BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

PENGEMBANGAN OBSERVATORIUM BOSSCHA DI LEMBANG

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN

MUSEUM ASTRONOMI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain RICHARD MEIER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB 3 METODE PERANCANGAN. dalam studi Arsitektur, yang dilakukan secara runtun mulai dari munculnya ide

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Jawa Tengah in Figures 2010 (Jawa Tengah dalam Angka 2010)

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

SEKOLAH TINGGI ASTRONOMI DI KOTA PARE-PARE TEMA ARSITEKTUR METAFORA

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian dari langkahlangkah

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( Tugas Akhir Periode 96)

BAB 3 METODE PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini jenis data yang. penyinaran cahaya matahari yang didapatkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

WAHANA RADIO SIARAN SWASTA DI SURABAYA

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB III METODE PERANCANGAN

TAMAN RIA DI SEMARANG

BAB III METODE PERANCANGAN

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

. Pendekatan Teknologi Tinggi pada Sistim Bangunan sebagai Faktor Penentu Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB 1 PENDAHULUAN... BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer (pc) sangat maju dengan pesat di era

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. mewakili kompleksitas pemahaman Islam di Indonesia khususnya di Malang.

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengalami kemajuan pesat sejak Perang Dunia ke 2. Salah satu bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengalami kemajuan pesat adalah bidang Antariksa. Teknologi Antariksa sudah dikembangkan sejak PD 2, khususnya di negara negara maju seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang. Bidang Antariksa tersebut senantiasa berkembang dari waktu ke waktu, khususnya bidang peroketan. Contoh dari perkembangan dibidang antariksa adalah pembuatan pembuatan stasiun ruang angkasa besar. Stasiun ruang angksa itu berputar dan dimanfaatkan untuk riset meteorologi, astronomi, keadaan tanpa gravitasi, fisika vakum tinggi, radiasi matahari, kosmos, serta komunikasi. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia, khususnya dalam hal Ilmu Astronomi dan keantariksaan saat ini kurang diminati. Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memahami ilmu astronomi dan keantariksaan, karena terdapat kesenjangan pemahaman ilmu ke masyarakat. Untuk memasyarakatkan ilmu tersebut, maka bangsa Indonesia harus membuat sarana yang dapat menampung kegiatan kegiatan di bidang antariksa. Dengan dibuatkan sarana berupa fasilitas pendidikan antariksa seperti Observatorium dan Planetarium, diharapkan masyarakat dapat memahami ilmu astronomi. Saat ini di Indonesia fasilitas yang ada terletak di Kota Bandung dan Jakarta yaitu Observatorium Bosscha dan Planetarium Jakarta. Observatorium Bosscha ini dibangun oleh Nederlandsch Indische Sterrenkundige Vereeniging ( NISV ) atau disebut juga Perhimpunan 1

Bintang Hindia Belanda. Observatorium Bosscha saat itu bertujuan untuk memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium kepada pemerintahan RI. Setelah Institut Teknologi Bandung ( ITB ) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan fomal Astronomi di Indonesia. Lalu di Jakarta sendiri mempunyai Planetarium Taman Ismail Marzuki. Planetarium Jakarta ini dibangun pada tahun 1964 atas gagasan Presiden Soekarno. Pada waktu itu Presiden sangat mengharapkan rakyat Indonesia khususnya masyarakat Jakarta, sedikit demi sedikit akan meningkat pengetahuannya mengenai bendabenda langit, galaksi, serta Jagat Raya ini, dsb. Perbedaan Observatorium Bosscha dengan Planetarium Jakarta ini sangat jelas, dari segi fungsi Observatorium Bosscha berfungsi sebagai lembaga penelitian dan pendidikan, sedangkan Planetarium Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menyajikan pertunjukan atau peragaan simulasi perbintangan. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia, merupakan tempat yang tepat untuk mendirikan Planetarium dan Museum Astronomi. Dengan adanya Planetarium yang sudah ada, maka Planetarium yang akan dirancang akan dikembangkan menjadi suatu wisata atau wahana bermain yang bersifat edukatif rekreatif. Dengan wahana tersebut dapat meningkatan apresiasi masyarakat terhadap sarana yang mampu membuat ilmu astronomi memasyarakat. 2

1.2. MAKSUD dan TUJUAN 1.2.1. MAKSUD Menyediakan fasilitas penyampaian informasi yang berkaitan dengan astronomi atau ilmu perbintangan dan perkembangan kemajuan IPTEK khususnya dibidang Astronomi yang bersifat hiburan, dimana Planetarium merupakan saran yang bersifat education. 1.2.2. TUJUAN Adapun tujuan proyek ini sebagai berikut : 1. Aspek Fungsional Menyediakan sarana yang bersifat rekreatif dan educatif dalam hal ini penyampaian Ilmu Pengetahuan bidang Astronomi kepada masyarakat luas. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap ilmu pengetahuan khususnya dibidang Antariksaan. Meningkatkan kualitas ruang kota dan pelayanan kota dengan penyediaan kota dan penyediaan fasilitas dan sarana yang bersifat edukatif rekreatif. 2. Aspek Ekonomi Meningkatkan jumlah wisata baik luar dari dalam kota maupun dari luar kota ataupun luar negeri. Meningkatkan industri yang berkaitan dengan astronomi dan teknologi antariksa. 3. Tujuan Khusus Tujuan khususnya agar terciptanya sarana edukatif yang bernuansa rekreatif dan berkualitas. 3

Memasyarakatkan Ilmu Pengetahuan Astronomi dan Ilmu Pengetahuan Teknologi di kalangan masyarakat. Menambah wawasan masyarakat tentang Ilmu Pengetahuan Astronomi. 1.3. RUMUSAN MASALAH Bagaimana menyediakan fasilitas fasilitas Planetarium secara optimal di atas lahan yang terbatas. Membuat Design Planetarium yang berbeda agar dapat menjadi daya tarik tersendiri namun tetar mengacu pada faktor kenyaman dan kemungkinan untuk dapat dibangun. Bagaimana menyediakan pertunjukan ilmu perbintangan atau astronomi mengenai bintang bintang untuk mengetahui lebih banyak ilmu pengetahuan tentang luar angkasa dan alam semesta pada planetarium. 1.4. LINGKUP PEMBAHASAN Lingkup pembahasan skripsi ini dibatasi pada skala pelayanan dan fasilitas yang diperlukan oleh masyarakat pada Planetarium dan Museum Astronomi, dan juga dibatasi pada perencanaan dan perancangan arsitektur pada tema yang terpilih. 4

1.5. KERANGKA ALUR PIKIR Latar Belakang Kurang fasilitas rekreasi pendidikan informasi tentang IPTEK seperti Planetarium. Judul Proyek PLANETARIUM dan MUSEUM ASTRONOMI Tujuan & Sasaran Tujuan : Menyediakan wadah yang dapat memberikan pemahaman tentang isi dan susunan alam semesta Sasaran : Menghasilkan bentuk bangunan Planetarium dan Museum Astronomiyang dapat mengespresikan kegiatan di dalamnya. Tinjauan Proyek Definisi Planetarium dan Museum Astronomi. Fasilitas fasilitas yang tersedia. Pemilihan Lokasi Jakarta Data Studi Kasus Studi Literatur Tema Konsep & Pemikiran Analogi Arsitektur pd bangunan Permasalahan Arsitektural Membuat Design Planetarium yang berbeda agar dapat menjadi daya tarik tersendiri namun tetar mengacu pada faktor kenyaman dan kemungkinan untuk dapat dibangun. Bagaimana menyediakan pertunjukan ilmu perbintangan atau astronomi mengenai bintang bintang untuk mengetahui lebih banyak ilmu pengetahuan tentang luar angkasa dan alam semesta pada planetarium. Batasan Standard Perancang an RBWK/ RRTRW Analisa Konsep Perancangan LINGKUNGAN Penentuan Lokasi Analisa Lokasi Sudut pandang & Orientasi tapak MANUSIA Analisa Pengunjung Jenis kegiatan Pengunjung Analisa Sirkulasi Pengunjung BANGUNAN Pola Gubahan Massa Fisik & Penampilan Struktur Bangunan Pencahayaan Penghawaan Keamanan Desain Feed back Feed back 5

1.6. METODE PEMBAHASAN Metode pendekatan pemecahan masalah yang dipakai dalam pembahasan skripsi ini melalui 3 tahapan, yaitu : Pengumpulan data dengan mengadakan : Studi Literatur Mempelajari literature yang berkaitan dengan teori teori, standart standart, data data yang berhubungan dengan proyek baik fisik maupun non fisik. Studi Lapangan Mengadakan wawancara dengan pihak yang terkait dengan proyek ini, Mengadakan peninjauan langsung ke lokasi ( site ) yang akan direncanakan. Proses Analisa Proses analisa perancangan dilakukan dengan sistem pendekatan seperti yang menggabungkan 3 aspek yang saling menunjang, yaitu : 1. Aspek Manusia Analisa yang berkaitan dengan pemakai dan aktivitas, kebutuhan dan kapasitas ruang melalui studi ruang yang akan menghasilkan luas ruang, dimensi, hubungan dan zoning ruang yang dapat menampung seluruh aktivitas Planetarium dan Museum Astronomi. 2. Aspek Lingkungan Analisa yang berkaitan dengan pemilihan tapak, dan potensi lingkungan yang mendukung perencanaan dan perancangan proyek Planetarium dan Museum Astronomi. 6

3. Aspek Bangunan Analisa pengolahan bentuk bangunan, pola massa, sistem struktur dan utilitas, penataan ruang dan perlengkapan bangunan. 1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan mengikuti pola penelitian ilmiah dengan menggunakan metode deduktif sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Membahas tentang pendahuluan yang meliputi deskripsi proyek, latar belakang, maksud dan tujuan perencanaan, permasalahan, asumsi pembatasan lingkup persoalan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN UMUM Pada bab ini diuraikan hal hal yang menyangkut gambaran proyek secara umum, yang menyangkut judul proyek, tema, lokasi, sifat proyek, luas lahan, luas bangunan, fasilitasfasilitas yang akan diberikan, juga berisi difinisi judul proyek, tinjauan teoritis dari proyek tersebut, penjelasan Planetarium di Indonesia. BAB III TINJAUAN KHUSUS Pada bab ini akan diuraikan secara umum mengenai tema yang diambil dan hubungannya dengan lokasi tapak, serta tinjauan teoritis yang menyangkut tema, berupa keterkaitan bangunan dengan tema yang diambil. 7

BAB IV ANALISA PERENCANAAN Pada bab ini akan dikemukakan berbagai analisa yang menyangkut pemilihan lokasi tapak, analisa program perencanaan dan perencanaan non fisik, yang menyangkut analisa pendekatan pelaku, aktivitas dan program ruang, analisa arsitektur bangunan, analisa struktur dan perlengkapan bangunan. BAB V KONSEP PERANCANAAN Dalam bab ini berisikan konsep dasar perencanaan sesuai dengan tema, konsep tapak dan lingkungan, konsep perancangan dan perencanaan serta perlengkapan bangunan. 8