ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ruang dengan kesemua benda, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang

Felmawati Mundeng, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1. Kata Kunci: Mercury (Hg), Hulu dan Hilir Air Sungai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber pencemar yang sangat berbahaya, Peristiwa keracunan

UJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total produksi selama tahun adalah sebesar ,73 kg,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

SUMMARY UJI KANDUNGAN KLORIDA PADA AIR DI PESISIR DANAU LIMBOTO MARDINA HASAN NIM

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Penurunan kualitas air sungai dapat disebabkan oleh masuknya

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

ANALISIS KADAR PENCEMAR LOGAM TIMBAL (Pb) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI SUNGAI BONE. Tria Dwi Astuti, Sunarto Kadir, Lintje Boekoesoe 1

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan industri pertambangan yang berasaskan manfaat serta kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Apabila air akan

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pembangunan. Dengan meningkatnya pembangunan akan. dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan adanya pencemaran.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada kerak bumi. Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) dan

STUDI KADAR SIANIDA (CN) PADA AIR SUNGAI TOMBULILATO KECAMATAN BONE RAYA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 MAGFIRA HUNOWU NIM

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertambangan emas Rakyat di Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata Timur,

PENDAHULUAN. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu. terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara.

KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH

PERBEDAAN KUALITAS AIR LINDI SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (Studi Kasus TPA Sampah Botubilotahu Kec. Marisa Kab.

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

Suparjan Petasule NIM Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL PENELITIAN STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT KROMIUM VI (CR VI) PADA AIR DAN SEDIMEN DISUNGAI PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

SKRIPSI. Disusun oleh : Agustina Triyani NPM :

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan yang sangat terasa akibat dari maraknya

Pencemaran Lingkungan

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air dipergunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

Safrudin J Mohamad, Sunarto Kadir 1, Lia Amalia 2

F. MIPA. UNDIP. ABSTRAK

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDATAAN SEBARAN UNSUR MERKURI PADA WILAYAH PERTAMBANGAN GUNUNG PANI DAN SEKITARNYA KABUPATEN POHUWATO, PROVINSI GORONTALO

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 4. Kepadatan Populasi Hubungannya dengan LingkunganLatihan Soal 4.2

Makalah Baku Mutu Lingkungan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Summary. Uji Kadar Kualitas Lindi TPA Sampah Regional Taluelito Kabupaten Gorontalo

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

Transkripsi:

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO Yunita Miu Nim : 811409046 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo. ABSTRAK Yunita Miu. 2013. Analisis Kandungan Merkuri (Hg) pada Tanah Sawah di Desa Taluduyunu, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Herlina Jusuf, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Ramly Abudi, S.Psi., M.Kes. Tanah sawah merupakan tempat produksi beras yang menjadi bahan pangan manusia. Salah satu penyebab pencemaran logam berat merkuri dalam tanah adalah akibat adanya limbah industri Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dosen FMIPA UNG bahwa saluran irigasi persawahan Desa Taluduyunu telah mengalami pencemaran ringan akibat merkuri yang berasal dari industri pertambangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan merkuri (Hg) dalam tanah sawah di desa Taluduyunu Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato. Jenis penelitian ini merupakan survei dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah sebagian tanah sawah pasca panen yang ada di desa Taluduyunu dengan penentuan 10 titik pengambilan sampel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya kandungan merkuri (Hg) pada tanah sawah dengan nilai kandungan merkuri tertinggi pada tanah sawah adalah 0,333 ppm dan nilai kandungan merkuri terendah pada tanah sawah adalah 0,052 ppm. Keseluruhan hasil pengujian merkuri pada sampel tanah sawah belum melebihi kadar batas aman merkuri menurut KLH-Dalhouise University Canada tahun 1992 standar baku mutu untuk penggunaan pertanian yaitu sebesar 0,5 ppm. Dengan melihat hasil pengujian yang dilakukan maka peneliti menyimpulkan bahwa kualitas tanah sawah yang ada di Desa Taluduyunu dapat dikatakan mengalami pencemaran ringan akibat logam berat khususnya merkuri (Hg). Kata Kunci: Tanah Sawah, Merkuri (Hg), Air Irigasi, PETI

1. Pendahuluan Usaha pertambangan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat sering dianggap sebagai penyebab kerusakan lingkungan. Sebagai contoh usaha pertambangan emas skala kecil atau tambang emas rakyat. Kontaminasi logam berat dalam air dan tanah merupakan masalah yang umum dijumpai di lingkungan sekitar kita seperti di lokasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang biasanya dilakukan oleh masyarakat setempat. Wilayah Gorontalo terdapat beberapa lokasi kegiatan pertambangan emas tradisional yang dilakukan oleh masyarakat. Kegiatan pertambangan ini telah bertahuntahun dan menggunakan teknologi sederhana dengan menggunakan Merkuri sebagai bahan untuk proses pemisahan bijih emas. Menurut data Badan Lingkungan Hidup dan Tata Kota (BLHTK) Kabupaten Pohuwato hasil pengukuran kualitas air dengan Parameter Merkuri di sungai Taluduyunu pada bagian hulu sungai adalah 0,0018 mg/l, bagian tengah sungai adalah 0,0021 mg/l, dan bagian hilir sungai adalah 0,0032 mg/l. Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan bahwa beberapa sungai yang ada di Kabupaten Pohuwato mengalami pencemaran dengan kategori cemar ringan (BLHTK Pohuwato, 2012). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendri Iyabu, salah satu dosen di Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Gorontalo pada tahun 2008 menunjukkan bahwa kandungan merkuri pada saluran irigasi persawahan sebesar 0,0016 mg/l. Kontribusi terbesar penyebab terjadinya cemaran pada air sungai dan air saluran irigasi yaitu akibat adanya limbah logam berat dari kegiatan penambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat di daerah Gunung Pani yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa proses pengolahan. Merkuri merupakan unsur yang paling beracun terhadap manusia dan hewan, serta tidak diketahui fungsi biologis esensialnya. Logam merkuri (Hg 2+ ) merupakan salah satu dari ion logam yang paling beracun terhadap biota tanah (Wijanto, 2005). Menurut Fardiaz (1992), merkuri mengalami translokasi di dalam tanah, dapat mengumpul di dalam tubuh dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi. Kerusakan yang ditimbulkan oleh logam merkuri dalam tubuh umumnya bersifat permanen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan dan mengetahui tingkat cemaran merkuri (Hg) pada tanah sawah. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei dengan pendekatan deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah tanah sawah yang ada di Desa Taluduyunu Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato, dengan penentuan 10 titik

pengambilan sampel yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan uji laboratorium dimana metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data secara langsung pada saat penelitian. 3. Hasill dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bahwa hasil laboratorium untuk pemeriksaan kandungan merkuri (Hg) pada tanah sawah dapa dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) pada Tanah Sawah di Desa Taluduyunu Tahun 2013 No Titik Pengujian Hasil Uji Batas Kandungan Ket Sampel Merkuri (ppm) Merkuri dalam Tanah 1 Titik 1 0,052 Menurut KLH- Tidak melebihi NAB 2 Titik 2 0,141 Dalhouise Tidak melebihi NAB 3 Titik 3 0,175 University Canada Tidak melebihi NAB 4 Titik 4 0,132 tahun 1992 standar Tidak melebihi NAB 5 Titik 5 0,139 baku mutu untuk Tidak melebihi NAB 6 Titik 6 0,231 penggunaan Tidak melebihi NAB 7 Titik 7 0,153 pertanian yaitu Tidak melebihi NAB 8 Titik 8 0,221 sebesar 0,5 ppm Tidak melebihi NAB 9 Titik 9 0,333 Tidak melebihi NAB 10 Titik 10 0,169 Tidak melebihi NAB Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 3.1 yakni hasil pengujian kandungan merkuri (Hg) pada tanah sawah di Desa Taluduyunu Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato diketahui bahwa kesepuluh sampel memiliki kandungan merkuri yang secara berturut-turut yaitu 0,052 ppm, 0,141 ppm, 0,175 ppm, 0,132 ppm, 0,139 ppm, 0,231 ppm, 0,153, 0,221, 0,333 dan 0,169 ppm. 3.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan menunjukkan adanya kandungan merkuri (Hg) pada tanah sawah dengan volume yang berbeda-beda pada setiap sampel seperti yang terlihat pada grafik (gambar 3.1) namun belum melebihi nilai ambang batas (NAB) merkuri pada tanah (menurut standar baku mutu KLH- Dalhouise University Canada tahun 1992 untuk penggunaan pertanian yaitu sebesar 0,5 ppm) yang berarti tanah sawah yang ada di Desa Taluduyunu tersebut belum tercemar oleh logam berat merkuri (Hg).

Sumber: Data Primer 2013 Gambar 4.2 Grafik Kandungan Unsur Hg dalam Tanah Sawah Desa Taluduyunu Tahun 2013 Adanya variasi kandungan merkuri (Hg) pada tanah di Desa Taluduyunu dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Fluktuasi Kegiatan Penambangan Aktivitas penambangan, dimana jumlah penambang tradisional yang ada di lokasi pertambangan semakin sedikit dibandingkan dengan jumlah penambang tradisional pada tahun-tahun sebelumnya. 2. Cuaca/Iklim Konsentrasi merkuri (Hg) akan lebih besar pada musim kemarau, sehingga tingkat mobilitas merkuri (Hg) tidak akan jauh dari tempat pengolahan (sumbernya) hal ini disebabkan oleh arus air sungai yang menurun. Sebaliknya pada musim penghujan mobilitas merkuri (Hg) akan terbawa arus air sungai lebih jauh dari tempat pengolahan dikarenakan debit air yang lebih besar dibanding pada musim kemarau. 3. ph (Potensial of Hydrogen) Tingkat ketersediaan logam berat tergantung pada ph lingkungan. ph merupakan faktor penting yang menentukan transformasi logam. Air dengan ph 2 akan mengikat kandungan logam yang ada di dalamnya, sebaliknya air dengan ph 2 akan akan melepaskan kandungan logam berat dengan sendirinya melalui penguapan. 4. Jarak Pengambilan Sampel dengan Sumber Pencemar Jarak pengambilan sampel dengan letak sumber pencemar pada penelitian ini juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kandungan merkuri dalam tanah sawah. Semakin jauh jarak pengambilan sampel dengan letak sumber pencemar umumnya penyebaran merkuri juga semakin kecil (menurun). Dalam penelitian ini khususnya untuk faktor jarak pengambilan sampel dengan sumber pencemar ditemukan perbedaan kandungan merkuri (Hg) pada tanah sawah yang cukup signifikan untuk sampel 1 (0,052 ppm) dengan sampel 5 (0,139 ppm) dengan asumsi bahwa nilai kandungan merkuri pada sampel 1 harus lebih tinggi dibandingkan dengan sampel 5 karena melihat letak pengambilan sampel 1 berada dekat dengan saluran irigasi sebagai sumber pencemar. Namun, hail uji kandungan yang terlihat adalah nilai merkuri pada sampel 5 lebih tinggi dibandingkan dengan sampel 1. Hal ini dapat dilihat pada faktor pengaruh lainnya seperti letak pengambilan sampel 5 tersebut berada dekat dengan pemukiman warga serta tempat pembuangan sampah dari beberapa rumah tangga. Keberadaan pemukiman serta tempat pembuangan sampah tersebut dapat menyebabkan tingginya kandungan merkuri dalam tanah akibat proses pembakaran sampah rumah tangga seperti bahanbahan plastik, bola lampu, serta baterai bekas di tempat pembuangan sampah tersebut. Tanah memeiliki resiko untuk terkontaminasi merkuri akibat bahan buangan seperti pembakaran plastik dan baterai bekas yang masuk ke dalam air tanah dan diserap oleh badan tanah. Hal ini dapat menajadi slaah satu pemicu tingginya kandungan merkuri pada sampel 5. Kegiatan industri pertambangan emas memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap adanya kandungan merkuri dalam tanah sawah di Desa Taluduyunu. Hal ini disebakan oleh industri tersebut merupakan sumber pencemar merkuri (Hg) utama bagi daerah yang berada disekitar areal pertambangan tersebut. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan. Tanah dan air tanah merupakan tempat awal dari kehidupan rantai makanan. Hal ini apabila terjadi cemaran pada daerah pertanian yang secara terus-menerus terendapakan di lahan pertanian dalam jangka panjang dapat menurunkan produktivitas hasil panen dan menurunkan kualitas produk pertanian, serta menyebabkan toksin dalam berbagai hasil pertanian dan peternakan yang membawa dampak negatif bagi manusia yang mengkonsumsinya. 4. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian, terdapat kandungan merkuri pada tanah sawah yang ada di Desa Taluduyunu dengan besar kandungan yang bervariasi. Namun, secara umum kualitas tanah sawah yang ada di desa Taluduyunu belum mengalami pencemaran oleh logam berat merkuri

(Hg) dimana kandungan merkuri (Hg) pada tanah sawah tersebut belum melebihi nilai ambang batas untuk penggunaan tanah pertanian yaitu < 0,5 ppm. Dengan adanya hasil penelitian ini maka diharapkan agar masyarakat dapat mengurangi penggunaan merkuri (Hg) khususnya bagi para pekerja tambang emas, selain itu diperlukan adanya SPAL dari proses pengolahan limbah tambang, sehingga dapat mengurangi tingkat keracunan akibat merkuri (Hg) serta dampak kerusakan bagi lingkungan seperti air, tanah, dan udara. Daftar Pustaka BLHTK Pohuwato. 2012. Hasil Laporan Uji Kualitas Air Sungai yang ada di Pohuwato. Chandra, B. 2006. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC Darmono. 2010. Lingkungan Hidup dan Pencemaran, Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: UIP Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius Haryono, dan S. Soemono. 2009. Rehabiitasi Tanah Tercemar Merkuri (Hg) Akibat Penambangan Emas dengan Pencucian dan Bahan organik di Rumah Kaca. Jurnal Tanah dan Iklim No. 29/2009 Iyabu, H. 2008. Analisis Kadar Merkuri (Hg) pada Sungai Taluduynu Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Vol.5 No. 2 Juli 2008. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta :Rineka Cipta. Petasule, S. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Keracunan Merkuri Pada Pemijar Dan Pengolah Emas Di Tambang Emas Desa Hulawa Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo Utara. Skripsi. Sabtanto dan Suhandi. 2005. Pendataan Sebaran Unsur Merkuri pada Wilayah Pertambangan Gunung Pani dan Sekitarnya Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.