SISTEM TERDISTRIBUSI UNTUK COURSE MANAGEMENT SYSTEM (STUDI KASUS : FTI UNTAR)

dokumen-dokumen yang mirip
UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

E-Learning SMKN 2 Kediri PRAKTEK

RANCANG BANGUN SISTEM E-LEARNING JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. persiapannya lebih singkat. E-Learning menjawab semua tantangan tersebut.

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom Dan Edmodo

PENGEMBANGAN APPLICATION MANAGEMENT SYSTEM PADA WEBSITE JURUSAN ILMU KOMPUTER

LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN E-LEARNING (Untuk Siswa)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP

Aplikasi Raspberry Pi pada Perangkat Absensi Portable Menggunakan RFID

PERANCANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM UNTUK SEKOLAH

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancang Bangun Aplikasi E-Learning Berbasis LMS ( Learning Management System

BAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan

BAB II KAJIAN TEORI. strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. Membuat modul tutorial dasar-dasar Microsoft Sharepoint 2010 dengan

Electronic Learning. Oleh : Shobbah Sabilil M, ST

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU

PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI)

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

PERANCANGAN WEB LEARNING PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) KELAS XI SMK NEGERI 5 SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang disampaikan dapat lebih cepat dan efektif. Pada tempat observasi penelitian, penyampaian informasi melalui layanan

E-LEARNING BERBASIS WEB SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SMA NEGERI 2 SEMARANG

TAMPILAN E-LEARNING (biothink.web.id) BESERTA FITURNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berkembangnya internet di dunia, semua aktivitas coba dibawa ke internet.

Pengembangan Aplikasi E learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado BAB 1 PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN VIRTUAL CLASS UNTUK PEMBELAJARAN AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID

PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PELATIHAN KETERAMPILAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Sistem E-Learning Teknik Komputer Jaringan Berbasis Web Menggunakan PHP dan Mysql di SMK Muhammadiyah 1 Padang

Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa

PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI PENDUKUNG PROGRAM POLINES SMARTCAMPUS

MANUAL BOOK E-LEARNING

APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA KULIAH INFORMATION TECHNOLOGY BERBASIS MULTIMEDIA

Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

Perancangan E-Learning dengan Menggunakan Learning Management System (LMS)

PENGENALAN SERTA PERKEMBANGAN E-LEARNING DALAM SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KORPORAT

DESAIN BLOGGER MATIKA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SDN RAJAWALI. Sundari Kepala SDN Rajawali 1 Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. satu arah di kelas. Pandangan baru seperti active learning dan student-centered

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari

Oleh Dr. Rusman, M.Pd. TEKNOLOGI PENDIDIKAN FIP UPI KONSENTRASI GURU TIK

Prosiding SNaPP2016 Sains dan Teknologi ISSN EISSN

PEMBANGUNAN E-LEARNING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ONLINE DI SMP NEGERI 8 BANDUNG

MATERI PELATIHAN E-LEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR. Muhamad Ali, MT Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI E_LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA PEMROGRAMAN PHP

BAB II DASAR TEORI. mengenai penanganan masalah pada sebuah perguruan tinggi dapat dilihat pada. Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka. Pembuatan Aplikasi Sistem

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan

PENGEMBANGAN APLIKASI E-LEARNING BERBASIS WEB (STUDI KASUS SMP NEGERI 15 SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN PERANCANGAN

MODEL PEMBELAJARAN e-learning UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN

STMIK MDP ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PEMBELAJARAN ONLINE PADA SMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra

PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS

BAB III LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN WEBSITE DAN E-LEARNING SEKOLAH

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Media Web Site sebagai sarana Alternatif dalam Melakukan Proses Pembelajaran Secara Elektronik

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

dapat diakses melalui salah satu menu yang berkaitan dengan komponen pada halaman administrator.

TUGAS INTERNET / INTRANET MODEL-MODEL E-LEARNING

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

USU e-learning PANDUAN BAGI DOSEN. Pusat Sistem Informasi USU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ABSTRAK. Kata Kunci: Android, Algoritma Knuth-Morris-Pratt, Waterfall, Blackbox-testing, Whitebox-testing, Strees- testing. iii

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

SISTEM INFORMASI PEMBELAJARAN ONLINE PADA SMK MEDIKACOM

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, dan pengajaran dalam lingkungan pembelajarannya. Sistem

PENGEMBANGAN WEBSITE SMK NEGERI 4 SEMARANG

SISTEM INFORMASI NILAI ULANGAN HARIAN ONLINE PADA SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA. Disusun Oleh. Akhmad Khoironi Andri Setyo Nugroho

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

STRUKTUR DAN DISAIN SISTEM ONLINE LEARNING

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011

APLIKASI MOBILE LEARNING PADA D3 UNGGULAN UNIVERSITAS BUDI LUHUR

Mengenal Web Dinamis dan Statis Serta Perbedaanya

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERTEMUAN 4 MANAJEMEN WEB

E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN BOOTSTRAP FRAMEWORK SKRIPSI. Disusun oleh : ISHA SINETRIA PRIBADI NPM

Modul ke: APLIKASI KOMPUTER OLEH : Fakultas FASILKOM. Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika.

Hak Cipta 2014 DIREKTORAT SISTEM INFORMASI Halaman 2 dari 15

User Manual Distance Learning Panduan Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Jarak Jauh (Dosen) Versi 1.1 (17 Juni 2014)

Agus Sutedjo *) Kata Kunci: Pembelajaran E-learning, implementasi, evaluasi.

Transkripsi:

SISTEM TERDISTRIBUSI UNTUK COURSE MANAGEMENT SYSTEM (STUDI KASUS : FTI UNTAR) Farenco 1) Lely Hiryanto 2) Bagus Mulyawan 3) 1)2)3) Teknik Informatika Universitas Tarumanagara Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1, Blok R Lt. XI, Jakarta 11440 email : silent_shenzz@hotmail.com, 2) lely@fti.untar.ac.id, 3) bagus@fti.untar.ac.id ABSTRACT Distributed Systems for Course Management System is a system designed using the System Development Life Cycle (SDLC) method in order to help activities that related to teaching and learning activities in the Faculty of Information Technology Tarumanagara University. Inside the program, there are several modules, such as student attendance module, online quiz module, and lecture materials processing module. Student attendance module is used to record student attendance, and display it in a report. Course materials processing module is used to process lecture materials so later they can be used as a place to share course materials. Based on the test results, the modules in the program has gone very well and can be accepted by the faculty. Student attendance module and the student attendance report is able to help faculty and staff departments to record and view student attendance at every teaching and learning activities. Key Words Faculty of Information Technology Tarumanagara University, Course Management System, Students Attendance, Online Quiz, Course Materials Processing 1. Pendahuluan Kegiatan perkuliahan merupakan media yang sangat penting bagi mahasiswa untuk menambah ilmu atau pengalaman. Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan seperti absensi mahasiswa, absensi dosen, pendistribusian bahan kuliah, dan pemberian tugas atau pelaksanaan kuis. Seiring dengan bertambah majunya peradaban manusia, kini hal hal yang berhubungan dengan kegiatan perkuliahan dapat diatur atau dikelola dengan menggunakan program aplikasi berbasis Course Management System (CMS). Course Management System (CMS) adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membuat materi perkuliahan online berbasiskan web dan mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil - hasilnya. [1] Dengan menggunakan konsep Course Management System (CMS) dalam kegiatan perkuliahan, maka secara tidak langsung mahasiswa telah memegang kendali penuh atas proses pembelajarannya sendiri. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara dalam kegiatan perkuliahannya juga ditunjang dengan menggunakan program aplikasi berbasis web yang menggunakan konsep Course Management System. Program aplikasi berbasis web tersebut dinamakan e-class. Pada awalnya e-class banyak digunakan, namun belakangan program aplikasi tersebut sudah jarang dipakai oleh dosen dan mahasiswa dikarenakan beberapa alasan tertentu. Maka dari itu, perlu dirancang suatu program aplikasi berbasis web dengan konsep Course Management System yang lebih sesuai dan lebih dapat mengakomodasi hal hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di lingkungan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara. 2. E-Learning Berbagai pendapat dikemukakan untuk mendefinisikan e-learning. Jaya Kumar C. Koran mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. [2] Adapula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah e atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha usaha pengajaran lewat teknologi elektronik, internet. intranet, satelit, tape audio atau video, tv interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan. Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio, dan video. Kesemua media elektronik tersebut bertujuan membantu mahasiswa agar bisa lebih menguasai materi kuliah sehingga e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Kegiatan e-learning ini termasuk dalam model pembelajaran individual. [3] Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e- learning yaitu kelas tradisional, pengajar dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran e-learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu 48

tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran e-learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha dan inisiatif sendiri. Khoe Yao Tung mengatakan bahwa setelah kehadiran pengajar dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil pengajar yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia. [4] Cisco menjelaskan filosofis e- learning sebagai berikut. Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM,dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat, kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan penyampaiannya. [5] Makin baik keselarasan antar isi materi dan alat penyampaian dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik. 2.1 Karakteristik E-Learning Karakteristik e-learning, antara lain pertama, memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana dosen dan mahasiswa, mahasiswa dan sesama mahasiswa atau dosen dan sesama dosen dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal hal yang protokoler. Kedua, memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks). Ketiga, menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Keempat, memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer. Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan dinamis, Onno W. Purbo mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning yaitu : sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning nya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama - lama di depan layar komputernya. Kemudian layanan ini didukung dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan, dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola. 2.2 Konsep E-Learning Metode pengajaran konvensional yang diselenggarakan di dalam kelas memiliki keterbatasan - keterbatasan yang dapat menghambat proses penyampaian ilmu pengetahuan yang berkembang demikian cepat. Beberapa keterbatasan dapat disebabkan karena masalah waktu dan tempat. Berbagai elemen yang terdapat dalam e-learning antara lain[ 6] : 1. Materi pendidikan, elemen ini merupakan hal utama dalam e-learning. Materi disajikan dalam bentuk modul yang bisa diakses dengan mudah. 2. Peserta didik (pembelajar), pembelajar merupakan elemen yang menjadi penerima ilmu pengetahuan dari proses pembelajaran. 3. Komunitas online, komunitas ini dapat dalam bentuk forum diskusi, mailing list, maupun chatting. Melalui komunitas online peserta dapat saling berkomunikasi, bertanya, dan menjawab baik dengan sesama peserta maupun dengan pengajar. 4. Penyelenggara e-learning, penyelenggara mencakup semua komponen yang bertanggung jawab dalam lancarnya proses pembelajaran mulai dari administrator, pengajar, teknisi, hingga perancang materi. 5. Aplikasi e-learning, aplikasi ini menjadi suatu media perantara dalam proses pembelajaran. Aplikasi harus dapat mendukung pembelajaran yang efisien. Perbedaan utama antara konsep penyelenggaraan pembelajaran konvensional dan e-learning adalah adanya media antarmuka berbasis web yang digunakan selama proses pembelajaran. Pada pembelajaran konvensional interaksi dilakukan dalam bentuk tatap muka, sedangkan dalam e-learning dapat dilakukan melalui media elektronik. 2.3 Pengembangan model E-Learning Pendapat Haughey tentang pengembangan e- learning. Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course. [7] Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan 49

Jurnal Ilmu Komputer dan Sistem Informasi adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh. Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada pelajar untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Pelajar juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, pelajar dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut. Konsep inilah yang digunakan dalam perancangan sistem ini. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan naraa sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situspembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan situs yang relevan dengan bahan diminati, melayani bimbingan, dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan. 3. Course Management System Dalam proses penyelenggaraan e-learning, maka dibutuhkan sebuah Course Management System atau Learning Management System, yang berfungsi untuk mengatur tata laksana penyelenggaraan pembelajaran di dalam model e-learning. Sering juga LMS dikenal sebagai CMS (Course Management System), umunya Course Management System dibangun berbasis web, yang akan berjalan pada sebuah web server dan dapat diakses oleh pesertanya. Gambar 1 menunjukkan bagaimana cara kerja sebuah Course Management System. Gambar 1 Course Management System Pada umumnya, secara dasar Course Management System memberikan sebuah tool bagi instruktur, educator atau pendidik untuk membuat website pendidikan dan mengatur akses kontrol, sehingga hanya peserta yang terdaftar yang dapat mengakses dan melihatnya. Selain menyediakan pengontrolan, Course Management System juga menyediakan berbagai tools yang menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien, seperti menyediakan layanan untuk mempermudah upload dan share material pengajaran, diskusi online, chatting, penyelenggaraan kuis, survey, laporan (report) dan sebagainya. 3.1 Spesifikasi Course Management System Jason Cole mengungkapkan bahwa secara umum, fungsi - fungsi yang harus terdapat di dalam sebuah Course Management System, antara lain [8] : 1. Uploading and sharing materials Umumnya Course Management System menyediakan layanan untuk mempermudah proses publikasi konten. Dengan menggunakann editor HTML, kemudian mengirim dokumen melalui FTP server, sehingga dengan demikian mempermudah instruktur untuk menempatkan materi ajarnya sesuai dengan silabus yang mereka buat. Kebanyakan instruktur meng-upload silabus perkuliahan, catatan materi, penilaian, dan artikel artikel siswa kapanpun dan di manapun mereka berada. 2. Forums and chats Forum online dan chatting menyediakan layanan komunikasi dua arah antara instruktur dengan pesertanya, baik dilakukan secara sinkron (chat) maupun asinkron (forum,email).. Sehingga dengan fasilitas ini, memungkinkan bagi pelajar untuk menulis tanggapannya dan mendiskusikannya dengan teman - temannya yang lain. 3. Quizzes and surveys Kuis dan survey secara online dapat digunakan untuk memberikan grade secara instan bagi pelajar. Hal ini merupakan tool yang sangat baik digunakan untuk mendapatkan respon (feedback) langsung dari pelajar yang sesuai dengan kemampuan dan daya serap yang mereka miliki. Proses ini dapat juga dilakukan dengan membangun sebuah bank soal, yang kemudian semua soal tersebut dapat di generate secara acak untuk muncul dalam kuis. 4. Gathering and reviewing assignments Proses pemberian nilai dan skoring kepada pelajar dapat juga dilakukan secara online dengan bantuan Course Management System 5. Recording grades Fungsi lain dari Course Management System adalah melakukan perekaman data grade pelajar secara otomatis, sesuai konfigurasi dan pengaturan yang dilakukan oleh instruktur dari awal perkuliahan dilaksanakan.

3.2 Rancangan Course Management System FTI UNTAR Sistem yang dirancang adalah sistem terdistribusi untuk Course Management System. Tujuan dari sistem yang dirancang ini adalah untuk memperbaiki sistem serupa (e-class) yang pernah digunakan di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara dan juga untuk mendukung hal hal yang berhubungan dengan kegiatan perkuliahan atau pembelajaran di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara. Sistem yang dirancang ini dibuat dengan menggunakan PHP dan MySql. Sistem ini dibuat dengan menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Sistem ini dibuat berbasis web agar dapat diakses lebih mudah oleh semua orang, terutama oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara. Sistem ini dibuat dengan konsep web centric course yang dimana konsep tersebut merupakan pengembangan model dari e-learning. Konsep web centric course digunakan agar kegiatan perkuliahan di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara dapat berjalan secara online maupun secara tatap muka (konvensional). 3.3 Modul Course Management System FTI UNTAR Modul modul yang terdapat di dalam Course Management System FTI UNTAR, antara lain : 1. Uploading and sharing materials Materi ajar ditempatkan pada setiap pertemuan, sehingga memudahkan mahasiswa dalam mengunduh materi dari dosen. Gambar 2 dan gambar 3 menunjukkan tampilan modul upload download Course Management System FTI UNTAR. 2. Forums and chats Dalam Course Management System di FTI Untar, hanya tersedia forum saja. Tampilan forum dibuat seperti tampilan status box pada situs jejaring sosial sehingga pengguna Course Management System di FTI Untar dapat bebas berkomunikasi layaknya pada situs jejaring sosial. Gambar 4 menunjukkan tampilan modul forum pada Course Management System FTI UNTAR. Gambar 4 Tampilan modul forum 3. Quizzes and surveys Dalam Course Management System di FTI Untar, soal kuis dapat tampil secara acak, kuis berjalan dengan durasi agar mahasiswa dapat mengerjakan dengan serius dan teliti, namun soal kuis belum mendukung soal yang mengandung equation atau persamaan dan soal kuis untuk kuis online hanya soal dengan tipe pilihan ganda. Gambar 5 menunjukkan tampilan modul kuis Course Management System FTI UNTAR. Gambar 2 Tampilan Upload Bahan Kuliah Gambar 5 Tampilan modul kuis 4. Gathering and reviewing assignments Dalam Course Management System di FTI Untar, tugas yang sudah dikerjakan, di-upload kembali kepada dosen untuk diberi nilai. Nilai kuis tampil setelah waktu pelaksanaan kuis selesai. Gambar 6 menunjukkan tampilan tugas Course Management System FTI UNTAR. Gambar 3 Tampilan download Bahan Kuliah Gambar 6 Tampilan modul tugas 51

5. Recording grades Dalam Course Management System di FTI Untar, nilai yang disimpan dalam basis data hanya nilai tugas dan nilai kuis. Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan tampilan nilai tugas dan nilai kuis mahasiswa. Gambar 7 Tampilan Nilai Tugas Gambar 8 Tampilan Nilai Kuis 6. Students Attendance Dalam Course Management System di FTI Untar, ditambahkan satu modul yang disesuaikan dengan kebutuhan FTI Untar, yaitu absensi mahasiswa. Daftar peserta mata kuliah diambil dari file dengan format.txt, kemudian file tersebur diproses dan dimasukkan ke dalam basis data. Dari hasil proses tersebut, dosen dapat mencata kehadiran mahasiswa dan program dapat menampilkan jumlah kehadiran mahasiswa dalam bentuk report. Gambar 9 dan Gambar 10 menunjukkan tampilan dari report absensi mahasiswa. Gambar 9 Report Absensi Mahasiswa Gambar 10 Report Absensi Mahasiswa dalam bentuk KSM 4. Pengujian Setelah tahap perancangan dan pembuatan selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah menguji jalannya aplikasi. Tahapan ini bertujuan untuk mencari kesalahan pada program (Bug, Runtime error) dan juga kekurangan aplikasi. Tahap ini sangat penting untuk memastikan kualitas perangkat lunak yang telah dibuat. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada sistem terdistribusi untuk Course Management System (Studi Kasus : FTI UNTAR), dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan dari hasil pengujian modul yang telah dilakukan, fungsi fungsi pada tiap modul dalam program ini telah berfungsi sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. 2. Berdasarkan hasil pengujian terhadap calon pengguna, dapat disimpulkan bahwa fitur fitur yang terdapat dalam program dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan user serta dapat membantu kegiatan belajar mengajar di lingkungan FTI Untar. 3. Berdasarkan hasil pengujian terhadap data, untuk modul absensi mahasiswa, data daftar peserta mata kuliah pada aplikasi sudah sama dengan data daftar peserta mata kuliah yang sebenarnya. Tabel 1 Perbandingan hasil pengujian pada modul absensi mahasiswa Pengujian Keterangan Hasil Pengujian I Pada pengujian Hasil yang didapat pertama, adalah terdapat dimasukkan data beberapa kelas mata dpmk pada kuliah yang tidak semester ganjil masuk ke basis data tahun ajaran dikarenakan perbedaan 2011/2012. jadwal kuliah semester ganjil 2011/2012 dengan semester ganjil 2012/2013. Pengujian II Pada pengujian Hasil yang didapat kedua, dimasukkan data adalah semua isi data masuk ke dalam basis dpmk dari data, namun nama semester ganjil mahasiswa tidak tampil 2012/2013. pada program dikarenakan tabel mahasiswa dalam basis Pengujian III Pada pengujian kedua, dimasukkan data dpmk dari semester ganjil 2012/2013 dengan tabel mahasiswa yang sudah dilengkapi. data belum lengkap. Hasil yang didapat adalah program dapat menampilkan daftar peserta mata kuliah sesuai dengan data yang dimasukkan. 4. Berdasarkan hasil pengujian terhadap data, untuk modul kuis online, mahasiswa hanya dapat mengikuti kuis satu kali, soal kuis tampil secara acak atau random, nilai mahasiswa akan muncul saat waktu 52

pelaksanaan kuis telah selesai, dan mahasiswa hanya dapat mengikuti kuis pada waktu dan dalam durasi yang telah ditentukan. Tabel 2 Perbandingan hasil pengujian modul kuis Pengujian Keterangan Hasil Pengujian IV Link untuk Link untuk mengikuti kuis. mengikuti kuis hanya akan muncul saat waktu pelaksanaan kuis telah tiba. Pengujian V Membuat soal kuis Dosen dapat untuk mahasiswa. membuat soal dan dapat melihat soal kuis yang telah Pengujian VI Pengujian VII Pengujian VIII Soal tampil secara acak. Durasi pengerjaan kuis. Daftar peserta dan nilai kuis. 5. Kesimpulan dan Saran dibuat. Soal kuis untuk mahasiswa tampil secara acak Mahasiswa mengerjakan soal kuis dalam durasi yang telah ditentukan, apabila durasi telah habis, maka mahasiswa tidak dapat mengerjakan soal kuis lagi. Daftar peserta kuis dan nilai kuis tampil setelah waktu pelaksanaan kuis selesai dilaksanakan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada program aplikasi Sistem Terdistribusi untuk Course Management System ( Studi Kasus : FTI UNTAR ), dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Fitur fitur yang terdapat di dalam aplikasi dapat diterima dan telah memenuhi kebutuhan user untuk dapat membantu kegiatan belajar mengajar di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara, namun masih terdapat kekurangan, yaitu soal kuis pada program ini belum mendukung soal yang bersifat equation atau persamaan. 2. Modul absensi mahasiswa dapat menampilkan data daftar peserta mata kuliah sesuai dengan daftar peserta mata kuliah yang sebenarnya yang dalam pengujian menggunakan daftar peserta mata kuliah pada semester ganjil 2012/2013. 1. Untuk pengembangan aplikasi ini kedepannya, diharapkan operator dapat meng-import file dengan format.xlsx atau.csv ke dalam modul absensi mahasiswa, guna mengefisiensikan proses penginputan data. 2. Dapat mendukung soal yang berisi equation atau persamaan. REFERENSI [1] Riyadi Triwijaya, 19 Januari 2012, Learning Management System (LMS), http://riyadi2405.wordpress.com/2010/04/25/lms-learningmanagement-system/. [2] Jaya Kumar C. Koran, 2002. Aplikasi E- Learning Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Di Sekolah- Sekolah Malaysia : Cadangan Perlaksanaan Pada Senario Masa Kini, Pasukan Projek Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementerian Pendidikan Malaysia [3] Antonius Aditya Hartanto dan Onno W. Purbo, 2002, E-Learning berbasis PHP dan MySQL, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta. [4] Khoe Yao Tung, 2000, Pendidikan dan Riset di Internet, Dinastindo, Jakarta. [5] Cisco, 19 Februari 2012, e-learning : Combines Communication, Education, Information, and Training, http://www.cisco.com/warp/public/10/wwtraining/elearnin g. [6] Siahaan, S., 24 Januari 2013, E-learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu Alternatif Pembelajaran, http://www.depdiknas.go.id/jurnal/42/sudirman.h tm. [7] Haughey, M. & Anderson, T, 1998, Networked Learning: The pedagogy of the Internet,Cheneliere/McGraw-Hill,Montreal. [8] Jason Cole & Helen Foster, 2008, Using Moodle,2nd Edition, O Reilly, Sebastopol. Farenco, saat ini sedang menjalani studi pada program studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara. Lely Hiryanto, memperoleh gelar Sarjana Teknik pada tahun 2001 dari Universitas Tarumanagara. Kemudian memperoleh gelar M.Sc dari Department of Computing, Curtin University of Techonology, Australia pada tahun 2006. Saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi Teknik Informatika di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara. Bagus Mulyawan, memperoleh gelar S.Kom dari Universitas Gunadharma. Kemudian memperoleh gelar MM dari Universitas Budi Luhur. Saat ini menjabat sebagai staf pengajar di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara. Saran-saran yang dapat diberikan bagi mereka yang ingin mengembangkan Sistem Terdistribusi untuk Course Management System ( Studi Kasus : FTI UNTAR ) adalah sebagai berikut : 53