PATI ALAMI. Pati adalah salah suatu bahan penyusunan yang paling banyak dan luas terdapat di alam,sebagai karbohidrat cadangan pangan pada tanaman.

dokumen-dokumen yang mirip
POLISAKARIDA. Shinta Rosalia Dewi

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN. Oleh : Astuti Setyowati

II. TINJAUAN PUSTAKA A. UBI JALAR

PENDAHULUAN. penduduk sehingga terjadi masalah hal ketersediaan pangan. Ketergantungan pada

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 200 kuintal per hektar luas pertanaman kuintal per hektar luas pertanaman.

II TINJAUAN PUSTAKA. yang sangat baik. Kandungan betakarotennya lebih tinggi dibandingkan ubi jalar

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

4. PEMBAHASAN Analisa Sensori

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras.

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN. terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar air. Perubahan

Pati ubi kayu (tapioka)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Umbi Iles-iles. Umbi Walur

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai ton, beras ketan diimpor dari Thailand dan Vietnam, sedangkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA A. TEPUNG BERAS B. TEPUNG BERAS KETAN

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Dilihat dari karakter fisiknya, murbei merupakan buah yang berasa segar manis

I. PENDAHULUAN. buah-buahan. Berbagai macam jenis buah tumbuh di Indonesia dan ada beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Walur (Amorphophallus campanulatus var sylvestris)

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak hanya menginginkan makanan yang enak dengan mouthfeel yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula

PRODUKSI CASSAVA SOUR STARCH DENGAN VARIASI MEDIA STARTER BAKTERI ASAM LAKTAT DAN LAMA FERMENTASI

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Bahan baku cincau hitam adalah ekstrak tanaman jenggelan (Mesona

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

I. PENDAHULUAN. Permintaan tapioka di Indonesia cenderung terus meningkat. Peningkatan

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

TINJAUAN PUSTAKA. dengan klasifikasi sebagai berikut : Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. diantaranya adalah umbi-umbian. Pemanfaatan umbi-umbian di Indonesia belum

TINJAUAN PUSTAKA. empat di dunia. Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat dan memiliki

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

I. PENDAHULUAN. Pemanfaatan ubi jalar ungu sebagai alternatif makanan pokok memerlukan

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

2. Karakteristik Pasta Selama Pemanasan (Pasting Properties)

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kolagen alami hewan yang terdapat pada kulit, tulang, tulang rawan, dan

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

PENDAHULUAN. Sumber utama karbohidrat, diantaranya adalah serealia (contoh gandum, jagung,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Anon (2005) menyatakan bahwa pisang

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

Pengawetan dengan garam, asam dan gula

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diagram Sifat-sifat Pati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebesar ton

LOGO. Karakterisasi Beras Buatan (Artificial Rice) Dari Campuran Tepung Sagu dan Tepung Kacang Hijau. Mitha Fitriyanto

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Pati Singkong

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

TINJAUAN PUSTAKA. Pati pada beras berkisar antara 85-90% dari berat kering beras. Beras mengandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Mi Kering Non Terigu Cooking Time

اغتنم خمسا قبل خمس شبابل قبل ھرمل وصحتل قبل سقمل وغناك قبل فقرك وحياتل قبل موتل وفراغل قبل شغلل

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kadar Air

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PATI ALAMI Pati adalah salah suatu bahan penyusunan yang paling banyak dan luas terdapat di alam,sebagai karbohidrat cadangan pangan pada tanaman. Sebagian besar pati di simpan dalam akar,umbi,akar,biji buah dan umbi lapis.simpan cadangan tersebut berada dalam bentuk granula-granula berukuran lebih besar,disebut dengan pati cadangan. Pati adalah salah satu hodrokoloid yang di gunakan oleh industry pangan sebagai pengental ataupun pembentukan gel.hidrokoloid lainya meliputi gum,pectin,gelatin selulosa agar,keraganan alginate dan lain-lain. Di samping peran tersebut diatas,banyak pati di gunakan untuk pengikat lemak dan pembantu pembentukan emulsi. A.STRUKTUR PATI Pati alami polimer karbohidrat yang di susun dalam tanaman melalui pengikatan kimiawi dari ratusan hingaa ribuan satuan-satuan glukosa,untuk molekul yang berantai panjang.satuan dasar pati adalah anhidroglukosa,atau lebih tepatnya dinamakan a-danhidroglukopiranosa,karena pengikatanya satuan glukosa satu sama lain berakibat kehilangan satu molekul air yang semula terikat dalam bentuk gugus hidroksil. Amilopektin umumnya merupakan penyusun utama kebanyakan granula pati(howling, 1947). Fraksi amilosa dalam granula pati pada umumnya berkisar 22-26%, sedangkan amilopektin antara 74-78%. Kandungan amilosanpada pati ubi kayu sekitar 18%,pada pati gandum sekitar 25%,pada pati jagung sekitar 26%,pada pati ubi jalar sekitar 20% dan pada pati sorgum sekitar 27%(Whistler dan Smart,1953.) Perbedaan sifat-sifat amilosa dan amilopektin mengenai reaksi dengan iodine, krisnalitas,kelarutan dalam air, dan kemantapan dalam larutan banyak air dpt dilihat pada Tabel perbandingan berat amilosa dan amilopektin yang terkandung dalam granula pati dengan demikian menentukan sifat-sifat granula yang bersangkutan

Perbedaan sifat sifat amilosa dan amilopektin Sifat - Sifat Amilosa Amilopektin Reaksi dengan Iodin Biru kelam Merah Ungu Berat molekul 250.000 1.000.000 Analisis sinar-x Kristalinitas tinggi Amorf Kelarutan dalam air Larut Tak larut Kemantapan dalam larutan dalam air Retrogradasi Mantap Macam-macam bentuk granula pati umumnya adalah bulat,lomjong (bulat telur),ataupun bersegi banyak(kerr,1950; Yoslyn, 1970). Ciri-ciri yang lain adalah bentuk dan ukuran granula,letak hilum,keberadaan atau ketiadaan striasi yang mungkin sebagian atau seluruh nya melingkari hium, dan ketampakan granula jika di amati dengan sinar tropolar yaitu tampak terdapat bagian gelap berbentuk seperti silang (birefrigensi). Macam macam bentuk granula pati umumnya adalah bulat, lonjong, ataupun bersegi banyak. Ukuran granula pati umumnya berkisar antara 1 mikron sampai 100 mikron. Granula pati komersial berukuran terkecil ialah granula pati beras, yaitu sekitar 3 8 µm. Granula pati beras berbentuk segi banyak, dengan berkecenderungan membentuk kelompok kelompok. Granula pati tapioka berbentuk bulat dan bulat seperti terpotong pada salah satu sisi membentuk seperti drum ketel. Ukuran granula pati tapioka sekitar 4 5 µm, banyak granula granula menunjukkan keberadaan hilum di bagian tengahnya. Granula pati jagung adalah membulat dan bersegi banyak, ukurannya antara 3 26 µm, hilum pada granula terletak di tengah. Pati jagung komersial berwarna biru bila diberi Iodin, karena kandungan amilosanya yang tinggi, sedangkan pati varietas ketan menjadi berwarna kemerahan karena kandungan amilopektin yang tinggi. Granula pati gandum tampak pipih, bulat, dan lonjong, dengan kecenderungan mengelompok menjadi dua macam ukuran, yaitu yang kecil berukuran 2 10 µm, dan yang besar antara 20 35 µm. Granula pati kentang adalah yang terbesar ukurannya di antara pati pati komersial, yaitu antara 5 100 µm. Bentuknya kentang adalah bulat telur, granulanya mempunyai hilum terletak di dekat ujung. Granula ini juga menunjukkan keberadaan striasi.

Molekul molekul pada granula pati berbentuk bangunan dengan susunan sebagai berikut : a. Susunan molekul molekul amilosa teratur dengan arah jari jari. b. Daerah amorf terdiri atas amilopektin. Daerah kompak (kristalin) tersusun atas molekul molekul amilosa B.GELATINISASI Sebagian tersebar penggunaan pati adalah berkaitan dengan lingkungan yang banyak mengandung.salah satu fungsi pati,terutama pada olahan pangan.adlah dlam pengendalian sifat sifat tekstur dan reologi.ciri- cirri utama pati yang menetukan fungsi ini adalah gelatinisasi dan retrogradasi. Cara cara lain untuk menentukan tingkatan gelatinisasi pati ialah dengan mengukur kemampuan pengikatan air, differential scanning calori-metry, amilografi dapat juga digunakan untuk penentuan suhu tersebut.tingkatan gelatinisasi dapat ditentukan menggunakan enzim, berdasar kenyataan bahwa makin tinggi tingkat gelatinisasi, pati mudah dicerna oleh enzim. Perubahan yang paling mudah diamati selama pemanasan suspensi pati adalah kenaikan kejernihan dan kekentalan suspensi pati. Pada pemanasan berlanjut, kekentalan pasta berangsur angsur meningkat, karena penggelembungan granula lebih lanjut. Kenaikan kekentalan ini akhirnya mencapai puncak. Kemudian selanjutnya kekentalan turun pada saat terjadi kerusakan granula yang terjadi karena pengadukan. Akhirnya kesetimbangan dicapi antara granula granula pati utuh dengan potongan potongan granula pati yang tersebar berupa koloid. Granula granula pati gandum yang sudah mengalami gelatinisasi, tampak kempes karena sebagian besar penyusun terutama amilosa telah lepas keluar. Konsentrasi pati yang dimasak mempengaruhi perilaku granula pati selama pemasakan, khususnya pada kemampuan penggelumbungan granula. Konsentrasi kritis adalah berat pati yang dapat menyerap air 100 ml seluruhnya setelah pemasakan hingga terjadi penggelembungan granula pati terbesar. Jika konsentrasi granula pati lebih besar daripada nilai konsentrasi kritis, granula granula pati dapat membentuk fase yang berkesinambungan yang terdiri atas granula granula pati yang sudah menggelembung dan semua air yang tersedia

terperangkap. Konsentrasi granula pati yang kurang dari nilai konsentrasi kritis, mengakibatkan terdapat air bebas dan pemisahan fase granula menggelembung dari larutan. Penggelembungan lebih lanjut berakibat molekul molekul pati menjadi memisah dari jaringan ikatan mula mula dan menyebar ke seluruh medium. C.RETROGRADASI Pada pendinginan, kejernihan pati menurun dan kekentelan meningkat.jika campuran pati kental di aduk selama pendinginan, gaya tarik antara molekul-molekul pati di biarkan tanpa pengadukan, ikatan inter-molekuler terbentuk antara granula-granula pati dan potonganpotongan granula pati, yang mengakibatkan sol pati terbentuk, Gel tersebut tampak buram dan sifatnya tegar. Retrogradasi berakibat terbentuk gel yang tegar. Beberapa jenis olahan pangan dikehendaki teksturnya yang kenyal dan tegar. Sifat ini dapat diperoleh dengan menggunakan bahan dasar berpati yang banyak mengandung amilosa. Laju retrogradasi dipengaruhi oleh suhu, ukuran, bentuk, dan kepekatan molekul molekul pati oleh keberadaan bahan lain. Retrogradasi juga digunakan sebagai penentu tekstur dan reologi. Retrogradasi ini menyebabkan pengerutan dan sineresis gel pati, jika dibiarkan lama dan pengaruhnya makin besar jika pangan dibekukan dan kemudian dilelehkan. D.PATI DAN PENYUSUNAN PANGAN LAINYA Pangan olahan terdri dari atas gabungan campuran beebagai jenis penyusunan. Interaksi antara pati dengan penyusunan pangan lainya adalah menarik perhatian paara peneliti, karena berkaitan dengan sifat-sifat fungsional karbohidrat nabati tersebut.penyusunan pangan selain pati, seperti gula,asam,basa,lipida dan garam dapat mempengaruhi prilakuk geletinisasi dan retrogradasi pati, maupun sifat-sifat fisik pasta dan gelnya. 1. Interaksi Pati dengan Pemanis Interaksi antara pati dengan bahan pemanis dapat dinyatakan kedalam dua hal : - Karbohidrat, khususnya sukrosa untuk menghambat gelatinisasi

- Keberadaan pati dapat merubah pola kemanisan. Gula pada umumnya memperlambat gelatinisasi pati, karena gula menyerap air. Suhu gelatinisasi pati dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi gula yang dicampurkan. Makin tinggi konsentrasi gula dalam suspensi pati dalam air, suhu gelatinisasi makin tinggi. Pada umumnya pemanis karbohidrat meningkatkan suhu gelatinisasi pati, dengan urutan kemampuan meningkatkan sebagai berikut : sukrosa > glukosa > fruktosa. Gula gula mempunyai pengaruh pada gelatinisasi dan pada pengurangan kekentalan pasta pati. Sakarida sakarida yang banyak mengandung gugus hidroksil tersebut cenderung memantapkan gel pati dan mengurangi kecenderungan untuk retrogradasi. 2. Pengaruh ph Kisaran ph pati umumnya antara 5,0 7,0. Pemasakan pada ph 5,0 atau kurang dari 7,0 atau diatas ph 7,0 cenderung merendahkan suhu gelatinisasi dan mempercepat tata cara pemasakan keseluruhannya. Pada ph yang sangat asam, hidrolisis ikatan ikatan glukosidik dapat terjadi, dengan akibat menurunkan kekentalan gel. Pengaruh asam terhadap perilaku pati selama gelatinisasi menjadi berkurang karena keberadaan gula dengan konsentrasi tinggi. Penambahan gula sukrosa dengan konsentrasi tinggi mengurangi kecenderungan menggelembung dan juga menghambat hidrolisis. Penyebab terjadi suspense yang tidak kental se3telah pemanasan adalah mungkin karena pencegahan penggelembungan pati karena pemasakan yang kurang, bukannya lewat masak yang berakibat hidrolisis. 3. Pengaruh Lipida Faktor yang mempengaruhi tingkat penggelembungan granula pati dan sifat gel pati: - Keadaan alami granula pati - Keadaan atau suasana lingkungan pembentukan gel - Keberadaan bahan tambahan Lemak tidak jenuh yang bersifat cair sampai lemak padat yang mudah retak pada suhu kamar memunyai pengaruh yang sama, yaitu menurunkan kekentalan pasta pati, pada pemanasan granula pati dalam air. Lemak yang memisah dapat mencegah pembetukan struktur gel yang homogen.

Alasan penambahan monogliserida pada pengolahan pangan yang mengandung pati ialah karena dapat terjadi interaksi antara monogliserida dengan amilosa. Monogliserida dapat membentuk kompleks dengan amilosa dengan akibat mengurangi kecenderungan amilosa melepas keluar dari granula pati. Peristiwa ini menunjukkan bahwa penambahan monogliserida dapat memantapkan amilosa pati dan mengurangi kecenderungan untuk menggabung dan retrogradasi. Jadi, dengan demikian penambahan monogliserida dapat membantu pembentukan gel, dengan tekstur yang lebih baik, mengurangi kelekatan sdan mencegah pengerasan roti dan olahan panggangan lainnya sehingga lebih tahan lama. Penghambatan penggelembungan granula pati oleh minyak atau lemak mungkin disebabkan oleh pembentukan lapisan minyak atau lemak disekeliling granula pati yang kemudian menghambat penyusupan air ke dalam granula pati. 4. Pengaruh Garam Kisaran suhu gelatinisasi dipengaruhi oleh keberadaan garam sederhana. Pengaruh yang paling umum adalah menaikan suhu gelatinisasi, disbanding terhadap gelatinisasi dalam air murni berlebihan. Meskipun umumnya garam diketahui dapt menhambat gelatinisasi granula pati, garam dapur pada kadar 2,5% menaikan puncak viskositas pati jagung dan pati gandum. Natrium asetat pada konsentrasi rendah sedikit menaikan suhu gelatinisasi pada halnya garam dapur, tetapi jika konsentrasi garam dinaikan lebih lanjut, suhu gelatinisasi menjadi lebih rendah.