ANALISIS JARINGAN MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11 &12. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS JARINGAN MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13

MODEL ARUS JARINGAN. Pertemuan 9

Pada perkembangannya ternyata model transportasi ini dapat juga digambarkan dan diselesaikan dalam suatu bentuk jaringan

Model Arus Jaringan. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

Model Arus Jaringan. Rudi Susanto

Model Jaringan. Asumsikan himpunan C sebagai himpunan simpul yang terhubung dan C sebagai himpunan simpul yang tidak terhubung.

1. Minimal spanning tree 2. Shortest-route algorithm 3. Maximum flow algorithm

Mata Kuliah Penelitian Operasional II OPERATIONS RESEARCH AN INTRODUCTION SEVENTH EDITION BY HAMDY A. TAHA BAB 6.

BAB I. MASALAH TRANSPORTASI KHUSUS

Optimasi Jaringan. Masalah Optimasi Jaringan Model Optimasi Jaringan Penyelesaian Optimasi Jaringan dengan Simpleks

Model Jaringan. Ahmad Sabri, MSi, Riset Operasional 2, Universitas Gunadarma

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR

NETWORK (Analisa Jaringan)

MODEL NETWORK. Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

MATERI 8 MODEL ARUS JARINGAN

BAB V Analisis Jaringan

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

OPTIMALISASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

STUDI OPTIMALISASI JUMLAH PELABUHAN TERBUKA DALAM RANGKA EFISIENSI PEREKONOMIAN NASIONAL

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Terminal Darat, Laut, dan

Project Management Time Management. Boldson H. S., S.Kom., MMSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

2/6/2017. Pertemuan Kedua JARINGAN SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL. Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

NO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN

Penggunaan Algoritma Kruskal Dalam Jaringan Pipa Air Minum Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk

BAB II STUDI PUSTAKA

III PEMBAHASAN. 6. Sisi eg dipilih sebagai sisi yang memiliki bobot terkecil (lihat Gambar 18).

TUGAS BESAR RISET OPERASI PROGRAM QM

UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics.

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN APLIKASI MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Model Jaringan

Algoritma dan Pemrograman Pendekatan Pemrograman Modular

Pohon. Modul 4 PENDAHULUAN. alam modul-modul sebelumnya Anda telah mempelajari graph terhubung tanpa sikel, misalnya model graph untuk molekul C 4

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah

TERAPAN POHON BINER 1

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

No. 109, 2007(Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4759)

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN ARMADA BUS TIC DI TINJAU DARI INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 3. Analisis Jaringan

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing

Penerapan Sirkuit Hamilton dalam Perencanaan Lintasan Trem di ITB

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

CRITICAL PATH. Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5. Graph G. Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Pengangkutan terbagi dalam dua hal, yaitu pengangkutan orang dan/ atau barang

IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK WILAYAH PISANGAN DAN KAMPUS NUSA MANDIRI TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

GRAF DALAM TOPOLOGI JARINGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Menemukan Dalil Pythagoras

yaitu apabila bangkitan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK

PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (

Transkripsi:

ANALISIS JARINGAN MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke- & Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

PENGANTAR Jaringan (Network) : sebuah sistem yang terdiri dari rangkaian noda (node) dan kegiatan (activity). Masalah jaringan muncul di berbagai bidang dalam berbagai bentuk, sepeti jaringan transportasi, jaringan listrik, jaringan komunikasi, perencanaan proyek, manajemen sumberdaya manusia dll. Bentuk jaringan : memberikan bantuan secara visual dan konseptual yang sangat bermanfaat untuk menunjukkan hubungan diantara komponen-komponen sistem. Masalah jaringan dapat diselesaikan dengan beberapa cara : Rute Terpendek (Shortest Route) Rentang Pohon Minimum (Minimal Spanning Tree) Aliran Maksimum (Maximal Flow)

BAGAN JARINGAN 3 6 9 7 8 : Noda (Node) 3 : Kegiatan (Activity)

A D C B E Noda Awal Noda Akhir Anak panah penghubung noda awal dan noda akhir A B D E

TERMINOLOGI Sebuah jaringan terdiri dari sejumlah noda dan garis yang menghubungkan noda-noda pasangan tertentu Noda : disebut simpul (vertice) Garis : Disebut busur/link/cabang Diberi label menggunakan nama kedua simpul yang terdapat pada kedua ujungnya Sumber : node awal bagi busur-busurnya Tujuan : node yang dituju oleh busur-busurnya Busur pada jaringan bisa mempunyai aliran yang melintasinya Busur terarah (directed arc) : aliran yang melalui sebuah busur hanya berlaku satu arah. Contoh : jalan satu arah.

Link (undirected arc) : busur yang tak terarah/jika diperbolehkan dua arah. Busur jenis ini, tetap diasumsikan untuk arah tertentu yang dipilih. Contoh : pipa yang digunakan untuk memompa cairan pada kedua arah. Jaringan yang hanya punya busur terarah disebut directed network (jaringan terarah). Sebaliknya undirected network (jaringan tak terarah) : Dapat dikonversi jadi jaringan terarah, dengan cara ganti busur tak terarah jadi sepasang busur yang terarah. 6

CONTOH SISTEM JARINGAN 7 SISTEM JARINGAN NODE ANAK PANAH/GARIS JENIS ARUS Transportasi darat Kota,persimpangan Jalan Kendaraan Transportasi udara Pelabuhan udara Jalur penerbangan Pesawat terbang Transportasi laut Pelabuhan Jalur pelayaran Kapal Listrik Bahan bakar kendaraan Pabrik/perakitan telepon Pusat tenaga listrik, Gardu induk kota Pelabuhan, Penyulingan, Depot induk, Pompa Bensin Pusat kerja/perakitan Sentral Telepon Otomat, Gardu Induk, Terminal Box Jaringan kabel Pipa, kendaraan, pengangkut bahan bakar Material handling kabel tetepon Listrik Bahan bakar Bahan

CONTOH KASUS JARINGAN () Seervada Park adalah sebuah tempat pelancongan & lintas alam bagi pejalan kaki. Mobil tidak diizinkan berada di dalam area taman, tetapi tersedia jalan sempit, berlikuliku yang diperuntukkan bagi mobil trem (sejenis alat transportasi yang dijalankan di atas rel menggunakan tenaga listrik) dan jeep yang dikendarai oleh penjaga taman. Sistem jalan di taman itu ditunjukkan dalam sebuah sistem jaringan. Lokasi O adalah gerbang masuk ke dalam taman, huruf lainnya menunjukkan lokasi stasiun penjaga (dan fasilitas lain yang terbatas jumlahnya). 8

CONTOH KASUS JARINGAN () Taman tersebut mempunyai tempat yang indah pada stasiun T. Sejumlah kecil trem digunakan untuk membawa para pelancong dari gerbang masuk taman ke stasiun T dan kemudian kembali. Pihak manajemen taman saat ini menghadapi 3 masalah. Masalah pertama : menentukan rute dari gerbang masuk taman ke stasiun T dengan total jarak terkecil untuk pengoperasian trem. 9

CONTOH KASUS JARINGAN (3) Masalah kedua : jaringan telepon yang harus ditanam di dalam tanah untuk menciptakan komunikasi telepon diantara semua stasiun (termasuk juga gerbang masuk taman). Oleh karena pemasangan jaringan telepon mahal dan dapat mengganggu lingkungan alam, maka kabel akan ditanam secukupnya untuk menghubungkan setiap pasang stasiun. Pertanyaannya adalah dimana kabel harus dipasang untuk mencapai tujuan tersebut dengan meminimalkan jumlah mil kabel yang harus dipasang.

CONTOH KASUS JARINGAN () Masalah ketiga : pada musim liburan banyak orang yang ingin naik trem dari gerbang masuk taman ke stasiun T hingga melebihi kapasitas trem. Untuk menghindari gangguan terhadap ekologi dan satwa pada daerah tersebut, jumlah perjalanan trem pada setiap jalan per harinya dibatasi dengan ketat (batasan ini berbeda pada masing-masing jalan). Oleh karena itu, selama musim libur, beberapa rute akan beroperasi tanpa mempertimbangkan masalah jarak untuk meningkatkan jumlah perjalanan trem yang dapat dilaksanakan per harinya.

CONTOH KASUS JARINGAN () Pertanyaan di atas, berhubungan dengan bagaimana membuat beberapa rute yang akan memaksimalkan jumlah perjalanan yang dapat dilakukan per harinya tanpa melanggar batasan setiap jalan. Data sistem jalan Seervada Park : RUTE JARAK (MIL) JML MAKS TREM/HARI RUTE JARAK (MIL) JML MAKS TREM/HARI O A B E 3 O B 7 C B - O C C E A B D E - A D 7 3 D T 9 B C E D B D E T 7 6

Sistem Jalan pada Seervada Park A T O B D C E 3

Metode Rute Terpendek (Shortest Route) Mencari rute/lintasan dari asal ke tujuan yang memberikan total jarak minimum Perhatikan sebuah jaringan terhubung terarah dengan dua simpul khusus yang disebut asal (origin) dan tujuan (destination). Tiap link (busur tak terarah) adalah jarak yang non-negatif. Tujuannya adalah menemukan jarak terpendek (lintasan dengan total jarak total minimum) dari asal ke tujuan.

Contoh : Masalah Pertama Seervada Park Mencari rute terpendek dari node O ke node T atau total jarak terkecil untuk menentukan rute dari node O ke node T, sehingga trem dapat sampai di tujuan dalam waktu yang singkat. Dibutuhkan data jarak antar node dan arahnya masingmasing. Gunakan metode shortest route (rute terpendek) untuk mendapatkan solusi optimumnya.

[,O] SOLUSI OPTIMUM A O [,O] [,A] B 7 [9,A] [8,B] 3 D [8,E] [3,D] 7 T [,E] [,O] C [,B] [7,B] [8,C] E SOLUSI 6 Alternatif I : Alternatif II : O O A A B B D T E D T Jarak 3 mil

[,O] SOLUSI OPTIMUM A O [,A] B [8,B] 3 D [8,E] [3,D] T [7,B] E SOLUSI 7 Alternatif I : Alternatif II : O O A A B B D T E D T Jarak 3 mil

Rentang Pohon Minimum (Minimal Spanning Tree) Menentukan busur-busur yang menghubungkan node yang ada pada jaringan, sehingga diperoleh panjang busur total minimum. Prosedur :. Pilih secara sembarang salah satu node, lalu hubungkan node tersebut dengan node lain yang terdekat.. Tentukan node lain yang sudah belum dihubungkan yang jaraknya paling dekat dengan node yang sudah dihubungkan pada langkah sebelumnya. Kemudian hubungkan node ini. Ulangi langkah ini sampai seluruh node terhubungi. 8

Contoh : Masalah Kedua Seervada Park Mencari rute pemasangan kabel telepon, dimana semua stasiun harus terhubung kabel telepon. Mencari rute terpendek yang menghubungkan seluruh node yang ada (mulai dari node O sampai node T). Dibutuhkan data jarak antar node. Gunakan metode rentang pohon minimum (minimal spanning tree) untuk mendapatkan solusi optimumnya. 9

SOLUSI OPTIMUM A O () B 7 D (8) T 3 7 C (7) E SOLUSI : RUTE : JARAK : OA AB BC BE ED DT + + + 3 + + = mil

SOLUSI OPTIMUM A T O B D 3 C E SOLUSI : RUTE : OA AB BC BE ED DT JARAK : + + + 3 + + = mil

Aliran Maksimum (Maximal Flow)- Tujuan : memaksimalkan total jumlah aliran dari sumber ke tujuan. Jumlah ini diukur dari salah satu cara yang ekivalen, yaitu jumlah yang meninggalkan sumber atau jumlah yang memasuki tujuan Perlu mengetahui kapasitas aliran pada masing-masing busur. Semua aliran melalui jaringan terhubung dan terarah berawal dari satu simpul, disebut sumber dan berakhir pada simpul lain yang disebut tujuan.simpul lainnya adalah simpul pengiriman.

Aliran Maksimum (Maximal Flow)- Aliran melalui sebuah busur hanya diizinkan pada arah yang ditujukan oleh mata panah, dengan jumlah maksimum aliran diberikan oleh kapasitas busur tersebut. Pada sumber, semua busur mengarah menjauh dari simpul. Pada sasaran semua busur mengarah menuju simpul. 3

Contoh : Masalah Ketiga Seervada Park Masalah yang dihadapi selama musim ramai adalah menentukan rute berbagai perjalanan trem dari gerbang masuk taman (stasiun O) ke keajaiban alam (stasiun T) yang memaksimalkan jumlah perjalanan perharinya. Diketahui : Setiap trem kembali melalui jalur yang sama sehingga analisis hanya akan difokuskan pada perjalanan keberangkatan. Untuk menghindari gangguan yang tak disengaja terhadap ekologi dan satwa daerah tersebut, jumlah perjalanan trem dibatasi dengan ketat pada setiap jalan per harinya.

A 3 O 7 B D 9 T C Pada tiap jalan, arah perjalanan ditunjukkan dengan sebuah panah. Angka pada ujung dasar panah menyatakan kapasitas maksimum keberangkatan trem (jumlah trem maksimum yang melalui tiap jalan) per hari. E 6

6 Jaringan residual awal (Iterasi ) O A C B E D T 7 3 9 6 Dipilih sebuah lintasan sembarang. Misal dipilih lintasan O B E T yang memiliki kapasitas residual, min(7,,6) = Dengan menugaskan aliran trem sebesar pada jalur ini, maka akan dihasilkan jaringan residual Iterasi.

Iterasi : Lintasan O B E T Trem A 3 O T 9 B D 7 C Jika memungkinkan,pilih lagi sebuah lintasan sembarang. Misal dipilih lintasan O A D T yang memiliki kapasitas residual, min(,3,9) = 3 Dengan menugaskan aliran trem sebesar 3 pada jalur ini, maka akan dihasilkan jaringan residual Iterasi. E

8 Iterasi : Lintasan O A D T 3 Trem O A C B E D T Jika memungkinkan,pilih lagi sebuah lintasan sembarang. Misal dipilih lintasan O A B D T yang memiliki kapasitas residual, min(,,,6) = Dengan menugaskan aliran trem sebesar pada jalur ini, maka akan dihasilkan jaringan residual Iterasi 3. 3 6 3 3 8 8

Iterasi 3 : Lintasan O A B D T A 9 O T 3 3 B D 9 9 C Jika memungkinkan,pilih lagi sebuah lintasan sembarang. Misal dipilih lintasan O B D T yang memiliki kapasitas residual, min(,3,) = Dengan menugaskan aliran trem sebesar pada jalur ini, maka akan dihasilkan jaringan residual Iterasi. E

Iterasi : Lintasan O B D T A O 6 T 3 3 7 3 B D 3 C Jika memungkinkan,pilih lagi sebuah lintasan sembarang. Misal dipilih lintasan O C E D T yang memiliki kapasitas residual, min(,,,3) = Dengan menugaskan aliran trem sebesar pada jalur ini, maka akan dihasilkan jaringan residual Iterasi. E

Iterasi : Lintasan O C E D T A O 3 7 T 3 7 3 B D 3 C 3 Jika memungkinkan,pilih lagi sebuah lintasan sembarang. Misal dipilih lintasan O C E T yang memiliki kapasitas residual, min(3,3,) = Dengan menugaskan aliran trem sebesar pada jalur ini, maka akan dihasilkan jaringan residual Iterasi 6. E

Iterasi 6 : Lintasan O C E T A 3 O 7 T 3 7 3 6 B D 3 3 C Karena sudah tidak ada lagi lintasan yang mempunyai kapasitas residual (aliran) positif, maka pola aliran di atas sudah optimal. E

Solusi Optimal () A 3 3 3 O 7 B 3 D 7 T C Karena rute BC tidak dilalui oleh trem, maka rute tersebut dapat diabaikan (dihilangkan). E 6 33

Solusi Optimal () A 3 3 3 O 7 B 3 D 7 T 3 C Solusi optimum untuk rute perjalanan trem adalah seperti di atas dengan total aliran (trem yang mengalir dari O ke T) sebesar 3 trem. E 6