I. PENDAHULUAN. kimia yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin

molase sebagai medium pertumbuhan Penicillium chrysogenum. Menurut

SKRIPSI. AKTIVITAS PENISILIN DARI Penicillium chrysogenum PADA SUBSTRAT AIR LINDI DENGAN VARIASI KADAR MOLASE DAN WAKTU INKUBASI

SKRIPSI. Disusun oleh : Dwi Aryanti NPM :

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Penisilin dan Mikroorganisme Penghasil Penisilin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Antibiotika adalah bahan-bahan bersumber hayati yang pada kadar rendah dapat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Penisilin dan Mikroorganisme Penghasil Penisilin. genus Penicillium dan Aspergillus, serta bakteri seperti Streptomyces sp

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perantara jamu gendong (Muslimin dkk., 2009).

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

Energi Alternatif. Digester anaerob. Penambahan Bahan Aditif. Tetes Tebu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 100 genus Actinomycetes hidup di dalam tanah. tempat-tempat ekstrim seperti daerah bekas letusan gunung berapi.

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Media Kultur. Pendahuluan

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

IV. Hasil dan Pembahasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli MULTIRESISTEN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan.

SNTMUT ISBN:

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB I. PENDAHULUAN. Statistik (2015), penduduk Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,4 %

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM)

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini

Macam macam mikroba pada biogas

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. atas komponen hidrofilik dan hidrofobik serta memiliki kemampuan menurunkan

PENGARUH RESIRKULASI LINDI TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA KUPANG KECAMATAN JABON SIDOARJO

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

PENDAHULUAN. alam yang besar. Berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan sayuran yang beragam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut serta tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya (Sudiarto,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN TETES TEBU (MOLASES) DAN UREA SEBAGAI SUMBER KARBON DAN NITROGEN DALAM PRODUKSI ALGINAT YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

5 SINTESIS OBAT SECARA BIOLOGI

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

Pengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

I. PENDAHULUAN. alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi alam tropis Indonesia sangat menunjang pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan cairan yang dihasilkan oleh lebah yang berasal dari nektar

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENICILLIUM CHRYSOGENUM

tanah tersebut. Kata rare untuk jenis bakteri Actinomycetes yang

Kurva standar HPLC analitik untuk penentuan konsentrasi siklo(tirosil-prolil).

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB I PENDAHULUAN. Ethanol banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik industri

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

Limbah dan Pemanfaatannya. Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

I. PENDAHULUAN. itu, diperlukan upaya peningkatan produksi etanol secara besar-besaran

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, penggunaan senyawa bahan alam cenderung meningkat. Bahan alam yang jumlahnya tidak terbatas ini menjadi potensi tersendiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA

KAJIAN KEPUSTAKAAN. diduga tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya (Merkel, 1981). Limbah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengobatan saat ini, perkembangan antibiotik untuk mengontrol pertumbuhan mikroorganisme patogen juga semakin berkembang. Menurut Madigan dan Martinko (2006), antibiotik merupakan zat kimia yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Penisilin merupakan antibiotik pertama yang ditemukan oleh Alexander Fleming pada penelitiannya. Dengan menggunakan kultur Staphylococcus aureus didapatkan adanya jamur Penicillium yang mempunyai kenampakan bahwa di sekitarnya terdapat zona jernih yang tidak dapat ditumbuhi bakteri. Inilah yang menyebabkan penelitian mengenai penisilin terus berlanjut. Menurut Madigan dkk. (2000), penisilin merupakan senyawa metabolit sekunder yang disintesis oleh mikroorganisme pada fase stasioner. Pada fase ini penisilin diproduksi dan diproses lebih kompleks oleh jamur Penicillium. Pada dasarnya, jamur bersifat heterotrof, yang membutuhkan senyawa organik untuk digunakan di dalam kehidupannya. Pertumbuhan Penicillium untuk menghasilkan penisilin memerlukan medium yang terdiri dari sumber karbon, nitrogen, mineral, dan prekursor (Suharni dkk., 2001). Jamur tidak mampu melakukan fiksasi CO 2 seperti bakteri, sehingga sumber karbon harus tersedia dari luar tubuhnya, seperti dari glukosa atau sukrosa (Makfoeld, 1993). Pemilihan medium yang murah dan berkualitas bagi industri sangat penting karena dapat 1

2 menekan biaya produksi yang dikeluarkan. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini digunakan campuran air lindi dan molase sebagai medium produksi penisilin menggunakan Penicillium chrysogenum, sekaligus di dalam upaya untuk memanfaatkan limbah cair agar dapat menghasilkan produk yang lebih berguna, khususnya penisilin. Air lindi merupakan cairan hasil proses dekomposisi anaerobik bahan organik sampah dan juga merupakan hasil kontak bahan cair dengan sampah atau gas yang dihasilkan oleh sampah (Orth, 1989). Menurut Laksmi dan Rahayu (1995), air lindi yang baru terbentuk umumnya berwarna hitam kecoklatan, pekat, berbau, dan beracun bagi manusia karena mengandung senyawa amonia (NH 3 ), sulfurdioksida (SO 2 ), karbondioksida (CO 2 ), dan metana (CH 4 ) sebagai hasil utama proses dekomposisi anaerobik yang berpotensi sebagai sumber nitrogen dan mineral bagi pertumbuhan mikroorganisme. Tujuan dari penggunaan air lindi di dalam penelitian ini adalah sebagai substrat sekaligus sumber N untuk produksi penisilin oleh Penicillium chrysogenum. Dipilihnya air lindi adalah sebagai upaya pemanfaatan limbah cair dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Menurut Aritonang (2006), kadar air lindi sebesar 45% dan gula tebu 6% pada medium produksi mampu menghasilkan aktivitas penisilin tertinggi. Oleh karena itu, konsentrasi air lindi yang digunakan pada penelitian yang akan dilakukan sebesar 45%. Sampel air lindi yang digunakan berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Menurut Suharni dkk. (2001), secara umum di dalam produksi penisilin diperlukan sumber karbon sebanyak 6%, begitu juga dengan penelitian Aritonang

3 (2006) yang menyatakan bahwa aktivitas penisilin tertinggi dihasilkan pada kadar gula tebu sebesar 6%. Pada penelitian yang akan dilakukan mengunakan molase sebagai sumber karbon yang lebih murah daripada gula tebu untuk proses produksi penisilin. Menurut Anonim (1998), sumber karbon yang dikandung molase lebih sedikit, tetapi lebih kompleks daripada gula tebu, yaitu mengandung sekitar 35% sukrosa, 7% dextrosa, dan 13% levulosa, sehingga variasi konsentrasi molase yang digunakan pada penelitian tahap pertama sebesar 5, 6, 7, dan 8% dengan waktu inkubasi selama 14 hari. Sampel molase yang digunakan berasal dari Pabrik Gula Madukismo Bantul, Yogyakarta. Penentuan masa inkubasi sangat penting diperhitungkan di dalam proses industri yang memanfaatkan mikroorganisme karena akan mempengaruhi waktu panen dan kualitas produk yang dipanen, khususnya jika dilihat dari perbedaan sifat pada metabolit primer dan metabolit sekunder. Menurut Crueger dan Crueger (1990), produksi penisilin menggunakan Penicillium chrysogenum umumnya berlangsung selama 140 jam (sekitar 5-6 hari). Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aritonang (2006), yang menggunakan campuran air lindi dan sukrosa sebagai medium produksi, perlu dilakukan perpanjangan masa inkubasi hingga 8-10 hari untuk mencapai fase stasioner agar produksi penisilin menjadi optimal. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan variasi lama waktu inkubasi sebesar 6, 8, 10, 12, dan 14 hari untuk mengetahui pengaruhnya terhadap aktivitas penisilin yang dihasilkan. Pengujian aktivitas penisilin yang dihasilkan dilakukan dengan metode difusi agar, menggunakan sumuran. Menurut Davidson dan Parish (1989),

4 kelebihan dari metode difusi agar adalah responnya langsung dapat dilihat pada hasil inkubasi, yaitu berupa timbulnya zona jernih karena efek yang ditimbulkan oleh penisilin. Bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, yang merupakan bakteri patogen bagi manusia, dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas penisilin yang dihasilkan di dalam menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif maupun Gram-negatif (Jawetz, 1996; Pelczar dan Chan, 1986). B. Perumusan Masalah Di dalam upaya pemanfaatan air lindi dan molase sebagai substrat untuk produksi penisilin oleh Penicillium chrysogenum, maka permasalahan yang perlu dikaji adalah sebagai berikut: 1. Kapan waktu terjadinya fase stasioner Penicillium chrysogenum yang ditumbuhkan pada substrat air lindi dengan berbagai variasi konsentrasi molase? 2. Berapa kadar molase dan waktu inkubasi yang mampu menghasilkan aktivitas penisilin tertinggi dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli?

5 C. Tujuan Penelitian Penelitian tersebut bertujuan sebagi berikut: 1. Mengetahui waktu terjadinya fase stasioner Penicillium chrysogenum yang ditumbuhkan pada substrat air lindi dengan berbagai variasi konsentrasi molase. 2. Mengetahui kadar molase dan waktu inkubasi yang mampu menghasilkan aktivitas penisilin tertinggi dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. D. Manfaat Penelitian Penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai potensi campuran air lindi dan molase sebagai substrat untuk produksi penisilin oleh Penicillium chrysogenum, serta kadar molase dan waktu inkubasi yang tepat untuk menghasilkan aktivitas penisilin yang tertinggi pada substrat air lindi, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan di dalam proses produksi penisilin secara industrial.