Pemberian ASI Eksklusif Pada Wanita Pekerja Pabrik Lebih Sedikit Daripada Ibu Rumah Tangga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

Hubungan Usia Ibu dan Paritas dengan Tingkat Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Plered, Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jumlah Paritas dengan Kematian Ibu di Kabupaten Bandung Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dan penyediaan energi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

Perbedaan Kadar Hemoglobin yang Berolahraga Futsal dan Tidak Berolahraga. Jl. Hariangbangga No.20 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN


BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

pengenceran dengan air matang dan kemudian diberikan pada bayi sedangkan dalam bahasa Inggris juga terdapat hal yang serupa misalnya artificial

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) adalah air susu yang diproduksi oleh ibu untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada masa bayi, balita maupun remaja (Sidhartani, 2007).

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. indikator dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).

1

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian bayi terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

: SUSANTI ROSMALA DEWI

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MANAGAISAKI ABSTRAK

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial dalam masa transisi menjadi seorang ibu. (Afiyanti, 2003) Minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi,

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. bagi bayi, ibu maupun lingkungan. Bayi yang diberikan ASI eksklusif akan

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO) merekomendasikan untuk pemberian ASI eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. beberapa bulan pertama kehidupan karena mengandung. sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat bahwa ASI sangat

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

KARAKTERISTIK IBU MENYUSUI YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI UPT PUSKESMAS BANYUDONO I KABUPATEN BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. persentase populasi ADB di Indonesia sekitar %. Prevalensi ADB di

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya menurunkan prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Pemberian ASI Eksklusif Pada Wanita Pekerja Pabrik Lebih Sedikit Daripada Ibu Rumah Tangga 1) Natasha Annisa Putri, 2) Wawang S Sukarya, 3) Sadiah Achmad 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: 1 natashaannisap@gmail.com Abstrak: Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama alami untuk bayi yang memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi pada bulan pertama kehidupan hingga tahun kedua kehidupan. Dalam era globalisasi ini banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, sehingga pemberian ASI eksklusif sering tidak tercapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik Dewhirst Menswear Rancaekek dibandingkan dengan ibu rumah tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Subjek penelitian adalah wanita yang bekerja di PT Dewhirst Menswear Rancaekek dan ibu rumah tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung yang telah memenuhi kriteria inklusi, dengan jumlah subjek penelitian sebesar 62 orang untuk masing-masing wanita pekerja pabrik dan ibu rumah tangga. Data penelitian dianalisis dan diuji menggunakan uji chi-square. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa wanita pekerja pabrik yang memberikan ASI eksklusif hanya sebanyak 5 orang (8,1%), sedangkan pada ibu rumah tangga sebagian besar memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 57 orang (87,1%). Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI ekslusif secara bermakna dengan p-value (0,000) < 0,05), dengan PRR=7,12. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik lebih sedikit dibandingkan ibu rumah tangga. Kata kunci: ASI eksklusif, ibu rumah tangga, wanita pekerja A. Pendahuluan Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama alami untuk bayi yang memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi pada bulan pertama kehidupan hingga tahun kedua kehidupan. 1 Begitu pentingnya manfaat ASI bagi bayi, sehingga World Health Organization (WHO), American Academy of Pediatrics (AAP), American Academy of Family Physicians (AAFP), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar ibu menyusui bayinya selama 6 bulan sejak kelahiran yang dikenal dengan istilah ASI eksklusif dan dapat dilanjutkan sampai 2 tahun. 1,2 Air susu ibu memiliki banyak manfaat bagi bayi, sedangkan menyusui bermanfaat bagi ibu. Air susu ibu membantu meningkatkan perkembangan sensoris dan kognitif, dan juga melindungi bayi terhadap penyakit infeksi dan kronis. Air susu ibu eksklusif mengurangi jumlah kematian bayi karena penyakit diare dan pneumonia, dan membantu mempercepat penyembuhan ketika bayi sedang sakit. Selain itu, menyusui berkontribusi dalam kesehatan ibu yaitu, membantu memberi jarak anak selanjutnya, meningkatkan ikatan bagi ibu dan bayi, dan juga mengurangi resiko kanker ovarium dan kanker payudara. 1,3,4 Indonesia merupakan negara yang sudah menetapkan peraturan terkait dengan ASI, salah satunya adalah KEPMENKES Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 yang menetapkan ASI eksklusif adalah selama 6 bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih, selain diberi makanan tambahan yang sesuai. 5 Prevalensi ASI eksklusif di negara berkembang adalah sebesar 39% pada tahun 2010. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 melaporkan angka ASI eksklusif Indonesia sebesar 1.348.532 bayi atau 54,3%, sedangkan yang tidak ASI 880

Pemberian ASI Eksklusif Pada Wanita Pekerja Pabrik Lebih Sedikit Daripada Ibu Rumah Tangga 881 eksklusif sebesar 1.134.952 bayi. Prevalensi ASI eksklusif di Jawa Barat sebesar 33,7% atau 195.323 bayi dan yang tidak ASI eksklusif sebesar 66,3% atau 384.270 bayi. 6 Dalam era globalisasi ini banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, sehingga pemberian ASI eksklusif sering tidak tercapai. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 mendapatkan bahwa 57% tenaga kerja Indonesia adalah wanita. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan menyusui pada ibu bekerja adalah pendeknya waktu cuti bekerja, kurangnya dukungan tempat kerja, pendeknya waktu istirahat saat bekerja (tidak cukup waktu untuk memerah ASI), tidak adanya ruangan untuk memerah ASI, pertentangan keinginan ibu antara mempertahankan prestasi kerja dan produksi ASI. 2 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik Dewhirst Menswear Rancaekek dibandingkan ibu rumah tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung. Identifikasi Masalah 1. Berapa angka kejadian pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik di Klinik PT Dewhirst Menswear Rancaekek? 2. Berapa angka kejadian pemberian ASI eksklusif pada ibu rumah tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung? 3. Bagaimana pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik Dewhirst Rancaekek dibandingkan ibu rumah tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui angka kejadian pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik di Klinik PT Dewhirst MenswearRancaekek. 2. Untuk mengetahui angka kejadian pemberian ASI eksklusif pada ibu rumah tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung. 3. Untuk membandingkan pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik Dewhirst Rancaekek dan ibu rumah tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung. B. Kajian Pustaka Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi tanpa tambahan makanan atau minuman lain. Air susu ibu (ASI) eksklusif diberikan sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, setelah itu dapat dilanjutkan dengan didampingi makanan tambahan lain sampai usia 2 tahun. 1,2 Hasil penelitian di Semarang pada tahun 2013 didapatkan bahwa pada ibu tidak bekerja sebesar 19,3% yang memberikan ASI eksklusif, sedangkan pada ibu bekerja sebesar 16,6% yang memberikan ASI eksklusif. Dapat disimpulkan bahwa pada ibu tidak bekerja lebih banyak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu bekerja. 7 Status pekerjaan ibu merupakan faktor yang bersifat memproteksi, artinya ibu yang tidak bekerja akan lebih mendukung dalam pemberian ASI eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja. Hal ini dikarenakan ibu yang tidak melakukan pekerjaan di luar rumah akan memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk menyusui bayinya dibandingkan dengan ibu yang bekerja di luar rumah. Sebenarnya ibu yang bekerja masih dapat memberikan ASI kepada bayinya dengan memerah ASI baik menggunakan alat/pompa maupun tangan, kemudian disimpan dan dapat diberikan pada bayi selama ibu bekerja. 8 Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

882 Natasha Annisa Putri, et al. C. Metodologi Penelitian Subjek penelitian adalah 62 wanita pekerja pabrik Dewhirst Menswear yang menyusui dan 62 ibu rumah tangga di Kelurahan Tamansari yang menyusui. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Instrumen pada penelitian merupakan form isian. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2015. Epi info nomor 7 merupakan software yang dipergunakan untuk analisis data. Pada penelitian ini aspek etik telah dipenuhi dengan mendapat persetujuan dari subjek penelitian setelah dilakukan penjelasan sebelum persetujuan (PSP). D. Hasil Penelitian Proporsi kejadian pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik Dewhirst Menswear Rancaekek dapat dijelaskan pada tabel 1 berikut ini Tabel 1 Proporsi Kejadian Pemberian ASI Eksklusif pada Wanita Pekerja Pabrik Dewhirst Menswear Rancaekek No Pekerja Pabrik N % 1 Tidak ASI Eksklusif 57 91,9 2 ASI Eksklusif 5 8,1 Total 62 100,0 Pada tabel 1 diatas tampak bahwa wanita pekerja pabrik yang memberikan ASI eksklusif hanya 8,1%. Proporsi kejadian pemberian ASI eksklusif pada ibu rumah tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung dapat dijelaskan pada tabel 2 berikut ini Tabel 2 Proporsi Kejadian Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung No Ibu Rumah Tangga N % 1 Tidak ASI Eksklusif 8 12,9 2 ASI Eksklusif 54 87,1 Total 62 100,0 Pada gambar 2 diatas tampak bahwa ibu rumah tangga yang memberikan ASI eksklusif sebesar 87,1%. Perbandingan pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja pabrik Dewhirst Menswear Rancaekek dengan ibu rumah tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung dapat dijelaskan pada tabel 3 berikut ini Tabel 3 Perbandingan Pemberian ASI Eksklusif pada Wanita Pekerja Pabrik Dewhirst Menswear Rancaekek dengan Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung Kelompok Tidak ASI ASI Eksklusif Eksklusif Total x 2 p- CI PRR value (95%) N % N % Pekerja Pabrik 57 91,9 5 8,1 62 74,4 Ibu Rumah Tangga 8 12,9 54 87,1 62 9 0,000 7,12 3,7-13,6 Keterangan: α= 0,05 PRR: Prevalence of Relative Risk Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Pemberian ASI Eksklusif Pada Wanita Pekerja Pabrik Lebih Sedikit Daripada Ibu Rumah Tangga 883 Pada tabel 3 diatas tampak bahwa pada wanita pekerja pabrik, risiko tidak memberikan ASI eksklusif adalah sebesar 7,12 kali dibanding ibu rumah tangga. Secara statistik perbedaan ini sangat bermakna (p= 0,000). E. Pembahasan Hasil penelitian didapatkan bahwa wanita pekerja pabrik yang memberikan ASI eksklusif hanya sebanyak 5 orang atau sebesar 8,1%, sedangkan pada ibu rumah tangga sebagian besar memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 57 orang atau sebesar 87,1%. Hasil analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan chi-square dengan derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI ekslusif secara bermakna dengan p-value (0,000) < 0,05), dengan nilai PRR sebesar 7,12, artinya risiko bagi wanita pekerja pabrik untuk tidak memberikan ASI ekslusif dibandingkan memberikan ASI ekslusif 7,12 kali lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga. Hal ini terjadi karena lama waktu bekerja pada wanita pekerja pabrik dapat menyita waktu dan mengurangi jatah pemberian ASI kepada bayinya, sedangkan pada ibu rumah tangga lebih memiliki banyak waktu untuk memberikan ASI kepada bayinya, sehingga peluang pemberian ASI eksklusif pada wanita pekerja lebih kecil dibandingkan dengan ibu rumah tangga. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Halimah Umar, H.M. Tahir Abdullah, dan Leo Prawirodihardjo pada tahun 2013 mengenai faktor determinan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja. Studi tersebut menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah pekerjaan. Didapatkan bahwa hasil penelitian pada ibu tidak bekerja lebih banyak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu bekerja. 7 Status pekerjaan ibu merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, pada ibu yang tidak bekerja akan lebih mendukung dalam pemberian ASI eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja. Hal ini dikarenakan ibu yang tidak melakukan pekerjaan di luar rumah akan memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk menyusui bayinya dibandingkan dengan ibu yang bekerja di luar rumah, sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang bekerja cenderung lebih sedikit memberikan ASI eksklusif dibanding dengan ibu yang tidak bekerja. 8 Menurut penelitian Bayu Kurniawan pada tahun 2013 tentang determinan keberhasilan air susu ibu eksklusif mendapatkan hasil bahwa, status pekerjaan ibu memilki hubungan negatif yang bermakna terhadap keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif. Hasil ini menunjukkan bahwa ibu yang bekerja meningkatkan frekuensi kegagalan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang bekerja akan menghadapi beberapa kendala dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, antara lain alokasi waktu, kualitas kebersamaan dengan bayi, beban kerja, stres, dan keyakinan ibu untuk memberikan ASI eksklusif akan terpengaruh. Ibu yang bekerja memilki keyakinan yang rendah untuk dapat memberikan ASI eksklusif. Kondisi ini semakin diperburuk dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Pasal 82 dalam UU ini secara eksplisit memuat, Pekerja/ buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saat melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. Hal ini jelas tidak sejalan dengan rekomendasi World Health Organization yang mensyaratkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. 9 Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

884 Natasha Annisa Putri, et al. Keberhasilan menyusui secara eksklusif pada wanita yang bekerja relatif lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja di luar rumah. Angka cakupan pemberian ASI eksklusif masih rendah. Faktor cuti melahirkan, dukungan dari pihak keluarga maupun tempat kerja, tingkat pemahaman tentang keunggulan ASI, dan persepsi yang salah tentang menyusui merupakan faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya angka cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja. Faktor lain adalah pengaruh media massa dan lama waktu meninggalkan rumah. 10 Berdasarkan penelitian Ahmad Atabik pada tahun 2014 tentang faktor ibu yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif menunjukkan bahwa, tidak terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan ibu dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Hal ini disebabkan karena ada faktor lain yang dapat mempengaruhi pemberian ASI ekskluisf, walaupun ibu yang tidak bekerja tetapi mereka dapat terpengaruh oleh lingkungan untuk memberikan makanan tambahan sebelum bayi berusia kurang dari 6 bulan. 11 Penelitian Desfi Lestari, Reni Zuraida, dan TA. Larasati mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang air susu ibu dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif, didapatkan data bahwa persentasi ibu yang tidak bekerja lebih banyak tidak memberikan ASI eksklusif. Hal ini disebebabkan karena pekerjaan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif. 12 Pemberian ASI eksklusif tidak bisa didasarkan hanya dengan faktor kebebasan waktu yang dimiliki seorang ibu. Seorang ibu yang tidak bekerja tidak menjamin ibu tersebut akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, walaupun ibu memiliki banyak waktu dan kesempatan yang banyak bersama bayinya. Faktor lain yang dapat mempengaruhi salah satunya adalah pengetahuan yang dimiliki seorang ibu dalam pengambilan tindakan memberikan ASI eksklusif. Seorang ibu yang tidak bekerja belum tentu memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai pemberian ASI eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja, walaupun ia memiliki waktu yang lebih luang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor internal seperti intelegensia, minat, dan kondisi fisik, dan faktor eksternal seperti keluarga dan masyarakat. 12 F. Simpulan dan Saran Simpulan Pada wanita pekerja pabrik risiko tidak memberikan ASI eksklusif adalah 7,12 kali lebih besar dibandingkan ibu rumah tangga. Saran 1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian secara kohort. 2. Meningkatkan poliklinik pabrik untuk memberikan penyuluhan terus menerus agar ibu pekerja pabrik memberikan ASI eksklusif. 3. Meningkatkan fasilitas yang diberikan pabrik kepada pekerjanya dalam pemberian ASI eksklusif. Daftar Pustaka World Health Organization. Exclusive breastfeeding. World Health Organization; [diunduh 21 Januari 2015]. Tersedia dari: http://www.who.int/nutrition/topics/exclusive_breastfeeding/en/ Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Pemberian ASI Eksklusif Pada Wanita Pekerja Pabrik Lebih Sedikit Daripada Ibu Rumah Tangga 885 Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson Textbook of Pediatrics. 13th ed. Fletcher J, Shreiner J, editors. The Yale journal of biology and medicine. Philadelphia, PA, USA: Elsevier Saunders; 1988. Ikatan Dokter Anak Indonesia. ASI eksklusif pada ibu yang bekerja. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2013 [diunduh 21 Januari 2015]. Tersedia dari: http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/asi-eksklusif-pada-ibu-yangbekerja.html UNICEF. Breastfeeding. UNICEF; [diunduh 5 Februari 2015]. Tersedia dari: http://www.unicef.org/nutrition/index_24824.html Departemen Kesehatan Indonesia. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2013;1 8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Pola Pemberian ASI. 2013;241 3. Umar H, Abdullah HMT, Prawirodihardjo L. Faktor determinan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Kota Parepare. Biostatistik. 2013;(20):4. Guyton AC, Hall JE. Lactation. Textbook of Medical Physiology. 2006. hlm. 1038-1041 Kurniawan, Bayu. Determinan keberhasilan pemberian air susu ibu eksklusif. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2013;27(4):236 40. Fauzie, Rifan. Pola menyusui pada ibu pekerja di beberapa wilayah Jakarta dan faktorfaktor yang dapat mempengaruhinya. 2004;107849. Atabik, Ahmad. Faktor ibu yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas pamotan. Unnes Journal Public Health. 2014;3(1):1 10. Desfi Lestari, Reni Zuraida, TA. Larasati. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang air susu ibu dan pekerjaan ibu dengan pemberian asi eksklusif di kelurahan fajar bulan. 2013;2(4):88 99. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015