KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 1, No. 1, Juni Asmuji* *Staf Pengajar Prodi Keperawatan FIKes Univ. Muhammadiyah Jember

AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN REWARD SYSTEM BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT (Individual Characteristic and Reward System Relate to Nurses Performance)

ABSTRACT. Keywords : Influence Leadership, Employee Performance. viii. Universitas Kristen Maranatha

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELALUI MOTIVASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT DALAM MENDOKUMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT WOODWARD PALU

Santoso, et al, Perbedaan Kepuasan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***)

Gilang et al., Pengaruh Stres Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Melalui Motivasi Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

BEBAN KERJA OBYEKTIF TENAGA PERAWAT DI PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT OBJECTIVE WORKLOAD OF NURSES IN THE INPATIENT SERVICES AT THE HOSPITAL

PERILAKU CARING PERAWAT MENINGKATKAN KEPUASAN IBU PASIEN (Nurse Caring Behaviour Improve the Satisfaction of Patient s Mother)

ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI

ERY SANDI NIM I

MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

ABSTRAK. Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PT POS INDONESIA SURABAYA SELATAN SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

ARTIKEL. Hubungan Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Jawa Tengah

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

ABSTRACT. Keywords: Management Control System, Style of Leadership, employee s work performance. vii

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. terdiri berbagai tenaga profesional untuk memberikan pelayanan jasa yang

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BEBAN KERJA SUBJEKTIF PERAWAT INTENSIVE CARE UNIT SUBJECTIVE WORKLOAD OF NURSING STAFF IN INTENSIVE CARE UNIT

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)


DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

KARMILA /IKM

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

ABSTRACT. Influence of Management Controlling System on Manager Performance Improvement (Case Study of Perkebunan Nusantara Limited in Bandung)

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT DENGAN SISTEM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SETJONEGORO WONOSOBO

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. BPR Harta Swadiri Pandaan - Pasuruan)

BAB 4 METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

I Wayan Labe*, Oktava Girsang**, Maykel Kiling**

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

KETEPATAN PEMBERIAN OBAT BERHUBUNGAN DENGAN SENTRALISASI OBAT DI RSUD SIDOARJO (Right Medication Related to Drug Centralized in RSUD Sidoarjo)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HARAPAN BUNDA DENPASAR TAHUN 2015

Transkripsi:

KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN Leadership, Motivation and Work Load on Nurses Performance in Documenting Nursing Care Endang Trihastuti, Nursalam, Nuzul Qur aniati Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Email: endangtrihastuti67@gmail.com ABSTRAK Pendahuluan. Perawat memiliki peran penting dalam implementasi dan dokumentasi asuhan keperawatan. Kinerja perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepemimpinan, motivasi, dan beban kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kepemimpinan, motivasi, dan beban kerja terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam di Rumah Sakit X, Surabaya. Metode. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan 16 sampel yang didapat dengan menggunakan teknik purposive sampling. Variabel independen pada penelitian ini adalah kepemimpinan, motivasi, dan beban kerja, sedangkan variabel dependen adalah kinerja perawat. Data diambil menggunakan kuesioner dan observasi kemudian dianalisis menggunakan uji statistik regresi linier (p 0,005). Hasil. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat (p= 0,028). Motivasi (p= 0,111) dan beban kerja (0,170) tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat. Diskusi. Perawat dapat meningkatkan kinerja dalam pendokumentasian asuhan keperawatan dengan mengikuti pendidikan ataupun pelatihan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan secara berjenjang. Kata kunci: Kepemimpinan, motivasi, beban kerja, kinerja perawat ABSTRACT Introduction. Nurse has plays important role on implementing and documenting nursing care. Nurses performance is infl uenced by several factors such as leadership, motivation and workload. This study aimed to analyze the effect of leadership, motivation and workload on nurses performance in documenting nursing care in intern inpatient room, X Hospital, Surabaya. Method. The design of this study was cross sectional with 16 sample size of nurse who were taken by using purpossive sampling technique. Independent variables of this study were leadership, motivation and workload and the dependent variable was nurses performance. Data were taken by using questionnaire and observation then analyzed by using Linear Regression statistic test (p 0.005). Result. The result showed that leadership had effect on nurses performance (p= 0.028) with moderate coeffi cient correlate. Motivation (p= 0.111) and workload (0.170) had no effect on nurses performance. Discussion. The nurse can increase performance on documenting nursing care with attend the education or training about documentation nursing care step by step. Keyword: leadership, motivation, workload, nurses performance PENDAHULUAN Asuhan keperawatan merupakan salah satu indikator dalam menentukan kualitas pelayanan dari suatu Rumah Sakit. Perawat merupakan profesi yang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, di mana salah satu aspek terpenting dari kinerjanya adalah pendokumentasian asuhan keperawatan. Kinerja perawat dalam pelayanan keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu karakteristik organisasi (kepemimpinan), karakteristik individu (motivasi), dan karakteristik pekerjaan (beban kerja) (Nursalam 2015). Faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Hasil penelitian Manurung (2013) di rumah sakit Bhayangkara Medan menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan perawat pada kategori kurang (92%) dan baik (8%), serta variabel motivasi kategori kurang (74%), dan baik (26%). Dua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja perawat. Berdasarkan data Wahadi (2008) RS 90

Kepemimpinan, Motivasi dan Beban Kerja (Endang Trihastuti, dkk.) Dr. Soetomo Surabaya asuhan keperawatan yang didokumentasikan secara lengkap ratarata 56,93% dari yang seharusnya 100%, di mana masalah tersebut dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala ruang. Sedangkan penelitian Santoso (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi beban kerja perawat maka pendokumentasian asuhan keperawatannya kurang lengkap dan tidak akurat, sebaliknya semakin rendah beban kerja perawat maka pendokumentasian asuhan keperawatannya lengkap dan akurat. Hasil evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan tentang pengkajian di Rumah Sakit X pada bulan Juni 72,5% dan Juli 75% sedangkan standar dari Depkes adalah 80 100%. Pada bulan Oktober dan Nopember hasil evaluasi pendokumentasian menunjukkan penurunan di beberapa tahap proses keperawatan. Kinerja perawat dalam pendokumentasian fluktuatif yang kemungkinan disebabkan karena perawat beranggapan bahwa dokumentasi sebenarnya penting, tetapi yang terpenting adalah pelayanannya kepada pasien. Pengaruh kepemimpinan, motivasi, dan beban kerja terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan belum dapat dijelaskan. Wahadi (2008) dalam penelitiannya menyatakan gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai pemimpin pada level tertinggi di ruangan, secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja bawahan. Motivasi merupakan suatu kekuatan, arah dan ketekunan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan (Nursalam 2015), untuk itu perlu dipupuk motivasi yang tinggi agar dapat melakukan tindakan secara efektif dan efisien. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat adalah beban kerja. Perawat yang diberi beban kerja berlebih dapat berdampak pada penurunan tingkat kesehatan, motivasi kerja, kualitas pelayanan keperawatan, dan kegagalan melakukan tindakan pertolongan kepada pasien. Metode kepemimpinan yang berkualitas, menitikberatkan pada gaya kepemimpinan yang berpengaruh pada kinerja bawahannya dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Hersey dan Blanchard (1977) dalam Agustingsih (2012) mengembangkan pendekatan situasional untuk kepemimpinan. Gaya kepemimpinan mana yang sesuai dalam setiap situasi berdasarkan tingkat kedewasaan bawahan, besar organisasi, jumlah power yang dimiliki pemimpin, dan kompleksitas tugas. Jadi situasi yang berbeda memerlukan gaya kepemimpinan yang berbeda pula. Selain kepemimpinan, motivasi adalah hal yang menyebabkan dan mendukung perilaku seseorang (Stoner 1996). Perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan, terutama dalam berperilaku (Nursalam 2015). Motivasi yang tinggi memberikan dampak bagi seorang perawat dapat melakukan tindakan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Ilyas (2004) menyatakan bahwa tingginya beban kerja menurunkan kinerja petugas rumah sakit. Apabila waktu kerja yang harus ditanggung oleh perawat melebihi dari kapasitasnya, seperti banyaknya waktu lembur, akan berdampak buruk bagi produktivitas perawat tersebut (Syaer, 2010). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Ilyas (2004), beban kerja perawat dinyatakan tinggi apabila proporsi waktu untuk kegiatan produktif mencapai 80% dari keseluruhan waktu kerja. Kinerja perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu selain faktor lingkungan, kinerja perawat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi diantaranya adalah kepemimpinan dimana kepemimpinan tersebut dapat berpengaruh terhadap karakteristik individu, salah satunya adalah motivasi. Motivasi akan mendorong seseorang untuk berperilaku, karakteristik yang ketiga adalah karakteristik pekerjaan di mana salah satu diantaranya yaitu beban kerja. Beban kerja perawat juga berpengaruh terhadap motivasi, yang selanjutnya bersama-sama mempengaruhi kinerja perawat. Oleh sebab itu kepemimpinan yang efektif, motivasi kerja yang tinggi, dan beban kerja yang sesuai sangat penting untuk meningkatkan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan 91

Jurnal INJEC Vol. 1 No. 1 Juni 2016: 90 95 sehingga dengan menggunakan konsep teori Kopelmen dapat terwujud apa yang menjadi visi dan misi rumah sakit. Demi menunjang keberhasilannya, usaha yang dilakukan Rumah Sakit X yaitu dengan memberikan pelatihan tentang manajemen bagi kepala ruangan dan pelatihan-pelatihan lain bagi perawat pelaksana baik itu inhouse training maupun exhouse training, serta pendidikan keperawatan berjenjang. Berdasarkan hasil pemaparan latar belakang diatas, peneliti akan meneliti pengaruh kepemimpinan, motivasi, dan beban kerja terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap penyakit dalam rumah sakit X Surabaya. METODE Desain penelitian ini merupakan cross sectional, dengan populasi semua perawat diruang rawat inap penyakit dalam D2 dan D4 Rumah Sakit X Surabaya pada bulan Desember tahun 2015 sejumlah 49 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan beberapa kriteria inklusi dan didapatkan 16 orang sampel. Penelitian dilaksanakan pada 23 Januari-04 Februari 2016. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemimpinan, motivasi dan beban kerja. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Kuesioner kepemimpinan menggunakan kuesioner yang mengacu pada Hersey dan Blanchard dalam Agustingsih (2012) yang dimodifikasi. Kuesiner motivasi menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Nursalam (2013) yang dimodifikasi. Kuesioner beban kerja menggunakan kuesioner dari Santoso (2014). Kuesioner kinerja perawat menggunakan kuesioner dari Wahyuni (2012) Penelitian ini menggunakan uji statistik regresi linier. HASIL Tabel 1. Distribusi Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit X, Surabaya (N=16) No Variabel Σ % 1 Gaya Kepemimpinan Otokratif 12 75 Demokratif 2 12,5 Partisipatif 1 6,25 Bebas tindak 1 6,25 2 Motivasi Motivasi Kuat 15 93,75 Motivasi Kurang 1 6,25 Motivasi Lemah 0 0 3 Beban Kerja Tinggi 13 81,25 Sedang 2 12,5 Rendah 1 6,25 Tabel 2. Rekapitulasi Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan No Kinerja Perawat Σ % 1 Kurang 0 0 2 Sedang 15 93,7 3 Baik 1 1,25 Tabel 3. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Beban Kerja terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit X Surabaya (N=16) No Variabel Regresi Koef Regresi (B) Sig. (p) Ket. 1 Kepemimpinan 0,382 0,028 Signifikan 2 Motivasi 0,399 0,111 Tidak Signifikan 3 Beban Kerja 0,333 0,170 Tidak Signifikan 92

Kepemimpinan, Motivasi dan Beban Kerja (Endang Trihastuti, dkk.) Tabel 1 menunjukkan persentase yang paling tinggi adalah gaya kepemimpinan otokratif yaitu sebanyak 75%, persentase motivasi yang paling tinggi adalah motivasi kuat yaitu sebanyak 93,75%. Persentase yang paling tinggi beban kerja adalah beban kerja tinggi yaitu sebanyak 81,25%. Tabel 2 menunjukkan persentase kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan yang paling tinggi adalah kinerja perawat sedang yaitu sebanyak 93,7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Berdasarkan uji linier didapatkan hasil yaitu p = 0,028 dengan kekuatan korelasi sedang (r = 0,399). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kepemimpinan dan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Mengenai motivasi perawat berdasarkan uji linier didapatkan hasil yaitu p = 0,111, hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi tidak mempengaruhi kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Beban kerja yang tinggi juga tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan berdasarkan hasil uji linier p = 0,170. PEMBAHASAN Gaya kepemimpinan otokratif berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap penyakit dalam RS X Surabaya, dengan hasil uji regresi linier didapatkan hasil nilai yang signifikan dengan kekuatan korelasi yang sedang. Hal ini bisa menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memilih gaya kepemimpinan otokratik yang berpengaruh pada kinerja perawat yang baik. Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Kepala ruangan sebagai pemimpin pada level tertinggi di ruangan secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja bawahan (Wahadi 2008). Gaya kepemimpinan otokratif merupakan perilaku pemimpin dengan dukungan/ orientasi hubungan rendah dan orientasi/ pengarahan tugas tinggi. Tingkat kematangan bawahan kurang, pemimpin mengatakan pada bawahan apa, bagaimana, kapan, dan di mana melakukan berbagai tugas. Pengambilan keputusan sepenuhnya oleh pemimpin, dan komunikasi sebagian besar satu arah (Robbins 2003). Pemilihan gaya kepemimpinan yang sesuai harus dilakukan oleh seorang kepala ruang. Beberapa pertimbangan dalam memilih gaya kepemimpinan diantaranya adalah usia dari bawahan, hal ini disesuaikan dengan perkembangan manusia di mana pada usia dewasa muda, 21 30 tahun lebih semangat dalam melaksanakan pekerjaannya yang berkaitan dengan cita-cita dan harapan yang belum tercapai, sehingga untuk mencapai citacitanya perawat usia muda akan mengikuti pimpinan yang dianggap berpengaruh dan dapat memberikan contoh untuk mencapai kesuksesan. Pada usia 31 40 tahun seseorang mempunyai aktualisasi diri yang tinggi, seorang pemimpin harus mampu mengenali orang lain dan melihat kelebihannya. Usia 41 50 tahun, seseorang berada dalam puncak karier, sukses, berprestasi, mengalami kematangan psikologis, sehingga seorang pemimpin harus dapat memilih gaya kepemimpinan mana yang tepat untuk meningkatkan kinerja bawahannya. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang termasuk unggulan, untuk itu harus mampu mewujudkan harapan dari masyarakat dalam memberikan pelayanan. Pemimpinpemimpin yang berkualitas sangat dibutuhkan demi peningkatan SDM nya. Motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap penyakit dalam RS X Surabaya, dengan hasil uji regresi linier didapatkan hasil nilai yang tidak signifikan. Hal ini bisa menunjukkan bahwa meski hampir seluruh responden memiliki motivasi yang kuat tidak berpengaruh pada kinerja perawat yang baik. Hasil penelitian ada kesenjangan dengan teori yang dikemukakan oleh (Ilyas 2004) bahwa motivasi merupakan salah satu faktor personal yang mempengaruhi produktivitas 93

Jurnal INJEC Vol. 1 No. 1 Juni 2016: 90 95 kerja. Dalam kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya di rumah sakit, aspek motivasional sebaiknya mendapatkan perhatian serius dari para pemimpin. Motivasi merupakan suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara 2000 dalam Nursalam 2015) Motivasi merupakan daya dorong untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. Organisasi hanya akan berhasil mencapai tujuan dan berbagai sasarannya apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal. Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai (Mangkunegara 2000 dalam Nursalam 2015) antara lain: prinsip partisipatif, komunikasi, mengakui andil bawahan, pendelegasian wewenang. Dalam hal ini diperlukan peran pemimpin yang sangat besar agar dapat meningkatkan motivasi baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Tetapi faktor intrinsik akan lebih kuat untuk mendorong motivasi diantaranya merasa dibutuhkan dan berarti dalam bekerja, mendapatkan pengakuan dalam pekerjaannya, memiliki kebebasan dalam alternatif, mengetahui kemajuan dan prestasi pekerjaannya. Tercapainya keberhasilan seorang pemimpin dalam memotivasi bawahannya apabila mempunyai tujuan motivasi. Tujuan tersebut antara lain: mendorong gairah dan semangat kerja karyawan, meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas karyawan, menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan, mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya, serta meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. Dengan demikian semua karyawan akan mempunyai suatu motivasi yang kuat, sehingga dapat melakukan pendokumentasian sesuai standard yang ditetapkan dan memberikan pelayanan yang optimal. Beban kerja tinggi tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap penyakit dalam RS X Surabaya, dengan hasil uji regresi linier didapatkan hasil nilai yang tidak signifikan. Hal ini bisa menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki beban kerja yang tinggi tidak berpengaruh pada kinerja perawat. Beban kerja perawat di rumah sakit merupakan sebuah fungsi dua variabel yang terdiri dari jumlah pasien setiap hari dan jumlah jam pelayanan perawat yang dibutuhkan oleh pasien per hari (Kirby & Wiczai 1985). Beban kerja juga merupakan kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan, dari sudut ergonomi setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang menerima beban kerja tersebut (Manuaba 2000). Kelebihan beban kerja akan menimbulkan dampak baik fisik maupun psikis dan reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, serta mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit di mana pekerjaan yang dilakukan karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan. Kebosanan dalam bekerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Manuaba 2000). Sebagian besar perawat berumur 31 40 tahun, di mana pada usia tersebut terbentuk usia dewasa. Pada usia ini manusia akan memiliki etos kerja dan produktivitas kerja yang tinggi serta memiliki tenaga yang lebih kuat dari pada usia lainnya dalam melakukan pekerjaan sehingga beban kerja yang tinggi tidak menyebabkan penurunan kinerjanya. Serta dengan motivasi yang kuat meringankan beban kerjanya. Beban kerja tinggi dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kemampuan kerja seseorang. Kemampuan kerja tersebut berkaitan erat dengan tingkat pendidikan yang ditempuh. Tenaga perawat yang memiliki tingkat pendidikan yang memadai sesuai dengan profesinya akan mempunyai kemampuan yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu juga beban kerja tinggi 94

Kepemimpinan, Motivasi dan Beban Kerja (Endang Trihastuti, dkk.) disebabkan oleh banyaknya format yang harus didokumentasi yang memerlukan kedisiplinan, ketelitian, kepedulian serta kecerdasan. SIMPULAN Gaya kepemimpinan otokratik menyebabkan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan kurang optimal. Sedangkan Motivasi yang kuat dan beban yang tinggi tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit X. SARAN Rumah Sakit perlu mengadakan pelatihan tentang kepemimpinan bagi kepala ruang dan sosialisasi kembali mengenai SOP, petunjuk teknis tentang pendokumentasian asuhan keperawatan kepada perawat pelaksana. Perawat diharapkan meningkatkan pengetahuan dalam penulisan asuhan keperawatan, hal ini dapat dipenuhi dengan mengikuti pelatihan ataupun pendidikan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan secara berjenjang. Peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain terkait kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan dengan cakupan wilayah yang lebih luas dan dengan jumlah sampel yang lebih besar. KEPUSTAKAAN Agustingsih, I., 2012. Hubungan Motivasi dan Kepemimpinan dengan Kinerja Perawat Di RSU RSU Dr Soetomo Surabaya. Universitas Airlangga. Ilyas, Y., 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit, Jakarta: FKM UI. Kirby & Wiczai, 1985. Management Control System: Using Adaptive, Manhattan: W.B.Saunders Company. Manuaba, 2000. Ergonomi, Kesehatan, Keselamatan Kerja, Jakarta: PT. Guna Widya. Manurung, 2013. Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Perawat RS Bhayangkara Medan. USU Medan. Nursalam, 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional 5th ed., Jakarta: Salemba Medika. Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan 3th Ed., Jakarta: Salemba Medika. Robbins, 2003. Perilaku Organisasi, Jakarta: Gramedia. Santoso, 2014. Analisis Beban Kerja Perawat Metode Time and Motion Study dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis SBAR. Universitas Airlangga. Stoner, 1996. Manajemen Jilid II, Jakarta: Erlangga. Wahadi, 2008. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Perawatan dengan Pendokumentasian Askep di RSU Dr. Soetomo Surabaya. Universitas Airlangga. Wahyuni, 2012. Pengembangan Model Perilaku Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Theory of Planned Behavior di RSD Mardi Waluyo Kota Blitar. Universitas Airlangga. 95