Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

PENILAIAN PESERTA DIKLAT

DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Kp. Dadapan RT 06/07, Desa Jatikuwung Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah - INDONESIA

PANDUAN KEGIATAN PEMBEKALAN TIM PENDAMPING SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

PENJELASAN TENTANG OJL DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH. Oleh: Yuli Cahyono-Korwi LPPKS

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN (AKPK) BAGI CALON KEPALA SEKOLAH

PELAPORAN RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN (RTK) DAN OBSERVASI GURU YUNIOR DALAM KEGIATAN ON THE JOB LEARNING

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tuntutan dari pascapelaksanaan In Service Learning 1, maka peserta berkeharusan menindaklanjutinya dengan

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM. Oleh: Nur Dewi. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Abstrak

PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH MELALUI SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT. Oleh Andi Muliati AM

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

( 1 Kegiatan ) Rp ,00

RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN SEBUAH UPAYA MENGASAH KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN CALON KEPALA SEKOLAH. Oleh: Yuli Cahyono Korwi LPPKS

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT CALON ASESOR PENILAIAN POTENSI KEPEMIMPINAN (APBN-P) DAN DIKLAT CALON ASSESOR PENILAIAN MAKALAH KEPEMIMPINAN (APBN-P)

LAKIP LPPKS TAHUN 2016 SEMESTER 2. i P a g e

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari Surakarta Jawa Tengah Telp & Fax (0271)

PEDOMAN PENGUATAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari Surakarta Jawa Tengah Telp & Fax (0271)

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

PEDOMAN PELAKSANAAN. PERMENDIKNAS Nomor 28 Tahun (Tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah)

Misi LPPKS-Indonesia

ON THE JOB LEARNING. Oleh. Drs. Lasiman, M.Pd. Dosen Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Bandar Lampung (UPBJJ-UT Bandar Lampung)

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Namun pada kenyataannya pendidikan di Indonesia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OUTLINE. Bimbingan Teknis Mentor Calon Pengawas Sekolah Hotel Aston Bali, 2 s.d. 6 Agustus /08/2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MONITORING DAN EVALUASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK DAN KKPI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Draft Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah

SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang terangkum dalam kesimpulan sebagai berikut:

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK & KKPI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGEMBANGAN PROGRAM KEMITRAAN TAHUN 2013

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

BAB I P E N D A H U L U A N

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG

MONITORING SEKOLAH OLEH PEMERINTAH DAERAH (MSPD)

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Modul PIGP bagi Pengawas Sekolah/Madrasah

KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2015 SERI E.7

MENYUSUN PORTOFOLIO PENGEMBANGAN DIRI Oleh : Waryono Widyaiswara

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Kepala Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian:

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah. Petunjuk Teknis ini berisi hal-hal pokok yang perlu diketahui oleh semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah. Petunjuk Teknis ini disiapkan untuk memperlancar jalannya kegiatan diklat calon kepala sekolah/madrasah. Oleh sebab itu, sangat diharapkan seluruh pihak terkait dapat melaksanakan kegiatan penyusunan program diklat calon kepala sekolah/madrasah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh kepala BPSDMP dan PMP sehingga dapat menyelenggarakan diklat calon kepala sekolah secara optimal. Penyusunan program diklat calon kepala sekolah perlu dilaksanakan agar kualitas isi, proses dan hasil diklat dapat dilakukan, dipantau dan dikendalikan. Oleh sebab itu, kita berharap agar para pihak terkait dapat memahami dan menyusun program diklat dengan cermat. Selamat belajar dan berlatih, semoga Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita semua. Surakarta, Agustus 2013 Kepala, Prof. Dr. Siswandari, M.Stats. NIP. 19590201 198503 2 002

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 A. Latar Belakang... 2 B. DASAR HUKUM... 3 C. Tujuan... 4 D. Sasaran... 4 E. Manfaat... 4 BAB II PELAKSANAAN... 6 A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan... 6 B. Unsur Yang Terlibat... 6 C. Rambu-Rambu Pelaksanaan Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah... 6 D. Tindak Lanjut Pelaksanaan Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah 7 E. Strategi Penyusunan Program Diklat... 7 F. Komponen Dan Alur Kegiatan... 11 G. Penjelasan Teknis Kegiatan... 12 H. Jadwal Kegiatan... 13 I. Pendanaan... 13 BAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB LEMBAGA TERKAIT... 14 A. Master Trainer... 14 B. Lembaga Penyelenggaraan Diklat... 14 C. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kantor Kementerian Agama Provinsi, bertanggung jawab untuk:... 14 BAB IV PENUTUP... 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menguraikan syaratsyarat dan tahapan yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tersebut dijelaskan bahwa proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi kompetensi, yaitu dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Sebagai konsekuensinya, secara akademik pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah harus mampu menjamin adanya peningkatan kelima dimensi kompetensi tersebut. Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah merupakan salah satu upaya untuk membekali calon kepala sekolah/madrasah dengan kompetensi yang relevan. Oleh karena itu, pengembangan mutu proses pembelajaran diklat difokuskan pada upaya untuk mewujudkan kepala sekolah yang amanah, profesional dan berjiwa wirausaha. Untuk menjamin muatan atau isi materi pembelajaran diklat secara terstandar, diperlukan penyusunan program diklat calon kepala sekolah oleh pihak terkait Master Trainer. Dalam implementasinya, penyusunan program diklat calon kepala sekolah dilaksanakan oleh lembaga penyelenggara diklat. Agar pelaksanaan penyusunan program diklat calon kepala sekolah berlangsung secara efektif dan efisien, dan hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan, diperlukan kecermatan dalam menganalisis AKPK sebagai acuan dalam penyusunan program diklat calon kepala sekolah. Selain daripada itu, tentang bagaimana proses pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah itu harus dilaksanakan, telah dijelaskan dalam Petunjuk Pelaksanaan Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah. Namun, karena proses penyusunan program diklat calon kepala sekolah itu melibatkan banyak pihak dan membutuhkan pengetahuan dan pemahaman baru maka diperlukan sebuah petunjuk operasional yang praktis dan rinci agar semua pihak terkait yang terlibat bisa melaksanakan peran, tugas, dan fungsinya secara proporsional dan profesional. Untuk itu dibuatkan Petunjuk Teknis. B. DASAR HUKUM Dasar hukum penyusunan program diklat calon kepala sekolah/madrasah adalah: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; LPPKS INDONESIA 3

8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan; 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah; 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah; 12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; C. Tujuan Tujuan Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah adalah untuk memastikan: 1. struktur program diklat yang relevan dengan hasil analisis kebutuhan pengembangan keprofesian calon kepala sekolah/madrasah; 2. isi/kandungan/materi diklat yang relevan dengan kebutuhan peningkatan kompetensi calon kepala sekolah/madrasah; dan 3. penyelenggaraan diklat calon kepala sekolah/madrasah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. D. Sasaran Sasaran Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah adalah dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah kementerian agama provinsi, penyelenggara diklat, dan master trainer yang melaksanakan In-Service Learning 1, On-the-Job Learning dan In-Service Learning 2 pada diklat calon kepala sekolah/madrasah. E. Manfaat

Manfaat Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah adalah: 1. Pelaksanaan diklat sesuai standar. 2. Kebutuhan peserta diklat terpenuhi. LPPKS INDONESIA 5

BAB II PELAKSANAAN A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan penyusunan program diklat calon kepala sekolah dilaksanakan sebelum diklat calon kepala sekolah/madrasah selama 3 hari yang setara dengan 30 JP. Dalam kegiatan tersebut dilakukan penyusunan program diklat secara bersama antara dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, kantor wilayah kementerian agama provinsi, penyelenggara diklat dan master trainer. Pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh lembaga penyelenggara diklat. B. Unsur Yang Terlibat Unsur yang terlibat dalam kegiatan penyusunan program diklat calon kepala sekolah/madrasah adalah: 1. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, kantor wilayah kementerian agama, dan kantor kementerian agama provinsi, yakni pejabat struktural yang berwenang; 2. Lembaga penyelenggara diklat, yakni LPMP, PPPPTK, LPPKS dan Badan Diklat; 3. Master trainer, yakni widyaiswara, pengawas, dosen yang memiliki sertifikat master trainer serta penanggungjawab akademik diklat calon kepala sekolah/madrasah. C. Rambu-Rambu Pelaksanaan Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah 1. Peserta penyusunan program diklat melakukan kegiatan sesuai surat tugas yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga.

2. Kegiatan penyusunan program diklat dilakukan pada awal sebelum diklat calon kepala sekolah dilaksanakan (minimal 2 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan). 3. Jadwal kegiatan penyusunan program diklat ditetapkan oleh lembaga penyelenggara diklat calon kepala sekolah/madrasah. 4. Materi dan strategi penyusunan program diklat disusun dan ditetapkan oleh lembaga penyelenggara diklat calon kepala sekolah/madrasah. D. Tindak Lanjut Pelaksanaan Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah Setelah selesai melaksanakan penyusunan program diklat, lembaga penyelenggara diklat wajib menyusun laporan yang disertai dengan hasilhasil kegiatan dan daftar hadir peserta dan disampaikan kepada institusi terkait, dalam hal ini dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, kantor wilayah kementerian agama provinsi. E. Strategi Penyusunan Program Diklat 1. In-Service Learning 1 Penyusunan struktur program didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu kajian empiris piloting yang telah dilakukan di beberapa kabupaten/kota selama 4 tahun terakhir di hasil penelitian di beberapa negara tentang kepemimpinan sekolah, hasil AKPK, dan kebutuhan pengembangan SDM di setiap kabupaten/kota. Pelaksanaan penyusunan struktur program diklat dilakukan dengan menggunakan model Workshop atau Loka Karya. LPPKS INDONESIA 7

STRUKTUR PROGRAM DIKLAT IN-SERVICE LEARNING 1 NO MATA DIKLAT JUMLAH JAM A. UMUM 1. Kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional 2 JP 2. Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 2 JP B. INTI 1. Latihan Kepemimpinan 26 JP Kepemimpinan Spiritual (4) Kewirausahaan (6) Dinamika Kelompok (8) Kepemimpinan Pembelajaran (8) 2. Manajerial 23 JP Penyusunan RKS (4) Pengelolaan PTK (2) Pengelolaan Sarpras (2) Pengelolaan Peserta Didik (2) Pengelolaan Keuangan Sekolah (3) Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran (2) Pengelolaan ketatausahaan sekolah (2) Pengelolaan Kurikulum (4) Monitoring dan Evaluasi (2) 3. Supervisi Akademik 8 JP C. PENUNJANG 1. Pembukaan/Penutupan 2 JP 2. Orientasi Program 1 JP 3. Rencana Tindak Kepemimpinan 3 JP 4. Pre-test dan Post-test 2 JP 5. Evaluasi 1 JP Jumlah 70 JP Penyusunan RTK didasarkan pada AKPK masing-masing calon kepala sekolah/madrasah yang secara signifikan berbeda satu dengan lainnya. Alur AKPK adalah sebagai berikut: Instrumen AKPK yang sudah diisi di-input ke software AKPK. Software menganalisis data dan dihasilkan 2 keluaran: (1) Grafik per individu, yang berisi gambaran 5 dimensi kompetensi calon KSM; (2) hasil pemetaan individu. Hasil pemetaan individu digunakan sebagai salah satu landasan penyusunan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK).

2. On The Job Learning On-the Job Learning (OJL) adalah pembelajaran di lapangan dalam situasi pekerjaan yang nyata. Dilakukan di 2 (dua) sekolah, yakni di sekolah sendiri dan di sekolah lain. Pelaksanaan OJL di sekolah sendiri setara dengan 150 jam pelajaran dan pelaksanaan OJL di sekolah lain setara dengan 50 jam pelajaran. Penetapan durasi waktu OJL di sekolah sendiri dan di sekolah lain ditetapkan secara bersama antara penyelenggara diklat dan Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah kementerian agama provinsi. Program OJL terdiri dari: a) Pelaksanaan Tindak Kepemimpinan, b) Pelaksanaan Supervisi Terhadap Guru Junior, c) Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, dan Bahan Ajar), d) Pelaksanaan Tugas Mandiri (kajian-kajian), dan e) Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK dan f) penyusunan portofolio serta materi presentasi hasil OJL. LPPKS INDONESIA 9

STRUKTUR PROGRAM ON THE JOB LEARNING Alokasi waktu N0 Kegiatan dan Jenis Tagihan pada OJL SEKOLAH SENDIRI SEKOLAH LAIN Jumlah 1 Rencana Tindak Kepemimpinan 40 40 2 Supervisi pembelajaran guru yunior 20 20 3 Penyusunan perangkat pembelajaran 40 40 4 Tugas mandiri/kajian 4.1 Mengkaji RKS 8 4 12 4.2 Mengkaji pengelolaan kurikulum 8 4 12 Mengkaji pengelolaan Pendidik dan tenaga 4.3 kependidikan 4 2 6 4.4 Mengkaji Sarpras 4 2 6 4.5 Mengkaji pengelolaan peserta didik 4 2 6 4.6 Mengkaji pengelolaan keuangan 4 2 6 4.7 Mengkaji pengelolaan tenaga Administrasi 4 2 6 4.8 Mengkaji TIK dalam pembelajaran 2 1 3 5 4.9 Mengkaji sistem Monev 2 1 3 Upaya peningkatan kompetensi yang rendah berdasarkan hasil AKPK di sekolah magang 2 20 20 6 Penyusunan portofolio 10 10 20 Jumlah 150 50 200 3. In Service Learning 2 In-Service Learning 2 (IN-2) merupakan kegiatan pembelajaran selama 30 JP dalam bentuk tatap muka antara peserta diklat dengan master trainer dilakukan untuk menilai portofolio calon kepala sekolah/madrasah dan presentasi hasil OJL. Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap sejumlah tagihan hasil pelaksanaan OJL yang dikumpulkan oleh calon kepala sekolah/madrasah dalam satu jilid. Penilaian presentasi dilakukan melalui penyajian lisan dan menggunakan alat bantu komputer/pc dengan program aplikasi Power Point. Presentasi dan tanya jawab dilakukan selama minimal 30 menit per peserta (15 menit presentasi dan 15 menit tanya jawab). Penilaian menggunakan instrumen yang ditetapkan. Pengaturan strategi pelaksanaan In-Service Learning 2 ditetapkan oleh lembaga penyelenggara diklat. Strategi dapat dilakukan dalam bentuk: a) presentasi peserta satu per satu dihadapan

master trainer; b) presentasi peserta satu per satu di depan master trainer dan peserta diklat lain dalam kelas besar; c) presentasi peserta satu per satu dihadapan master trainer dan peserta lain dalam kelompok-kelompok kecil. Struktur program In-Service Learning 2 dapat dilihat pada tabel. NO In Service Learning 2 A. UMUM MATA DIKLAT JUMLAH JAM 1. Pembukaan 1 JP B. INTI 1. Penjelasan kriteria kelulusan 1 JP 2. Presentasi hasil On the Job 10 JP Learning 3. Penilaian Portofolio 13 JP C. PENUNJANG 1. Refleksi Pelatihan 3 JP 2. Post-test 1 JP 3. Evaluasi/Penutupan 1 JP Jumlah 30 JP F. Komponen Dan Alur Kegiatan Komponen kegiatan: 1. Pembukaan Acara pertama adalah pembukaan, penyampaian informasi teknis kegiatan dan informasi yang terkait dengan tujuan workshop. 2. Pelaksanaan LPPKS INDONESIA 11

Penyusunan program diklat dengan menggunakan model Workshop ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan penyelenggaraan diklat calon kepala sekolah yang dilakukan oleh Lembaga Penyelenggara Diklat selaku pelaksana kegiatan In-Service Learning 1, On-the-Job Learning dan In-Service Learning 2. Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 2-3 PERSIAPAN PENYAJIAN INFORMASI PENUGASAN KELOMPOK Menyanyikan lagu kebangsaan Sambutan oleh Dinas Pendidikan Pembukaan oleh Kepala LPD Penjelasan Teknis Workshop oleh Tim LPD Diklat Calon Kepala Sekolah (IN-ON-IN) Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian Calon Kepala Sekolah (AKPK) Hasil Analisis AKPK Calon Peserta Diklat dan Pembahasan Menganalisis Hasil Analisis AKPK Calon Peserta Diklat Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah oleh kelompok Master Trainer Penyusunan Action Plan oleh kelompok Dinas dan LPD Presentasi Program Diklat Calon Kepala Sekolah dan Action Plan Perbaikan Struktur Program Diklat Hari ke 3 PENUTUPAN Penutupan oleh Kepala Lembaga Penyelenggara Diklat Penyelesaian administrasi Gambar Alur Kegiatan Penyusunan Program Diklat G. Penjelasan Teknis Kegiatan 1. Penyusunan Panduan Diklat, meliputi a) Menganalisis hasil AKPK; b) Panduan In-Service Learning 1; c) Panduan On-the-Job Learning; d) Panduan Pendampingan OJL; e) Panduan In-Service Learning 2. Penyusunan panduan dilakukan oleh penanggungjawab akademik diklat dan master trainer dari Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD).

2. Penyusunan Action Plan, meliputi a) Rencana Kegiatan; b) Rencana Anggaran Kegiatan. Penyusunan Action Plan dilakukan oleh penanggungjawab diklat dan dinas pendidikan provinsi/kabupaten/ kota, kantor wilayah kementerian agama, dan kantor kementerian agama kabupaten/kota. H. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan penyusunan program diklat calon kepala sekolah sebagai contoh terlampir. I. Pendanaan Seluruh kegiatan penyusunan program diklat calon kepala sekolah ini dibiayai oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, kantor wilayah kementerian agama provinsi pada tahun tersebut dan anggarannya disusun bersama dengan lembaga penyelenggara diklat yang ditunjuk oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, kantor wilayah kementerian agama provinsi. LPPKS INDONESIA 13

BAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB LEMBAGA TERKAIT Penyelenggaraan Penyusunan Program Diklat melibatkan berbagai unsur terkait. Tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur tersebut adalah sebagai berikut: A. Master Trainer Master trainer memiliki tanggungjawab sebagai berikut: 1. Melakukan analisis terhadap hasil AKPK (Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian) sebagai acuan penyusunan program; 2. Menyusun program diklat, meliputi: struktur program, GBPP/SAP, bahan diklat, sumber belajar, alat pembelajaran, penilaian. B. Lembaga Penyelenggaraan Diklat LPMP, PPPPTK, LPPKS dan Badan Diklat memiliki tugas dan tanggungjawab untuk: 1. Melakukan koordinasi secara simultan terhadap pelaksanaan penyusunan program diklat; 2. Memastikan keakuratan hasil analisis AKPK; 3. Mengkaji laporan hasil AKPK dari lembaga penyelenggara; 4. Menghimpun data base rekapitulasi hasil AKPK dari LPPCKS/M; 5. Memastikan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kantor Kementerian Agama Provinsi membuat surat keputusan mengenai tempat magang bagi peserta calon kepala sekolah/madrasah; 6. Menyusun laporan pelaksanaan penyusunan program diklat calon kepala sekolah/madrasah. C. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kantor Kementerian Agama Provinsi, bertanggung jawab untuk: 1. Menyusun rencana tindak lanjut program diklat in on in; 2. Mensosialisasikan hasil penyusunan program diklat kepada calon kepala sekolah dan lembaga terkait;

3. Mensosialisasikan konsep dan mekanisme AKPK kepada calon kepala sekolah; 4. Menganggarkan biaya pelaksanaan program PPCKS; 5. Menunjuk dan berkoordinasi dengan lembaga penyelenggara Diklat terkait dengan penyelenggaraan diklat calon kepala sekolah; 6. Melakukan koordinasi dengan lembaga penyelenggara diklat terkait dengan tempat magang peserta; 7. Menyusun laporan sosialisasi penyusunan laporan diklat calon kepala sekolah in on in. LPPKS INDONESIA 15

BAB IV PENUTUP Dengan diselenggarakannya penyusunan program diklat calon kepala sekolah ini diharapkan isi/kandungan/materi diklat relevan dengan kebutuhan peningkatan kompetensi calon kepala sekolah, struktur program diklat relevan dengan hasil analisis kebutuhan pengembangan keprofesian calon kepala sekolah, dan penyelenggaraan diklat calon kepala sekolah dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pada akhirnya, pengembangan mutu proses pembelajaran diklat berbasis AKPK ini diharapkan mampu mewujudkan kepala sekolah yang amanah, profesional dan berjiwa wirausaha yang bermanfaat bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Lampiran-lampiran: 1. Materi presentasi diklat calon kepala sekolah/madrasah. 2. Materi presentasi AKPK calon kepala sekolah/madrasah. 3. Contoh hasil analisis AKPK calon kepala sekolah/madrasah. 4. Contoh panduan In Service Learning 1. 5. Contoh panduan On-The Job Learning. 6. Contoh panduan In Service Learning 2. 7. Contoh panduan pendampingan OJL. 8. Contoh action plan (rencana kegiatan). 9. Contoh rencana anggaran kegiatan. 10. Contoh jadwal kegiatan penyusunan program diklat calon kepala sekolah. LPPKS INDONESIA 17