Upaya Pengendalian Tembakau di Indonesia. Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

hari berdampak negatif bagi lingkungan adalah merokok (Palutturi, 2010).

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II DESKRIPSI DAN PROFIL PENDERITA DIABETES

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

2

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

3. Jenis kelamin 4. Obesitas. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : Data Penyakit Kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2030

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebijakan Peringatan Kesehatan Bergambar Pada Bungkus Rokok

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah perubahan yang terus-menerus yang merupakan kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Peran Masyarakat Sipil dalam Mendorong Peningkatan Cukai Rokok

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan masalah yang kompleks. Merokok tidak saja berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan

BERITA RESMI STATISTIK

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan tembakau bertanggungjawab terhadap sebagian besar kematian di seluruh dunia.

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Transkripsi:

Upaya Pengendalian Tembakau di Indonesia Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Masalah Merokok di Indonesia Situasi Terkini Penyakit Terkait Rokok di Indonesia Kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia

Masalah Merokok di Indonesia

PREVALENSI PEROKOK REMAJA (15-19 TAHUN) PEROKOK PADA ANAK-ANAK 45 40 35 38.4 37.3 37.3 32.8 30 24.2 25 20 20.3 18.8 18.3 17.3 15 13.7 12.7 10 7.1 5 3.1 1.9 1.6 0.3 0.2 0.9 0 1995 2001 2004 2007 2010 2013 Sumber: SUSENAS 1995, SKRT 2001, SUSENAS 2004, RISKESDAS 2007*, 2010 Laki-laki Perempuan L+P 4

Proporsi Perokok Pemula Usia 10 14 Tahun Jumlah perokok usia muda meningkat dalam 13 tahun (2001 2013) Source: National Health Survey 1995, 2001, 2004and Basic Health Research 2007,2010

Paparan Terhadap Asap Rokok Lain 51.3% orang dewasa terpapar AROL di tempat kerja 78.4% orang dewasa terpapar AROL di rumah 85.4% orang dewasa terpapar AROL di restoran 68.8% remaja (13-15 tahun) orang terpapar AROL di rumah Sumber: GATS, 2011; GYTS, 2009 78.1% remaja (13-15 tahun) orang terpapar AROL di luar rumah

Generasi muda yang terpapar Iklan, Promosi dan Sponsor Rokok 89,3 % remaja (13-15 thn) melihat iklan rokok melalui billboards 76,6 % remaja (13-15 thn) melihat iklan rokok melalui majalah/koran 11,3 % remaja (13-15 thn) memiliki barang dengan logo industri rokok 7,7 % remaja (13-15 thn) pernah menerima rokok gratis Sumber: GYTS, 2009

Persen PREVALENSI PEROKOK DI INDONESIA 2007-2013 68.8 70 65.6 65.9 60 50 40 30 34.2 34.7 36.3 20 10 5.2 4.2 6.9 0 2007 2010 2013 Tahun Laki-laki Perempuan Total Prevalensi Indonesia Sumber Data: Riskesdas 2007,2010 dan 2013

Prevalensi perokok laki-laki 15 tahun Gorontalo Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Utara Jawa Barat DI Aceh Sumatra Barat Banten Lampung Maluku Sulawesi Tengah Bengkulu Sumatra Selatan Sumatra Utara Jawa Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Papua Barat Jawa Tengah Kepulauan Riau Bangka Belitung Riau Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara DKI Jakarta Jambi DI Yogyakarta Kalimantan Barat Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Bali Papua 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% Sumber: Riskesdas 2013

Prevalensi perokok perempuan 15 tahun Nusa Tenggara Timur Papua Barat Maluku Utara Papua Maluku DI Aceh Sumatra Utara Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Barat Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sumatra Barat Sumatra Selatan Bali Jawa Barat Bangka Belitung Riau Gorontalo Bengkulu DKI Jakarta Banten DI Yogyakarta Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Jawa Tengah Kalimantan Timur Kepulauan Riau Sulawesi Selatan Jawa Timur Lampung Kalimantan Selatan Jambi 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0% 45.0% Sumber: Riskesdas 2013

Perokok : Status Sosial Ekonomi Menurut Riskesdas 2013 The richest 24.3 The poorest 32.3 0 5 10 15 20 25 30 35

Situasi Terkini Penyakit Tidak Menular Terkait Rokok di Indonesia

PENYAKIT TIDAK MENULAR & FAKTOR RISIKO Merokok Serangan Jantung Diet Kanker Diabetes Kurang aktifitas fisik Penyakit Paru Kronik Gangguan Janin Impotensi Alkohol Stroke Cidera

PERJALANAN FAKTOR RISIKO PTM SEPANJANG HIDUP Faktor Lingkungan / Pendidikan / Sosial dan Budaya / Ekonomi Janin Bayi dan Anak Remaja Dewasa Gangguan Kongenital Malnutrisi Maternal Penyapihan Malnutrisi Penyakit Infeksi Kegemukan pada anak Merokok Alkohol Kurang Aktivitas Fisik Diet Tidak Seimbang Perilaku Faktor Biologis Tanggung Jawab Pemerintah

Risiko perokok : Tidak merokok = Risiko Kanker Paru 13,6 X MEROKOK MERUSAK SETIAP ORGAN TUBUH Zat-zat Karsinogenik Asap rokok mengandung 4000+ zat toksik, 60 diantaranya KARSINOGENIK 15

Situasi PTM di Indonesia Tahun 2013 20 juta orang Penyakit Paru Menahun 5 juta orang Diabetes 4 juta orang Peny. Jantung 3 juta orang Kanker 3 juta orang Stroke Sumber: Riskesdas 2013

5 Penyakit Terbanyak Menyerap Biaya Jamkesmas 2012 Rawat Jalan Dan Rawat Inap PTM diantara lima penyakit terbanyak : Gagal Ginjal Kronik Hipertensi Asma Jumlah kunjungan dan pembiayaan PTM pada layanan rawat jalan berdasarkan diagnosa penyakit di RS : Gagal Ginjal Kronik Hemodialisa (urutan-1), Kanker (urutan Ke 2) Thalasemia (urutan Ke3), Jantung (urutan ke 5), Sumber: P2JK Kemenkes RI, 2012 17

Kebijakan Pengendalian Merokok di Indonesia

Program Pengendalian Tembakau PROMOTIF DAN PREVENTIF PENANGANAN PENYAKIT Kawasan Tanpa Rokok 127 Kabupaten di 32 provinsi Informasi, Edukasi dan Komunikasi Advokasi Aliansi Bupati dan Walikota Pengobatan Upaya Berhenti Merokok ATURAN PERUNDANG- UNDANGAN UU No. 36 Th 2009Tentang Kesehatan PP No 109 th 2012:Tentang Pengamanan Produk Tembakau Bagi Kesehatan Permenkes No 28/2013:Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Permenkes No 40/2013:Tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 40 Tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak merokok Bagi Kesehatan (2009-2024) KEBIJAKAN NASIONAL PENGENDALIAN TEMBAKAU UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 - Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan KTR Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau

Argumen: Kebijakan KTR 100% melanggar Kontra Argumen HAK AZASI Perokok (1) 1. Apakah Merokok itu HAK AZASI? Hak Azasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan YME dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia ( UU No 39 tahun 1999 pasal (1) tentang HAM) 70% perokok mulai usia remaja karena tidak tahu karakteristik produk, coba-coba karena teman & iklan TERJEBAK KECANDUAN Merokok = hak tapi BUKAN hak azasi yang melekat dan bersifat KODRATI

Argumen: Kebijakan KTR 100% melanggar HAK AZASI Perokok (2) 2. Setiap orang berhak atas lingkungan yang baik dan sehat (ps 9 ayat 3 UU No 39/1999 tentang HAM). 3. Paparan asap rokok orang lain melanggar HAM 4. Hak perokok untuk merokok Tidak Sama dengan hak untuk mencemari udara dengan racun yang akan diisap dan mengancam hak hidup orang lain 5. Kebijakan KTR tidak melarang orang merokok, tetapi DIMANA merokok 6. Keselamatan pekerja bukan pilihan antara pekerjaan dengan kesehatan yang dikorbankan

Upaya Menuju Aksesi FCTC 2012-2013 Des 2012 : PP 109/ 2012. Isi PP sudah sejalan dengan FCTC. PP mendapat dukungan luas dari Pemerintah dan Masyarakat. 2013-2014 : Sosialisasi PP 109 / 2012 Berbagai upaya advokasi, koordinasi, edukasi tentang aksesi FCTC kepada pihak Pemerintah dan Masyarakat melalui pertemuan, dialog interaktif di media elektronik, informasi di media cetak

Rekan Seperjuangan menuju Aksesi FCTC Kementerian terkait: Kemenkokesra, Kemeneg PP & PA, Kemenkeu, Kemenlu, Kemensos, Kemendagri Komnas HAM Komnas Perlindungan Anak Kaukus Kesehatan DPR Organisasi Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat: Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI), Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Health Indonesia Tobacco Control Network (ITCN), dll.

Argumen Pihak Industri Rokok untuk Melawan Upaya Aksesi Memberi dampak buruk dalam berbagai upaya advokasi dan koordinasi Petani : Aksesi mengancam petani tembakau dan cengkih kehilangan pasar. Pengangguran : Industri rokok berperan besar memberi lapangan kerja. Aksesi mengurangi lapangan kerja. Pendapatan Negara : Pendapatan dari industri rokok berperan besar dalam pembangunan. Aksesi mengancam pendapatan negara.

Tantangan Utama Aksesi FCTC Bagaimana cara mengalahkan lobby pihak industri?

Tantangan dalam Pengendalian Tembakau 1. Komitmen politik dari pemerintah baik pusat maupun lokal sebagai pembuat kebijakan masih terbatas. 2. Perlunya strategi yang holistik dalam pengendalian tembakau 3. Pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat kurang memadai terkait masalah kesehatan akibat mengkonsumsi tembakau 4. Terbatasnya kebijakan yang mendukung pengendalian tembakau di luar sektor kesehatan

KESIMPULAN Konsumsi tembakau merupakan ancaman terhadap kualitas terutama produktifitas sumber daya manusia, oleh karenanya diperlukan upaya berkesinambungan untuk memastikan pencapaian tujuan dalam pengendalian tembakau di Indonesia Peran pemerintah baik pusat maupun lokal termasuk organisasi sosial masyarakat sangat penting dalam percepatan dan kepastian dari semua upaya untuk mencegah dan mengendalikan masalah merokok. 28