BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. persen kerusakan jalan disebabkan oleh air. Sementara aggregat memiliki daya tarik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan sarana transportasi, salah satunya adalah jalan. Jalan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ini pemerintah DKI Jakarta mencoba mengeluarkan salah satu solusi yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 ( ) ISSN:

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

STUDI EKSPERIMENTAL PENAMBAHAN ZAT ADITIF ANTI STRIPPING PADA KINERJA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-WC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan adalah sebagai salah satu prasarana transportasi sangat penting pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI, PASIR ANGGANA, DAN SPLIT PALU ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disektor ekonomi, sosial budaya, politik, industri, pertahanan dan keamanan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN WARM MIXED ASPHALT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN KINERJA ANTI STRIPPING AGENT WETFIX BE DENGAN DERBO-401 UN 2735 PADA AC WC YANG MENGGUNAKAN AGGREGAT DARI PATUMBAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai

KAJIAN EKSPERIMENTAL CAMPURAN HRS-WC DENGAN ASPAL MINYAK DAN PENAMBAHAN ADITIF LATEKS SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

PENGGUNAAN ASBUTON EKSTRAKSI SEBAGAI BAHAN CAMPURAN LATASTON HOT ROLLED SHEET WEARING COARSE

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jalan sebagai prasarana transportasi adalah salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POLITEKNOLOGI VOL. 16 No. 1 JANUARI 2017 ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat.

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari, selain itu jalan juga memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH SERBUK BESI TERHADAP CAMPURAN ASPAL PANAS JENIS AC-WC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN

VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN SMA (SPLIT MASTIC ASPHALT) GRADING 0/11 MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH

KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT SEBAGAI LAPISAN WEARING COURSE (WC)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prasarana jalan berkaitan erat dengan pertumbuhan pembangunan di berbagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Selain itu jalan juga berperan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Terkait dengan pentingnya peranan jalan di atas, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan sebagai penyelenggara jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan. Merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010, standar pelayanan minimal kondisi jalan harus dapat menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman sesuai dengan kecepatan rencana Dengan perkembangan lalu lintas yang semakin padat dan perubahan cuaca yang semakin tidak menentu ditambah lagi dengan curah hujan dan kelembaban yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan terjadinya banjir dan menggenangi seluruh badan jalan. Hal ini yang mengakibatkan perkerasan jalan akan lebih cepat mengalami kerusakan-kerusakan dini (sebelum masa pelayanan habis), terutama kerusakan yang disebabkan oleh air. Sementara masa pelayanan sangat ditentukan oleh kualitas suatu campuran aspal, dimana kualitas campuran beraspal tersebut tergantung pada beberapa faktor, yaitu antara lain kualitas masing-masing bahan yaitu sifat-sifat fisik agregat, Gradasi agregat, dan sifat fisik aspal itu sendiri. Campuran beraspal sendiri sebagian besar adalah agregat, dan salah satu sifat agregat adalah memiliki daya tarik yang tinggi terhadap air, dan agregat yang

basah umumnya menolak aspal. Hal tersebut yang membuat aspal mudah terkelupas oleh air dan terjadi pelepasan butiran-butiran agregat mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada badan jalan. Pada umumnya kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan penyebab yang saling kait mengait. Kerusakan kecil yang terjadi apabila tidak segera dilakukan penanganan, menyebabkan kerusakan akan semakin parah dan pengaruhnya semakin luas, sehingga dapat memperpendek umur rencana jalan dan dapat membahayakan pengguna lalu lintas. Kerusakan-kerusakan pada perkerasan jalan karena pengelupasan dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu : 1. Lalu lintas, yaitu dapat berupa peningkatan beban lalu lintas, ini terjadi setelah terendam air hujan, air yang tersisa di perkerasan jalan dipaksa masuk ke dalam lapisan oleh beban kendaraan. Hal ini menyebabkan tekanan hidrostatik yang luar biasa, sehingga masuk melalui diantara pori-pori ikatan antara aspal dan agregat yang akhirnya akan menyebabkan ke pengupasan film pengikat dari permukaan agregat. 2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik, naiknya air tanah akibat sifat kapilaritas. Air dapat menyebabkan terkelupasnya ikatan : Pelepasan butir (Chipping loss). Melemahnya daya ikat (lekat) antara aspal dan agregat pada campuran beraspal dan juga diantara lapisan perkerasan jalan. Pada sistem pelapisan perkerasan didalam perencanaan (in Plan). 3. Penurunan stabilitas mekanikalnya atau mengakibatkan deformasi lebih awal. 4. Material yang tidak berkualitas yang disebabkan oleh mekanisme pengolahan bahan yang tidak baik. 5. Iklim tropis, suhu udara dan curah hujan yang tinggi yang dapat mengakibatkan banjir dan menggenangi badan jalan.

Contoh beberapa gambar kerusakan jalan di kota Palu dan Bandung akibat pengelupasan (stripping) dapat dilihat pada gambar 1.1 sampai 1.4 dibawah ini. Gambar 1.1 kerusakan jalan akibat pelepasan Butiran (loss of chipping) Gambar 1. 2 kerusakan jalan akibat pengelupasan karena air/banjir) Gambar 1.3 kerusakan jalan berlubang (potholes) Akibat selalu tergenang oleh air Gambar 1.4 kerusakan jalan akibat pelepasan Butir dan pengelupasan, karena kondisi jalan selalu lembab Salah satu cara untuk mengatasi kerusakan-kerusakan pada jalan yang diakibatkan oleh air dan kelembaban adalah dengan memperbaiki perilaku campuran beraspalnya, yaitu dengan cara meningkatkan kualitas sifat-sifat aspal, kualitas agregat, dan memperbaiki mekanisme pengolahan dan gradasi

agregatnya. Meningkatkan kualitas dari sifat aspal adalah dengan cara memodifikasi aspalnya, atau dengan menambahkan suatu bahan tambah atau zat kimia yang diharapkan dapat meningkatkan mutu aspal maupun campuran beraspalnya. Bahan tambah atau zat kimia yang dimaksud adalah zat anti pengelupasan (anti stripping agent). Zat anti pengelupasan (Anti Stripping Agent) merupakan suatu zat adiktif yang dapat merubah sifat aspal dan agregat, meningkatkan daya lekat dan ikatan, serta mengurangi efek negatif dari air dan kelembaban sehingga menghasilkan permukaan berdaya lekat tinggi. Hal ini akan mengurangi terjadinya pelepasan butiran pada aspal. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan terjadinya kerusakan jalan oleh air, memperpanjang waktu pelapisan ulang hotmix dengan biaya perawatan yang lebih rendah. Pada spesifikasi umum Bina Marga 2010 pun, Aditif kelekatan atau anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam bentuk cairan kedalam campuran agregat dengan mengunakan pompa penakar (dozing pump) pada saat proses pencampuran basah di pugmil. Kuantitas pemakaian aditif anti striping agent dalam rentang 0,2% - 0,3 % terhadap berat aspal. Anti striping agent harus digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak boleh digunakan pada aspal modifikasi yang bermuatan positif, namun juga spesifikasi umum 2010 tidak menyebutkan jenis anti strippingnya. Sedang pada spesifikasi umum Bina Marga pada revisi (1) tahun 2011, kuantitas pemakaian aditif anti stripping dalam rentang 0,2% - 0,4% terhadap berat aspal. Tetapi bilamana stabilitas marshall sisa setelah perendaman selama 24 jam pada temperatur 60 C sama atau lebih besar dari 90% maka bahan anti pengelupasan yang digunakan haruslah yang disetujui oleh Direksi. Ada beberapa contoh referensi tentang penggunaan anti stripping agent terhadap beton aspal yang telah dilakukan, salah satunya yang melakukan penelitian tersebut adalah dari Universitas Sumatra Utara, didalam penelitiannya mengenai perbandingan dua jenis anti stripping agent yaitu jenis wetfix-be dengan jenis derbo terhadap campuran AC-WC menggunakan agregat dari

Patumbak dan spesifikasi umum Bina Marga 2006. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa dengan ditambahkannya anti stripping agent pada campuran beraspal, hasilnya kecenderungan mengalami kenaikan dibandingkan dengan yang tanpa anti stripping agent. Peningkatan itu terjadi nilai kepadatan dari 2,342 sebelumnya setelah ditambahkan 0,2% ASA menjadi 2,343 dari berat aspal, stabilitas sebelumnya 1032 setelah ditambahkan 0,2 % menjadi 1072 dan yang paling utama adalah pada nilai stabilitas sisa yang sebelumnya 77,22% menjadi 87,43% dengan kenaikan sebesar 10,21% dengan penambahan ASA yang sangat sedikit tetapi memperoleh hasil yang begitu baik. Dengan begitu dari penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dengan menambahkan anti stripping agent dapat meningkatkan kinerja dari suatu campuran beraspal. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka itu yang menjadi pertimbangan dan titik tolak pembahasan Tugas Akhir ini dengan mengambil judul : Optimalisasi Penambahan Anti Stripping Agent Wetfix-Be Pada Campuran Aspal Panas (AC-WC) dengan menggunakan agregat lokal dari Lab Uji Bahan Politeknik Negeri Bandung. Pada penyelesaikan tugas akhir ini, dimulai dengan membuat perancangan campuran beraspal panas (AC-WC) dengan gradasi kasar, selanjutnya menentukan kadar aspal optimum. Campuran beraspal pada kadar aspal optimum tersebut yang ditambahkan dengan zat anti stirpping agent jenis wetfix-be dengan menggunakan metode Marshall dan pendekatan kepadatan mutlak. Pengujian Marshall yang dilakukan sama dengan yang dilakukan peneliti sebelumnya, yaitu dari Universitas Sumatra Utara. Yang membedakan tugas akhir ini dengan tugas akhir yang dari Universitas Sumatra Utara adalah terletak pada agregat dan spesifikasinya. Tugas akhir ini menggunakan agregat lokal dari Lab. Uji Bahan Polban sedangkan mereka (dari USU) menggunakan agregat lokal dari Patumbak. Apakah dengan agregat yang berbeda akan mendapatkan hasil yang sama. didalam spesifikasi umum Bina marga 2010 pada seksi 6.3.3 tentang campuran beraspal panas, mengharuskan bahwa setiap perancangan campuran beraspal

disyaratkan untuk menunjukkan semua usulan metoda kerja, agregat, aspal, dan campuran yang memadai dengan membuat dan menguji campuran percobaan di laboratorium, dengan menguji sifat-sfat dan kualitas dari suatu agregat dapat mengindikasikan sifat campuran yang berbeda, itu mungkin disebabkan karena sifat-sifat dan kualitas dari suatu agregat selalu akan berbeda dengan sumber yang berbeda. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Maksud dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan anti stripping agent jenis wetfix-be dengan variasi 0,2% ; 0,25% ; 0,3% ; 0,35% ; 0,4% ; 0,45% dan 0,5% terhadap berat aspal, pada campuran beraspal panas (AC-WC) dengan menggunakan agregat lokal dari Lab.Uji Polban, dengan metode marshall dan pendekatan kepadatan mutlak. 1.2.2 Tujuan Tujuannya adalah mengoptimalisasi zat anti stripping agent jenis wetfixbe pada campuran beraspal panas (AC-WC) bergradasi kasar dengan menggunakan agregat lokal dari Polban dan aspal pen 60/70 dari PT. Pertamina pada kadar aspal optimum dengan spesifikasi umum Bina Marga 2010. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a. Melakukan pengujian sifat-sifat aspal tanpa penambahan anti stripping agent. b. Melakukan pengujian agregat c. Membuat Rancangan campuran beraspal dengan metode Marshall dengan pendekatan kepadatan mutlak (SNI 06-2489-1991 dan No. 025/T/BM/1999). Kajian hanya terbatas pada Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) pada gradasi kasar. d. Bahan yang digunakan dalam percobaan campuran beraspal ini adalah :

Agregat (split, screen, dan abu batu), agregat lokal berasal dari Laboratorium Uji Bahan Politeknik Negeri Bandung, Aspal keras dengan penetrasi 60/70 berasal dari PT. Pertamina, Bahan pengisi (filler) adalah semen tiga roda. Dan anti stripping agent yang digunakan adalah jenis Wetfix-Be. 1.4 Sistematik Penulisan Secara garis besar penulisan Laporan Tugas Akhir ini terbagi dalam Enam bab, yang masing-masing diuraikan menjadi pokok bahasan, antara lain sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembahasan, dan sistimatika penulisan. BAB II BAB III BAB IV BAB V TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang, campuran aspal beton, bahan campuran aspal beton yaitu agregat, aspal, bahan pengisi (filler) dan bahan tambah ( anti stripping agent wetfix-be), METODOLOGI Bab ini menjelaskan tentang, Bagan alir (flow chart), metode pengujian di Laboratorium, pengumpulan data, metode penyusunan tugas akhir, pengujian bahan, pengujian Marshall dan pengujian sifatsifat campuran beraspal (AC-WC). PENGUJIAN LABORATORIUM Bab ini menjelaskan tentang, prosedur pelaksanaan pengujian dan hasil pengujian di laboratorium. ANALISA HASIL DAN PERHITUNGAN Bab ini menjelaskan tentang, analisa kualitas bahan, analisa sifat-sifat campuran (AC-WC) dan optimalisasi kadar anti stripping agent dalam

campuran beraspal dan membandingkan referensi hasil penelitian sebelumnya. BAB VI PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang dapat kami ambil terhadap masalah yang kami bahas DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran ini berupa data-data hasil pengujian yang dilakukan dilaboratorium dalam bentuk tabel maupun grafik-grafik dan gambargambar pelaksanaan pengujian.