S. Suharyati Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

Jurnal Pertanian ISSN Volume 2 Nomor 1, April PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

Kualitas Semen Kambing Peranakan Boer. Quality of Semen Crossbreed Boer Goat. M. Hartono PENDAHULUAN. Universitas Lampung ABSTRACT

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)

F.K. Mentari, Y. Soepri Ondho dan Sutiyono* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

lebih dari 219 juta ekor (1992) dan merupakan 63,79% dari jumlah semua unggas yang dibudidayakan di Indonesia secara nasional dengan kontribusi daging

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

KUALITAS SEMEN SAPI BALI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEKUAN MENGGUNAKAN PENGENCER SARI WORTEL

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2006, VOL. 6 NO.1, 7 11

HASIL DAN PEMBAHASAN. Inseminasi Buatan pada Ayam Arab

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

PERSENTASE HIDUP DAN ABNORMALITAS SEL SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) DENGAN PAKAN YANG DISUPLEMENTASI DAUN BINAHONG

BAB I PENDAHULUAN. yang baik pun meningkat. Salah satu sumber gizi yang paling penting adalah protein

MATERI DAN METODE. Materi

PERBEDAAN VOLUME SEMEN, KONSENTRASI, DAN MOTILITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SAPI FH DI BIB LEMBANG DENGAN INTERVAL PENAMPUNGAN 72 JAM DAN 96 JAM

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

KONSERVASI SEMEN AYAM BURAS MENGGUNAKAN BERBAGAI PENGENCER TERHADAP FERTILITAS DAN PERIODE FERTIL SPERMATOZOA PASCA INSEMINASI BUATAN

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia saat ini, banyak sekali pasangan suami istri yang kehidupan

Sutiyono, S. Riyadi, dan S. Kismiati Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

KUALITAS SEMEN SAPI BALI DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGENCER SARI WORTEL PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP MOTILITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA SEMEN CAIR SAPI SIMMENTAL

Pengaruh Bobot Badan Terhadap Kualitas dan Kuantitas Semen Sapi Simmental

I. PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan daging di

I. PENDAHULUAN. Perkembangan peternakan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

Perbedaan Kualitas Semen Segar Domba Batur dalam Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

BAB III MATERI DAN METODE

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PENGARUH PEMBERIAN ZINK (Zn) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA WISTAR JANTAN DEWASA (Rattus norvegicus) YANG DIBERIKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

ABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,

PENGARUH PEMBERIAN ZINK TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai

PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN

PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI ASAM LAKTAT DAN VITAMIN E DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN, RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR PADA AYAM KEDU

PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE

PENETAPAN INTERVAL INSEMINASI BUATAN (IB) PADA AYAM BURAS

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

PENGARUH BOBOT BADAN TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS SEMEN SAPI SIMMENTAL THE EFFECT OF WEIGHT ON SIMMENTAL CATTLE SEMEN QUALITY AND QUANTITY

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo. Tabel 4 Karakteristik fisik reproduksi lele dumbo

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E PADA RANSUM TERHADAP FERTILITAS PUYUH. Endah Subekti Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PENGGUNAAN KATALASE DALAM PRODUKSI SEMEN DINGIN SAPI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

STUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis...

PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI

Efek Penambahan Vitamin E dalam Pengencer Glukosa Fosfat terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Domba pada Suhu 5 C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan

PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC

PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

PERBEDAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF SEMEN SEGAR PADA BERBAGAI BANGSA SAPI POTONG. Candra Aerens D.C, M. nur ihsan, Nurul Isnaini ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E DAN MINERAL Zn TERHADAP KUALITAS SEMEN SERTA FERTILITAS DAN DAYA TETAS TELUR KALKUN LOKAL [The Effect of Vitamin E and Zinc Suplementation on the Quality of Semen, Egg Fertility and Hatchability of Local Turkey] S. Suharyati Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan vitamin E dan mineral Zn terhadap kualitas semen serta fertilitas dan daya tetas telur kalkun lokal. Penelitian menggunakan 16 ekor kalkun jantan dan 16 ekor kalkun betina. Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan : perlakuan kontrol (P0), penambahan vitamin E (P1), penambahan mineral Zn (P2), penambahan vitamin E dan mineral Zn (P3). Data yang diamati meliputi volume semen, motilitas, konsentrasi, persentase sperma hidup, dan persentase sperma abnormal untuk kalkun jantan. Pada kalkun betina diamati fertilitas dan daya tetas telur. Data hasil penelitian dianalisis ragam dan dilanjutkan uji beda nyata terkecil untuk peubah yang berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin E dan mineral Zn memberikan pengaruh sangat nyata terhadap motilitas, konsentrasi, persentase sperma abnormal, fertilitas dan daya tetas serta berpengaruh nyata terhadap volume semen dan persentase sperma hidup. Pemberian vitamin E dan mineral Zn secara bersamaan memberikan kualitas semen, fertilitas dan daya tetas telur kalkun lokal yang terbaik. Kata kunci: kalkun lokal, vitamin E, mineral Zn, kualitas semen, fertilitas, daya tetas ABSTRACT The aims of the research were to study effect of vitamin E and Zinc supplementation on the quality of semen, egg fertility, and hatchability in local turkey. Sixteen male and 16 female local turkey werw evaluated throughout the experiment. The treatments were P0 (control), P1 (supplementation of vitamin A), P2 (supplementation of zinc), and P3 (both supplementation of vitamin E and zinc). The treatments were arranged to a completely random design with 4 replications. Parameters observed of male turkey were semen volume, motility of spermatozoa, concentration of spermatozoa, percentage of spermatozoa, liveability of spermatozoa. and spermatozoa abnormality. Parameters observed of female turkey were the fertility and hatchability of her eggs. The data were analyzed using analysis of varians and then were tested using least significant defferent. The results showed that both supplementation of vitamin E and zinc had significant effects on motility, concentration, abnormal of sperm, % life of sperm, fertility and hatchability of eggs. The combination of vitamin E and zinc supplementation gave the best effect on the parameters observed. Keywords : local turkey, vitamin E, zinc, quality of semen, egg fertility, egg hatchability 179

PENDAHULUAN Kalkun merupakan salah satu jenis aneka ternak yang mulai dikembangkan sebagai sumber protein hewani selain daging ayam dan sapi, namun sampai saat ini daging kalkun masih sulit didapatkan karena populasinya masih sedikit. Pemeliharaan kalkun pada umumnya dikembangkan melalui sistem perkawinan alami dan inseminasi buatan (IB). Dengan IB, sifat yang baik dari pejantan dapat dipertahankan, dikembangkan dan disebarluaskan pada peternak lain. Masalah utama yang sering timbul pada produktivitas kalkun adalah rendahnya fertilitas dan daya tetas telur. Salah satu faktor yang mempengaruhi fertilitas dan daya tetas telur adalah kualitas sperma. Peningkatan produktivitas kalkun dapat dilakukan dengan perbaikan makanan seperti peningkatan kandungan zat-zat makanan tertentu dalam ransum. Makanan yang mencukupi untuk kebutuhan hidup pokok, produksi dan reproduksi bagi ternak yang baik adalah jika ternak tidak mengalami hambatan pertumbuhan dan defisiensi nutrisi yang dapat menghambat proses reproduksi baik pada pejantan maupun betina (Toelihere, 1993). Salah satu vitamin yang berperan dalam reproduksi yaitu vitamin E. Vitamin ini dikenal sebagai vitamin yang berperan dalam fertilitas dan penting untuk produksi sperma bagi kalkun jantan pembibit. Salah satu mineral yang penting dalam reproduksi yaitu mineral Zn. Mineral ini diketahui banyak berperan dalam banyak proses metabolik penting. Mineral Zn mempengaruhi pemasakan gonad dan stimulasi pelepasan hormon testosteron dari testis (Abbasi et al., 1980). MATERI DAN METODE Kalkun yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalkun lokal jantan umur 8 13 bulan sebanyak 16 ekor dengan bobot tubuh rata-rata 5,43 kg dan 16 ekor kalkun bibit betina umur 10 12 bulan. Bahan pengencer semen berupa kuning telur sitrat, vitamin E (alfa tokoferol) berbentuk tablet dan mineral Zn berbentuk kapsul, eosin 2%, NaCl fisiologis, aquades, dan alkohol. Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak lengkap. Enam belas ekor kalkun jantan dibagi 4 kelompok dan masing-masing mendapat perlakuan yaitu tanpa pemberia vitamin E atau mineral Zn (P0), diberi vitamin E (P1), diberi mineral Zn (P2) dan diberi vitamin E + mineral Zn (P3). Sebanyak 16 ekor kalkun betina dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing di-ib dari pejantan yang diberi perlakuan. Selama penelitian, kalkun diberi ransum sesuai dengan kebutuhan (Tabel 1, CV Cahyo Sejati, Hajimena, Natar) dan pemberian air minum secara bebas (ad libitum). Vitamin E diberikan dalam bentuk tablet sebanyak 25 mg/ekor/hari. Mineral Zn diberikan dalam bentuk kapsul dengan dosis 25 mg/ekor/hari. Vitamin E dan mineral Zn masing-masing diberikan secara per oral. Perlakuan diberikan selama satu bulan, selanjutnya dilakukan penampungan semen, evaluasi semen, dan pelaksanaan IB pada betina. Penampungan semen dilakukan dengan menggunakan metode pengurutan pada ujung tubuh pejantan tepat di bawah tulang pubis. Pemijatan dilakukan secara cepat dan kontinyu sampai pejantan memberi respon dengan mengeluarkan papilae. Setelah papilae keluar, jari telunjuk kanan dan kiri bekerjasama memerah keluarnya semen sampai refleks ejakulasi menghilang. Evaluasi semen dilakukan untuk mengetahui volume, motilitas, konsentrasi, persentase hidup, dan persentase abnormalitas sperma (Toelihere, 1993). Untuk pelaksanaan inseminasi buatan (IB) pada kalkun betina, semen yang sudah tertampung dilakukan pengenceran menggunakan kuning telur sitrat dengan dosis IB 150 juta/0,5 ml (Wijaya, 2001). Pelaksanaan IB dilakukan dengan metode intravagina yaitu mendeposisikan semen pada daerah vagina, caranya dengan memasukkan batang gun (Syringe spuit) 0,5 ml sedalam kurang lebih 3 cm pada daerah vagina. Telur yang dihasilkan dikumpulkan dan ditimbang bobotnya. Selanjutnya diambil 16 butir untuk setiap perlakuan. Penetasan telur dilakukan menggunakan mesin tetas (Windharyati, 2000). Peubah yang diukur meliputi volume, motilitas, konsentrasi, persentase hidup, dan persentase abnormalitas sperma, serta fertilitas dan daya tetas telur. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan analisis ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) untuk peubah yang berbeda nyata 180 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [3] September 2006

Tabel 1. Susunan Ransum Kalkun Bahan pakan Persentase (%) 1 Protein (%) 1 Energi (kkal/kg) Tepung ikan 5 3,05 154,00 Bungkil kedelai 8 3,75 218,40 Bungkil kelapa 10 2,13. 254,00 Jagung 25 1,78 966,25 Tepung rajungan 8 1,10 164,00 Premix 1 - - Bekatul 40 4,72 144,00 Zeolit 3,05 - - Jumlah 100,5 16,53 2900,65 1 Hasil analisis (CV Cahyo Sejati, Hajimena, Natar). (Steel dan Torrie, 1990). HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Semen Kalkun Lokal Hasil nalisis ragam menunjukkan penambahan vitamin E dan mineral Zn menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap volume semen. Uji lanjut BNT menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara volume semen dari kalkun yang diberi mineral Zn dibandingkan tanpa pemberian Zn. Mineral Zn berhubungan dengan stimulasi hormon androgen (Abbasi, 1980). Apabila mineral Zn dalam darah tinggi maka stimulasi terhadap hormon androgen akan meningkat sehingga aktivitas seksual terutama pembentukan sperma akan meningkat. Toelihere (1993) menyatakan bahwa hormon androgen (testosteron) berfungsi dalam proses spermatogenesis. Pemberian vitamin E tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap volume semen, hal ini disebabkan fungsi vitamin E bukan pada proses pembentukan sperma tetapi sebagai antioksidan yang melindungi sperma dari kerusakan akibat radikal bebas. Pemberian vitamin E dan mineral Zn memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap motilitas spermatozoa bila dibandingkan dengan kontrol. Vitamin E mempunyai fungsi sebagai antioksidan yang memberikan perlindungan terhadap membran sel spermatozoa dari pengaruh senyawa peroksidatif yang dapat merusak membran sel spermatozoa. Pemberian mineral Zn dapat meningkatkan motilitas spermatozoa. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi mineral Zn yang dapat menyediakan energi gerak bagi spermatozoa sehingga spermatozoa lebih aktif. Iwasaki dan Gagnon (1992) menyatakan bahwa mineral Zn berfungsi terhadap kerja enzimenzim metabolisme sel sperma untuk menghasilkan energi (ATP). Konsentrasi sperma hasil penelitian tertinggi diperoleh pada pemberian vitamin E dan mineral Zn secara bersamaan. Konsentrasi sperma berhubungan erat dengan volume semen, rata-rata konsentrasi spermatozoa meningkat seiring dengan meningkatnya volume semen (Tabel 2). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Toelihere (1993) yang menyatakan bahwa volume semen berkaitan erat dengan konsentrasi spermatozoa yang dihasilkan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap persentase spermatozoa hidup. Pemberian vitamin E dan mineral Zn secara bersamaan memberikan persentase spermatozoa hidup tertinggi, hal ini disebabkan peranan vitamin E yang mampu melindungi spermatozoa dari kerusakan akibat radikal bebas hasil metabolisme sel spermatozoa sehingga spermatozoa dapat Tabel 2. Pengaruh Penambahan Vitamin E dan Mineral Zn terhadap Volume Semen Kalkun Parameter P e r l a k u a n P0 P1 P2 P3 Volume (ml) 0,20 a 0,21 a 0,25 b 0,28 b Mortalitas (%) 35,00 a 55,00 b 61,00 c 77,00 c Konsentrasi (juta/ml) 5.310,00 a 6.000,00 b 6.400,00 c 7.130,00 c Persentase sperma hidup (%) 74,72 a 82,69 b 86,45 b 90,65 c Abnormalitas sperma (%) 21,41 a 12,92 b 11,48 b 9,90 b Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf nyata 0,05% dan atau 0,01%. 181

bertahan hidup lebih lama serta fungsi mineral Zn yang mampu menyediakan energi untuk hidup spermatozoa. Hasil analisis statistik terhadap abnormalitas spermatozoa menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01). Vitamin E berfungsi melindungi membran sel sperma dari kerusakan akibat peroksidasi dari senyawa radikal bebas. Abnormalitas spermatozoa dari kalkun yang diberi mineral Zn Sangat berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol, hal ini berkaitan dengan peranan Zn yang diketahui dapat menstimulasi hormon androgen sehingga dapat meningkatkan proses spermatogenesis yang normal. dihasilkan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penambahan vitamin E, mineral Zn, serta vitamin E+mineral Zn secara bersamaan berpengaruh sangat nyata terhadap motilitas, konsentrasi dan abnormalitas spermatozoa serta berbeda nyata terhadap volume dan persentase spermatozoa hidup kalkun lokal. Penambahan vitamin E dan mineral Zn secara bersamaan memberikan kualitas semen yang paling baik. Tabel 3. Pengaruh penambahan vitamin E dan mineral Zn terhadap fertilitas dan daya tetas telur Parameter P e r l a k u a n P0 P1 P2 P3 Fertilitas (%) 56,25 a 62,50 a 68,75 a 93,75 b Daya tetas (%) 45,83 a 50,00 a 62,50 a 93,75 b Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf nyata 0,05% dan atau 0,01%. Fertilitas dan Daya tetas Telur Kalkun Berdasarkan hasil analisis ragam perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap fertilitas telur kalkun. Fertilitas telur pada penggunaan semen dari pejantan yang diberi vitamin E dan mineral Zn secara bersamaan menunjukkan fertilitas yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Menurut Aitken dan Fisher (1997), sistem antioksidan dari vitamin E adalah kemampuannya dapat mencegah radikal bebas yang disebabkan oleh adanya senyawa oksigen reaktif yang membahayakan spermatozoa, sedangkan mineral Zn akan mengaktifkan kerja enzim metabolisme yang menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk pergerakan spermatozoa. Spermatozoa yang memiliki motilitas yang tinggi memberikan peluang yang lebih besar untuk terjadinya fertilitas atau pembuahan. Salisbury dan VanDemark (1985) menyatakan bahwa motilitas spermatozoa yang tinggi diperlukan untuk fertilitas yang tinggi pula pada saat membuahi ovum. Pemberian vitamin E dan mineral Zn secara bersamaan pada pejantan nyata meningkatkan daya tetas telur kalkun dibandingkan kontrol dan pemberian vitamin E dan mineral Zn secara sendirisendiri. Hal ini ada hubungannya dengan fertilitas, semakin tinggi fertilitas telur (Tabel 3) maka semakin tinggi pula daya tetas telur yang akan Penggunaan sperma dari pejantan yang diberi vitamin E dan mineral Zn secara bersamaan berbeda sangat nyata terhadap fertilitas dan daya tetas telur kalkun lokal. Penggunaan sperma dari pejantan yang diberi vitamin E dan mineral Zn secara bersamaan menghasilkan fertilitas dan daya tetas telur kalkun lokal yang terbaik DAFTAR PUSTAKA Abbasi, A.A., Y.S. Clarkson and H. Gebner. 1980. Experimental Zinc deficiency, effect on testicular function. J. of Lab. Clin. Med. 96 : 544-550 Aitken, J. and H. Fisher. 1994. Reactive oxygen species generation and human spermatozoa. J. Anim. Sci. 16 : 259-267 Iwasaki, A. and C. Gagnon. 1992. Formation of reactive oxygen species in spermatozoa. J. Fertil. Steril. 57 : 407-415 Salisbury, G.W. and VanDemark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Diterjemahkan oleh R. Djanuar. 182 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [3] September 2006

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT Gramedia. Jakarta. Diterjemahkan oleh B. Sumantri. Toelihere, M. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Angkasa. Bandung fertilitas dan daya tetas telur kalkun lokal. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung Windharyati S.S. 2000. Beternak Itik Tanpa Air. Penebar Swadaya. Jakarta Wijaya, A.D. 2001. Pengaruh dosis IB terhadap 183