METODE KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MODUL DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK DI SMKN 1 PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
TONI ERLANGGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY DI SMKN 1 BUKITTINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH

MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN PERALATAN PENGENDALI DAYA TEGANGAN RENDAH DI SMKN 1 CURUP

PRO GRAM ST UDI PE NDIDI KAN TE KNI K ELE KTRO JURUS AN TE KNIK ELE KTRO FAKULTAS TE KNIK UNIVE RSITAS NE GE RI PADANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGANALISA RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DI SMK NEGERI 1 PADANG RANDIKA PUTRA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MIND MAPS

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA MATA PELAJARAN MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SMKN 2 LUBUK BASUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MULTIMEDIA LECTORA INSPIRE PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGENDALI KELAS XI DI SMK NEGERI 5 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI TRAINING WITHIN INDUSTRY PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGENDALI ELEKTROMAGNETIK DI SMKN 1 PADANG SASFA HENDRA

JURNAL FEBRINA AULIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PEER LESSON

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

Journal of Mechanical Engineering Learning

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR AKTIF HOLLYWOOD SQUARES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN MRL KELAS X SMK N 2 PAYAKUMBUH JURNAL

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Meret 2014

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. design. Pre- Experimental Designs (non designs) belum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Keywords: Kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar, Menerapkan Material Finishing Bangunan

Pengaruh Permainan Scramble dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar

Automotive Science and Education Journal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam pelaksanaanya, penulis membuat dua kelompok yang pertama yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 2 ISSN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LISTENING TEAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM:

PENERAPAN MODEL ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT AND SATISFACTION ) DALAM PEMBELAJARAN TIK (TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

ABSTRAK Lestari, Yuni, Kata kunci:

BAB III METODE PENELITIAN

oleh: Nur Ikomah, NIM Nanie Asri Yuliati

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WAWANCARA TIGA TAHAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN BATAM PADA POKOK BAHASAN BAKTERI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODE PENELITIAN

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

tahun ajaran 2013/2014 yang tersebar dalam 6 kelas yaitu kelas VIII. 1,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

METODE KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MODUL DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK DI SMKN 1 PADANG HASAN AZHARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Ke-99 (Maret 2014)

PERSETUJUAN PEMBIMBING METODE KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MODUL DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK DI SMKN 1 PADANG Hasan Azhari Artikel ini disusun berdasarkan skripsi Hasan Azhari untuk persyaratan wisuda periode Maret 2014 dan telah diperiksa/ disetujui oleh kedua pembimbing Padang, Maret 2014 Disetujui Oleh: Pembimbing I Pembimbing II Drs. Azwir Sahibuddin, M. Pd NIP. 19510711 197903 1 001 Fivia Eliza, S. Pd, M. Pd NIP. 19850807 200912 2 004 i

METODE KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MODUL DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK DI SMKN 1 PADANG Hasan Azhari 1, Azwir Sahibuddin 2, Fivia Eliza 3 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Padang Email: san13730@gmail.com Abstract The problem in this research contents is about teachers centered learning that affected student thinking ability and their learning outcomes. These research aimed to measure the enhancement of student learning outcomes on subject material Analizing Electrical Circuit in 10 th TITL SMKN 1 Padang at Academic Year 2013/2014, by applying a type of STAD cooperative learning model within module. The kind of this research is quasi-experimental design. The subject of this research is 10 th TITL with total number of student 30. The object research is the STAD cooperative learning model within module. The research instrument that had been used is the test namely the objective test which had been trial the validity and reliability of test. Based on the result, gained the average of study result in pretest with the average value is 58. Whereas in first posttest by applying the STAD cooperative learning model within module had enhanced 20,26 point being 78,26. To try the enhancement study result is used Normalized Gainscore (NG), and average calculatied score gained NG= 0,4727 with the score criteria on medium. Kata kunci: Metode pembelajaran, Kooperatif tipe STAD, Modul, Hasil belajar PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dalam bidang teknik yang merupakan integral dari sistem pendidikan 1 Prodi Pendidikan Teknik Elektro untuk wisuda periode Maret 2014 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro FT-UNP 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro FT-UNP 1

2 teknologi dan kejuruan di Indonesia. SMKN 1 Padang merupakan salah satu SMK yang bertujuan mempersiapkan siswanya menjadi tenaga kerja yang terampil di bidangnya. Salah satu jurusan yang ada di sekolah tersebut adalah jurusan Teknik Listrik. Menganalisis Rangkaian Listrik (MRL) terdiri dari beberapa submateri, salah satunya menganalisis rangkaian kemagnetan yang terdiri dari beberapa indikator diantaranya: konsep kemagnetan, proses terbangkitnya GGL induksi, prinsip terjadinya putaran motor dan sebagainya. Mata pelajaran ini harus dipahami siswa kelas X jurusan Teknik Listrik agar siswa lebih menguasai konsep-konsep kemagnetan, induksi elektromagnetik dan prinsip kerjanya motor DC dan generator DC yang merupakan modal dasar bagi siswa untuk menghadapi dunia kerja. Siswa dituntut memiliki kemampuan mengembangkan rasa ingin tahu pada mata pelajaran MRL, memahami tentang berbagai gejala alam dan hukum-hukum fisika yang dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataannya, berdasarkan studi pendahuluan di lapangan melalui observasi dan wawancara dengan salah seorang guru MRL dijumpai beberapa fenomena yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran, pada umumnya guru pada mata pelajaran MRL masih menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan antara lain mencatat materi, menerangkan pelajaran, memberi contoh dan latihan. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif seperti jarang bertanya ataupun mengemukakan pendapatnya sehingga guru lebih aktif dan mendominasi proses pembelajaran di kelas. Mulyasa (2009: 187) mengemukakan bahwa proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Namun dalam

3 pelaksanaannya masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas siswa. Selanjutnya Rusman (2011: 111) mengemukakan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat tergantung dari pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Rendahnya aktivitas belajar siswa di kelas mengakibatkan menurunnya keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari persentase hasil belajar MRL siswa kelas X SMKN 1 Padang sebagian besar belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Hanya beberapa siswa di kelas X SMKN 1 Padang pada mata pelajaran MRL yang memenuhi KKM seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Persentase Hasil Belajar ujian tengah semester MRL siswa kelas X TITL SMKN 1 Padang semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas X X TITL A (%) X TITL B (%) X TITL C (%) 70 12 37,50 10 32,26 7 21,87 < 70 20 62,50 21 67,74 25 78,13 Jumlah 32 100 31 100 32 100 Sumber : Guru mata pelajaran MRL Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran MRL menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap MRL juga rendah. Dari hal diatas terlihat bahwa memahami pelajaran MRL sangat sulit bagi siswa. Dengan demikian diperlukan adanya usaha guru untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan cara menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara aktif. Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat

4 digunakan guru setiap hari untuk membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks (Nur, 2011: 1). Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Acievement Division). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nur (2011: 6) menyatakan ide utama STAD adalah untuk memotivasi siswa agar saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dipersentasikan guru. Penerapan model pembelajaran tipe STAD ini dilakukan dengan melibatkan aktivitas belajar siswa dalam belajar kelompok dan tidak berpusat pada guru. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pada mata pelajaran MRL dengan model pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa dan mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan modul pada mata pelajaran Menganalisis Rangkaian Listrik, dimana peneliti memfokuskan pada pokok bahasan menganalisis rangkaian kemagnetan di SMKN 1 Padang. Lebih jauh Rusman (2011: 215), menjelaskan pembagian kelompok pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik. Guru menempatkan siswa dalam TIM, Sebelum guru menempatkan siswa dalam tim, maka guru menyiapakan Format Lembar Ikhtisar Tim dapat dilihat pada. Untuk menempatkan siswa dalam tim, gunakan daftar siswa yang disusun menurut kinerjanya. Beri hurufhuruf tim pada setiap siswa, misalnya jumlah siswa 32 orang, agar sebuah kelompok terdiri dari 4 orang maka siswa dibagi menjadi 8 kelompok menggunakan angka romawi I-VIII, kemudian dibalik dari VIII-I.

5 Modul merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang digunakan untuk membantu para penggunanya dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang di maksudkan pengguna adalah peserta didik. Dengan adanya modul maka peserta didik akan merasa terbantu dalam memahami pelajaran. Modul merupakan suatu perangkat pembelajaran yang didesain secara khusus dengan bentuk, isi, dan mekanisme tertentu, digunakan oleh pendidik dan peserta didik (dalam hal ini siswa dan guru) untuk mencapai sebagian tujuan pembelajaran dalam rangka penyelenggaraan program pendidikan. Menurut Purwanto, dkk (2007: 10), menjelaskan tujuan disusunnya modul ialah agar peserta dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat atau kegiatan pembelajaran dengan baik. Bagi widiaswara atau guru, modul juga menjadi acuan dalam menyajikan dan memberikan materi selama diklat atau kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari uraian diatas dapat dinyatakan modul pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam belajar. Siswa akan lebih aktif dalam belajar dengan lebih memahami konsep materi pelajaran yang ada di modul pembelajaran tersebut. Selain itu siswa juga dapat mengoreksi hasil kerjanya dan dapat mengetahui kemampuannya sendiri sehingga siswa menjadi termotivasi untuk terus meningkatkan kemampunnya dalam menggali ilmu yang dipelajarinya. Mata pelajaran MRL merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang digunakan oleh SMKN 1 Padang. Mata pelajaran ini diajarkan dikelas X semester I pada program keahlian teknik listrik. Adapun kompetensi dasar pada penelitian ini yaitu Menganalisis rangkaian kemagnetan yang terdiri dari 3 indikator yaitu (1) Menjelaskan konsep kemagnetan dan medan magnet disekitar arus listrik, (2) Menjelaskan elektromagnetik

6 berdasarkan induksi elektromagnet, (3) Menjelaskan mesin arus searah, prinsip kerja, dan konstruksi, dan terbangkitnya ggl induksi. Slavin (2005: 12) mengungkapkan, bidang studi yang paling sesuai diajarkan menggunakan metode STAD ini yaitu bidang studi dengan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah, berhitung dan terapan. Materi pelajaran MRL merupakan materi berhitung dan terapan dengan konsep-konsep rangkaian listrik yang bersifat analisis seperti menganalisis rangkaian kemagnetan. Siswa harus mampu menganalisis rangkaian kemagnetan, berhitung, dan memahami konsep-konsep kemagnetan. Model pembelajaran STAD sesuai pada materi pelajaran MRL. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan modul dapat membantu siswa menguasai pelajaran MRL dengan baik melalui diskusi kelompok serta pemahaman masing-masing individu dengan adanya kuis. Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah apakah model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) berbantuan modul dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Menganalisis Rangkaian Listrik (MRL) siswa kelas X SMK N 1 Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menganalisis Rangkaian Listrik (MRL) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan modul. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental. Dikatakan pre-eksperimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sunguh-sungguh (Sugiono, 2009: 74). Penelitian ini menggunakan desain One-Group Pretest-Posttest. Sugiono (2009: 74) mengemukakan pada desain penelitian One-Group

7 Pretest-Posttest, digunakan satu kelompok. Pada penelitian ini dilakukan tes awal (pretes) terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil awal sebelum diberi perlakuan. Selanjutnya sekelompok subjek diberi perlakuan pada jangka waktu tertentu berupa pembelajaran menggunakan model belajar tipe STAD berbantuan modul. Kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya (posttest) setelah diberi perlakuan. Subjek penelitian ini adalah kelas X TITL. Sugiono (2012: 82) menegaskan, pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Penentuan secara acak ini dapat dilakukan karena nilai rata-rata hasil belajar siswa pada bulan Agustus Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 mata pelajaran Menganalisis Rangkaian Listrik di kelas X Teknik Listrik SMKN 1 Padang tidak jauh berbeda. Rata-rata hasil belajar kelas X TDTL yang berjumlah 32 siswa yaitu 66,156 sedangkan kelas X TITL berjumlah 32 siswa dengan rata-rata hasil belajar 65,94. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kedua kelas mampunyai kemampuan awal yang sama (homogen). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal-soal test berbentuk objektif. Soal tes dibuat berdasarkan kisi-kisi soal yang mengacu pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Menganalisis Rangkaian Listrik di SMKN 1 Padang. Sebelum soal tes digunakan maka dilakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal tersebut. Uji coba soal dilakukan di kelas X TDTL SMK N 1 Padang. Penafsiran harga validitas tiap soal berdasarkan analisis data uji coba terhadap 55 soal tes, terdapat 25 soal valid dan 30 soal yang tidak valid. Penafsiran harga reliabilitas tes berdasarkan perhitungan rumus Kuder Richardson (KR-20) dengan

8 memperlihatkan kriteria reabilitas, maka keseluruhan soal tes dinyatakan reliabel dengan kriteria sangat tinggi. Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal uji coba sebanyak 55 soal, terdapat 25 soal dengan kriteria mudah, 22 soal dengan kriteria sedang, 8 soal dengan kriteria sukar. Perhitungan daya beda uji coba soal sebanyak 55 soal, terdapat 11 soal dengan kriteria jelek, 20 soal dengan kriteria cukup, 23 soal dengan kriteria baik, dan 1 soal dengan kriteria baik sekali Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu menghitung rata-rata skor (mean) dan simpangan baku standar deviasi (Sugiono, 2009: 148). Selanjutnya dilakukan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data hasil belajar siswa. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji chi-kuadrat. Peningkatan hasil belajar siswa dapat diukur dengan memberikan pretest dan posttest. Peningkatan hasil belajar dianalisis menggunakan Gain Score untuk melihat tingkat perolehan skor dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan Modul pada mata pelajaran Menganalisis Rangkaian Listrik (MRL). PEMBAHASAN DAN HASIL Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah kemampuan siswa pada mata diklat Menganalisis Rangkaian Listrik siswa kelas X Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK N 1 Padang. Untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa, maka data pertama yang diambil adalah kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Data ini diambil melalui sebuah tes (pre-test). Data awal sebelum diberi perlakuan dinamakan variabel (X).

9 Penelitian ini menggunakan satu kelas, yaitu kelas X-TITL sebagai subjek penelitian. Untuk kelas subjek penelitian diberi perlakuan pengajaran dengan menggunakan model belajar tipe STAD berbantuan modul. Setelah kelas diberi perlakuan kemudian dilakukan lagi sebuah tes (post-test) yang selanjutnya dinamakan data variabel (Y). Jadi, variabel X merupakan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan (pre-test), sedangkan variabel Y adalah hasil belajar setelah diberi perlakuan dengan metode yang baru (post-test). Tabel 15 menunjukkan bahwa distribusi hasil pretest dan post-test subjek penelitian yaitu kelas X-TITL. Tabel. Distribusi nilai kelas eksperimen Distribusi Data Kelas Eksperimen Pretest Posttest Rata-rata ( ) 58 78,26 Median (Md) 60 80 Modus (Mo) 64 84 Standar Deviasi (s) 11,507 9,966 Hasil pre-test yang didapat sebelum pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan Modul diperoleh skor tertinggi = 76 dan skor terendah = 32 dengan jumlah siswa 30 orang. Dengan perhitungan statistik diperoleh hasil rata-rata skor X (pre-test) adalah= 56,63. simpangan baku (s) = 10,938 atau varian (s 2 ) = 119,654. Sebaran data frekuensi dapat dilihat pada Tabel Distribusi Frekuensi berikut: Tabel. Distribusi Frekuensi Variabel X (pretest) No Interval skor Frekuensi 1 32-38 3 2 39-45 1 3 46-52 6 4 53-60 8 5 61-68 8 6 69-76 4 Jumlah 30 Rata-rata Skor X 56,63 Simpangan Baku 10,938

10 Dari Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (pretest) dapat kita lihat frekuensi terbanyak dicapai siswa pada skor interval adalah 53-60 dan 61-68. Siswa masih banyak yang belum tuntas. Batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 80. Untuk melihat gambaran distribusi frekuensinya akan lebih jelas digambarkan pada histogram berikut. Gambar. Histogram Skor Pre-test Adapun hasil post-test yang didapat setelah pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan Modul, skor tertinggi = 92 dan yang terendah = 52. dan untuk ratarata skor Y (post-test) adalah = 78,45, simpangan baku (s) = 10,508 atau varian (s 2 ) = 110,437. Sebaran data frekuensi dapat dilihat pada Tabel Distribusi Frekuensi berikut: Tabel. Distribusi Frekuensi Variabel Y (posttest) No Interval skor Frekuensi 1 52-58 2 2 59-65 3 3 66-72 2 4 73-79 5 5 80-86 11 6 87-92 7 Jumlah 30 Rata-rata Skor Y 78,45 Simpangan Baku 10,508

11 Dari Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Post-test) diatas dapat kita lihat frekuensi terbanyak dicapai siswa pada skor interval adalah 80-86. Siswa sudah banyak yang mencapai ketuntasan. Terbukti dari rata-rata skor yang telah melebihi batas KKM yaitu 80. Untuk melihat gambaran distribusi frekuensinya akan lebih jelas digambarkan pada histogram berikut. Gambar. Histogram Skor Post-test Uji normalitas dilakukan menggunakan rumus Uji Chi Kwadrat dengan cara statistika. Pengujian diperoleh dari perbandingan harga χ 2 hitung dan χ 2 tabel untuk satu kelas subyek pada taraf signifikansi dengan α = 0,05 pada derajat kebebasan (dk) = k - 1 = 6 1 = 5. Hasil uji normalitas pretest ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel. Rangkuman Uji Normalitas Pre-test Kelas dk χ 2 hitung χ 2 tabel Keterangan Eksperimen ( X) 5 4,982 11,070 Normal Dari Tabel uji normalitas pre-test dapat dilihat bahwa dari hasil uji normalitas Pre-test didapatkan χ 2 hitung < χ 2 tabel, ini berarti bahwa data yang didapatkan dari kelas subyek penelitian ini berdistribusi normal. Dari tabel uji normalitas post-test dapat dilihat bahwa hasil dari uji normalitas post-test didapatkan χ 2 hitung < χ 2 tabel, ini berarti bahwa data yang didapatkan dari kelas

12 subyek penelitian ini berdistribusi normal. Dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar pada Pembelajaran Menganalisis Rangkaian Listrik adalah berdistribusi normal. Hasil uji normalitas posttest ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel. Rangkuman Uji Normalitas Post-test Kelas dk χ 2 hitung χ 2 tabel Keterangan Eksperimen ( Y) 5 6,516 11,070 Normal Peningkatan hasil belajar dianalisis menggunakan Gainscore menurut Meltzer (2002: 183) sebagai berikut : NG = S post - S pre S maks - S pre Dari perhitungan Gainscore (N-gain) didapatkan 25 siswa meningkat hasil belajarnya, sedangkan 5 siswa lainnya tidak terdapat peningkatan. Rata-rata penaikan hasil belajar menggunakan rumus Gainscore (NG) = 0,4727 dengan kriteria perolehan Gainscore pada rentang 0,3 < NG < 0,7 yaitu kategori sedang. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Haffizatul Iffah, (2011). Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD hasil belajar siswa SMK Muhammadiah 1 Padang mengalami peningkatan pada mata pelajaran MRL. Peningkatan persentase siswa yang tuntas yaitu dari 22 % menjadi 73 %. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun dalam menerapkan pembelajaran kooperaitif tipe STAD berbantuan modul terjadi kendala-kendala. Beberapa siswa tidak hadir dalam beberapa pertemuan pembelajaran, saat proses pembelajaran banyak siswa yang kurang disiplin seperti sering terlambat. Siswa kurang bekerja sama dalam pembagian kelompok. Cara

13 mengatasi kendala-kendala tersebut, peneliti melakukan beberapa tindakan antara lain, pada saat siswa banyak yang tidak hadir pada suatu pertemuan, sedangkan ada kelompok yang kurang anggotanya, maka peneliti berinisiatif menempatkan beberapa orang siswa pada kelompok yang berbeda dan bergabung dengan kelompok yang ada. Pembelajaran tidak akan dimulai jika siswa tidak bekerja sama dalam pembagian kelompok. Jika semua siswa sudah tertib dan duduk berdasarkan kelompoknya, maka pembelajaran dapat dimulai. Pada saat proses diskusi STAD dimulai, guru mengawasi setiap kelompok. Siswa dibolehkan bertanya apabila terjadi kesulitan. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpullan 1. Setelah pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan modul pada kelas subjek penelitian didapatkan rata-rata hasil belajar kelas mengalami peningkatan, setelah dilakukan penilaian awal berupa pretes dan melakukan penilaian akhir berupa posttes, rata-rata hasil belajar siswa dengan skor pretes= 58; dengan standar deviasi = 11,507, sedangkan pada penilaian skor posttes diperoleh rata-rata hasil belajar = 78,266; dengan standar deviasi = 9,966. Selain itu, jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 19 orang. 2. Setelah mengikuti pembelajaran terdapat peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada saat dilakukan pengujian peningkatan hasil belajar menggunakan rumus Gainscore (N-gain) sebesar 0,4727 dengan kriteria skor perolehan pada kriteria sedang, jadi terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan modul, pada mata pelajaran MRL siswa di kelas X SMKN 1 Padang.

14 B. Saran 1. Untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berbantuan modul, disarankan kepada guru untuk membimbing siswa supaya dapat bekerja sama dalam kelompoknya. 2. Agar pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan modul berjalan efektif, disarankan kepada kepala sekolah untuk mengadakan pelatihan mengenai metode ini. 3. Kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan modul dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru SMK N 1 Padang untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar MRL siswa. DAFTAR RUJUKAN Iffah, Haffizatul. 2011. Perbandingan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode pembelajran konvensional pada standar kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik di SMK Muhammadiah 1 Padang. Padang: FT UNP. Meltzer. 2002. The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible hidden variable in diagnostic pretest scores. Department of Physics and Astronomy: Iowa State University. http://people.physics.tamu.edu/toback/teachingarticle/meltzer_ajp.pdf (dikutip pada tanggal 28 Desember 2013). Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nur, Mohammad, 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika UNESA. Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru - Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Slavin, Robert E. 2005. terjemahan Cooperative Learning: teori, riset dan praktik. London: Allymand Bacon. Sugiono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta. Sutrisnani. 2010. Penggunaan Metode STAD dalam Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa SMK Negeri 1 Surabaya. Surabaya: SMKN 1 Surabaya.