ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN MARET DIBANDING BULAN FEBRUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN FEBRUARI DIBANDING BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

LAPORAN BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Kepolisian Republik Indonesia telah terbukti

DATA PIRANTI LUNAK SEKSI PROPAM POLRES SUMBAWA TAHUN 2016

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu

KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp , , Fax

BAB III ORGANISASI POLDA JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS POLRES SUMBAWA TAHUN 2016 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET

DATA PENANGANAN PERKARA PELANGGARAN DISIPLIN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA / PNS POLRI WUJUD PERBUATAN DAN GAR YANG DISANGKAKAN

DATA PENANGANAN PERKARA PELANGGARAN DISIPLIN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA / PNS POLRI WUJUD PERBUATAN DAN GAR YANG DISANGKAKAN

STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS TAHUN 2016

NO ISI SURAT LAMPIRAN KETERANGAN

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Jl. Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp , , Fax.

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB IV PENYELESAIAN KASUS ANGGOTA POLRI

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT QUICK WINS 2015 BIDANG PELAYANAN BPKB DAN STNK DIREKTORAT LANLU LINTAS POLDA MALUKU UTARA

I. PENDAHULUAN. profesi maupun peraturan disiplin yang harus dipatuhi oleh setiap anggota Polri.

DATA PELANGGARAN DISIPLIN SAT LANTAS SEMESTER I TAHUN 2016 URAIAN SINGKAT KEJADIAN

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR SEKSI PROPAM POLRES LOMBOK TIMUR Nomor : R /01/I/ 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penegakan Disiplin bagi Anggota Polri yang Melakukan Pelanggaran di

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT DOMPU LAPORAN BULANAN SEKSI PROPAM POLRES DOMPU BULAN JUNI 2016

DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TIMUR BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2016

POLANTAS DALAM ANGKA TAHUN 2013

DAFTAR ISIAN PIRANTI LUNAK PADA SAT LANTAS POLRES LOMBOK TENGAH YANG BERSUMBER DARI MABES POLRI / POLDA NTB

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan oleh Ankum yang menangani pelanggaran disiplin.

2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Pelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36

DATA PELANGGARAN DISIPLIN ANGGOTA POLRI/PNS POLRES LOMBOK TIMUR BULAN JANUARI JUNI ( SMESTER I ) TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016

DATA CATATAN PERSONEL POLRES SUMBAWA YANG SUDAH SELESAI MASA PENGAWASAN DAN MENDAPAT RPS TAHUN 2017 JENIS PELANGGARAN/TINDAK PIDANA

PERANAN PROPAM POLRES JAYAPURA KOTA DALAM PENANGANAN PERKARA PIDANA YANG DILAKUKAN ANGGOTA POLRI

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

PENERAPAN HUKUMAN DISIPLIN TERHADAP PELANGGRAN DISIPLIN OLEH ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI POLRES SOLOK AROSUKA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perlu dikemukakan terlebih dahulu identitas responden. : Anggota Pembinaan dan Disiplin Bid Propam Polda Lampung

BAB III PENUTUP. II tersebut diatas, maka penulis menarik kesimpulan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. sangat berbeda dalam sifat dan substansinya (Rahardjo, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-RESTRO TNG KOTA-

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) T E N T A N G PENERIMAAN SURAT PENGADUAN MASYARAKAT DAN PENDISTRIBUSIANNYA KEPADA BAGYANDUAN

DATA PIRANTI LUNAK BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA POLRES LOMBOK TENGAH TAHUN 2016 JENIS NOMOR / TAHUN TENTANG JUMLAH KET MABES POLRI / KAPOLRI

INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN)

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI

RENCANA AKSI TAHUN 2017

RENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. 2016

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. Pol. : Kep / 42 / / tentang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MUTASI DI LINGKUNGAN POLRES LOMBOK BARAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

DATA CATATAN PERSONEL POLRES SUMBAWA YANG SUDAH SELESAI MASA PENGAWASAN DAN MENDAPAT RPS SEMESTER I TAHUN 2016 JENIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu lembaga penegak hukum serta merupakan

CATATAN PERSONEL KKEP POLRI DAN PNS POLRI POLRES SUMBAWA BARAT TAHUN 2016

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

TANDA PENGENAL DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI

DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TENGAH DARI BULAN JANUARI - DESEMBER TAHUN 2016

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

ANATOMI DATA LAKA LANTAS TAHUN 2016 POLDA NTB FEBRUARI MARET APRIL DATA PT JASA RAHARJA NAMA DATA LAKA JANUARI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Tindakan. Penggunaan Kekuatan. Pencabutan

Transkripsi:

MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. D A S A R a. Keputusan Kapolri No.Pol: Kep/97/XII/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Perubahan Keputusan Kapolri No.Pol: Kep/53/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-satuan Organisasi Div Propam. b. Keputusan Kadiv Propam Polri No.Pol : Kep/VI/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang Rencana Kerja Div Propam Polri TA. 2010. II. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan pertanggung jawaban tentang pelaksanaan tugas bidang Pembinaan Fungsi pada bulan April 2010. b. Tujuannya adalah memberikan laporan kepada pimpinan terkait dengan permasalahan atau kasus-kasus pelanggaran anggota Polri/PNS dan kegiatan fungsi yang sudah dilaksanakan oleh Divpropam Polri dan jajarannya selama satu bulan. III. RUANG LINGKUP Ruang lingkup laporan ini meliputi analisa data dari laporan rutin dan laporan harian satuan kewilayahan termasuk dari Pus / Bag di lingkungan Divpropam Polri yang sudah diterima pada bulan April 2010. IV. DATA KASUS-KASUS NO JENIS TP MARET APRIL KET 1. Pidana 18 kejadian 28 kejadian Naik 36% 2. Narkoba 6 kejadian 6 kejadian 3. Laka lantas 20 kejadian 18 kejadian Turun 38% 4. Perkelahian Polri & TNI 2 kejadian 7 kejadian Naik 71% 5. Perkelahian Polri & Polri 0 1 kejadian Naik 100 % 6. Penyerangan thdp Polri 18 kejadian 18 kejadian 7. Masalah Senpi 8 kejadian 8 kejadian 8. Masalah Tahanan 5 kejadian 7 kejadian Naik 29% 9. Kasus Unras thdp Polri 14 kejadian 11 kejadian Turun 21% Kebakaran Mako Polri 0 kejadian 4 kejadian Naik 100 % 10. Pelanggaran Disiplin 628 Orang 519 Orang Turun 17% Pelanggaran Tatib 2.175 Orang 1.275 Orang Turun 41% Pelanggaran Kode Etik 16 Orang 8 Orang Turun 50% 11. Pelayanan Pengaduan Masyarakat 73 aduan 107 aduan Naik 32 % / 1) Kasus......

2 1) Kasus Tindak Pidana Jumlah kasus tindak pidana yang dilakukan oleh anggota Polri/PNS selama bulan April 2010 sebanyak 28 kasus, dengan perincian sebagai berikut: NO JENIS MARET APRIL KETERANGAN 1. Penganiayaan 11 19 Naik 42 % 2. Pencurian 0 2 Naik 100 % 3. Pengrusakan 1 2 Naik 50 % 4. Asusila 2 1 Turun 50 % [ Pelaku pelanggaran tindak Pidana melibatkan 44 orang anggota Polri/ Pns dengan golongan kepangkatan sebagai berikut NO GOL.PANGKAT MARET APRIL KET 1. Pama 0 orang 3 orang Naik 100% 2. Bintara 18 orang 41 orang Naik 56% 3. Pns 1 orang 0 orang Turun 100% 2) Jumlah kasus Narkoba yang melibatkan anggota Polri/PNS selama bulan April 2010 sebanyak 6 kejadian dengan perincian sebagai berikut: NO Jenis Narkoba MARET APRIL KET 1. Shabu-shabu 5 5-2. Inex 0 1 Naik 100% NO Katagori MARET APRIL KET 1 Pengedar 3 3-2 Pemakai 3 7 Naik 57% Pelaku pelanggaran Narkoba melibatkan 6 orang anggota Polri dengan golongan kepangkatan sebagai berikut : NO GOL.PANGKAT MARET APRIL KET 1. Pama 0 orang 1 orang Naik 100% 2. Bintara 6 orang 9 Orang Naik 33% 3) Kasus Kecelakaan Lalu-Lintas Kecelakaan Lalu-lintas dijalan raya yang terjadi selama bulan April 2010 terjadi 18 kali kejadian dengan melibatkan 22 anggota dan PNS Polri. Anggota Polri/PNS yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas sebanyak 20 orang dengan perincian sebagai berikut : / NO......

3 NO KORBAN MARET APRIL KET 1. Meninggal dunia 5 orang 5 orang - 2. Luka Berat 9 orang 9 orang - 3. Luka Ringan 9 orang 6 orang Turun 33% Anggota Polri yang terlibat kecelakaan lalu-lintas dari golongan kepangkatan terdiri dari : NO GOL.PANGKAT MARET APRIL KET 1. Bintara 23 orang 22 orang Turun 4% 4) Kasus Perkelahian Polri TNI Dalam bulan April 2010 kasus perkelahian Polri dan TNI terjadi 7 kali, dengan perincian sebagai berikut : NO POLDA MARET APRIL KET 1. Polda Sumut 0 3 Naik 100% 2. Polda Jateng 0 1 Naik 100% 3. Polda Sulut 1 1-4. Polda Gorontalo 0 1 Naik 100% 5. Polda Maluku 0 1 Naik 100% Korban yang dialami anggota Polri sebanyak 6 orang dari golongan pangkat Bintara dengan perincian sebagai berikut: NO KORBAN MARET APRIL KET 1. Luka Berat 1 orang 5 orang Naik 80% 2. Luka Ringan 1 orang 1 orang - 5) Kasus Perkelahian Polri Polri Dalam bulan April 2010 kasus perkelahian Polri dan TNI terjadi 1 kali, dengan perincian sebagai berikut : NO POLDA MARET APRIL KET 1. Polda Malut 0 1 Naik 100% Korban yang dialami anggota Polri sebanyak 2 orang dari golongan pangkat Bintara dengan perincian sebagai berikut: NO KORBAN MARET APRIL KET 1. Luka Ringan 0 orang 2 orang Naik 100% / 6) Kasus......

4 6) Kasus Penyerangan terhadap Polri Kasus penyerangan terhadap anggota Polri selama bulan April 2010 terjadi sebanyak 18 kali, dengan perincian sasaran penyerangan sebagai berikut : 1. Penyerangan Mako 6 mako 3 mako Turun 50% 2. Penyerangan anggota 12 kali 26 kali Turun 54% 3. Penyerangan Alut/Alsus 4 unit 5 unit Naik 20% Akibat penyerangan tersebut 35 anggota menjadi korban dengan perincian sebagai berikut : 1. Meninggal Dunia 5 1 Turun 80% 2. Luka Berat 12 12-3. Luka Ringan 3 22 NAIK 86% 7) Masalah Senjata Api Dinas Kasus-kasus yang berkaitan dengan Senjata Api dinas anggota Polri selama bulan April 2010 terjadi 8 kasus sebagai berikut : 1. Senpi Hilang 2 kali 0 kali Turun 100% 2. Penyalahgunaan senpi 1 kali 4 kali Naik 75% 3. Penembakan 6 kali 4 kali Turun 33% Akibat kejadian penembakan tersebut, 5 orang menjadi korban (2 tersangka meninggal dunia, 1 Warga masyarakat Luka Tembak dan 2 Anggota Polri Meninggal dunia). 8) Masalah Tahanan dan Penembakan terhadap tersangka Kasus-kasus yang berkaitan dengan masalah Tersangka/Tahanan selama bulan April 2010 terjadi 7 kali kejadian dengan rincian sebagai berikut: 1. Tahanan Lari dari sel 5 kali 12 kali Naik 58% Penyebab larinya tahanan dari sel dikarenakan lemahnya pengawasan dan kelengahan anggota. 9) Unjuk Rasa terhadap Polri Unjuk rasa yang dilakukan masyarakat dan ditujukan pada institusi Polri selama bulan April 2010 terjadi sebanyak 11 kali, keseluruhan Unjuk rasa berjalan tertib dan aman, dengan issue yang dibawa pengunjuk rasa berupa permintaan/ tuntutan agar Aparat Polri lebih bertindak tegas dan segera menuntaskan kasus-kasus pelanggaran hukum yang terjadi, dengan perincian sebagai berikut : / NO...

5 1. Unjuk rasa 14 kali 11 kali Turun 21% 10) Kebakaran Mako Polri Kebakaran Mako Polri yang terjadi selama bulan April 2010 terjadi 4 kali kejadian, dengan perincian sebagai berikut : NO KEJADIAN MARET April KET 1. Polda Bengkulu 0 kali 2 kali Naik 100% 2. Polda Banten 0 kali 1 kali Naik 100% 3. Polda Jabar 0 kali 1 kali Naik 100% 11) DATA PELANGGARAN DISIPLIN Data Pelanggaran Disiplin dan Sidang Disiplin a. Data Pelanggaran Disiplin. Pelanggaran disiplin yang terjadi selama bulan April 2010 sesuai Laporan yang masuk sebagai berikut: NO JENIS GAR MARET APRIL KET 1. Pelanggaran Tata tertib 2.175 orang 1.275 orang Turun 41 % 2. Pelanggaran Disiplin 628 orang 519 orang Turun 17 % b. Data Sidang Disiplin. Sidang Disiplin yang dilaksanakan selama bulan April 2010 sebanyak 36 kali sidang disiplin terhadap 70 anggota, dengan putusan sidang disiplin sebagai berikut: NO JENIS PUTUSAN MARET APRIL KET a. Teguran tertulis 29 putusan 17 putusan Turun 41% b. Mutasi dari jabatan 10 putusan 9 putusan Turun 10% c. Penundaan 18 putusan 11 putusan Turun 39% pendidikan d. Penundaan UKP 28 putusan 24 putusan Turun 14% e. Penundaan gaji 16 putusan 4 putusan Turun 75% berkala f. Patsus 66 putusan 54 putusan Turun 18% g. Tidak terbukti 1 putusan 2 putusan Naik 50% h. Ganti rugi/tpgr 1 putusan 0 putusan Turun 100% i. Non Job 3 putusan 0 putusan Turun 100% c. Data Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri Data pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang disidangkan selama bulan April 2010 sebanyak 6 kali sidang, terhadap 8 orang anggota pelanggar KEP, dengan keputusan sidang komisi kode etik sebagai berikut: / 11) Data.....

6 NO JENIS PUTUSAN MARET APRIL KET 1. Dinyatakan perbuatan 2 putusan 0 putusan Turun 100% tercela 2. Meminta maaf 1 putusan 0 putusan Turun 100% 3. Mengikuti dik ulang 0 putusan 0 putusan - 4. Tour of Area 0 putusan 0 putusan - 5. Tour of Duty 1 putusan 0 putusan Turun 100% 6. PDH khusus 2 putusan 0 putusan Turun 100% 7. PTDH 12 putusan 8 putusan Turun 33% 12) DATA PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT NO JENIS MARET APRIL KET a. Pengaduan yang masuk 73 107 Naik 32% b. Terbukti 0 2 Naik 100% c. Tidak terbukti 0 3 Naik 100% d. Dalam proses 73 102 Naik 28% V. ANALISA DATA a. Kasus-kasus menonjol 1). Pelanggaran Pidana yang dilakukan oleh anggota Polri/PNS selama bulan April 2010 terjadi 28 kali dengan urutan terbanyak kasus Penganiayaan. Pelaku pelanggaran pidana terbanyak oleh Bintara Polri sebanyak 41 orang. 2). Kasus Narkoba masih terjadi sebanyak 6 kasus dengan perincian Shabu-shabu 5 kasus dan Inex 1 kasus, sebagai pengguna 7 orang anggota Polri dan pengedar/penjual 3 orang anggota Polri, Kepangkatan pelaku masih didominasi Bintara Polri 9 orang. 3). Peristiwa Kecelakaan Lalu-Lintas yang melibatkan anggota Polri/PNS terjadi 18 kali kejadian yang melibatkan 22 orang anggota, dimana kecelakaan paling banyak terjadi pada pengendara motor (R2) dan korban atau pelakunya sebagian besar dari pangkat Bintara Polri. Korban meninggal dunia 5 orang anggota Polri, Luka Berat 9 Orang dan Luka Ringan 6 Orang. 4). Perkelahian Polri TNI masih terjadi 7 kali yang berawal dari rasa ketersinggungan dan salah paham, akibatnya terjadi perkelahian dan pengeroyokan. Kurangnya pengarahan oleh para Pimpinan kesatuan di kewilayahan tentang pencegahan konflik Polri dan TNI mengakibatkan masih terjadinya perkelahian antara anggota Polri dan TNI di beberapa tempat. 5). Perkelahian Polri Polri masih terjadi 1 kali yang dilakukan oleh 2 anggt SPKN A Polres Ternate akibat pengaruh miras hingga mabuk dan berkembang menjadi perkelahian. / 5) Peristiwa.....

7 6). Peristiwa Penyerangan terhadap anggota Polri oleh masyarakat masih terjadi 18 kali, dengan jumlah korban anggota 35 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terjadi sikap arogansi anggota Polri di lapangan, dan kurang profesionalnya anggota melakukan penangkapan pelaku kejahatan dan anggota teroris, serta belum berjalannya program Community Policing di kewilayahan. 7). Kasus-kasus masalah Senpi Dinas masih terjadi 8 kali, hal ini terjadi disebabkan tidak dipatuhinya oleh para pemegang senpi dinas tata cara penyimpanan, pengamanan maupun kurangnya latihan sehingga tidak tepat sasaran seperti bermaksud melumpuhkan namun yang terjadi mematikan. 8). Masalah Tahanan yang lari dari ruang tahanan Polri masih terjadi 7 kali dan 12 orang tahanan melarikan, hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan para atasan terhadap pelaksanaan jaga tahanan serta kondisi bangunan yang kurang memadai sebagai ruang tahanan. 9). Kegiatan Unjuk Rasa yang dilakukan elemen masyarakat di kantor Polisi sebanyak 11 kali dengan membawa issue-isue aktual, mengindikasikan bahwa masyarakat masih menginginkan adanya peningkatan kinerja Polri ke depan dalam penegakkan hukum maupun memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat semuanya berjalan lancar, aman dan tertib. 10). Kebakaran Mako Polri yang terjadi sebanyak 4 kali, api diduga berasal dari konsleting arus listrik yang menyebabkan beberapa ruangan menjadi rusak/ terbakar. 11). Pelanggaran Disiplin yang terjadi dan menonjol adalah perilaku yang dapat menurunkan martabat /citra Kepolisian. 12). Pelanggaran Tata Tertib masih cukup tinggi, pelanggaran banyak terjadi tidak mengikuti apel sedangkan pelanggaran lalu-lintas umumnya surat ijin mengemudi dan tidak lengkapnya perlengkapan kendaraan bermotor. Artinya kesadaran anggota Polri untuk patuh pada aturan masih rendah dan perlu terus ditingkatkan. 13). Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri, selama bulan April 2010 sudah dilakukan Sidang Komisi Kode Etik Polri 6 kali sidang dengan putusan 8 anggota direkomendasikan untuk PTDH. c. Pengaduan Masyarakat Pengaduan masyarakat yang diterima oleh satuan kewilayahan maupun Mabes Polri/Div Propam dalam bulan April 2010 sebanyak 107 laporan (terbukti = 2, tidak terbukti = 3, dan 102 laporan masih dalam proses) sebagian besar berisi keluhan masyarakat terhadap proses penyidikan yang masih dirasakan lambat dan perlakuan penyidik yang belum memberikan pelayanan yang profesional baik kepada pelapor maupun kepada tersangka. / VI) Kesimpulan.....

8 VI. KESIMPULAN a. Kasus Pidana yang dilakukan anggota Polri terbanyak adalah kasus Penganiayaan oleh anggota dengan kepangkatan Bintara. Diduga penyebabnya adalah jiwa muda dan pengendalian emosi yang masih labil sehingga menimbulkan arogansi. b. Kasus Kecelakaan Lalu-lintas sebagian besar dialami oleh pengguna motor (R2) dan yang menjadi korban pada umumnya Bintara Polri, angka kematian anggota Polri pada bulan April 2010 adalah 5 orang, artinya tingkat kesadaran tertib berlalu-lintas dan kehati-hatian di jalan raya masih belum menjadi prioritas bagi anggota selama berkendaraan di jalan umum khususnya bagi para Bintara Polri. c. Konsumsi Narkoba dan obat-obatan Psikotropika bahkan sampai dengan pengedarnya masih dilakukan oleh anggota Polri, mengingat bisnis tersebut sangat menguntungkan apalagi dilakukan oleh anggota Polri yang menurut anggapan pelaku jauh dari pantauan petugas. Kondisi ini diduga rendahnya kesadaran akan pemuliaan profesi atau tuntutan kebutuhan ekonomi untuk hidup di kota besar. d. Pelanggaran Disiplin atau Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang terjadi didominasi perilaku yang dapat menurunkan martabat /citra Kepolisian dan menghindar dari kewajiban melaksanakan tugasnya. Hal ini diduga dilakukan karena anggota mencari tambahan penghasilan lain pada jam dinas untuk mencukupi kebutuhan ekonomi yang makin naik. e. Pengaduan masyarakat baik melalui surat maupun laporan langsung ke Divpropam Polri maupun di kesatuan kewilayahan, umumnya masih didominasi atas ketidak puasan masyarakat terhadap pelayanan Polri dibidang Penyidikan khususnya proses penyidikan yang tidak profesional dan berlarutlarut tidak ada kepastian. VII. S A R A N a. Perlunya peningkatan pembinaan mental bagi anggota khususnya pada Bintara Polri yang masih baru untuk dapat merubah sikap perilakunya lebih dewasa, sesuai dengan pandangan masyarakat umum bahwa Polri adalah panutan dalam kepatuhan hukum ditengah masyarakat. b. Perlunya pelatihan khusus bagi anggota tentang berlalu-lintas dengan baik termasuk mewajibkan memiliki SIM bagi anggota Polri yang berkendaraan. c. Perlunya peningkatan pemeriksaan urine berkala yang dilakukan secara insidentil / mendadak terhadap anggota Polri yang dicurigai sebagai pengguna atau pengedar narkoba. d. Perlunya para pimpinan kesatuan untuk meningkatkan kerjasama dan kekompakan dengan TNI di kewilayahan dalam bentuk kegiatan bersama untuk menjalin kerukunan dan kebersamaan. / VIII) Penutup.....

9 VIII. PENUTUP Demikianlah Laporan Sub Bag Binfung tentang Analisa kejadian dan kegiatan Propam pada bulan April 2010 ini dibuat sebagai bahan masukan bagi pimpinan guna pengambilan kebijakan lebih lanjut. Jakarta, Mei 2010 KASUBBAG BINFUNG APRIYANTO B. R, SIK, MH AKBP NRP. 68040390