BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KAIN SUTERA PD. SOLEH AMAN SAHURI DI GARUT

Oleh YATI NURYATI A

Oleh YATI NURYATI A

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian di negara yang sedang berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut adalah : 1. Membangun sistem promosi untuk penetrasi pasar

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL

Volume I No. 3, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1. Bab 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Peluang Investasi Sutra Alam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk melakukan strategi bauran pemasaran dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan disektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan

Belajar sambil Berlibur ke Desa Wisata Ilmu Ulat Sutera Oleh : Ernita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat tercapai. Untuk itu pencapaian tujuan ini perlu ditunjang oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Kedai Aceh Cie Rasa Loom Buah Batu

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN. Industri garmen sebagai salah satu industri utama pemuas kebutuhan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

BATIK DARI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. berdekatan dengan kota Bandung, sehingga mempunyai kedudukan strategis

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru mapel Tekstil Indikator Esensial

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Pembangunan nasional tersebut diharapkan dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan melayani kebutuhan konsumen secara memuaskan.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hanya untuk kepentingan seni dan budaya sertadigunakan sendiri.

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan bertambahnya luas areal untuk bangunan. Kejadian ini

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri tailor di Indonesia tumbuh dan berkembang bagaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pemasangan iklan merupakan hal yang utama untuk memasarkan sebuah

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

ANALISA PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN BATIK BROTOSENO DESA KLIWONAN KABUPATEN SRAGEN

Jumlah Biaya PENERIMAAN (b) Kg =

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM

PENINGKATAN TATA KELOLA UKM MELALUI STRATEGI PERBAIKAN STANDAR MUTU (KASUS UKM TENUN IKAT TROSO KABUPATEN JEPARA)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULAN. Usaha yang semakin maju dan berkembang perusahaan akan mempunyai berbagai

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Langkah Penelitian Keterangan Gambar

PELUANG AGROBISNIS SUTERA ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya sumberdaya alam dan mempunyai

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BATIK SS DI KOTA PEKALONGAN. A. Sejarah Perusahaan Batik SS di Kota Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini daya beli masyarakat semakin meningkat dalam pemenuhan

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai produsen kerajinan tangan yang mampu

BAB V PENUTUP. Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. hasil produksi dari industri garmen,seperti celana, kemeja, jaket dan sweater.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PD. Soleh Aman Sahuri berdiri sejak awal tahun 1995 dengan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) No. 00387/10-14/PK/IX/1995/B dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian. PD. Soleh Aman Sahuri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang persuteraan yang terletak di Jalan Otto Iskandardinata belakang No. 14/297 Tarogong Garut. Pada awal berdiri, bapak Drs. Soleh dibantu oleh 15 orang pekerja yang masih ada hubungan keluarga dengan menggunakan alat yang terdiri dari empat buah mesin ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), satu buah mesin cucuk, satu buah mesin hane, lima buah mesin kelos, lima buah mesin palet, dan satu buah tungku pemasak. Pada awal 1997, bapak Drs. Soleh menambah ATBM dan alat-alat lainnya, dan pada tahun itulah awal berkembangnya PD. Soleh Aman Sahuri. Hingga saat ini PD. Soleh Aman Sahuri memiliki 100 mesin ATBM dan sekitar 130 orang tenaga kerja. Perusahaan ini tetap menggunakan ATBM karena untuk mempertahankan nilai seni kain sutera yang diproduksi. Perusahaan sutera alam ini sebenarnya telah merintis sejak tahun 1961. Sejak ditemukannya mesin Twist Sutera oleh pimpinan perusahaan yaitu Bapak H. Aman Sahuri pada tahun 1969, perusahaan ini menjadi proyek contoh bagi beberapa perusahaan sutera dari daerah lain. Dalam pengelolaannya, perusahaan ini dibantu oleh ketiga anak dari Bapak H. Aman Sahuri, yaitu : A. Makmun, Drs. Usman, dan Drs. Soleh. Bapak Drs. Soleh akhirnya mewarisi usaha ayahnya dengan mendirikan perusahaan dagang Sutera Alam Soleh Aman Sahuri. Produk yang dihasilkan oleh PD. Soleh Aman Sahuri, diantaranya Kain Sutera ATBM Putihan, Kain Sutera ATBM Warna, dan Kain Sutera ATBM Sulam. Bahan

baku yang dipakai adalah benang sutera dengan jenis benang yang digunakan adalah benang lusi dan benang pakan. Berikut ini uraian pembuatan kain sutera secara garis besarnya adalah sebagai berikut : 1. Proses pemasukan atau pengambilan benang dari gulungan benang ke dalam alat yang disebut kelos atau palet. Kelos merupakan alat penggulung benang yang mempunyai dua fungsi sebagai bahan dasar untuk benang lusi atau benang pakan, sedangkan palet merupakan alat penggulung benang sebagai bahan dasar pakan saja. Proses pengelosan yaitu proses memindahkan benang sutera dari bentuk untaian berbentuk kelos, agar proses selanjutnya twisting pada benang pakan lebih mudah untuk dikerjakan. 2. Proses Twisting adalah proses perangkapan dua atau lebih benang dan dibetikan antihan atau twist. Besarnya twist 10/inchi. Proses twisting ini dilakukan agar benang menjadi besar dan kuat, proses ini akan mengubah gulungan bentuk kelos ke bentuk bobbin. 3. Proses Reeling adalah proses untuk menggulung kembali benang yang telah di twist dalam bentuk bobbin ke dalam bentuk untaian. 4. Proses pemaletan ini tidak jauh berbeda dari proses pengelosan secara manual, hanya saja tempat penggulungan berupa palet yang terbuat dari kertas. 5. Proses penghanean merupakan proses menggulung benang dari bentuk kelos hasil kelos manual ke tambur, dan digulung lagi ke boom tenun. Kapasitas produksi rata-rata perhari adalah dua boom. 6. Proses pencucukan yaitu proses memasukkan benang lusi pada mata gun dan sisir tenun sesuai rencana tenun. Dan bagian cucuk ini merupakan bagian penentuan atau pembuatan motif. Penentuan motif kain sutera disesuaikan dengan pesanan atau perusahaan menawarkan suatu motif kepada konsumen. 7. Bagian pertenunan yaitu proses pembuatan kain dimana proses ini merupakan penggabungan antara benang lusi dan benang pakan. Mesin tenun yang digunakan berupa alat tenun bukan mesin ukuran 1,75x1,75 M 2.

8. Bagian pemasakan yaitu proses perebusan benang atau kain dengan menggunakan obat-obatan yang berguna untuk menghilangkan zat serisin (zat yang terkandung didalam benang sutera dimana zat ini mengandung zat perekat). Penghilang serisin ini akan menjadikan bahan tekstil sutera menjadi lebih putih, melembutkan kain sutera, sifat gemerisik yang khas kemudian dijemur hingga kering. 9. Bagian proses insfecting merupakan bagian pemeriksaan dan perbaikan cacat kain, yaitu dengan cara memotong benang-benang yang kurang rapi karena benang pakan atau lusi yang tidak teranyam. PD. Soleh Aman Sahuri mampu memproduksi kain sutera sebanyak ± 3000 M perbulan, yang mana produksi kain ini dilakukan untuk persediaan dan memenuhi pesanan konsumen dalam partai besar, dengan sekali pesan ± 100 M. PD. Soleh Aman Sahuri memiliki konsumen yang datang langsung ke outlet dan dari kalangan pembatik dari Pekalongan, Solo, Cirebon, Jakarta, Tasik, Bandung dan Garut. Selain para pengrajin, banyak juga desainer yang memesan kain dari PD. Soleh Aman Sahuri antara lain, Bin House Jakarta, Poppy Darsono, Shafira dan Gianny Vigone dari Italy. Selain pasar local PD. Soleh Aman Sahuri juga mengekspor produknya ke Jepang, Belanda, dan China. 1.2 Latar Belakang Penelitian Di Garut terdapat beberapa industry yang menjadi andalan selain kain sutera diantaranya industri penyamakan kulit, jaket kulit, industri batik, sutera alam, dodol, minyak akar wangi dan industry kerajinan anyaman bambu. Industri persuteraan merupakan industri yang sangat potensial untuk dikembangkan karena mempunyai berbagai keunggulan, antara lain (http://www.bi.go.id) :

1. Budidaya sutera telah sejak lama dikenal dan dikelola oleh petani di Indonesia. 2. Sutera merupakan salah satu bahan baku yang digunakan dalam industri tekstil dan pakaian jadi. Sedangkan industri tekstil dan pakaian jadi merupakan industri yang berorientasi ekspor. 3. Memiliki keterkaitan yang erat antar berbagai sektor. Pengembangan sutera memiliki dampak paling tidak kepada dua sektor yang vertikal dari sisi on-farm dan off-farm, yaitu sektor perhutanan rakyat melalui perhutanan murbei dan pemeliharaan ulat sutera dan sektor industri yang mengolah kokon sutera menjadi barang jadi untuk siap dikonsumsi. 4. Menyerap banyak tenaga kerja. Karena melibatkan dua setor secara vertical, pengembangan sutera memiliki dampak penyerapan tenaga kerja yang lebih besar. (http://elibrary.mb.ipb.ac.id, diakses pada tanggal 28 April 2014) Permintaan akan produk sutera alam, khususnya dalam bentuk lain tidak terlalu dipengaruhi oleh situasi ekonomi, meskipun segmentasi pasar berada pada konsumen kalangan menengah atas. Penggunaan produksi benang sutera tidak terbatas pada kebutuhan kain sandang tetapi telah meluas untuk berbagai kebutuhan kain tekstil non sandang seperti kain untuk dekorasi interior dan eksterior perkantoran, perhotelan dan lain-lain. (http://bgimesin.blogspot.com, diakses pada tanggal 28 April 2014) Perusahaan yang mampu bertahan pada persaingan adalah perusahaan yang bisa mengetahui pengaruh dari masing-masing alat bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen sehingga perusahaan akan lebih mudah untuk menentukan alatalat bauran pemasaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi, kemampuan serta keadaan yang sedang dihadapi. PD. Soleh Aman Sahuri selalu menjaga kualitas kain sutera yang dihasilkan dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Dengan masih menggunakan alat tenun bukan mesin tentunya kualitas kain sutera akan lebih baik. Penetapan harga

kain sutera yang diproduksi PD. Soleh Aman Sahuri sedikit lebih mahal dibandingkan dengan kain tenun yang di produksi oleh perusahaan lain. Ini dikarenakan PD. Soleh Aman Sahuri ingin produk yang dihasilkan kain sutera yang berkualitas tinggi. Harga kain sutera yang ditawarkan oleh PD. Soleh Aman Sahuri mulai dari Rp. 125.000,00 tergantung dari jenis kain suteranya. Selain harga, faktor promosi merupakan hal penting untuk mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Menurut hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, PD. Soleh Aman Sahuri untuk memasarkan produknya dilakukan dengan memasang iklan di Internet. PD. Soleh Aman Sahuri telah memiliki outletnya sendiri di Jalan Terusan Pembangunan Garut. Levitt (Tjiptono, 2008:19) menyebutkan, Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan.. Perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya karena peluang atas laba dan kelangsungan hidup perusahaan sangat bergantung pada perilaku konsumennya. PD. Soleh Aman Sahuri juga pada saat ini telah mengalami penurunan tingkat penjualan kain sutera dari tahun 2011 sampai sekarang yang diakibatkan dengan menurunnya pangsa pasar kain sutera. Penurunan pangsa pasar terjadi disebabkan banyaknya perusahaan pesaing yang memproduksi kain sutera di Indonesia. Dengan kondisi tersebut, manajemen PD. Soleh Aman Sahuri harus memperhatikan strategi pemasaran yang tepat salah satunya dengan melihat dari aspek bauran pemasaran untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen yang akan mendorong peningkatan pangsa pasar perusahaan. Berikut ini data penurunan tingkat penjualan kain sutera di PD. Soleh Aman Sahuri :

Tabel 1.1 Data Penurunan Tingkat Penjualan Kain Sutera PD. Soleh Aman Sahuri Tahun Jumlah Penjualan 2011 Rp. 3. 310.525.827, 00 2012 Rp. 2. 934.580.375, 00 2013 Rp. 2. 371. 443. 225, 00 Sumber : PD. Soleh Aman Sahuri Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh yang ditimbulkan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk kain sutera PD. Soleh Aman Sahuri dengan judul penelitian : PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KAIN SUTERA PD. SOLEH AMAN SAHURI 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bauran pemasaran kain sutera PD. Soleh Aman Sahuri? 2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen kain sutera PD. Soleh Aman Sahuri? 3. Seberapa besar pengaruh dari bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen kain sutera PD. Soleh Aman Sahuri? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bauran pemasaran kain sutera PD. Soleh Aman Sahuri.

2. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen kain sutera PD. Soleh Aman Sahuri. 3. Untuk mengetahui pengaruh dari bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen kain sutera PD. Soleh Aman Sahuri. 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menberikan dua kegunaan yaitu kegunaan akademis dan kegunaan praktis. 1. Kegunaan Akademis Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan manajemen pemasaran khususnya yang terkaitan dengan pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam meningkatkan strategi pemasaran bagi pihak PD. Soleh Aman Sahuri untuk meningkatkan pangsa pasar di masa yang akan dating khususnya melalui perspektif bauran pemasaran. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II: TINJUAN PUSTAKAN DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini mengemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian pustaka yang terkait dengan topik dan variabel peneltian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian, meliputi uraian tentang jenis penelitian,variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian secara sistematis kemudian dianalisis dengan metode analisis data yang ditetapkan dan selanjutnya dilakukan pembahasan tentang analisis tersebut. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian serta saran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.