1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

Jakarta, 5 April 2017

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai.

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 4 P E T E R N A K A N

BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses

I. PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan di Indonesia diletakkan pada pembangunan bidang

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

Daftar Isi. Profil Perseroan. Kinerja Operasional. Ikhtisar Keuangan. Tantangan dan Strategi Ke Depan. Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I. PENDAHULUAN. Sumber :

BOKS 2 ANALISIS SINGKAT FAKTOR PENYEBAB VOLATILITAS HARGA DAGING AYAM RAS DI PROPINSI BANTEN DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

I. PENDAHULUAN. Permintaan dunia terhadap pangan hewani (daging, telur dan susu serta produk

I. PENDAHULUAN. juga meningkat, berdasarkan data dari BPS (2017), dari tahun terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan. Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, pembangunan. (on farm) mengalami pergeseran ke arah yang lebih terintegrasi dan

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya. Daging dan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

INVESTOR PRESENTATION FY Jakarta, 14 April 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempunyai peranan dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Peran dan fungsi pemerintah pada era otonomi daerah adalah. berupa pelayanan dan pengaturan (fasilitator, regulator dan dinamisator)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena

PENDAHULUAN. Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Dilihat dari

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasamya merupakan kebutuhan bagi setiap. masyarakat, bangsa dan negara, karena pembangunan tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009

Transkripsi:

1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 213 mengalami pertumbuhan sebesar 5.78%. Total produk domestik bruto Indonesia atas dasar harga konstan 2 pada tahun 213 mencapai Rp. 277.3 triliun, nilai tersebut naik sebesar Rp. 151.4 triliun dibandingkan dengan tahun 212. Salah satu sektor yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang memiliki laju pertumbuhan pada tahun 213 sebesar 3.54% dengan menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar.45% (BPS 214). Data PDB yang berasal dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan dimulai pada tahun 28 hingga 213 memperlihatkan peningkatan nilai PDB atas harga konstan 2 yang dihasilkan dengan nilai sebesar Rp. 284.6 miliar pada tahun 28 dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 213 dengan nilai PDB sebesar Rp. 339.9 triliun pada tahun 213. Dari nilai tersebut subsektor peternakan merupakan salah satu sektor yang berkontribusi terhadap pembentukan produk domestik bruto dengan nilai sebesar Rp. 35.4 triliun pada tahun 28 dan terus mengalami peningkatan nilai PDB hingga Rp. 43.9 triliun pada tahun 213. Oleh karena itu, subsektor peternakan diharapkan mampu berperan sebagai penunjang pertumbuhan perekonomian nasional. Produk subsektor peternakan yang menjadi salah satu sumber daya penting dan berpotensi sebagai penggerak ekonomi nasional adalah produk unggas, karena merupakan sumber protein hewani dengan harga relatif murah dibandingkan dengan produk daging ruminansia dan dinilai mampu menjadi alternatif subtitusi konsumsi daging ditengah tekanan krisis seperti yang terjadi pada tahun 28. Produk unggas juga berperan dalam meningkatkan kecerdasan dan kesehatan masyarakat karena daging dan telur ayam merupakan sumber protein yang berkualitas dengan harga terjangkau. Saat ini 65% daging yang dikonsumsi masyarakat Indonesia berasal dari daging ayam (Poultry 214). Kemudian, jika dibandingkan dengan produk peternakan lainnya, produk unggas merupakan sumber penghasil daging nasional terbanyak dengan komoditas utama yaitu ayam ras pedaging. Perkembangan peternakan khususnya unggas tidak terlepas dari keberadaan industri pakan ternak. Industri pakan ternak sangat berperan dalam mendukung industri peternakan karena pakan memiliki kontribusi sebesar 7% dari biaya produksi peternakan. Ketersediaan pakan merupakan faktor yang krusial pada budidaya ternak karena berimplikasi pada peningkatan keuntungan usaha. Ketersediaan pakan yang berkualitas dengan harga yang murah merupakan jaminan keberlangsungan industri peternakan. Industri peternakan harus dapat didukung dengan ketersediaan pakan yang mampu memenuhi kebutuhan pakan hewan ternak. Berdasarkan data produksi pakan ternak di indonesia dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah produksi pakan ternak. Pertumbuhan produksi pakan ternak nasional menunjukkan tren yang positif. Pada tahun 29 produksi pakan ternak di indonesia sebesar 9.8 juta ton dan meningkat pada tahun 213 dengan produksi pakan ternak sebesar 14.3 juta ton. Perkembangan produksi pakan ternak nasional dapat dilihat pada Gambar 1.

2 16 Juta ton 14 12 1 8 6 9.8 9.9 11.3 12.9 14.3 4 2 29 21 211 212 213 Sumber : GPMT dalam Poultry (214) Gambar 1 Produksi pakan ternak di Indonesia Pertumbuhan kinerja produksi pakan nasional yang semakin meningkat memberikan gambaran produktivitas industri peternakan yang baik di indonesia. Peningkatan produksi pakan juga didorong oleh peningkatan populasi unggas karena mendorong permintaan pakan ternak. Industri pakan ternak indonesia sebagian besar merupakan industri pakan ternak unggas/ayam ras. Karena sebesar 83% pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan unggas, sisanya sebesar 6% pakan untuk babi, 3% pakan sapi perah, 7% pakan akuakultur, dan 1% pakan lainnya (Hermanta 27). Peningkatan populasi ayam di indonesia saat ini memberikan gambaran prospek yang baik pada industri pakan ternak. Menurut data Direktorat Jenderal peternakan terjadi peningkatan populasi ternak ayam di indonesia. Peningkatan populasi tersebut merupakan peluang bagi industri pakan ternak untuk meningkatan penjualan pakannya. Hal tersebut akan mendorong perusahaan pakan ternak untuk bersaing dalam merebut pangsa pasar pakan ternak. Pertumbuhan populasi ayam dalam lima tahun terakhir tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. 16 14 12 Juta ekor 1 8 6 4 2 29 21 211 212 213 ayam pedaging ayam petelur ayam buras Sumber : Ditjennak (213) Gambar 2 Populasi ayam ternak di Indonesia

Menurut Indonesian Commercial (28) sebaran industri pakan ternak berskala besar tersebar di Indonesia terdapat di delapan provinsi yaitu Sumatera Utara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, dan Sulawesi Selatan. Berdasarkan data Kementrian perindustrian pada tahun 213, Saat ini terdapat 99 perusahaan yang bergerak pada industri pakan ternak. Jumlah industri pakan ternak terbanyak berada pada provinsi Jawa Timur dengan jumlah sebanyak 23 perusahaan pakan ternak. Untuk wilayah Sumatera, industri pakan ternak terbanyak berada pada Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah perusahaan sebanyak sembilan perusahaan pakan ternak. Lokasi Sumatera Utara yang strategis menjadikan wilayah tersebut menjadi lokasi yang baik untuk investasi pabrik pakan karena kemudahan akses bahan baku dan importasi bahan baku yang lebih mudah melalui Batam. Menurut Poultry (214) Sumatera Utara menjadi pilihan investasi pabrik pakan karena kemudahan memperoleh bahan baku (jagung dan dedak), fasilitas dan infrastruktur yang memadai seperti sarana transportasi dan pelabuhan. Selain itu adanya rencana Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) untuk melakukan pengembangan pelabuhan Belawan menuju pelabuhan kontainer yang besar dan bergabung menjadi satu kesatuan dengan 5 pelabuhan lainnya di Indonesia sehingga menjadi pelabuhan kontainer terbesar keempat di dunia (PELINDO 212). Hal tersebut akan memudahkan akses transportasi dan importasi bahan baku. Kondisi Sumatera Utara yang dinilai strategis sebagai lokasi industri pakan ternak di wilayah Sumatera akan memberikan dampak terhadap persaingan yang terjadi pada industri pakan di wilayah tersebut. Melihat kondisi makro pada sektor peternakan yang sangat baik yaitu ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan sektor peternakan terutama pada peternakan unggas, tentu akan memberikan dampak terhadap peningkatan produksi pakan ternak sebagai bagian dari kebutuhan utama peternakan unggas. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan pakan untuk meningkatkan penjualannya dan mendorong peningkatan kapasitas produksi dengan membangun pabrik baru. Hal ini merupakan peluang yang besar sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh industri pakan ternak khususnya pada wilayah Sumatera Utara. PT. Mabar Feed Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang peternakan yang meliputi industri: pakan ternak (feed mill), penjualan bahan baku, komersil farm (broiler dan layer), penjulan pupuk, dan peternakan babi yang berlokasi di Medan - Sumatra Utara. Perusahaan mulai berdiri pada tanggal 15 maret 1976 dan sesuai dengan surat izin dari kantor Dinas perindustrian provinsi daerah tingkat I Sumatera Utara Medan untuk mendirikan dan menjalankan perusahaan makanan ternak dengan No.14 / PERIND / IV / 76 dengan nomor kode 3121 / 14 / 2A tertanggal 27 Mei 1976. Pada awal berdirinya perusahaan hanya memproduksi beberapa jenis pakan ternak yang berbentuk pellet untuk memenuhi kebutuhan ayam potong dan pedaging. Produksi pakan tersebut masih menggunakan alat yang sederhana, namun sejak tahun 198 perusahaan telah menggunakan mesin dan peralatan yang canggih untuk membantu dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Menurut data Dinas peternakan provinsi Sumatera Utara tahun 22, PT. Mabar Feed Indonesia menempati posisi kedua dalam produksi pakan ternak dengan jumlah produksi pakan sebanyak 12.21 ton. Untuk posisi pertama ditempati oleh PT. Charoen Pokphand dengan jumlah produksi sebanyak 34.92 ton pakan per tahun. 3

4 Unit bisnis pakan ternak perusahaan merupakan bisnis utama yang dijalankan dan memiliki penerimaan yang paling besar diantara bisnis lainnya. Berdasarkan data keuangan perusahaan dalam lima tahun terakhir, unit bisnis pakan ternak berkontribusi paling tinggi terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Data keuangan perusahaan juga menunjukkan bahwa unit bisnis pakan ternak memiliki tren pertumbuhan keuntungan yang cukup bagus sehingga menjadi unit bisnis yang penting bagi perusahaan untuk diperhatikan dan dilakukan peningkatan agar menjadi lebih baik lagi pada periode yang akan datang. Kontribusi keuntungan yang dihasilkan oleh unit bisnis perusahaan ditampilkan pada Gambar 3. Juta rupiah 7 6 5 4 3 2 1-1 -2-3 27 28 29 21 211 Pakan Ternak Penjualan Bahan Baku Peternakan Ayam Peternakan Babi Penjualan Pupuk Sumber: Annual Report PT. Mabar Feed Indonesia Gambar 3 Kontribusi keuntungan unit bisnis PT. Mabar Feed Indonesia Tren positif yang dihasilkan oleh unit bisnis pakan ternak harus dapat dijaga oleh perusahaan agar terus memberikan kontribusi yang baik bagi keuntungan perusahaan. Perusahaan harus mampu mengelola dan menganalisis secara mendalam unit bisni pakan ternak sebagai unit bisnis prima perusahaan. Berbagai pengaruh luar yang dapat mempengaruhi kondisi unit bisnis pakan ternak perusahaan harus dapat dinetralisir sehingga tidak memberikan dampak yang signifikan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus melakukan analisis yang mendalam pada unit bisnis pakan ternak sehingga dapat mengelola kondisi internal Berdasarkan data keuangan lima tahun terakhir perusahaan diketahui bahwa penerimaan total dari penjualan pakan cenderung meningkat, meskipun pada tahun 21 terjadi penurunan penerimaan total dari penjualan pakan ternak. Penerimaan total yang diperoleh perusahaan pada tahun 27 sebesar Rp. 433,9 miliar dan pada tahun 211 tercatat penerimaan total dari penjualan pakan ternak sebesar Rp. 55,93 miliar. Gambar 4 menunjukkan penerimaan yang diperoleh perusahaan dari penjualan pakan ternak dalam lima tahun terakhir.

5 6 5 Miliar rupiah 4 3 2 1 27 28 29 21 211 Sumber: Annual Report PT. Mabar Feed Indonesia Gambar 4 Penerimaan total pakan ternak PT. Mabar feed indonesia Berdasarkan data diatas diketahui bahwa perusahaan memperoleh penerimaan yang cenderung meningkat dari penjualan pakan ternak setiap tahunnya. Namun, hal tersebut berkebalikan dengan jumlah penjualan pakan perusahaan. Data penjualan perusahaan menunjukkan terjadi penurunan penjualan pakan perusahaan pada lima tahun terakhir (Gambar 4). Perusahaan perlu mencermati dampak penurunan penjualan tersebut karena dapat mempengaruhi pangsa pasar perusahaan. Jumlah (juta kg) 18 16 14 12 1 8 6 4 2 27 28 29 21 211 Sumber: Annual Report PT. Mabar Feed Indonesia Gambar 5 Penjualan pakan ternak PT. Mabar feed indonesia Populasi unggas di Sumatera Utara yang cenderung fluktuatif untuk ayam ras pedaging dengan jumlah populasi yang tidak memperlihatkan kenaikan yang tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan untuk populasi unggas lainnya mengalami pertumbuhan dengan jumlah kenaikan yang tidak terlalu besar, menunjukkan populasi unggas di Sumatera Utara tidak mengalami peningkatan yang tinggi sebagai peluang untuk industri pakan ternak di Sumatera Utara (Gambar 5). Hal tersebut juga menunjukkan bahwa pangsa pasar pakan ternak tidak mengalami kenaikan yang tinggi sehingga perusahaan pakan ternak ada akan

6 lebih ketat dalam bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar yang ada agar dapat bertahan dan mampu meningkatkan penjualannya. Melihat kondisi tersebut PT. Mabar Feed Indonesia perlu mengantisipasi dalam melakukan penjualan pakan ternak untuk merebut pangsa pasar yang ada. Tren populasi unggas di Sumatera Utara dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 5. Jumlah (Juta ekor) 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 29 21 211 212 213 Sumber: BPS Sumut (213) Gambar 6 Populasi ternak unggas Sumatera Utara ayam pedaging ayam petelur ayam buras Persaingan yang semakin bertambah pada industri pakan ternak di Sumetera Utara ditandai juga dengan adanya salah satu perusahaan asal Cina yang akan berinvestasi di wilayah Medan adalah PT. New Hope Indonesia. Dengan nilai investasi ditaksir mencapai Rp 5 miliar akan menghasilkan pakan unggas sebanyak 24. ton per bulan (Kontan 213). Keberadaan industri tersebut dapat memberikan dampak terhadap pangsa pasar PT. Mabar Feed Indonesia. Untuk menghadapi permasalahan yang muncul dan berdampak terhadap perusahaan, maka perusahaan perlu memaksimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki guna mengantisipasi dan mengatasi keadaan tersebut. Selain itu, PT. Mabar Feed Indonesia juga memiliki rencana untuk melakukan investasi dengan membuka pabrik pakan baru yang berlokasi di Batam. Agar dapat berhasil dan dapat bersaing di lokasi yang baru, maka perusahaan harus mampu mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki untuk membantu perusahaan dalam menghasilkan kinerja yang baik dan dapat berkompetisi dengan perusahaan lainnya. Menurut Collis (1994) dalam Absah (28) penggunaan sumber daya memiliki banyak keunggulan potensial bagi perusahaan seperti pencapaian efisiensi yang lebih besar dan selanjutnya biaya yang lebih rendah, peningkatan kualitas dan kemungkinan pangsa pasar serta profitabilitas yang lebih besar. (Grant 21) menyatakan pentingnya penekanan terhadap peran sumber daya dan kapabilitas sebagai dasar untuk strategi karena dua faktor yaitu lingkungan industri perusahaan yang semakin tidak stabil, sehingga sumber daya dan kapabilitas internal perusahaan sebagai dasar yang lebih aman dalam perumusan strategi, kemudian semakin jelas bahwa keunggulan kompetitif merupakan sumber keuntungan superior dibandingkan daya tarik industri. Penggunaan teori pandangan berbasis sumber daya (resource based view) dapat membantu perusahaan dalam menganalisis keunggulan kompetitif

7 perusahaan yang dapat digunakan dalam menghadapi persaingan dan menciptakan nilai ekonomis yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Pendekatan analitis pandangan berbasis sumber daya (resource based view) menekankan peningkatan keunggulan kompetitif yang berasal dari sumberdaya strategis organisasi (Peteraf 1993; Teece et al. 1997; dan Barney 27). Pendekatan pandangan berbasis sumber daya (resource based view) menyatakan bahwa perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan memperoleh keuntungan superior dengan memiliki atau mengendalikan aset-aset strategis baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Menurut pendekatan pandangan berbasis sumber daya (resource based view), perusahaan merupakan sekumpulan sumber daya strategis dan produktif yang unik, langka, kompleks, saling melengkapi dan sulit untuk ditiru para pesaing yang dapat dimanfaatkan sebagai elemen untuk mempertahankan strategi bersaingnya. Melalui pendekatan pandangan berbasis sumber daya (resource based view), keunggulan kompetitif dapat diciptakan jika perusahaan secara efektif dapat mengidentifikasi, mengembangkan dan mendayagunakan sumber daya strategisnya untuk memaksimasi pendapatan (Fahy 2). Penelitian ini penting untuk membantu PT. Mabar Feed Indonesia mengetahui sumber daya dan kapabilitas perusahaan yang memiliki potensi dengan menggunakan rantai nilai (value chain) untuk menganalisis dan mengidentifikasi kombinasi sumber daya dan kapabilitas perusahaan dan pendekatan pandangan berbasis sumber daya (resource based view) sehingga dapat menghasilkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Rumusan Masalah Industri pakan ternak merupakan bisnis yang strategis karena peningkatan jumlah populasi unggas nasional saat ini akan mendorong permintaaan pakan ternak. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi perusahaan lainnya untuk melakukan investasi pada bisnis pakan ternak. Salah satu perusahaan pakan asal negara Cina yang melakukan investasi pakan ternak di Sumatera Utara adalah PT New Hope Indonesia. Kondisi tersebut menjadi indikator bertambahnya persaingan yang akan terjadi pada bisnis pakan ternak khususnya pada wilayah Sumatera Utara. Meskipun populasi ternak nasional mengalami peningkatan, namun kondisi populasi unggas wilayah Sumatera Utara bersifat fluktuatif dan tidak mengalami peningkatan yang tinggi. Hal tersebut akan menyebabkan ketatnya persaingan antar perusahaan pakan ternak di wilayah Sumatera Utara. Kondisi persaingan yang semakin ketat ditandai dengan bertambahnya perusahaan pakan ternak dan pasar unggas yang bersifat fluktuatif dan tidak mengalami peningkatan yang tinggi maka mengharuskan PT. Mabar Feed Indonesia mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan keunggulan kompetitif terhadap perusahaan lainnya. Dengan adanya keunggulan tersebut akan memberikan nilai yang berbeda dan manfaat bagi perusahaan untuk terus berkembang dan menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan mampu menikmati keuntungan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Selain itu, adanya rencana perusahaan untuk membangun pabrik baru di wilayah Batam menyebabkan perusahaan perlu mengetahui potensi sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki untuk membantu menghadapi kondisi eksternal yang dapat

8 berdampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan. PT. Mabar Feed Indonesia yang telah berdiri selama lebih dari 3 tahun menunjukkan bahwa perusahaan memiliki sumberdaya dan kapabilitas sehingga mampu bertahan pada bisnis pakan ternak. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan kapabilitas yang dapat meuytnjadikan keunggulan bagi perusahaan sehingga mampu bersaing dengan kompetitornya. Perumusan masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Apa saja sumber daya dan kapabilitas PT. Mabar Feed Indonesia yang dapat menjadi keunggulan kompetitif perusahaan? 2. Bagaimana potensi sumber daya dan kapabilitas PT. Mabar Feed Indonesia untuk menciptakan keunggulan kompetitif? 3. Apa saja cara yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam mengoptimalkan potensi sumberdaya dan kapabilitas perusahaan untuk membangun keunggulan kompetitif? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Melakukan identifikasi sumber daya dan kapabilitas PT. Mabar Feed Indonesia. 2. Melakukan penilaian sumber daya dan kapabilitas PT. Mabar Feed Indonesia yang mampu menjadi sumber keunggulan kompetitif berkelanjutan. 3. Membuat rumusan strategi alternatif dalam mengeksploitasi sumberdaya dan kapabilitas untuk mengembangkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu: 1. Bagi penulis, mensintesa salah satu analisis internal menggunakan teori pandangan berbasis sumber daya dari beberapa teori analisis internal lainnya seperti generik porter, rantai nilai, dynamic capability dll dalam menganalisis keungulan kompetitif perusahaan. 2. Bagi perusahaan, memberikan evaluasi dan masukan bagi perusahaan untuk membuat kebijakan dalam meningkatkan keunggulan perusahaan. 3. Bagi akademisi, memperkaya materi dan menjadi referensi manajemen strategi dari kalangan akademisi. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan strategi keunggulan kompetitif bisnis pakan ternak pada PT. Mabar Feed Indonesia dengan ruang lingkup persaingan industri pakan ternak yang terdapat di wilayah Medan Sumatera Utara. Analisis yang dilakukan hanya pada internal perusahaan dalam menghadapi persaingan luar.

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB