KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUMBUNG TAHUN Herawati Dewi 1

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman (Depkes, 2004). ASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB IV METODE PENELITIAN

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

I. PENDAHULUAN. makanan tunggal bagi bayi normal sampai usia 6 bulan. Selain itu, ASI

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bnadung 2

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI LINGKUNGAN XIV KELURAHAN BANTAN KEC. MEDAN TEMBUNG TAHUN 2011

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Debby Yolanda, S.ST 1. Bukittinggi, 26136, Indonesia Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

Transkripsi:

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN Lilik Hidayanti 1, Nur Lina ABSTRAK Pemberian ASI secara eksklusif memiliki banyak manfaat bagi bayi dan ibu, namun ada beberapa kendala yang terjadi dalam pemberian ASI Eksklusif salah satunya adalah persepsi ibu yang merasa bahwa produksi ASI nya tidak mencukupi kebutuhan bayi. Oleh karena itu, motivasi yang kuat serta usaha yang dilakukan terus menerus oleh ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kontribusi persepsi dan motivasi Ibu dalam peningkatan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah pedesaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 62 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada masyarakat pedesaan ibu memiliki persepsi yang baik (59,6%) mengenai pemberian ASI kepada bayinya berjumlah hampir sama dengan ibu yang memiliki persepsi tidak baik (40,4) untuk memberikan ASI kepada bayinya. Sebagian besar ibu memiliki motivasi yang kuat (87,1%) untuk memberikan ASI kepada bayinya. Status pemberian ASI secara eksklusif hampir sama antara responden yang memberikan ASI secara eksklusif (55,8%) dan tidak eksklusif (54,2) di wilayah pedesaan. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara peserpsi (p value :0,001) dan motivasi ibu (p Value : 0,039) mengenai pemberian ASI kepada bayinya dengan status pemberian ASI Eksklusif pada masyarakat pedesaan. Hasil regresi logistik diperoleh nilai R 2 sebersar 0,031 sehingga dapat diartikan bahwa persepsi dan motivasi ibu dalam menyusui bayi memberikan kontribusi sebesar 31 % terhadap pemberian ASI secara eksklusif pada masyarakat di wilayah pedesaan. Saran yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan upaya untuk dapat merubah persepsi ibu mengenai pemberian ASI terlebih pemberian ASI secara Eksklusif melalui KIE secara kontiyu dan terstruktur Kata Kunci : Persepsi, Motivasi, ASI eksklusif, ibu, bayi PENDAHULUAN Pada saat ini khususnya di kota kota besar terdapat kecenderungan adanya penurunan pemberian ASI, hal ini dikhawatirkan akan meluas ke pedesaan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan pemberian ASI Eksklusif sangat penting dan mendasar bagi kelangsungan hidup, pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan kebutuhan gizi bagi bayi. Hal ini selaras dengan terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 yang mewajibkan setiap ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayinya secara Eksklusif (Suradi, 2004). 1 Pengajar Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Pedesaan Lilik Hidayanti, Nur Lina Pada tahun 2012 Kemenkes menggelar gerakan Nasional Sadar Gizi (Gernasdarzi) yang intinya adalah menuju Manusia Indonesia Prima dengan harapan kondisi sehat, cerdas, dan produktif. Prosesnya dimulai dengan istilah periode 1000 hari pertama kehidupan (the first thousand days) atau masa emas, yaitu dari masa terbentuknya janin sampai usia 2 tahun yang merupakan periode kritis, karena gangguan tumbuh kembang pada periode tersebut akan berdampak permanen dan tidak bisa diperbaiki pada masa-masa berikutnya (Roesli, 2012). Ada beberapa kendala dalam pemberian ASI Eksklusif yaitu ibu tidak percaya diri bahwa dirinya mampu menyusui dengan baik sehingga mencukupi seluruh kebutuhan gizi bayi. Hal ini antara lain disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu karena rendahnya status pendidikan ibu, kurangnya dukungan keluarga serta rendahnya kesadaran masyarakat tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif. Selain itu kurangnya dukungan tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Mahfudin, 2012). Oleh karena itu, adanya motivasi yang kuat serta usaha yang dilakukan terus menerus oleh ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif (Setyawati & Sutrisminan, 2012). Di samping itu persepsi seorang ibu yang menyakini bahwa produksi ASI nya kurang atau ibu merasa ASI nya tidak mencukupi kebutuhan bayi, dapat menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif. Padahal apabila ibu merasa yakin bahwa sebenarnya ASInya cukup dan menghilangkan persepsi bahwa ibu kurang yakin dapat memproduksi ASI yang cukup dapat membantu meningkatkan keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif (Lestari, 2012). Hal ini disebabkan karena apabila payudara makin sering dihisap oleh bayi maka jumlah ASI akan makin sering dikeluarkan dan produksi ASI makin bertambah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi persepsi dan motivasi Ibu dalam peningkatan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah pedesaan. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasional dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi umur 6 8 bulan yang tinggal di wilayah 963

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014 pedesaan yaitu kecamatan lumbung. Pemilihan populasi ini diasumsikan bahwa mereka telah menyelesaikan dengan lengkap seluruh periode pemberian ASI Eksklusif dan juga masih memiliki ingatan yang kuat mengenai pemberian ASI eksklusif pada anaknya sehingga tidak ada bias ingatan. Jumlah populasi sebanyak 86 orang yang tercatat di register penimbangan. Semua populasi pada penelitian ini dijadikan sampel yaitu sebanyak 86 orang. Sampel dibatasi dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Ibu tidak mengalami kelainan seperti puting lecet, payudara bengkak, mastitis, abses payudara pada saat periode ASI eksklusif. b. Bayi tidak mengalami kelainan seperti bayi prematur, ikterik, bayi sumbing. c. Ibu sedang tidak hamil kembali pada saat periode ASI eksklusif Sedangkan kriteria eksklusi yaitu sampel tidak bersedia untuk dijadikan responden. Setelah dilakukan penapisan dengan kriteria inklusi dan eksklusi maka diperoleh sampel sebanyak 62 orang responden. Variabel bebas pada penelitian ini adalah variabel persepsi dan motivasi ibu. Persepsi ibu yaitu suatu keyakinan yang dimiliki oleh seorang ibu mengenai produksi ASI, dan keyakinan seorang bu bahwa ASI yang diberikan mampu memenuhi kebutuhan bayinya. Motivasi ibu adalah upaya yang kuat serta usaha yang dilakukan terus menerus oleh ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan tanpa mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih maupun makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya (Suradi, 2004). Dalam penelitian ini juga ada variabel penganggu yaitu variabel status pendidikan, status Pekerjaan dan riwayat Kelahiran. Data diukur dengan wawancara face to face menggunakan instrument kuesioner terstruktur. Data-data hasil penelitian dideskripsikan secara univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan grafik. Uji statistik yang digunakan dalam analisis bivariat adalah uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variable terikat serta uji multivariat dengan Regresi Logistik. 964

Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Pedesaan Lilik Hidayanti, Nur Lina HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Perhitungan Statistik Jumlah Anak yang Dimiliki Responden No Perhitungan Statistik Nilai 1 Mean 2 2 Standar Deviasi 2 3 Minimal 1 4 Maksimal 5 Pada tabel 1 terlihat bahwa rata-rata jumlah anak responden adalah 2 orang. Jumlah anak yang dimiliki responden antara 1-5 orang. Persepsi dan Motivasi Ibu Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pertanyaan Persepsi Ibu mengenai Kemampuannya untuk Menyusui bayi No Pertanyaan n Persentase (%) Persepsi Ibu 1 Ibu yakin bisa memproduksi ASI 2 Ibu kuat dan mampu menyusui 3 Ibu merasa ASI yang ibu produksi cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi Motivasi 1 Ibu yakin ASI bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi 2 Ibu yakin dengan memberikan ASI dapat mempererat hubungan emosional antara ibu dan bayi 3 Ibu akan mampu menghadapi kendala dalam hal menyusui selama periode ASI eksklusif Hasil 43 19 42 20 41 21 62 0 62 0 54 8 69,4 30,6 67,7 32,3 66,1 33,9 100 0 100 0 87,1 12,9 distribusi frekuensi menunjukkan bahwa, Ibu yang yakin bisa memproduksi ASI sebanyak 43 orang (69,4%), sisanya 19 orang (30,6%) tidak yakin bisa memproduksi ASI. Sebagian besar responden sebanyak 42 orang (67,7%) merasa bisa, kuat dan mampu menyusui bayinya, sedangkan 20 orang sisanya (32,3%) tidak bisa, kuat, dan mampu menyusui. Sebanyak 41 orang (66,1%) ibu, merasa ASI yang diproduksinya cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. 965

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014 Pada tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) yakin dengan memberikan ASI bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Selaras dengan hal tersebut, seluruh responden pun (100%) yakin dengan memberikan ASI bisa mempererat hubungan emosional antara ibu dan bayi. Sebagian besar responden (87,1%) akan mampu menghadapi kendala dalam hal menyusui selama periode ASI Eksklusif. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Persepsi dan Motivasi Ibu mengenai Kemampuannya untuk Menyusui bayi No Variabel n Persentase % Persepsi Ibu 1 Persepsi baik 37 59,7 2 Persepsi tidak baik 25 40,3 Motivasi Ibu 1 Motivasi kuat 54 87,1 2 Motivasi tidak Kuat 8 12,9 Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden (59,6%) memiliki persepsi yang baik mengenai kemampuannya untuk menyusui bayi, sedangkan sisanya memiliki persepsi yang tidak baik (40,4%). Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 54 orang (87,1%) ibu memiliki motivasi yang baik dalam menyusui, sedangkan sisanya (12,9%) memiliki motivasi yang tidak kuat untuk menyusui bayinya. Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif dapat diwujudkan dengan motivasi yang kuat dan usaha yang terus menerus oleh ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya., pengetahuan dasar tentang menyusui yang terkait dengan pendidikan seorang ibu, dukungan fasilitas persalinan Sayang Bayi. (Purwantin, 2004). Persepsi ibu bahwa produksi ASI kurang, ibu merasa ASI nya kurang padahal sebenarnya cukup hanya ibunya kurang yakin dapat memproduksi ASI cukup. Payudara makin sering dihisap menyebabkan ASI akan makin sering dikeluarkan dan produksi ASI makin bertambah banyak. Status Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat pedesaan diperoleh hasil sebanyak 34 orang ( 55,8% ) bayi mendapat ASI Eksklusif dari ibunya dan 28 bayi (54,2%) tidak mendapatkan ASI eksklusif dari ibunya. Sementara itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayanti (2011) pada 966

Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Pedesaan Lilik Hidayanti, Nur Lina masyarakat di wilayah perkotaan yang diperoleh hasil bahwa sebagian besar masyarakat di wilayah perkotaan memberikan ASI secara eksklusif. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Status Pemberian ASI Eksklusif No Bayi ASI Eksklusif N Persentase (%) 1 Eksklusif 34 55,8 2 Tidak Eksklusif 28 54,2 Jumlah 62 100 ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan tanpa mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih maupun makanan tambahan seperti pisang, biscuit, bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya (Suradi, 2004). Menurut Roesli (2008) manfaat menyusui bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) mengandung nutrisi optimal, baik kuantitas dan kualitasnya; meningkatkan kesehatan bayi; meningkatkan kecerdasan bayi; meningkatkan jalinan kasih sayang ibu - anak, merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya. Selain itu manfaat pemberian ASI bagi bayi bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena bayi baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan dari ibunya melalui plasenta. Keuntungan lain pemberian ASI adalah tidak mudah tercemar; melindungi bayi dari infeksi; lebih murah;mengandung vitamin yang cukup; mencegah anemia akibat kekurangan zat besi; mudah dicerna; menghindarkan bayi dari alergi (Soetjiningsih, 1997). Riwayat Kelahiran Responden Tabel 5 Distribusi Frekuensi Riwayat Persalinan Responden No Variabel n Persentase (%) Riwayat Persalinan 1 Normal 57 91,9% 2 Sectio cesar (SC) 5 8,1% No Variabel n Persentase (%) Penolong Persalinan 1 Dokter Spesialis 6 9,7 2 Dokter Poned 8 12,9 3 Bidan 47 75,8 4 Paraji 1 1,6 Kategori Penolong Persalinan 1 Nakes 60 9,4 2 Non nakes 1 1,6 967

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014 Tempat Kelahiran 1 Rumah bersalin 1 1,6 2 Rumah sakit 9 14,5 3 Puskesmas / Poned 34 54,81 4 Bidan Praktek Swasta 14 22,6 5 Rumah 4 6,5 Kategori Tempat Persalinan 1 Fasilitas Kesehatan 58 93,5 2 Bukan Fasilitas Kesehatan 4 6,5 Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar bayi atau sebanyak 57 bayi (91,9%) dilahirkan dengan cara normal atau spontan dan sisanya (8,1%) dilahirkan melalui SC. Sebanyak 47 orang (75,8%) responden pada penelitian ini pada saat melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan dalam hal ini oleh bidan. Hanya 1 (satu) orang responden yang proses persalinannya ditolong oleh paraji. Penelitian ini juga menujukkan bahwa hampir seluruh responden pada saat persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan (Nakes) dan hanya 1,6 % yang proses persalinannya ditolong oleh paraji. untuk tempat kelahiran, terlihat bahwa sebanyak 34 orang (54,81%) responden melahirkan bayinya di Puskesmas atau Poned. Berdasarkan kategori tempat persalinan, sebagian besar responden melakukan persalinan di fasilitas kesehatan (93,5%) dan sisanya melakukan persalinan di bukan fasilitas kesehatan (6,5%) Tingkat Pendidikan dan Status Pekerjaan Ibu Tabel 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden No Variabel n Persentase (%) Tingkat Pendidikan 1 SMP 42 67,7 2 SMA 16 25,8 3 Diploma/Sarjana 4 6,5 Status Pekerjaan 1 Tidak Bekerja 54 87,1% 2 Bekerja 8 12,9% Tabel 6 menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (67,7%) berpendidikan SMP, dan hanya sedikit (6,5%) responden yang berpendidikan diploma atau sarjana. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 54 orang (87,1%). Ibu bekerja bukan merupakan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif, asalkan memahami penatalaksanaan manajemen laktasi bagi ibu bekerja (Nurhuda & Mahmudah, 2012). 968

Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Pedesaan Lilik Hidayanti, Nur Lina Namun tidak sedikit juga ibu yang beranggapan bahwa apabila ibu bekerja mencari nafkah maka tidak akan dapat menyusui secara eksklusif (Soetjiningsih, 1997). Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar (manajemen laktasi), misalnya pentingnya memberikan ASI, bagaimana ASI keluar (fisiologi menyusui), bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif, dan ASI dapat keluar dengan opimal, termasuk cara memberikan ASI bila ibu harus terpisah dari bayinya. Untuk mengurangi kemungkinan ibu belum memahami tata laksana laktasi yang benar, pada saat kehamilan lebih dari 32 minggu ibu perlu melakukan konsultasi ke klinik laktasi untuk melakukan persiapan pemberian ASI eksklusif. Hubungan Antara Persepsi ibu dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Tabel 7 Tabulasi Silang Hubungan antara Persepsi Ibu dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Persepsi Ibu Status Pemberian ASI Eksklusif pvalue Tidak Eksklusif Eksklusif n % n % Tidak Baik 18 64,3 6 17,6 0,001 Baik 10 35,7 28 82,4 Jumlah 18 100,0 34 100,0 Tabel 7 menunjukkan bahwa pada ibu yang memiliki persepsi tidak baik sebagian besar tidak memberikan ASI secara eksklusif, sedangkan pada ibu yang memiliki persepsi baik sebagian besar memberikan ASI secara eksklusif. Hasil uji statistik dengan chi square diperoleh hasil nilai p sebesar 0,00 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi ibu dengan status pemberian ASI eksklusif pada masyarakat di wilayah pedesaan. Salah satu kendala dalam pemberian ASI Eksklusif adalah persepsi ibu bahwa produksi ASI kurang, ibu merasa ASI nya kurang padahal sebenarnya cukup hanya ibunya kurang yakin dapat memproduksi ASI cukup. Payudara makin sering di hisap menyebabkan ASI akan makin sering dikeluarkan dan produksi ASI makin bertambah banyak. Hubungan Antara Motivasi Ibu dalam menyusui dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Tabel 8 Tabulasi Silang Hubungan antara Motivasi Ibu dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Motivasi Ibu Status Pemberian ASI Eksklusif P Value Tidak Eksklusif Eksklusif 969

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014 n % n % Tidak kuat 6 85,7 1 14,3 0,039 Kuat 22 40,0 33 60,0 Jumlah 28 45,2 34 54,8 Tabel 8 menunjukkan bahwa pada ibu yang memiliki motivasi tidak kuat dalam menyusui bayinya, sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan pada ibu yang memiliki motivasi kuat dalam menyusui bayinya, sebagian besar memberikan ASI secara eksklusif. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh hasil nilai p sebesar 0,039 yang berarti ada hubungan antara motivasi ibu dengan pemberian ASI secara eksklusif pada masyarakat di wilayah pedesaan. Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif dapat diwujudkan dengan motivasi yang kuat, pengetahuan dasar tentang menyusui, usaha yang terus menerus, serta dukungan fasilitas persalinan Sayang Bayi. Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif Hasil uji statistik dengan regresi logistik diperoleh nilai R 2 sebesar 0,31 artinya diprediksi pada masyarakat di pedesaan persepsi dan motivasi ibu dalam menyusui bayinya memiliki kontribusi sebesar 31 % terhadap pemberian ASI secara eksklusif. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah : 1. Pada masyarakat pedesaan ibu memiliki persepsi yang baik mengenai pemberian ASI kepada bayinya berjumlah hampir sama dengan ibu yang memiliki persepsi tidak baik untuk memberikan ASI kepada bayinya dan sebagian besar ibu memiliki motivasi yang kuat untuk memberikan ASI kepada bayinya 2. Status pemberian ASI secara eksklusif hampir sama antara responden yang memberikan ASI secara eksklusif dan tidak eksklusif di wilayah pedesaan 3. Pada penelitian ini diperoleh ada hubungan antara peserpsi dan motivasi ibu mengenai pemberian ASI kepada bayinya dengan status pemberian ASI Eksklusif pada masyarakat pedesaan 970

Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Pedesaan Lilik Hidayanti, Nur Lina 4. Pada masyarakat di wilayah pedesaan persepsi dan motivasi ibu dalam menyusui bayi memberikan kontribusi sebesar 31 % terhadap pemberian ASI secara eksklusif Saran yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan upaya untuk dapat merubah persepsi ibu mengenai pemberian ASI terlebih pemberian ASI secara Eksklusif melalui KIE secara kontiyu dan terstruktur DAFTAR PUSTAKA Nurhuda, Firmansyah dan Mahmudah, Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan Dan Sikap Ibu menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif di Kabupaten Tuban, (Jurnal). 2012 Hidayanti, Lilik, Penurunan Pemberian ASI Eksklusif Sebagai Salah Satu Dampak Paparan Iklan Susu Formula, ( Prosiding Seminar Nasional ), 2011 Setyawati, Irni dan Sutrisminan, Emi, Pentingnya motivasi dan persepsi Terhadap Prilaku pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja, diakses 22 Desember 2012 Lestari, Ade, Motivasi Ibu Bekerja Dalam Memberikan ASI Eksklusif di PT Dewhirst Mens wear Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universirtas Padjadjaran, 2012 Mahfudin, Menyusui, Hak yang Menjadi Tantangan Bagi Ibu Bekerja, 2012, diakses 20 desember 2012 Notoatmodjo, S, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2002 Purwanti Hubertin, Konsep Penerapan ASI Eksklusif, EGC, Jakarta, 2004 Roesli, Utami, Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif, Pustaka Bunda, Jakarta, 2008 Roesli, Utami, ASI Peras Solusi Buat Ibu Bekerja, dari milis ayahbunda online, 2005, diakses 12 Desember 2012 Soetjiningsih, ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, EGC, 1997 Suradi, R.Manajemen Laktasi, Perkumpulan Perinatologi Indonesia, Jakarta,2004 971