Aktivitas Integrated Marketing Communications Terhadap Brand Image Untuk Industri Rokok Kelas Mild

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan sejenis. Salah satu cara perusahaan dalam mengangkat brand

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat berpikiran maju. Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Industri rokok di Indonesia telah berkembang dari sebuah industri

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian

EFEKTIVITAS PROMOSI TAYANGAN IKLAN DJARUM 76 VERSI PENGEN EKSIS TERHADAP PERSEPSI PEMIRSA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan besar pula.

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun perusahaan yang tidak sejenis. Setiap perusahaan harus mampu

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus

ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan

Pengaruh Customer Experience Terhadap Brand Image Pada Handphone Smartfren Andromax C3

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Rokok Nasional (miliar batang) Tahun SPM SKM Mild SKM Reguler SKT ,86 45,22 83,79 79,85

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek

BAB I P E N D A H U L U A N. memproduksi barang yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. menuntut korporasi baik di dalam maupun di luar korporasi. Walaupun proses

BAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen.

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan dan produk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lokal tetapi juga dengan perusahaan multinasional.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha di dunia termasuk Indonesia. Persaingan-persaingan yang terjadi terutama berupa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. bagi suatu perusahaan. Konsumen saat ini begitu dimanjakan dengan begitu

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai

AKTIVITAS INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS TERHADAP BRAND IMAGE UNTUK INDUSTRI ROKOK KELAS MILD

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang

HASIL SURVEY IKLAN DI DALAM RUANG. fakta 2017

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern ini teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini, menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. memberatkan bagi perusahaan yang akan menjual produknya di negaranya. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapannya. Sehingga berakibat pelanggan akan lebih cermat dan pintar

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. data Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan mampu mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek (Brand Equity) Pada Produk Shampo Emeron

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. Charty (Kotler 2002:18) mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengeksploitasi sepenuhnya asset yang dimiliki untuk memaksimalkan strategi demi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. lembaga riset pemasaran Euro Monitor International, nilai industri kosmetik

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya mudah untuk di dapatkan oleh konsumen sasaran,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan persaingan di era globalisasi ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya.

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern menuntut lebih dari sekedar membuat produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ketat khususnya untuk industri dalam kategori yang sejenis. Kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri pakaian di era modern ini mengalami perkembangan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

BAB I PENDAHULUAN. kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi bidang pariwisata pantai adalah Pantai Liang. Di Indonesia terdapat

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

Transkripsi:

Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Research Report http://repository.ekuitas.ac.id Internal Research 2016-01-08 Aktivitas Integrated Marketing Communications Terhadap Brand Image Untuk Industri Rokok Kelas Mild Prasetyo, Mohamad Hadi STIE Ekuitas http://hdl.handle.net/123456789/70 Downloaded from STIE Ekuitas Repository

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri rokok di Indonesia telah berkembang dari sebuah industri tradisional menjadi salah satu sektor manufaktur yang penting dalam hal nilai tambah, lapangan kerja dan pendapatan pemerintah. Sebagaimana kita ketahui industri rokok di satu sisi menyediakan lapangan kerja yang sangat besar, cukai rokok juga diyakini merupakan salah satu sumber pendapatan negara, di mana keduanya merupakan hal yang sangat diperlukan pemerintah. Akan tetapi di sisi lain pemerintah juga memiliki tanggung jawab moral khususnya dalam meningkatkan kesadaran penduduknya akan kesehatan selain kesejahteraan dari masyarakat itu sendiri. Akibat dari dilema ini, maka campur tangan pemerintah dalam industri rokok sangat tinggi baik dalam ketenagakerjaan, perpajakan atau cukai, kebijakan harga dan investasi, serta promosi maupun pemasarannya. Intervensi pemerintah ini secara langsung maupun tidak telah membatasi ruang gerak perusahaan rokok ketika menyusun strategi dalam memasarkan produknya yang juga berpengaruh terhadap aktivitas promosi iklan rokok. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pengamanan produk tembakau sebagai zat adiktif bagi kesehatan secara tegas melarang iklan, promosi, dan sponsor produk mengandung tembakau, seperti rokok. Larangan ini sebagai tindak lanjut Undang-Undang Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003, penayangan iklan rokok masih diperbolehkan pada pukul 21.30 hingga 05.00 waktu setempat. Namun, dalam Peraturan Pemerintah yang baru, yaitu PP No. 109/2012 produk tembakau tidak boleh diiklankan di semua jenis media, baik elektronik, cetak, maupun media luar ruang. Dalam pandangan perusahaan yang membuat suatu merek untuk suatu produk tidak dapat menghindari adanya komunikasi dengan pelanggan. Karena dari kegiatan komunikasi pemasaran tersebut perusahaan dapat mengenalkan produknya kepada pelanggan. Tujuan akhir dari perusahaan ialah untuk 1

memaksimalkan laba. Dengan adanya kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan perusahaan, diharapkan dapat membantu terwujudnya tujuan tersebut. Banyak upaya yang dilakukan perusahaan dalam mengomunikasikan merek mereka agar produknya meraih Top Brand. Top Brand bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan sebuah merek di pasar. Karena, predikat yang digagas oleh Handi Irawan ini merupakan hasil survei yang dilakukan terhadap konsumen. Jadi, Top Brand merupakan wujud pengakuan dari konsumen terhadap sebuah merek. Sebuah merek dapat dikatakan Top jika merek tersebut memiliki awareness yang tinggi, market share besar serta memiliki tingkat loyalitas konsumen yang juga bisa dikatakan tinggi. Hal tersebut dapat diraih oleh perusahaan dengan berbagai kegiatan pemasaran yang sudah menjadi program dari perusahaan itu sendiri. Hal tersebut berkaitan dengan strategi yang dilakukan perusahaan tersebut. Karena mengingat sudah banyak konsumen yang peka terhadap logo Top Brand yang terdapat dalam kemasan mereka. Hal itu juga bisa dijadikan sebagai senjata utama perusahaan dalam mengomunikasikan mereknya. Dimana akhirnya banyak sekali perusahaan dalam industri rokok berlomba-lomba melakukan upaya maksimal dalam kegiatan pemasaran. Dalam hal ini aktivitas komunikasi pemasaran terpadu. Walaupun, apabila sebuah produk rokok meraih gelar Top Brand, logo tersebut tidak diperkenankan dipajang dalam kemasannya. Hal inilah yang menjadi dilema bagi perusahaan. Satu sisi ingin membanggakan produknya untuk bisa meraih pangsa pasar yang besar, tetapi penghargaannya tidak bisa disimpan dalam kemasannya. Dikarenakan bahwa tidak etis menyimpan logo Top Brand pada kemasan produk rokok, hal tersebut juga bertentangan dengan peraturan yang disahkan oleh pemerintah. Dalam industri rokok kelas mild sendiri, tingkat persaingan semakin tinggi. Dimana banyak perusahaan rokok melakukan aktivitas komunikasi pemasaran terpadunya dengan berbagai cara yang kreatif. Mereka melakukan kegiatan terebut semata-mata untuk mencapai target penjualan mereka. Ditambah dengan beragam media komunikasi yang ada, tentunya membutuhkan kejelian dalam menyusun strategi komunikasi pemasaran dan sudah pasti membutuhkan 2

biaya yang tidak sedikit. Hal tersebut dikatakan wajar sebab membangun dan mengelola merek menjadi sukses tidaklah mudah. Banyak perusahaan di industri rokok melakukan aktivitas komunikasi pemasarannya dengan berbagai cara. Melakukan kegiatan yang dituntut untuk kreatif tetapi ada batasan dari peraturan pemerintah. Dalam survei Top Brand Indonesia tahun 2011 dalam majalah Marketing no. 02/XI/FEBUARI 2011 untuk kategori rokok mild dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1.1 Rokok Mild 2011 Merek TBI KET Sampoerna A Mild 50.4% TOP Class Mild 15.0% TOP Star Mild 9.9% LA Lights 8.2% U Mild 3.6% X Mild 1.2% Sampoerna A Flava 1.0% Sumber: Majalah Marketing 02/XI/FEBUARI 2011 Dalam tabel diatas terlihat jelas bahwa produk dari PT. HM Sampoerna meguasai pasar dengan persentase sebesar 50,4% lewat produk andalan mereka yaitu sampoerna A Mild. Memang dari sekian banyak produk rokok mild, sampoerna A Mild merupakan produk pertama di Indonesia yang masuk ke dalam kelas mild. Diikuti oleh produk Class Mild dengan persentase sebesar 15,0%. Jauh dibawah sampoerna A Mild. Untuk produk PT. Djarum kelas rokok mild masih jauh di bawah pesaingnya yaitu PT. HM Sampoerna dengan produk andalan mereka Sampoerna A Mild yang sudah menguasai market share sebesar 50,40%. 3

Produk dari PT. Djarum yaitu LA-Lights yang menempati urutan keempat dengan market share hanya sebesar 8,20%. Produk LA-Lights masih dibawah produk Star Mild dengan persentase sebesar 9,9%. Dengan banyaknya kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bersangkutan bisa membantu menempatkan produk mereka dalam rangka menguasai pangsa pasar. Kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam industri rokok kelas mild bisa memunculkan image dari masyarakat luas. Perusahaan pasti menginginkan image positif dari akibat kegiatan komunikasi pemasaran mereka. Seperti kita sadari bahwa kegiatan komunikasi pemasaran sampoerna A Mild bisa dikatakan lebih kreatif dibanding perusahaan lain. Tetapi kalau kita lihat seperti produk Class Mild dan juga produk Star Mild, sepertinya jarang sekali kita melihat kegiatan komunikasi pemasaran mereka. Lain hal dengan yang dilakukan produk LA-Lights. Kampanye promosi yang dilakukan produk LA-Lights tidak sebanding dengan penguasaan pasar yang masih di bawah 10%. Hal tersebut bisa saja memunculkan image dari masyarakat luas bahwa LA-Lights hanya meramaikan pasar rokok kelas mild. Belum lagi kalau kita melihat produk-produk yang dibawah 8%. Hasil survei Top Brand ini dapat dijadikan acuan untuk mengukur kinerja merek dari perusahaan-perusahaan industri rokok yang bermain di kelas mild. Dari hasil survei tersebut perusahaan dapat melihat posisi mereknya di benak pelanggan. Memang untuk menentukan market share bukan hanya dilihat dari kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan perusahaan. Tetapi, kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan perusahaan dengan tujuan mengenalkan produk mereka bisa menjadi sebuah daya tarik agar konsumen ingin mengonsumsi produk mereka. Dalam penelitian ini saya akan membahas kegiatan komunikasi pemasaran (integrated marketing communications) yang dilakukan perusahaan rokok kelas mild dalam hal meningkatkan citra merek (brand image) mereka. Banyak sekali kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan rokok kelas mild, tetapi kenapa hanya dua perusahaan yang bisa menembus diatas 10% pangsa pasarnya. Bukankah promosi merupakan alat utama dalam memperkenalkan produknya. Ada beberapa perusahaan yang sengaja menyentuh dunia hiburan 4

dalam kegiatan komunikasi pemasaran mereka. Ada juga yang mencoba untuk megkritisi kejadian politik di negara ini dan masih banyak sekali kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan. Seperti halnya menampilkan beberapa quote yang kreatif. Dalam penelitian ini juga kita akan melihat apakah ada pengaruhnya kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan terhadap citra merek yang berimbas pada penguasaan pangsa pasar mereka. Pertanyaan ini muncul karena kita bisa melihat secara jelas berbagai aktivitas promosi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan rokok yang bermain di kelas mild. Sebagai contoh kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh LA-Lights antara lain LA-Lights Streetball, LA-Lights Indiefest, LA-Lights Concert, dan LA-Lights Indiemovie. Terlebih ditambah dengan program LA- Lights Community, yang lebih terkesan menyentuh komunitas-komunitas yang ada di kota masing-masing. Dari beberapa rangkaian kegiatan tersebut dapat dilihat secara kasar bahwa LA-Lights ingin sekali menyentuh sasaran anak muda dengan rentang umur 20-35 tahun. Terlihat juga LA-Lights ingin sekali menyentuh dunia hiburan kawula muda. Apabila kita melihat kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh sampoerna A Mild. Terkesan hanya memunculkan beberapa kalimat yang menyentuh psikologis dari konsumen. Kegiatan komunikasi pemsaran yang dilakukan A Mild juga hampir sama dengan yang dilakukan LA-Lights, yaitu ikut menjadi bagian sponsor dalam acara-acara tertentu. Kalau kita bandingkan dengan Class Mild dan juga Star Mild yang lebih terkesan tidak sering terlihat aktivitas promosinya tetapi bisa menempati urutan kedua dan ketiga. Dari hal tersebut timbul pertanyaan dari peneliti bagaimanakah pandangan konsumen dari beberapa kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan perusahaan rokok kelas mild mengarah kepada citra merek dari masing-masing produk. Pandangan konsumen tersebut tertuang dalam survei Top Brand yang mengindikasikan ada dia peringkat berapa produk mereka di mata konsumen. 5

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi permasalahan yang akan dianalisis terbatas pada bagaimana dan berapa besar pengaruh kegiatan komunikasi pemasaran (Integrated marketing communications) terhadap citra merek (Brand image) perusahaan rokok kelas mild di wilayah Bandung. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah: Untuk mengetahui pengaruh variabel Integrated marketing communications terhadap Brand image perusahaan rokok kelas mild di wilayah Bandung. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis; diharapkan dapat memberikan input positif berupa informasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam melakukan penyusunan strategi pemasaran. 2. Manfaat akademis; diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen pemasaran. 6