BAB 1 PENDAHULUAN. lahir hingga meninggal secara mandiri. Contoh konkretnya. sendiri melainkan harus ditunjang dan dibantu oleh sang ibu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa program studi lain di sektor non-medis (Navas, 2012), dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

BAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademisnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi bangsa Indonesia, pendidikan adalah hal yang sangat penting. Cita-cita untuk

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).

FRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB III KERANGKA KONSEP. Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. adalah penulisan tugas akhir (Iswidharmanjaya, 2006).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat hubungan yang negatif antara stres kerja dan job performance pada. perawat Rumah Sakit X di kota Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

A. PENGANTAR. pula disebabkan oleh stresor yang datang dari beban kerja, tempat kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelas unggulan dalam arti secara umum merupakan kelas yang berisi anakanak

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak. sempurna atau mengalami hambatan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN. Program PLPG PAUD UAD 2017

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

PENGANTAR. Perkenalkan nama saya Putri Ayuningtyas, mahasiswi Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil UKDW

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tak dapat dipungkiri bahwa interaksi sosial merupakan salah satu kebutuhan manusia dan karena itulah manusia disebut makhluk sosial. Kita tidak dapat hidup sendiri karena tidak ada manusia yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya dari lahir hingga meninggal secara mandiri. Contoh konkretnya adalah bayi tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri melainkan harus ditunjang dan dibantu oleh sang ibu seperti pemberian ASI, memandikan, menjaga, dsb. Seorang wira usaha juga memerlukan konsumen agar dia mendapat laba. Seorang lansia memerlukan bantuan dari anak/cucunya untuk menunjang beberapa aktivitas hidupnya. Dari beberapa contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial itu penting. Menurut Soerjono (2014), proses interaksi sosial adalah cara-cara berhubungan dimana individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial 1. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau 1

inter stimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok 2. Syarat terjadinya suatu interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. 1 Interaksi terbagi menjadi 2 macam yakni interaksi langsung dan tak langsung. 1 Interaksi langsung adalah suatu interaksi yang dilakukan tanpa adanya pihak ketiga atau perantara misalnya saja adalah interaksi dosen dengan mahasiswa. Interaksi secara tak langsung adalah proses interaksi yang melalui pihak ketiga atau perantara misalnya saja penggunaan media sosial. 1 Interaksi sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, empati, dan motivasi. 1 Interaksi sosial sangatlah diperlukan dalam lingkungan medis sebagai contoh interaksi antar staf medis, interaksi staf medis dengan pasien, dan juga interaksi tim staf medis dengan tim lainnya. Salah satu faktor penting dalam interaksi sosial adalah empati. 1 Stein (2002) mengatakan bahwa empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari, memahami dan menghargai perasaan dan pikiran orang lain. Empati adalah menyelaraskan diri (peka) terhadap apa, bagaimana dan latar 2

belakang perasaan dan pikiran orang lain sebagaimana orang tersebut merasakan dan memikirkannya 3. Empati berbeda dengan simpati. Menurut KBBI online, empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain, apabila seseorang mampu memahami perasaan dan pikiran orang lain, berarti ia sudah mampu berempati. 4 Simpati adalah keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, dan sebagainya) orang lain, ikut serta merasakan perasaan orang lain. 5 Empati dapat dikaitkan dengan banyak hal. Salah satu contohnya adalah stres. 6 Menurut Australian Psychological Society pada tahun 2012, stres dideskripsikan sebagai feeling of being overloaded, tegang, dan cemas. Terkadang stres dapat membantu kita untuk lebih termotivasi dalam melaksanakan suatu tugas/pekerjaan dan menyelesaikannya dengan lebih baik tapi sebaliknya dapat terjadi demotivasi sampai terjadi kondisi depresi yang berat. 7 Maramis (2009) menjelaskan bahwa stres adalah usaha penyesuaian diri, bila kita tidak dapat mengatasinya dengan baik, maka akan muncul gangguan badani, perilaku tidak sehat atau pun gangguan 3

jiwa. 8 Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh individu akan memunculkan dampak negatif. Dampak negatif secara kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran, dan sulit memahami pelajaran. Dampak negatif secara emosional antara lain sulit memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustrasi, dan efek negatif lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguan kesehatan, daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa lesu, lemah, dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antara lain menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan alkohol. 9 Faktor-faktor penyebab stres (stresor) secara umum dapat diklasifikasikan sebagai stresor internal dan stresor eksternal. Stresor internal berasal dari dalam diri seseorang misalnya kondisi fisik, atau suatu keadaan emosi. Stresor eksternal berasal dari luar diri seseorang misalnya perubahan lingkungan sekitar, keluarga dan sosial budaya. 10 Menurut Atkinson dalam Erni (2009) faktor-faktor penyebab stres dapat dibedakan menjadi faktor internal yang terdiri atas keadaan fisik, perilaku, kognisi atau standar yang terlalu tinggi, dan emosional. Sedangkan faktor 4

eksternal yang terdiri atas lingkungan fisik seperti kebisingan, polusi dan penerangan, lingkungan pekerjaan seperti pekerjaan yang diulang-ulang, dan lingkungan sosial budaya. 11 Melalui pemaparan stresor di atas, stres juga dapat dipengaruhi oleh interaksi sosial dan di dalam interaksi sosial tersebut terkandung empati yang secara absolut merupakan faktor berpengaruh dalam interaksi sosial itu sendiri. 12 Penelitian oleh Dewi Lusianawati (2015) tentang stres kerja dengan tingkat empati perawat di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dari riset tersebut didapatkan data bahwa 62,5% dari 56 perawat memiliki tingkat empati yang tinggi dan 91,1% dari jumlah perawat tersebut memiliki tingkat stres yang rendah. 13 Stres dapat dialami oleh semua kalangan termasuk mahasiswa. Banyak riset yang memaparkan gambaran stres pada fakultas-fakultas tertentu. Salah satu di antaranya adalah riset yang dilakukan oleh Novrita (2011) tentang gambaran stres pada mahasiswa fakultas kedokteran tingkat pertama Universitas Sumatera Utara memberikan hasil bahwa dari 100 responden didapati 46 orang (46%) responden mengalami stres tingkat rendah, tingkat stres menengah sebanyak 46 orang (46%), dan 5

tingkat stres tinggi sebanyak 8 orang (8%). 14 Riset yang dilakukan oleh Jeong (2010) memberikan hasil dari 120 mahasiswa kedokteran di Korea Selatan didapati skor CES-D (Center for Epidemiology Studies Depression scale) 37,1% dari responden mengalami depresi. Maka dari itu Jeong menyimpulkan bahwa mahasiswa kedokteran memiliki prevalensi stres yang lebih tinggi dibanding mahasiswa fakultas lain. 15 Hal itu terjadi disebabkan karena beban belajar dan kurikulum yang padat di fakultas kedokteran apalagi mahasiswa kedokteran dituntut memiliki wawasan luas, ketrampilan prima, dan profesionalisme yang tinggi yang merupakan salah satu stresor bagi mahasiswa kedokteran. 16 Di samping itu masih banyak faktor-faktor lain yang berpotensi menjadi stresor, beberapa di antaranya adalah sosio-ekonomi, komunikasi sosial, dan relasi. 16 Atas dasar pentingnya interaksi sosial yang diperlukan dalam lingkungan medis serta tingginya stres pada mahasiswa fakultas kedokteran, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara stres dengan empati yang merupakan salah satu faktor penting dalam interaksi sosial. 6

1.2 Rumusan Masalah Apa ada hubungan antara stres dengan empati pada mahasiswa FK UKWMS angkatan 2014 dan 2015? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mempelajari hubungan antara stres dengan empati pada mahasiswa FK UKWMS angkatan 2014 dan 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mempelajari tingkat stres mahasiswa FK UKWMS angkatan 2014 dan 2015. b. Mempelajari tingkat empati mahasiswa FK UKWMS angkatan 2014 dan 2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti a. Sebagai sarana untuk menambah wawasan tentang stres dan empati secara umum, khususnya mahasiswa dalam lingkup akademis pendidikan dokter. b. Menerapkan pembelajaran metodologi penelitian yang sudah dipelajari selama kuliah dalam bentuk penelitian yang sebenarnya. 7

1.4.2 Bagi Fakultas Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi fakultas sehingga fakultas dapat mengetahui dan mengevaluasi bagaimana tingkatan stres dan empati sosial dari mahasiswanya sehingga fakultas dapat mengambil langkahlangkah pencegahan. 1.4.3 Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi masyarakat khususnya orang tua mahasiswa sehingga mereka dapat melalukan langkah pencegahan terhadap stres dan juga dapat memberikan sekilas gambaran mengenai empati. 1.4.4 Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut (referensi). 8