibandingkan dengan weekday. Untuk hari kerja (weekday), volume lalu lintas tertinggi terjadi pada pada jam 06.30-07.30 dan terendah terjadi pada jam 03.30-04.30. dan untuk akhir pekan (weekend) volume lalu lintas tertinggi terjadi pada jam 16.30-17.30 dan volume lalu lintas terendah terjadi pada jam 04.30-05.30. Rata-rata kedatangan kendaraan terjadi pada periode waktu akhir pekan (weekend) ini menunjukan bahwa Bandung mempunyai daya tarik yang sangat kuat dengan ditunjukan oleh tingkat kunjungan yang datang ke Bandung lebih banyak dari pada tingkat kunjungan pada hari kerja. Kemacetan pada gerbang exit tol Pasteur terjadi pada hari kerja (weekday) dan akhir pekan (weekend). Untuk hari kerja (weekday) yaitu pada hari senin sampai dengan jumat, kemacetan terjadi pada pagi hari yaitu pada jam 06.30 s/d 09.00 dan saat sore hari jam 16.00 s/d 18.00 dengan rata-rata panjang antrian

Meter 11 adalah 500 meter. Puncak kemacetan pada weekday terjadi pada hari jum at jam 16.00-18.00. Pada saat akhir pekan (weekend) yaitu pada hari sabtu dan minggu merupakan puncak terjadinya kemacetan pada gerbang exit tol Pasteur dengan rata-rata panjang antrian adalah 3 KM. Hal ini terjadi karena banyaknya kendaraan yang datang ke Kota Bandung (Hendri Taufik, 2014). Kendaraan yang sedang menunggu dilayani oleh petugas gardu disebut antrian atau kemacetan jika panjang antrian kendaraan minimal 50 meter (10 kendaraan) terus menerus selama 60 menit. Berikut merupakan data yang menunjukan rata-rata panjang antrian (kemacetan) per jam pada bulan februari 2014 pada gerbang exit tol Pasteur. 700 600 500 400 300 200 100 0 Jum at Rabu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Jam Sumber: data diolah dari PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Gambar 1. 4 Rata-rata Panjang Antrian Gerbang Exit Tol Pasteur Per Jam Bulan Februari 2014

12 Gambar 1.6 dapat dilihat bahwa antrian terpendek terjadi pada hari kamis pukul 02.30-03.30. Dan panjang antrian terpanjang terjadi pada hari jum at pada jam 14.30-15.00. Hal ini dapat terjadi karena hari jum at merupakan hari terakhir dalam periode waktu hari kerja dan akan menghadapi akhir pekan. Dengan antrian sedang menunggu pelayanan yang panjang mengakibatkan kemacetan yang panjang gerbang exit tol Pasteur. Keadaan yang terjadi tersebut mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan tol tersebut maupun warga Bandung sendiri karena menimbulkan kemacetan dimana-mana. Sehingga, untuk mengurangi antrian yang panjang pada gerbang tol Pasteur, maka dapat dipecahkan masalahnya dengan analisis sistem antrian. Sistem antrian dapat memberikan solusi tentang kualitas sumber daya manusia untuk jumlah server/ gardu yang akan dibuka agar dapat mengefesiensikan waktu pelayanan. Antrian merupakan sebuah sistem yang mencakup pelanggan yang datang dengan laju konstan atau bervariasi untuk mendapatkan pelayanan pada suatu fasilitas layanan. Jika pelanggan yang datang dapat memasuki fasilitas layanan, pelanggan dapat langsung dilayani. Jika pelanggan harus menunggu dilayani, pelanggan berpartisipasi atau membentuk antrian, dan akan berada dalam antrian hingga pelanggan mendapat giliran untuk dilayani. Pelanggan akan dilayani dengan laju layanan yang bervariasi dan akhirnya meninggalkan sistem. Sistem antrian mencakup baik antrian dan fasilitas layanannya (Antono, 2010: 259-260).

13 Sistem antrian yang digunakan pada gerbang exit tol Pasteur adalah sistem antrian sistem jalur berganda, satu tahap (Multiple server, single phase system). Karena pada gerbang tol exit, kendaraan bebas memasuki antrian yang paling sedikit mengantri atau kendaraan bebas memilih jalur antrian mana yang akan diikuti. Pada gerbang ini tidak ditentukan berdasarkan jenis atau golongan kendaraan untuk memasuki jalur antrian gardu, dengan jumlah gardu berjumlah delapan gardu. Pelayanan yang dilakukan pada gerbang tol hanya dilakukan satu kali pelayanan, yaitu kendaraan yang mengantri hanya melakukan transaksi pembayaran tol dengan jumlah yang telah ditentukan. Berdasarkan permasalahan kemacetan/ panjangnya antrian di gerbang tol Pasteur tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai sistem antrian dengan judul Analisis Sistem Antrian Untuk Menentukan Jumlah Gardu Yang Optimal Dengan Menggunakan Model M/M/S Pada Gerbang Exit Tol Pasteur (Studi Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Purbaleunyi). 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Manfaat jalan tol yaitu untuk mempersingkat waktu dengan jarak tempuh yang menjadi dekat, mengurangi kepadatan arus lalu lintas, dan mempersingkat waktu tempuh antar kota, tetapi pada kenyataannya jalan tol tetap saja harus

14 mengalami kemacetan pada gerbang tol, sehingga tujuan jalan tol yaitu mempersingkat waktu menjadi tidak terlaksana. Kemacetan pada jalan tol terjadi karena adanya antrian pada pintu gerbang tol Pasteur. Kemacetan ini terjadi karena jumlah gardu dan kualitas pelayanan tidak seimbang dengan jumlah kendaraaan yang datang. Jika kualitas pelayanan tidak optimal tetapi jumlah kendaraan semakin banyak dalam antrian, maka akan terbentuk antrian yang sangat panjang yang disebut dengan kemacetan. Dan ini akan menyebabkan kepuasan pengguna jalan tol menurun. Antrian tersebut pada dasarnya terjadi karena proses pergerakan arus lalu lintas (manusia dan kendaraan) terganggu oleh adanya suatu kegiatan pelayanan yang harus dilalui. Antrian kendaraan yang terbentuk di depan pintu gerbang tol terjadi karena pergerakan arus kendaraan tersebut terpaksa harus terganggu oleh adanya kegiatan pengambilan / pengembalian (pembayaran) karcis tol. Kegiatan tersebut akan menyebabkan gangguan pada proses pergerakan arus kendaraan, sehingga mengakibatkan terjadinya antrian kendaraan dimana pada suatu kondisi. Antrian kendaraan tersebut akan dapat mengakibatkan permasalahan baik buat pengguna (dalam bentuk waktu pelayanan) maupun buat pengelola (dalam bentuk panjang antrian). Bagi pengguna biasanya hal ini yang selalu dipermasalahkan adalah waktu menunggu selama proses mengatri, setiap pengendara akan selalu berfikir

15 bagaimana cara agar dapat menyelesaikan antrian ini secepatnya. Sedangkan bagi pengelola, hal yang selalu dipermasalahkan adalah panjang antrian yang terjadi. Antrian kendaraan yang terlalu panjang akan dapat menyebabkan tambahan permasalahan baru berupa teranggunya sistem pergerakan arus lalu lintas lainnya akibat terhambatnya oleh antrian yang terlalu panjang tersebut. Mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu sistem antrian yang tepat untuk membantu pengambilan keputusan dalam merancang efektivitas pelayanan yang berhubungan dengan kecepatan waktu pelayanan transaksi oleh petugas pada gardu, lamanya waktu pengguna jalan pada antrian, dan tingkat kesibukan pelayan. 1.2.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran sistem antrian pada gerbang exit tol Pasteur PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi? 2. Bagaimana menentukan jumlah gardu yang optimal untuk melayani pengguna tol pada gerbang exit tol Pasteur PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi?

16 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran sistem antrian pada gerbang exit tol Pasteur PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi; 2. Menentukan jumlah gardu yang optimal untuk melayani pengguna tol pada gerbang exit tol Pasteur PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dapat dikelompokan kepada kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, antara lain: 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang ilmu manajemen khususnya manajemen operasional yang berkaitan dengan sistem antrian. Lebih lanjut hasil penelitian ini memberikan informasi serta dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 2. Kegunaan Praktis Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen dalam mengambil keputusan mengenai sistem antrian untuk menentukan sistem antrian yang tepat.