Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun Di Kelas IV SDN Pipikoro

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Permainan Siswa Kelas IV SDK Uwemea

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas III SD Inpres Kantewu

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 3 Kasimbar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPS

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Tatura. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 36 orang siswa, 19 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I diperoleh 71,43% pada pertemuan pertama berada dalam kategori cukup serta 78,57% pada pertemuan kedua berada pada kategori kurang, sedangkan data observasi aktifitas siswa pada pertemuan pertama diperoleh persentase yaitu 67,86% dengan kategori cukup sedangkan pertemuan kedua 78,57% dengan kategori cukup. Sedangkan hasil observasi aktifitas guru pada siklus II diperoleh persentase, yaitu 89,29% pada pertemuan pertama berada dalam kategori baik serta 96,69% pada pertemuan kedua berada pada kategori sangat baik, sedangkan data observasi aktifitas siswa pada pertemuan pertama diperoleh persentase yaitu 89,29% dengan kategori baik sedangkan pertemuan kedua 92,86% dengan sangat baik. Hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata daya serap klasikal 70,38% serta ketuntasan belajar klasikal 75%. Pada siklus II nilai rata-rata daya serap klasikal 87,69% serta ketuntasan belajar klasikal 100%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai rata-rata daya serap klasikal minimal 75% dan ketuntasan belajar klasikal memperoleh nilai minimal 85%, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif. I. PENDAHULUAN Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru memiliki peranan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Karena itu, guru harus dapat memikirkan dan memilih berbagai metode pembelajaran dan menggunakan metode tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat menjadi sangat penting 329

keberadaannya dalam proses belajar mengajar. Guru harus dapat membuat perencanaan pembelajaran secara seksama agar siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental, intelektual, maupun emosionalnya dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara mengubah subjek pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher center) ke pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Pengamatan peneliti lakukan selama mengajar di SD Negeri 2 Tatura, model pembelajaran yang di terapkan oleh guru pada pelajaran IPA masih menggunakan model pembelajaran konvensional di mana proses belajar mengajar hanya terpusat pada guru, siswa hanya bisa menerima materi yang disampaikan oleh guru saja. Hasil belajar siswa di SD Negeri 2 Tatura pada mata pelajaran IPA rata-rata masih rendah. Di kelas V nilai rata-ratanya adalah 61 (Sumber: Dokumen nilai harian siswa kelas V Februari 2014). Ini menunjukkan masih dibawah KKM 65. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan karena kurang optimalnya proses pembelajaran baik dari guru, siswa, media maupun metode pembelajarannya. Guru masih cenderung menggunakan metode ceramah didalam menyampaikan materi pelajaran tanpa adanya metode pembelajaran yang bervariasi serta kurangnya media yang memadai. Siswa juga cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran dan belum ada peran aktif siswa dalam interaksi edukatif di kelas. Sehubungan dengan hal tersebut, akan dicobakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat efektif dalam meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, siswa tidak hanya sebagai obyek pendengar, tetapi membantu siswa menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit, menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan membantu teman saat mereka berdiskusi, karena dalam model ini siswa dituntut untuk lebih aktif belajar. Hal ini sesuai pendapat Sudrajat (2009:16) bahwa pada saat siswa belajar dalam kelompok, akan berkembang suasana belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan dan terjadi kolaborasi dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana terbuka akan memberikan kesempatan pada siswa secara optimal untuk memperoleh informasi mengenai materi yang dibelajarkan. 330

II. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran di kelas secara profesional. Rancangan penelitian ini mengacu pada penjelasan model kemmis dan Mc.Tanggarat (dalam Akbar, 2008). Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2 Tatura dengan jumlah siswa 36 orang, terdiri dari 19 (sembilan belas) orang laki-laki dan 17 (tujuh belas) orang perempuan. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan yang meliputi: a) Perencanaan tindakan, b) Pelaksanaan tindakan, c) Observasi, dan d) Refleksi. Faktor yang Diselidiki Dalam penelitian tindakan ini, ada beberapa faktor yang diselidiki. Faktor-faktor tersebut adalah: a. Siswa : Melihat hasil belajar dan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 2 Tatura. b. Guru : Mengamati aktivitas guru selama pembelajaran. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan melalui tes awal dan tes akhir setiap tindakan. 2. Hasil observasi memuat catatan mengenai kegiatan pembelajaran, yang berkaitan dengan guru (peneliti) maupun yang berkaitan dengan siswa. 3. Catatan lapangan yang memuat catatan obyektif yang berkaitan dengan pembelajaran dari tingkah laku, respon siswa dalam proses pembelajaran. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Tatura tahun ajaran 2014/2015. Prosedur Pengambilan Data 1. Data kuantitatif yaitu hasil belajar siswa dalam mengerjakan tes yang mencakup: 331

a. Tes awal. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. b. Tes akhir. Tes ini diberikan pada saat akhir tindakan untuk mengukur hasil belajar IPA dan tingkat keberhasilan tindakan pembelajaran tiap siklus. 2. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari kegiatan siswa dan guru (peneliti) dalam kegiatan belajar mengajar dan diamati oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer yang mencakup: a. Observasi, dilakukan untuk mengamati seluruh kegiatan pembelajaran yang lebih difokuskan pada pengamatan mengenai aktivitas guru dan siswa. b. Catatan lapangan, digunakan untuk memperoleh data secara obyektif mengenai hal-hal yang terjadi selama pembelajaran yang tidak terdapat pada lembar observasi. Catatan lapangan ini memuat deskripsi tentang kegiatan pembelajaran yang meliputi aktivitas guru dan siswa. Analisis Data Kualitatif Berhasil atau tidaknya siswa dalam mengikuti pembelajaran yang telah diberikan, dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian data kualitatif (Depdiknas, 2006:38). Skor penilaian sebagai berikut: 1 = Sangat kurang; 2 = Kurang; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat baik Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah a) mereduksi data, b) menyajikan data dan c) verifikasi data atau penyimpulan. a. Mereduksi data Kegiatan mereduksi data merupakan bagian dari analisis data yang digunakan untuk menunjukkan informasi, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan. b. Penyajian data Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel atau grafik yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan. c. Penyimpulan/verifikasi Penyimpulan ialah proses penampilan intisari, dan sajian yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. 332

Indikator Kinerja Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: a. Indikator kuantitatif pembelajaran Indikator keberhasilan kuantitatif pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu apabila dalam pembelajaran satu pokok bahasan dikatakan tuntas jika presentase daya serap individual siswa dan daya serap klasikal minimal 70% serta ketuntasan klasikal mencapai minimal 80% (Depdiknas, 2006: 39). b. Indikator kualitatif pembelajaran Indikator keberhasilan kualitatif pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini jika dalam proses pembelajaran diperoleh hasil observasi aktivitas guru dan siswa berdasarkan lembar observasi minimal rata-rata dalam kategori baik atau sangat baik. Indikator kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek kegiatan pembelajaran diantaranya penyajian alat peraga, penerapan metode pembelajaran, penyajian materi/tugas, dan pemberian penguatan. Suatu pembelajaran dikatakan sangat baik jika semua aspek terlaksana secara optimal, dikatakan baik jika semua aspek terlaksana walaupun belum optimal, dikatakan cukup jika ada salah satu aspek yang tidak terlaksana sedangkan aspek yang lain terlaksana, dikatakan kurang jika ada lebih dari salah satu aspek yang tidak terlaksana sedangkan aspek yang lain terlaksana dan dikatakan sangat kurang jika tidak ada salah satu aspek yang terlaksana. Berhasil atau tidaknya siswa dalam mengikuti pembelajaran, dapat dilakukan penilaian data kualitatif. Skor penilaian sebagai berikut: 90% NR 100% : Sangat baik 80% NR < 90% : Baik 70% NR < 80% : Cukup 60% NR < 70% : Kurang 0% NR < 60% : Sangat kurang, (Depdiknas, 2006:40). III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tatura. Subyek penelitian adalah kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran 333

kooperatif. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal pada subjek penelitian. Observasi yang dilakukan dalam bentuk pemberian tes awal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan karakateristik siswa kelas V. Hasil analisis tes awal di peroleh rata-rata tingkat kemampuan yang dimiliki oleh siswa berada dalam kategori heterogen dan ketuntasan belajar klasikal siswa adalah 25% atau hanya 4 orang siswa yang tuntas. Hal ini disebabkan karena siswa kelas V mengalami kesulitan belajar dalam proses pembelajaran didalam kelas, yang disebabkan oleh rendahnya partisipasi aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran. PraTindakan Kegiatan awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian adalah menyusun sejumlah perangkat pembelajaran dan instrumen yang dibutuhkan, diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), soal evaluasi hasil belajar, lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Kegiatan pra tindakan yang selanjutnya dilakukan adalah memberikan tes awal kepada subyek penelitian yang berjumlah 36 orang siswa. Pelaksanaan tes awal dilakukan pada hari selasa tanggal 24 Maret 2015. Tujuan tes awal adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pelaksanaan tindakan dan juga sebagai acuan dasar dalam pembentukan kelompok yang heterogen. Hasil analisis, menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih rendah yaitu ketuntasan belajar klasikal (KBK) adalah 20% atau hanya 4 orang siswa yang tuntas. Deskripsi Data dan Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan tiap siklus maupun pelaksanaan tes akhir siklus dilaksanakan mengikuti jam mata pelajaran IPA di SD Negeri 2 Tatura yaitu setiap hari Senin dan Selasa dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 7 April 2015. Tes akhir siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 April 2014. Dari subyek penelitian sebanyak 36 siswa diperoleh siswa yang tuntas adalah sebanyak 27 siswa dan tidak tuntas 9 siswa. Perolehan nilai terendah adalah 40 dengan hanya 4 item soal yang terjawab sebanyak 2 orang siswa dan nilai tertinggi adalah 90.00 oleh dua orang siswa yang mampu menjawab 9 item soal dari 10 item jumlah total soal. Adapun KBK 75%. Perolehan hasil tes evaluasi 334

pada siklus I sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus yang berlangsung. Pelaksanaan tindakan siklus I, dilakukan observasi/pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi aktifitas guru dalam mengelolah pembelajaran dan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran meliputi aktivitas dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Hasil observasi aktifitas guru pada siklus 1 diperoleh persentase, yaitu 71,43% pada pertemuan pertama berada dalam kategori cukup serta 78,57% pada pertemuan kedua berada pada kategori kurang, sedangkan data observasi aktifitas siswa pada pertemuan pertama diperoleh persentase yaitu 67,86% dengan kategori cukup sedangkan pertemuan kedua 78,57% dengan kategori cukup. Hasil analisis data tes evaluasi siklus I serta data observasi aktifitas guru maupun siswa, merupakan acuan dalam pelaksanaan tindakan siklus II, yaitu berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam pembelajaran melalui kegiatan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus I Refleksi bertujuan untuk menganalisa dan mengevaluasi data hasil tes evaluasi akhir serta hasil pelaksanaan kegiatan pelaksanaan tindakan siklus yang informasinya diperoleh dalam hasil observasi aktifitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan. Hal ini dilakukan untuk melihat kekurangan dan kelebihan yang diperoleh pada saat pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang mempengaruhi hasil tes evaluasi di akhir siklus I. Kelebihan pelaksanaan tindakan siklus I ditemukan bahwa antusias dan perhatian siswa terhadap pembelajaran cukup tinggi, yang terlihat pada aktifitas siswa dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar. Adapun kekurangan pelaksanaan tindakan siklus I pada siswa adalah: 1) Siswa masih kurang memberikan tanggapan dan pertanyaan terhadap penjelasan guru yang disebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan awal siswa tentang materi yang sedang dipelajari. 335

2) Kemampuan siswa dalam mencatat poin-poin penting tentang materi yang sedang dipelajari masih kurang. 3) Antusias siswa saat mengikuti pembelajaran maupun ketika pembagian kelompok juga masih kurang. 4) Hasil belajar belum maksimal yang terlihat pada hasil analisis data tes evaluasi akhir, yaitu belum mencapai target indikator keberhasilan yang ditentukan pada kriteria DSI dan KBK. Sedangkan kekurangan pelaksanaan tindakan siklus I pada guru adalah: 1) Mempersiapkan dan pemberian motivasi kepada siswa masih kurang maksimal dilakukan. 2) Kurang memberikan bimbingan kepada siswa baik ketika pembagian kelompok, saat berdiskusi maupun ketika mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 3) Kurang memberikan arahan ketika siswa maupun kelompok belajar tampil mempresentasekan temuan kelompoknya. 4) Kurang tegas meminta dan membimbing siswa dalam membuat kesimpulan hasil pembelajaran, kurang memberikan penguatan dan motivasi terhadap kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengemukakan pendapat, serta penyampaian informasi diakhir pembelajaran tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya tidak jelas. Kelebihan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Sedangkan kelemahan yang terjadi pada siklus I, merupakan poin-poin yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II, sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini dapat tercapai. Hal yang disarankan untuk diperbaiki pada pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan Model pembelajaran kooperatif, meliputi: 1) Guru harus memperhatikan dan memaksimalkan penyampaian apersepsi dan pemberian motivasi, serta memberikan penghargaan dengan memberikan pujian atau bentuk penghargaan lain bagi siswa yang menjawab dan aktif dalam proses pembelajaran, khsususnya pada tahap pelaksanaan apersepsi dan pemberian motivasi diawal pembelajaran. 336

2) Guru harus lebih proaktif dalam mengawasi dan membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran agar tidak melepaskan diri dalam mengerjakan tugas-tugas kelompok dan lebih aktif dalam mendiskusikan jawaban serta mencegah siswa yang cenderung dapat membuat suasana belajar menjadi gaduh yaitu mengganggu teman sekelompoknya. 3) Guru harus tegas dan jelas dalam meminta maupun membimbing siswa dalam membuat kesimpulan akhir, memberikan motivasi dan penguatan, serta menyampaikan informasi diakhir pembelajaran. Deskripsi Data dan Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan siklus II dilakukan setelah peneliti dan observer melakukan diskusi mengenai hasil refleksi tindakan siklus I, yaitu tentang kekurangan dan kelemahan yang ditemukan serta upaya perbaikan yang akan diterapkan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 20 April 2015. Pelaksanaan tes akhir siklus II adalah pada hari Senin, 27 April 2015, dari pukul 07.15 hingga pukul 08.35 yaitu selama 70 menit (dua jam pelajaran). Hasil tes evaluasi siklus II dengan subyek penelitian sebanyak 36 siswa, diperoleh siswa yang tuntas adalah sebanyak 36 orang siswa atau seluruh siswa dinyatakan tuntas. Skor terendah adalah 70 yang diperoleh 2 orang siswa dengan menjawab 7 item soal dengan benar dan skor tertinggi adalah 100 dengan menjawab semua item soal dengan benar, yang diperoleh 20 orang siswa. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan melakukan observasi terhadap aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sebagaimana observasi yang dilakukan pada pelaksanaan siklus I. Peningkatan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus II sangat dipengaruhi oleh keterlaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan dengan memperhatikan dan melakukan perbaikan berdasarkan kekurangan pelaksanaan tindakan yang ditemukan pada proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Hasil observasi aktifitas guru pada siklus II diperoleh persentase, yaitu 89,29% pada pertemuan pertama berada dalam kategori baik serta 96,69% pada pertemuan kedua berada pada kategori sangat baik, sedangkan data observasi aktifitas siswa pada pertemuan pertama diperoleh persentase yaitu 89,29% dengan kategori baik sedangkan pertemuan kedua 92,86% dengan sangat baik. 337

Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu dengan mempertahankan hal-hal yang baik yang sudah diperoleh dan memperbaiki kekurangan-kekurangan sebelumnya. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, kemudian dilakukan refleksi. Adapun refleksi siklus II berdasarkan hasil observasi aktivitas guru adalah sebagai berikut: 1) Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa telah dilakukan dengan maksimal, dimana guru lebih memperhatikan pemberian pujian kepada siswa yang memberikan jawaban dan juga menunjukkan antusias maupun sikap yang baik diawal pembelajaran. 2) Guru telah melakukan bimbingan dengan baik dan maksimal kepada siswa dalam kelompok serta memberikan teguran kepada siswa yang cenderung mengganggu pelaksanaan proses pembelajaran. 3) Guru telah memberikan bimbingan dan meminta siswa untuk membuat kesimpulan hasil pembelajaran, memberikan penguatan dan memotivasi siswa serta menyampaikan informasi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan berikutnya, yaitu evaluasi dan siswa diharapkan mempelajari materi pelajaran yang telah dibahas. Adapun hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus II berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa adalah: 1) Intensitas dan keberanian siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan lebih baik dan meningkat. 2) Pelaksanaan pembelajaran lebih terorganisasi dengan baik karena siswa telah terbiasa melakukan proses Model pembelajaran kooperatif. 3) Pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari telah meningkat yang terlihat pada kemampuan siswa dalam bertanya, menanggapi pertanyaan dan mengemukakan pendapat, berani dan terampil menggunakan media. 4) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu sudah mencapai target keberhasilan yang telah ditentukan yaitu DSI dan KBK. 5) Motivasi belajar siswa juga meningkat, setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. 338

Pelaksanaan tindakan siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus II tersebut menunjukkan adanya perubahan dan peningkatan dari pelaksanaan tindakan siklus I, sehingga pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan kesimpulan akhir dari pelaksanaan tindakan ini. Dengan demikian PTK melalui model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Tatura. Pembahasan Tujuan perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Tatura menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pada penelitian ini sebelum melaksanakan tindakan peneliti mengadakan tes awal. Berdasarkan hasil tes awal diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut disebabkan cara belajar siswa masih bersifat hafalan dan tidak menghubungkan konsep-konsep relevan yang telah diketahui. Hal ini ditunjukkan dengan hanya 4 orang siswa yang tuntas dalam tes evaluasi awal yang diberikan, dimana KBK diperoleh adalah 20 %, sangat jauh dari standar KBK yang ditetapkan sebagai indikator keberhasilan yaitu 85%. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 36 subyek penelitian, hanya 4 orang siswa yang memperoleh skor tertinggi dalam tes evaluasi yaitu 70 atau dapat menjawab 7 item dari 10 item soal yang diberikan, sedangkan skor terendah juga diproleh 2 orang siswa yaitu 20 atau hanya dapat menjawab 2 item soal. Rendahnya hasil tes awal siswa tersebut disebabkan oleh masih sangat kurangnya pemahaman dan pengetahuan awal yang dimiliki siswa pada materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Untuk meningkatkan kemampuan siswa pada materi tersebut dilakukan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus kegiatan yakni siklus I dan II. Pada setiap siklus kegiatan pembelajaran terdiri atas dua kali pertemuan menggunakan tahapan kegiatan pembelajaran yang terdiri atas: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Setiap siklus senantiasa mengikuti tahapan tersebut. Pada akhir pembelajaran dilaksanakan tes evaluasi. Pembelajaran siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, kegiatan pembelajaran secara umum telah berjalan dengan lancar dan menunjukkan peningkatan. Kegiatan guru 339

dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama 71,43% berada dalam kategori cukup dan pertemuan kedua 78,57% berada dalam cukup. Beberapa kegiatan guru yang diamati oleh teman sejawat/observer yang mendapat nilai cukup baik adalah menyiapkan siswa, memberikan apersepsi dan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi, membimbing siswa dalam kelompok dan menutup pembelajaran. Adapun kegiatan guru dalam pembelajaran yang mendapat nilai baik adalah pembagian kelompok dan LKS. Untuk kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama memperoleh nilai ratarata 67,86% dan berada dalam kategori cukup sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh nilai 78,57% berada dalam kategori cukup. Beberapa kegiatan siswa yang diamati oleh teman sejawat/observer yang mendapat nilai cukup baik yaitu hanya memperoleh nilai 2 adalah menyiapkan diri mengikuti pembelajaran, menyimak penyampaian apersepsi dan motivasi, menyimak penyampaian tujuan pembelajaran, menyimak penjelasan materi, keterlibatan siswa dalam pembagian kelompok dan LKS dan menyimpulkan pembelajaran. Adapun kegiatan siswa dalam pembelajaran yang mendapat nilai baik adalah aktivitas siswa dalam diskusi kelompok. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran semakin meningkat. Tingkat penguasaan materi mulai menunjukkan hasil yang lebih baik. Hal ini disebabkan penggunaan pembelajaran sangat efektif dalam memberikan kecakapan kepada siswa untuk membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran, khususnya pada materi tentang sudut. Pada tindakan siklus I ketuntasan belajar klasikal 75%. Namun demikian hasil kegiatan pembelajaran siklus I belum berhasil, karena belum memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai rata-rata ketuntasan belajar klasikal memperoleh nilai minimal 85%. Untuk selanjutnya dilakukan perbaikan pada pembelajaran siklus II. Pembelajaran siklus II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif berjalan lancar, lebih efektif dan terus menunjukkan peningkatan. Kegiatan guru dalam pembelajaran pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 96,43% dan berada dalam kategori sangat baik. Artinya hanya satu kegiatan siswa yang mendapatkan nilai 3 dan selebihnya mendapat nilai maksimal yaitu 4. Untuk kegiatan siswa pada pembelajaran siklus II memperoleh nilai rata-rata 92,86 % dan berada dalam kategori 340

sangat baik. Artinya hanya dua kegiatan siswa yang mendapatkan nilai 3 dan selebihnya mendapat nilai maksimal yaitu 4. Keikutsertaan siswa dalam mengelola pembelajaran, menunjukkan peningkatan yang sangat berarti. Siswa telah mampu menunjukkan pemahaman materi secara sistematis, dengan membentuk pemahaman dari model pembelajaran kooperatif yang ditampilkan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai hubungan satu sama lain. Pada siklus II siswa tidak lagi ragu-ragu dalam menyelesaikan soal, sehingga siswa dapat memungkinkan memahami konsep pembelajaran dengan baik. Aktivitas guru dan siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I. Pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal 100%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai rata-rata daya serap klasikal minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal memperoleh nilai minimal 85%. Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada siklus II, maka perbaikan pembelajaran ini dianggap berhasil. Dengan demikian perbaikan pembelajaran IPA pada materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia melalui model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. IV. KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Tatura. 2) Peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif dapat dilihat dari aktivitas guru dalam mengelolah pembelajaran, aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I dengan nilai rata-rata daya serap klasikal 70,38% serta ketuntasan belajar klasikal 75% ke siklus II dengan nilai rata-rata daya serap klasikal 87,69% serta ketuntasan belajar klasikal 100%. 341

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2006). KTSP SD Tahun 2006. SD Negeri 2 Tatura. Tidak diterbitkan. Depdiknas. 2006. Penilain Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sudrajat, A. (2009). Apakah Guru Bisa Menjadi Pekerja Profesional Sejati?. [online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ [12/03/2015]. Akbar, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (Filosofi, Metodologi, dan Implementasinya). Malang: Surya Pena Gemilang. 342