PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Mekanisme Buffering untuk Multi-QoS pada MAC Layer WiMAX

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET. Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB II Standar WIMAX- IEEE

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

SIMULASI DAN ANALISA SCHEDULING SERVICE CLASS PADA JARINGAN WIMAX MENGGUNAKAN OPNET MODELER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan WiMaX WiMaX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah salah satu industry jaringan nirkabel

Analisis Algoritma Penjadwalan Berbasis Quality of Service pada Wimax

BAB II DASAR TEORI. Bab ini menjelaskan sekilas tentang teknologi Worldwide Interoperability

PERBANDINGAN PENGARUH BANDWIDTH REQUEST WIMAX TERHADAP KUALITAS TRANSMISI VIDEO

BAB II LANDASAN TEORI

Simulasi dan Analisis Algoritma Scheduling pada WIMAX

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING. Sistem yang kami pakai untuk membangun simulasi ini adalah: Operating System : Windows 7 Ultimate Edition

BAB III PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB IV PENGUJIAN. 4.1 Lingkungan Pengujian

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

PERBANDINGAN UNSOLICITED GRANT SERVICE DAN REAL-TIME POLLING SERVICE PADA WIMAX

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

Algoritma Scheduling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA ALGORITMA SCHEDULING PADA JARINGAN WIMAX DENGAN MENGGUNAKAN OPNET MODELER 14.5

EVALUASI KINERJA LAYANAN IPTV PADA JARINGAN TESTBED WIMAX BERBASIS STANDAR IEEE

Makalah Seminar Tugas Akhir

7.1 Karakterisasi Trafik IP

Syailendra Dwitama Iskandar 1, Ir. Endah Budi P., MT. 2, Dwi Fadila K.. ST., MT. 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI KINERJA ALGORITMA PENJADWALAN LINTAS LAPISAN PADA JARINGAN CELULAR OFDM GELOMBANG MILIMETER DENGAN KANAL HUJAN

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Analisis Pengiriman Video Pada WiMAX Menggunakan Network Simulator dan Perangkat WiMAX PCR

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Komunikasi dan Jaringan

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET OLEH: APRIAL UMARDI

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB II DASAR TEORI. Bab ini menjelaskan sekilas tentang teknologi Worldwide Interoperability

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI

Data and Computer BAB 2

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 File Trace Input

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Komunikasi dan Jaringan

Mengenal WiMAX. Onno W. Purbo

5. QoS (Quality of Service)

ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND

BAB II DASAR TEORI. Bab ini menjelaskan sekilas mengenai teknologi Worldwide

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE)

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

BAB I PENDAHULUAN. suara, melainkan juga sudah merambah kepada komunikasi multimedia seperti

ANALISIS PENGARUH HANDOVER PADA MOBILE WIMAX UNTUK LAYANAN LIVE STREAMING

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA ANTRIAN BERDASARKAN QOS PADA PENJADWALAN DI JARINGAN WIMAX

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB IV IMPLEMENTASI DAN SIMULATION PADA WIMAX MENGGUNAKAN OPNET MODELER 14.5

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

EVALUASI KINERJA PENJADWALAN WEIGHTED FAIR QUEUEING (WFQ) DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) DALAM JARINGAN MOBILE WIMAX

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pengaruh Teknik Modulasi Terhadap Kinerja Layanan Voice dan Video Pada Jaringan WiMAX Menggunakan Opnet Modeler

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

TUGAS AKHIR. ANALISIS KINERJA MODULASI DAN PENGKODEAN ADAPTIF PADA JARINGAN WiMAX ALEX KRISTIAN SITEPU

Standard IEEE 802. Pertemuan II

2. Pentingnya QoS Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu:

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN...

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)

Gambar 1. Konfigurasi Sistem

12. Internet dan Jaringan Konvergensi

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Algoritma Schedulling

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA

Transkripsi:

PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE 82.16-24 Winnu Ayi Satria Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro NIM 132 3 5 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Email : winnuayi@gmail.com Abstraksi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) menyediakan layanan Broadband Wireless Access teryang menyediakan layanan data pita lebar. Sesuai standard IEEE 82.16-24, WiMAX mengatur 2 layer terbawah Model 7 OSI Layer, yaitu MAC Layer dan PHY Layer. MAC Layer WiMAX menggunakan metode akses berbasis algoritma penjadwalan (scheduling algorithm). Blok kerja yang bertanggung jawab melakukan proses penjadwalan adalah Scheduler. Makalah ini membahas tentang perancangan Scheduler pada MAC Layer WiMAX. Algoritma yang digunakan adalah Priority, algoritma penjadwalan beberapa queue berdasarkan prioritas queue tersebut. Berdasarkan Quality of Service (QoS), ada 4 macam Scheduler, yaitu UGS, rtps, nrtps, dan Best Effort. UGS menggunakan algoritma Fixed Bandwidth, rtps menggunakan algoritma Earliest Deadline First (EDF), nrtps menggunakan algoritma Weighted Round Robin (WRR), dan Best Effort menggunakan algoritma Round Robin. Dengan menggunakan algoritma penjadwalan, Scheduler dapat menjamin sebuah layanan dengan kebutuhan bandwidth tinggi dapat terpenuhi dengan menggunakan Quality of Service (QoS). Keyword: WiMAX, Scheduler, Scheduling Algorithm, Quality of Service 1. PENDAHULUAN Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) dikembangkan oleh Institute Electrical and Electronic Engineering (IEEE) dan dirumuskan dalam standar 82.16-24 [1]. Teknologi ini memberikan layanan Broadband Wireless Access dengan jarak yang lebih jauh dan performa yang lebih baik daripada teknologi WiFi. WiMAX dirancang untuk menangani Physical Layer (PHY) dan Media Access Control Layer (MAC). PHY Layer bertugas mengirimkan informasi dari transmitter menuju receiver melalui sebuah saluran udara (kanal), sedangkan MAC Layer bertugas melakukan pengalamatan dan mengatur paket paket data yang harus segera dikirim segera. Pada MAC Layer, blok yang bertugas mengatur paket paket data tersebut adalah Scheduler [2]. Ada beberapa macam paket paket data yang dijadwal Scheduler, seperti: 1. Paket Ethernet, IPv4, dan IPv6 2. Bandwidth Request 3. MAC Management Messages 4. Paket Automatic Repeat Request (ARQ) Berdasarkan standar 82.16-24, Scheduler memiliki fitur Quality of Service (QoS). Ada 4 macam QoS yang digunakan, yaitu: 1. Unsolicitied Grant Service (UGS) 2. Real-time Polling Service (rtps) 3. Non-real-time Polling Service (nrtps) 4. Best Effort Kebutuhan kebutuhan berinternet seperti Voice over IP (VoIP), Video dan Audio Streaming, File Transfer Protocol, Web Browsing, dan masih banyak lainnya akan dipetakan ke dalam empat QoS sesuai prioritasnya masing masing. Untuk menjamin kepuasan pengguna saat melakukan layanan internet, Scheduler bertanggung jawab mengatur paket paket data mana saja yang harus segera dijadwal dan dikirim. 2. SCHEDULER MAC WIMAX Scheduler melakukan penjadwalan paket paket data berdasarkan QoS dan resources yang telah disiapkan. Quality of Service diatur oleh blok Connection Management, sedangkan resources diatur oleh PHY Layer. Dengan adanya permintaan resources dan banyaknya subscriber station yang mengharapkan resources tersebut, maka dibutuhkan algoritma scheduler yang efektif dan efisien untuk melakukan penjadwalan yang optimal. 2.1 Quality Of Service Berikut ini adalah karakteristik QoS yang didukung WiMAX [1], [5], [6]. Unsolicited Grant Service (UGS) Bersifat real-time Constant Bit Rate (CBR) Throughput dijamin. Contoh : VoIP Real-Time Polling Service (rtps) Bersifat real-time Variable Bit Rate (VBR) Delay Intolerant

Prioritas lebih tinggi terhadap Best Effort dan nrtps. Contoh : Video & Audio Streaming Non Real-Time Polling Service (nrtps) Tidak real-time. Variable Bit Rate Delay-tolerant. Prioritas lebih tinggi terhadap Best Effort Contoh : File Transfer Protocol (FTP) 3. PERANCANGAN 3.1 Penentuan Spesifikasi Untuk penelitian ini, spesifikasi Scheduler dibatasi pada penjadwalan paket paket data secara downlink saja, sedangkan penjadwalan paket paket data secara uplink, Management Messages, dan ARQ tidak masuk dalam penelitian ini. Generator Best Effort Service Tidak real-time Variable Bit Rate Tidak ada garansi delay ataupun troughput. Memiliki prioritas paling rendah Contoh : Email, Web Browsing Management Global Table Service Flow Fragment Flag Scheduler Pointer (delete) MAC Pointer SDU 2.2 Format Data MAC Ada 3 macam format data yang harus diperhatikan, yaitu: MAC Header PDU 1. Service Data Unit (SDU) Data yang dihasilkan oleh Convergence Sublayer (CS). Contoh: Ethernet, IPv4, dan IPv6 2. Protocol Data Unit (PDU) Data yang dihasilkan oleh PDU Encoder. Field Generic MAC Header sepanjang 6 byte dan CRC 4 byte. 3. Frame Data yang dihasilkan oleh PHY Layer. Bekerja dalam satuan waktu. Frame Builder Komponen utama dari Scheduler adalah 1. Input : MAC & Global Table 2. Output : PDU 3. Process : Scheduler Entitas di luar sistem yang berhubungan secara tidak langsung adalah 1. Generator 2. Management 3. Frame Builder Proses yang dapat dilakukan Scheduler adalah sebagai berikut: 1. Proses penjadwalan paket paket data sesuai QoS (UGS, rtps, nrtps, Best Effort) 2. Membentuk PDU Payload berdasarkan policy. Ada 5 macam cara membentuk PDU: a) Tidak packing & Tidak fragmentation b) Hanya fragmentation c) Hanya packing fixed-length d) Hanya packing variable-length e) Packing & fragmentation sekaligus 3. Menampung SDU SDU terjadwal pada Scheduled 4. Memanggil PDU Encoder untuk melakukan proses enkapsulasi SDU SDU yang ada di dalam Scheduled menjadi sebuah PDU Algoritma Scheduler yang digunakan secara keseluruhan untuk 4 QoS menggunakan algoritma Priority. Priority merupakan algoritma yang menggunakan beberapa queue dengan prioritas yang berbeda beda tergantung kebutuhan. Paket akan dijadwal dari sebuah queue

jika queue dengan prioritas lebih tinggi sudah selesai dijadwal. 3.3 Perancangan Scheduler UGS UGS : Complex linked list. Dibagi berdasarkan koneksi. priority Scheduler Urutan algoritma Scheduler: 1. Siapkan resources 2. Scheduler UGS 3. Scheduler rtps 4. Scheduler nrtps 5. Scheduler Best Effort 3.2 Integrasi Scheduler dengan PDU Encoder Penelitian selama setahun ini, Scheduler dirancang sebagai blok tersendiri. Namun kemudian muncul masalah sebagai berikut: 1. Perhitungan alokasi bandwidth yang kompleks pada blok Scheduler 2. Proses enkapsulasi PDU yang kompleks pada blok PDU Encoder 3. Terjadinya pemborosan memori yang tidak perlu pada Scheduled Fixed Bandwidth. Dengan prioritas tertinggi dari QoS lain, UGS dapat mengambil resources sesuai dengan jatah yang diberikan. Packing fixed-length 3.4 Perancangan Scheduler rtps rtps : Simple linked list. Diurutkan berdasarkan deadline. Gambar berikut adalah Scheduler versi 1. Gambar berikut adalah Scheduler versi 2 yang terintegrasi dengan PDU Encoder. Earliest Deadline First (EDF). Paket data dengan deadline terdekat akan dijadwal lebih dahulu. Hanya Fragmentation. Dengan model Scheduler versi 2, masalah masalah yang sebelumnya muncul dapat teratasi semua. Model seperti ini pun memberikan kemudahan dalam merancang algoritma scheduler yang lebih optimal

3.3 Perancangan Scheduler nrtps nrtps : Complex linked list. Dibagi berdasarkan koneksi. rtps xfe14 1 ms 1 rtps xfe24 2 ms 2 nrtps xfe13 1 nrtps xfe23 2 nrtps xfe33 3 Best Effort xfe12 1 Best Effort xfe22 2 Best Effort xfe32 3 Terdapat 3 koneksi UGS, 2 koneksi rtps, 3 koneksi nrtps, dan 3 koneksi Best Effort. Input yang digunakan untuk semua koneksi adalah text file. Output yang dihasilkan harus sama dengan input yang dimasukkan. Dari pengujian didapatkan gambar sebagai berikut untuk seluruh koneksi: Weighted Round Robin. Setiap koneksi memiliki bobotnya masing masing sehingga untuk nrtps jatah bandwidth akan dibagi sesuai bobot. Hanya fragmentation. 16 14 12 1 8 6 4 UGS 1 UGS 2 UGS 3 BE 1 BE 2 BE 3 NRTPS 1 NRTPS 2 NRTPS 3 RTPS 1 RTPS 2 3.3 Perancangan Scheduler Best Effort Best Effort : Complex linked list. Dibagi berdasarkan koneksi. 2 1 4 7 1 13 16 19 22 25 28 31 34 37 4 43 46 49 52 55 58 61 64 67 7 73 76 79 82 85 88 91 94 97 Untuk mempermudah analisis, QoS dipisahkan dalam setiap gambar. Sumbu Y tidak mengalami perubahan untuk keempat gambar berikut. UGS 16 14 12 Round Robin. Paket data yang datang lebih awal untuk setiap koneksi akan dijadwal terlebih dahulu. Packing & Fragmentation sekaligus. 4. PENGUJIAN DAN ANALISIS Dilakukan pengujian Scheduler dengan 4 QoS sekaligus. Skenario yang disiapkan sebagai berikut: QoS CID Deadline DIUC UGS xfe11 1 UGS xfe21 2 UGS xfe31 3 1 8 6 4 2 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 rtps 16 14 12 1 8 6 4 2 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 UGS 1 UGS 2 UGS 3 RTPS 1 RTPS 2

nrtps 16 14 12 1 8 6 4 2 1 7 131925313743495561677379859197 Best Effort 16 14 12 1 8 6 4 2 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 NRTPS 1 NRTPS 2 NRTPS 3 BE 1 BE 2 BE 3 UGS menggunakan algoritma Fixed Bandwidth. Dengan melihat gambar UGS, terlihat bahwa grafik UGS untuk ketiga CID berbentuk lurus selama beberapa waktu dan kemudian menurun tajam ketika paket data setiap koneksi habis terjadwalkan. Hal ini terjadi karena Scheduler UGS dijalankan terlebih dahulu daripada 3 Scheduler yang lainnya sehingga resources yang disediakan masih banyak untuk digunakan. Untuk rtps, algoritma yang digunakan adalah Earliest Deadline First di mana paket paket data yang memiliki deadline paling dekat dengan waktu eksekusinya akan segera dijadwalkan. Jika diperhatikan pada gambar rtps, terlihat bahwa CID xfe14 (RTPS 1) memiliki grafik yang menaik tajam, sedangkan pada saat yang bersamaan grafik CID xfe24 (RTPS 2) menurun tajam. Ini terjadi karena RTPS 1 memiliki deadline lebih kecil, yaitu 1 ms ketimbang RTPS 2 dengan deadline 2 ms. Jadi, meskipun ada paket RTPS 2 yang datang lebih dahulu dan kemudian selang beberapa waktu datang paket RTPS 1 dengan deadline yang lebih kecil, maka paket RTPS 2 pun akan tergeser urutan penjadwalannya. Scheduler rtps akan mendahulukan paket paket data yang memiliki deadline paling kecil. Pada gambar rtps, terlihat ada beberapa paket data CID xfe13 (NRTPS 1) yang telah dijadwalkan lebih dahulu meskipun prioritas nrtps lebih rendah daripada UGS dan rtps. Ini terjadi karena masih ada resources tersisa dari sisa penjadwalan UGS dan rtps. Dengan demikian, ada beberapa paket NRTPS 1 yang berhasil dijadwalkan. Kemudian, untuk 2 CID lainnya baru dijadwalkan selang beberapa waktu kemudian. Penjadwalan NRTPS 2 dan NRTPS 3 dilakukan ketika paket data RTPS 1 telah selesai dijadwalkan sehingga resources yang tersisa masih cukup banyak. Untuk Best Effort, sama kasusnya seperti nrtps yang kehabisan resources untuk melakukan penjadwalan. Ketika masih banyak koneksi menggunakan QoS yang lebih tinggi prioritasnya maka Best Effort tidak bisa melakukan penjadwalan. Barulah ketika beberapa koneksi telah selesai dijadwalkan, Best Effort bisa menggunakan resources yang masih banyak tersisa untuk digunakan. Namun demikian, karena adanya parameter Maximum Sustained Traffic Rate, jumlah yang dapat dijadwalkan untuk 1 frame tidak terlalu banyak. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan selama ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Dilakukan penelitian dengan Scheduler sebagai blok kerja berdiri sendiri dengan integrasi Scheduler dan PDU Encoder menjadi satu blok kerja. Terbukti integrasi Scheduler dan PDU Encoder lebih efisien. Dalam sekali loop yang dilakukan, Scheduler dan PDU Encoder telah dijalankan sekaligus dan menghasilkan sebuah output PDU. Proses Fragmentation dan Packing dilakukan pada blok Scheduler untuk perhitungan bandwidth yang lebih efisien. Kedua proses ini meningkatkan efisiensi resources frame. (Bab III, hlm 33) Frame dengan durasi 2,5 ms, cenderung untuk setiap koneksinya hanya akan memiliki satu PDU. Perhitungan ini dapat dilakukan dengan memasukkan beberapa parameter seperti frame duration, symbol duration, OFDM symbol yang dibutuhkan non-data rate, dan DIUC. (Bab IV) Telah berhasil dilakukan perancangan Scheduler berdasarkan algoritma Priority. Dengan urutan prioritas dari tinggi ke rendah, UGS, rtps, nrtps, dan Best Effort. UGS dengan prioritas tinggi akan dijamin mendapat jatah resources lebih dahulu, sedangkan Best Effort akan sering kehabisan resources karena resources telah digunakan QoS lainnya. Telah berhasil dilakukan perancangan Scheduler untuk 4 Quality of Service, yaitu: o Scheduler UGS dengan algoritma Fixed Bandwidth menjamin paket paket data UGS mendapat resources untuk setiap framenya. o Scheduler rtps dengan algoritma Earliest Deadline First (EDF) menunjukkan bahwa

paket data dengan deadline paling kecil akan dieksekusi terlebih dahulu. o Scheduler nrtps dengan algoritma Weighted Round Robin menunjukkan bahwa kapasitas bandwidth nrtps dapat dibagi dengan adil berdasarkan bobotnya masing masing. o Scheduler Best Effort dengan algoritma Round Robin. Pada saat trafik tinggi, paket paket data Best Effort akan sering kehabisan resources karena telah digunakan QoS lainnya yang memiliki prioritas lebih tinggi. 6. REFERENSI [1] IEEE Standards for Local and Metropolitant Area Networks Part 16: Air Interface for Fixed Broadband Wireless Access, 24. [2] C. Eklund, R. B. Marks, K. L. Stanwood, S. Wang, IEEE Standards 82.16: A Technical Overview of the WirelessMAN Air Interface for Broadband Wireless Access, IEEE Communications Magazine, 22. [3] D. Ghosh, A. Gupta, P. Mohapatra, Admission Control and Interference-Aware Scheduling in Multi-hop WiMAX Networks [4] J. Chen, W. Jiao, H. Wang, A Service Flow Management Strategy for IEEE 82.16 Broadband Wireless Access Systems in TDD Mode [5] J. G. Andrews, A. Ghosh, R. Muhamed, Fundamental of WiMAX, Prentice Hall, 27. [6] L. Nuaymi, WiMAX: Technology of Broadband Access, John Wiley & Sons, 27.

MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE 82.16-24 Oleh: Winnu Ayi Satria 132 3 5 Pembimbing : Dr. Arif Sasongko PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 28