STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN. Oleh : NANANG SURIANSYAH

PENGARUH PERUBAHAN JARAK OBYEK KE FILM TERHADAP PEMBESARAN OBYEK PADA PEMANFAATAN PESAWAT SINAR-X, Type CGR

ANALISIS PENGARUH GRID TERHADAP PENYIMPANGAN BENTUK DAN UKURAN OBJEK (DISTORSI)

Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, akan tetapi tetap memperhatikan proteksi radiasi. tersebut akan kita peroleh dengan mengubah jarak sumber sinar dan

ANALISIS PENGARUH KETIDAKTAJAMAN GEOMETRI, PERGERAKAN DAN SCREEN TERHADAP PENGABURAN DAERAH TEPIAN FILM RADIOGRAFI

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA RADIODIAGNOSTIK FAKTOR GEOMETRI (DISTORSI BENTUK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL

Variasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN UKURAN FOCAL SPOT DARI SINAR-X TERHADAP DENSITAS FILM RADIOGRAFI

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi

PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT)

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

REFERAT KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL. Diajukan sebagai salah satu persyaratan PPDS I Radiologi Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta

UJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL

UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN PADA BESI, TEMBAGA DAN STAINLESS STEEL SEBAGAI BAHAN PERISAI RADIASI

ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

Physics Communication

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

PERBANDINGAN NILAI DENSITAS CITRA MENGGUNAKAN GRID BERGERAK (MOVING GRID) POSISI HORISONTAL DAN VERTIKAL

ANALISIS FAKTOR PAPARAN TERHADAP CITRA DIGITAL RADIOGRAFI (DR) PADA THORAKS

PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI PINHOLE DAN MULTIHOLE UNTUK PENGUKURAN DIMENSI FOCAL SPOT PESAWAT SINAR-X

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

Uji Kesesuaian Pesawat Fluoroskopi Intervensional merek Philips Allura FC menggunakan Detektor Unfors Raysafe X2 di Rumah Sakit Universitas Andalas

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK EVALUASI ANODE HEEL EFFECT PADA PESAWAT SINAR-X MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM EGSnrc

JImeD, Vol. 1, No. 1 ISSN X

ANALISIS PENGUKURAN LINIERITAS KELUARAN PADA PESAWAT SINAR-X RADIOGRAFI UMUM DI RSUD LANGSA. Hadi SAPUTRA NIM :

Konversi Paparan pada Perubahan kv Pesawat Sinar- X Rigaku-RF-250EGM

UJI KELAYAKAN PESAWAT SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

PEMBUATAN SISTEM KENDALI POSISI EKSPERIMEN LENSA MELALUI PORT SERIAL MENGGUNAKAN MOTOR LANGKAH

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

BAB I PENDAHULUAN. tepat menghasilkan kualitas gambar intraoral yang dapat dijadikan untuk. sebelumnya (Farman & Kolsom, 2014).

PENGGUNAAN COMPUTED RADIOGRAPHY UNTUK IDENTIFIKASI MADU LEBAH

OPTIMASI CAIRAN PEMBANGKIT MESIN PENCUCI FILM RADIOGRAF PADA LABORATORIUM FISIKA MEDIK UNNES

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

PEMBUATAN KURVA ISODOSIS PAPARAN RADIASI DI RUANG PEMERIKSAAN INSTALASI RADIOLOGI RSUD KABUPATEN KOLAKA - SULAWESI TENGGARA

PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

Jurnal MIPA 38 (2) (2015): Jurnal MIPA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

ANALISIS SEBARAN RADIASI HAMBUR CT SCAN 128 SLICE TERHADAP PEMERIKSAAN CT BRAIN

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR DENSITAS OPTIK RADIOGRAF SINAR-X DIGITAL

ANALISIS KOLIMASI BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT FLUOROSCOPY (MOBILE C-ARM) DIRUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

Unnes Physics Journal

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI

PENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

PERBEDAAN GRAFIKA COMPUTER DAN IMAGE PROCESSING. by Ocvita Ardhiani

EVALUASI UKURAN TITIK FOKUS (FOCAL SPOT) DAN ENTRANCE SURFACE EXPOSURE (ESE) SEBAGAI PARAMETER QUALITY CONTROL PESAWAT MAMOGRAFI ABSTRAK

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

SKRIPSI NURIANI NAINGGOLAN

ANALISIS PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN RUANG RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT DENGAN PROGRAM DELPHI

Oleh : Ius Kusnara

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

PEMBUATAN HOLOGRAM TRANSMISI

PERHITUNGAN NILAI DOSIS DAN KONTRAS CITRA COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) DENGAN VARIASI KETEBALAN DAN KOMBINASI JENIS FILTER

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.

Vidya Ikawati. Keywords : sinar-x, FSA, single phasa, MA, HU

PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT)

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

Penentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh)

EFFICIENCY TEST OF COLIMATOR SHUTTER AT THE X RAY TUBE IN RADIODIAGNOSTIC LABORATORY OF POLTEKKES JAKARTA 2 AND TWO CLINICAL HOSPITALS IN JAKARTA

PENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM :

Kata kunci : Fluoroskopi intervensional, QC, dosimetri, kualitas citra.

Transkripsi:

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10, No.4, Oktober 2007 hal. 187-192 STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Nanang Suriansyah 1), Evi Setyawati 2), K.Sofjan Firdausi 2) 1) Instalasi Radiologi RSU Dr. Agoesdjam Ketapang Kalimantan Barat 2) Laboratorium Fisika Atom & Nuklir, Jurusan Fisika FMIPA UNDIP ABSTRACT The dependence of radiograph magnification (M) on the ratio focal spot size to object ( f / d) has been studied. The object shape like a coin made from iron which different diameter and variation focal spot size have been used. The experiment condition were set up at the distance of the object to the film of 0 cm (object stick the film) and 45 cm, with the tube voltage of 50 kv, tube s current of 100 ma, and time of 0.04 s. The results show that the increasing of ( f / d) leads to the increasing of (M) when the distance of the object to the film is more than 0 (b>0). Keyword: focal spot, SID, magnification radiograph PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan IPTEK semakin pesat termasuk dalam bidang kedokteran. Sejalan dengan itu tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan juga semakin tinggi. Akibatnya tuntutan akan pelayanan kesehatan yang baik juga meningkat. Penggunaan sinar X untuk diagnosis di laboratorium radiologi didasarkan pada hasil rekaman pada film sinar X. Dari tampilan film sinar X itu dokter dapat mendiagnosis suatu kelainan dalam tubuh pasien. dalam mendiagnosis suatu penyakit, diperlukan suatu radiograf yang berkualitas, akan tetapi tetap memperhatikan proteksi radiasi Karena keterbatasan mata kita, maka bagian terkecil dari suatu radiograf akan tidak terlihat, untuk itu kita butuh gambaran yang lebih besar dari aslinya, sehingga struktur organ yang terkecil dapat terlihat. Gambaran tersebut akan kita peroleh dengan mengubah jarak sumber sinar dan bayangan (Source Image Distance = SID ) pada saat pemeriksaan radiografi berlangsung. Teknik radiografi ini sering disebut dengan Radiologi makro. Salah satu kelebihan dari radiologi makro adalah untuk memperlihatkan struktur organ yang sekecil-kecilnya, hal ini sesuai dengan salah satu prinsip radiografi makro, yaitu detail yang kecil menjadi lebih besar [1]. Dari pengalaman yang diperoleh di lapangan pemeriksaan radiografi makro ini sering dilakukan dengan mengubah jarak, baik jarak sumber sinar dan bayangan ( SID ), jarak sumber sinar dan objek (Source Object Distance = SOD ), maupun jarak objek dan bayangan (Object Image Distance = OID ). Radiografi makro dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama yaitu dengan mengubah jarak sumber sinar dan bayangan ( SID ) dengan jarak sumber sinar dan objek ( SOD ) tetap. Yang kedua dengan mengubah jarak sumber sinar dan objek ( SOD ) dengan jarak sumber sinar dan bayangan ( SID ) tetap. Namun dilapangan radiografi makro sering dilakukan dengan mengubah ketiga komponen jarak tersebut. Hal ini tentu saja kurang praktis dan akan menyulitkan dalam memperhitungkan pembesaran bayangan yang dihasilkan [2]. Di sisi lain, dengan adanya fokus yang secara riil tidak berupa titik, hal ini akan menimbulkan ketidaktajaman geometri yang akan berpengaruh terhadap pembesaran bayangan (magnifikasi). Dengan menggunakan ukuran fokus besar, jarak sumber sinar dan bayangan ( SID ) kecil, 187

Nanang Suriansyah dkk Studi Radiografi Makro Dengan Variasi jarak sumber sinar dan objek ( SOD ) kecil, dan jarak objek dan bayangan ( OID ) besar, seperti yang terjadi dilapangan maka akan menyebabkan ketidaktajaman geometri yang besar, dimana akan menghasilkan pembesaran bayangan dengan radiograf yang kurang tajam. Untuk menghasilkan radiograf yang tajam dengan pembesaran bayangan yang optimal, dilakukan dengan cara merubah jarak sumber sinar dan bayangan ( SID ) dengan jarak sumber sinar dan objek ( SOD ) tetap. Jika ukuran fokus efektif berupa titik, perhitungan pembesaran bayangan diatas adalah benar,tetapi pada keadaan sebenarnya ukuran fokus memiliki ukuran-ukuran yang tidak berupa sebuah titik. Untuk keadaan seperti ini ukuran fokus efektif dan ukuran objek perlu diperhatikan dalam perhitungan pembesaran bayangan atau magnifikasi [2]. Dalam pembuatan radiograf pada umumnya jarak sumber sinar bayangan dan ukuran fokus berpengaruh terhadap pembesaran bayangan merupakan suatu yang perlu dicermati. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh faktor variasi SID dan ukuran fokus terhadap pembesaran bayangan radiograf. Prinsip Dasar Penggambaran Sinar X Secara sederhana prinsip penggambaran sinar-x adalah melewatkan penyerapan suatu bagian dari berkas sinar X tersebut. Sedangkan berkas yang diteruskan akan jatuh pada Image Receptor, seperti film sinar X (lihat gambar 1). Kemudian film harus diproses secara kimiawi sebelum akhirnya dapat dibaca [3]. Gambar 1. Prinsip penggambaran sinar X. Prinsip Dasar Radiografi makro Radiografi makro berasal dari kata macro dan radiography. Macro berarti bentuk kombinasi yang besar atau ukuran panjang yang abnormal. Sedangkan radiography berarti membuat film rekama (radiograf) jaringan-jaringan tubuh bagian dalam dengan melewatkan sinar-x atau sinar gacma melewati tubuh agar mencetak gambar pada film yang sensitif [2]. Radiografi makro sering juga disebut dengan Magnifikasi radiography, yang berasal dari kata magnification dan radiography. Magnification adalah proses membuat sesuatu sehingga nampak lebih besar serta dengan menggunakan lensa atau rasio antara ukuran yang nampak (bayangan) dengan ukuran yang sebenarnya[2]. Pengertian radiografi makro adalah suatu metode pembesaran secara langsung dari pencitraan dengan meletakkan subjek diantara tabung sinar-x dan film sejauh jarak tertentu yang kemudian menghasilkan pembesaran bayangan (magnifikasi). Untuk memperoleh radiografi makro dilakukan dengan cara : SOD tetap, SID berubah SID tetap, SOD berubah ( lihat gambar 2) Gambar 2. Pengukuran jarak pada pemeriksaan radiografi makro dengan F : Fokus,a : SOD, O : Objek,b :OID, I : Image C : SID. Pengaruh terhadap ketidaktajaman geometri Ketidaktajaman geometri adalah ketidaktajaman akibat adanya penumbra yang disebabkan oleh faktor geometri. Pada saat objek diletakkan secara langsung pada film, ketidaktajaman menjadi kecil. 188

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10, No.4, Oktober 2007 hal. 187-192 Ketidaktajaman tinggi yang didapatkan sebanding dengan jarak sumber sinar dan bayangan ( SID ) dan jarak sumber sinarobjek ( SOD ) yang bertambah, karena penumbra pada radiograf dapat diperkecil (lihat gambar 3 ), penumbra tersebut berkurang pada SID dan SOD yang besar. Gambar 3. SID dan SOD yang bertambah menyebabkan penumbra yang kecil [1]. OID (Objeck Image Distance) Jarak antara objek dan bayangan (OID ) merupakan faktor penting dalam pengaturan ketajaman radiograf. Ketika objek diletakkan langsung diatas film, maka ketajaman radiograf akan optimal. Oleh karena itu diusahakan untuk meminimalkan (OID ) pada semua prosedur pemeriksaan radiograf normal [1]. Pengaruh terhadap ketajaman geometri Pada saat OID bertambah (lihat gambar 5) ketajaman tidak sebesar ketika objek dekat dengan film, lebih besar OID, maka akan lebih besar penumbra yang dihasilkan, sehingga akan lebih besar ketidaktajamannya. Pada suatu radiograf terdapat kekaburan suatu detail yang meluas sampai daerah tertentu dinamakan ketidaktajaman, ketidaktajaman geometri akan meningkat disertai dengan bertambahnya panjang focal spot efektif, berkurangnya jarak dari fokus ke film, serta bertambahnya jarak dari objek ke film, ketidaktajaman geometri akan semakin besar jika focal spot efektif semakin besar, jarak fokus ke film semakin kecil serta jarak objek ke film semakin besar Pengaruh terhadap pembesaran bayangan (magnifikasi ) Secara umum SID dan SOD yang bertambah harus digunakan untuk meminimalkan magnifikasi (lihat gambar 4) Gambar 5.OID yang bertambah menyebabkan penumbra yang besar [1]. Pengaruh terhadap pembesaran bayangan (magnifikasi) Pada saat objek dekat dengan film, magnifikasi akan minimal, dengan SID besar atau kecil. Radiograf akan selalu dimagnifikasi ketika OID bertambah (lihat gambar 6). Gambar 6. Magnifikasi pada penambahan OID [1]. Gambar 4. Magnifikasi pada penambahan SID dan SOD [1]. Ukuran Fokus Menurut Meredith dan Messey [4] sinar X berasal dari suatu bidang yang 189

Nanang Suriansyah dkk berukuran kecil pada target. Bidang ini disebut dengan focal spot. Dengan adanya permukaan target yang miring ini akan sangat menguntungkan, kerana akan dapat mengurangi ukuran focal spot (disebut juga dengan fokus atau sumber sinar). Pada gambar 7, terlihat bahwa garis a mencerminkan fokus efektif / nyata (effective focus), yang merupakan proyeksi dari garis, b (actual focus). Hubungan antara a dan b dipenuhi oleh persamaan a = b sin (1) Gambar 7. Effective focus dan actual focus dengan a adalah effective focus, b actual focus, dan sudut inklinasi [4]. Pengaruh terhadap ketidaktajaman geometri Pertambahan ukuran fokus mengurangi ketajaman radiograf karena penumbra pada radiograf akan membesar (lihat gambar 8). Dengan penumbra yang besar, radiograf yang dihasilkan kabur. Studi Radiografi Makro Dengan Variasi dengan M magnifikasi, I ukuran gambar, dan O ukuran objek. Menurut Carrol [1] rasio magnifikasi dapat dirumuskan dengan: M SID SID (3) OID Radiografi makro akan menghasilkan true magnifikasi ( M ) atau disebut juga magnifikasi total dan magnifikasi geometri ( m ) atau disebut juga magnifikasi normal [2]. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap magnifikasi Persamaan (3) juga dapat dapat ditulis dalam bentuk [2]: o i M m (4) o dengan M adalah true magnification, m magnifikasi geometri, o jarak sumber sinar ke objek ( SOD ), dan i jarak objek ke bayangan ( OID ). Skema sederhana dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 8. Ukuran fokus yang bertambah menyebabkan penumbra yang besar [1]. Pembesaran Bayangan (Magnifikasi) Magnifikasi didefinisikan sebagai perbandingan ukuran gambar terhadap ukuran objek, dengan gambar yang dihasilkan adalah sama atau lebih besar dari ukuran objek aslinya[2]. M o I (2) Gambar 9. Bayangan yang telah mengalami magnifikasi yang dihasilkan oleh sebuah fokus yang berupa titik (Curry, 1984 )[2]. Gambar 10 menunjukkan skema OID dan SID yang sama-sama digandakan. Gambar 10. OID dan SID yang digandakan menyebabkan magnifikasi dan penumbra yang sama besar [1]. 190

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10, No.4, Oktober 2007 hal. 187-192 Perbandingan antara OID dan SID akan tetap sama. Faktor magnifikasi yang terjadi adalah satu dan tidak ada perubahan pada penumbra dan magnifikasi. Nilai OID besar sering dipakai dalam prosedur khusus yang sengaja memperbesar detaildetail kecil pada radiograf. Dengan pemakaian ukuran fokus yang sangat kecil, ketajaman akan tetap baik sepanjang magnifikasi dibuat dengan memperbesar OID. Teknik magnifikasi seharusnya tidak digunakan pada saat ukuran fokus yang besar, karena akan menyebabkan ketajaman pada radiograf berkurang [1]. METODE PENELITIAN Bahan atau benda yang digunakan sebagai objek adalah koin logam dengan ukuran diameter yang bervariasi yakni 0,6 cm, 1 cm, 1,2 cm, 2 cm, dan 5 cm. Sedangkan variasi ( SID ) 49 cm, 50 cm, 53 cm, 55 cm, 58 cm, 68 cm, 70 cm, 73 cm, 75 cm, 77 cm dan 80 cm. Peralatan lain yang digunakan dalam pembuatan radiograf adalah antara lain kaset film berukuran (24 30 cm 2 ) dan (18 24 cm 2 ), serta gabus dengan ketinggian 45 cm, dengan tegangan tabung 50 kv arus tabung 100 ma dan waktu 0,04 s. M Gambar 11. Magnifikasi Radiograf sebagai fungsi perbandingan ukuran focal spot efektif terhadap objek (f/d), jarak focal spot objek 49 dan ukuran focal spot efektif 0,6 cm M 2.5000 2.0000 1.5000 1.0000 0.5000 0.0000 0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 2.5000 2.0000 1.5000 1.0000 0.5000 f/d Magnifikasi geometri Magnifikasi radiografi 0.0000 0.0000 0.5000 1.0000 1.5000 f/d Magnifikasi geometri Magnifikasi radiografi HASIL DAN PEMBAHASAN Magnifikasi dari penelitian ini diperoleh dengan dua cara yaitu melalui perhitungan dan eksperimen. Sedangkan magnifikasi melalui eksperimen diperoleh dengan membandingkan diameter radiograf dan diameter obyek. Di sini tidak ditampilkan hasil magnifikasi untuk jarak obyek ke film sama dengan nol, karena tidak menghasilkan magnifikasi. Magnifikasi dengan jarak obyek ke film 45 cm Grafik magnifikasi sebagai fungsi dari perbandingan ukuran focal spot efektif terhadap obyek (f/d) untuk lima ukuran focal spot efektif 0,6 cm, 2 cm, dan 5 cm, serta jarak obyek ke film 45 cm ditunjukkan pada gambar 11, 12, dan 13. Gambar 12. Magnifikasi Radiograf sebagai fungsi perbandingan ukuran focal spot efektif terhadap objek (f/d), jarak focal spot objek 55, dan ukuran focal spot efektif 2 cm Gambar 13. Magnifikasi Radiograf sebagai fungsi perbandingan ukuran focal spot efektif terhadap objek (f/d), dengan jarak focal spot objek 58 dan ukuran focal spot efektif 5 cm 191

Nanang Suriansyah dkk Studi Radiografi Makro Dengan Variasi Hasil perhitungan memberikan nilai magnifikasi geometri (m) dan magnifikasi radiograf (M) yang tidak sama. Peningkatan nilai perbandingan ukuran focal spot efektif dan obyek menyebabkan bertambahnya nilai magnifikasi radiograf, hal ini dapat dilihat pada gambar 11. Ketika ukuran focal spot efektif diubah dengan menggunakan ukuran 1 cm pada kondisi yang sama mengakibatkan bertambahnya nilai perbandingan ukuran focal spot efektif dan obyek disertai dengan meningkatnya nilai magnifikasi radiograf, ada nilai simpangan magnifikasi radiograf di bawah nilai magnifikasi geometrik seperti terlihat pada gambar 11 dan 12 hal ini disebabkan oleh pengaruh jarak sumber sinar bayangan (SID) dengan jarak sumber sinar objek (SOD) begitu dekat dan ukuran focal spot efektif yang digunakan. Hasil pengukuran magnifikasi radiograf menunjukkan kecenderungan yang hampir sama pada tiap-tiap ukuran fokal spot, perbedaan nilai antara hasil perhitungan dengan hasil pengukuran, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh faktor magnifikasi geometri dan magnifikasi radiograf. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas bisa disimpulkan bahwa yang menyebabkan terjadinya magnifikasi adalah faktor geometri, dalam hal ini adalah jarak obyek ke film. Hal ini terbukti ketika jarak obyek ke film sama dengan 0, bertambahnya nilai perbandingan ukuran focal spot efektif dan obyek tidak menyebabkan bertambahnya nilai magnifikasi radiograf, tetapi ketika jarak obyek ke film tidak sama dengan 0, bertambahnya nilai perbandingan ukuran focal spot efektif dan obyek menyebabkan bertambahnya nilai magnifikasi radiograf. DAFTAR PUSTAKA [1] Carrol, QB, 1985, Principle of Radiographic Exposure Processing and Quality Control, Third Edition, Charless C, Thomas Publisher, USA. [2] Curry III, Thomas S., 1984, Christensens Introduction to The Physics of Diagnostic Radiology Third Edition, Lea and Eigher Philadelphia. [3] Cember, H., 1983, Pengantar Fisika Kesehatan (diterjemahkan oleh Achmad Toekiman), IKIP Press, Semarang. [4] Meredith, W.J. and Massey, J.B., 1977, Fundamental Physics of Radiology Third Edition, John Wright and Sons LTD Bristol. 192