REFERAT KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL. Diajukan sebagai salah satu persyaratan PPDS I Radiologi Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta
|
|
- Ade Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 REFERAT KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL Diajukan sebagai salah satu persyaratan PPDS I Radiologi Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta Oleh : dr. Budi Windarta NIM: 12/339149/PKU/13210 Pembimbing : dr. Bambang Purwanto Utomo, Sp. Rad BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVESITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014
2 HALAMAN PENGESAHAN REFERAT KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL Oleh : dr. Budi Windarta Diajukan sebagai salah satu persyaratan PPDS I Radiologi Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta Telah diperiksa dan disetujui oleh: Pembimbing dr. Bambang Purwanto Utomo, Sp. Rad Mengetahui, Kepala Bagian Radiologi Ketua Program Studi Radiologi Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad (K) dr. Bambang Purwanto Utomo, Sp. Rad i
3 DAFTAR ISI Halaman Pengesahan i Daftar isi ii BAB I. Pendahuluan. 1 BAB II. Tinjauan Pustaka Definisi Kualitas Radiografi Kualitas Gambar Radiografi Faktor Film/Reseptor Faktor Geometri Faktor Pasien.. 7 BAB III. Pembahasan. 8 BAB IV. KESIMPULAN. 11 Lampiran 12 DAFTAR PUSTAKA 19 ii
4 BAB I PENDAHULUAN Seorang ahli radiologi (radiologist) memerlukan radiograf-radiograf yang berkualitas tinggi untuk membuat diagnosa yang akurat. Kualitas radiograf yang rendah mengandung citra informasi klinik yang minim dan sulit untuk di intepretasi. Hal ini juga akan menuntut untuk dilakukan pemeriksaan ulang terhadap organ tubuh dari pasien yang sama atau bila tidak diulang dengan baik justru kadang kala menjadi faktor penyebab utama terjadinya kesalahan diagnosa (missed diagnoses). Mendefenisikan tentang kualitas dari suatu radiograf pada dasarnya tidak mudah, dan sulit untuk dapat diukur secara persis. Banyak faktor yang turut berpengaruh terhadap kualitas radiograf, namun pendapat para ahli relatif tidak seragam dalam menemukan faktor-faktor penyebabnya, sehingga kebanyakan praktisi cenderung menggukan rambu-rambu kualitas gambar yang lebih bersifat universal yang dapat diterima atau dibaca oleh kalangan medis. Menurut Hardy, et al. yang melakukan penelitian pada tahun 2000 pada rumah sakit-rumah sakit pemerintah dan klinik di Inggris melaporkan diantaranya adalah menentukan kualitas standard untuk radiograf yang secara klinik dapat di terima dan dapat berlaku untuk semua praktisi di Rumah sakit adalah sulit, karena besar ketergantungannya terhadap kebiasaan rutinitas kondisi intepretasi images yang bersifat lokal pada rumah sakit yang bersangkutan. Walaupun demikian di negara-negara maju, baik di Eropa, sebagian negara-negara di Asia dan Afrika dan bahkan di Amerika, dalam 1 dekade terakhir ini sudah memulai studi-studi tentang kualitas radiografi terstandar dengan mengacu, mengadaptasikan standarstandar European guidelines on quality images for diagnostic imaging yang dikeluarkan oleh Komisi Masyarakat Eropa (Commision of European Community) Bidang Badiologi (CEC, 1996). Kemungkinan sebagai salah satu pendekatan yang mudah bagi kalangan praktisi di Indonesia saat ini adalah mencoba meningkatkan pemahaman terhadap konsep kualitas gambar dengan penekanan pada karakteristik-karakteristik terpenting kualitas gambar secara radiografi antara lain: 1
5 Resolusi Gambar, Kontras Gambar, Noise Gambar dan Artefak-artefak yang biasa terjadi pada radiograf/image. 1 Alasan dari penulisan referat ini karena masih sulitnya menentukan definisi kualitas image x-ray radiograf karena belum adanya pengukuran secara pasti. Sedangkan tujuan penulisan referat ini, untuk mempelajari pendekatanpendekatan dalam menilai kualitas image x-ray radiograf dan faktor-faktor terpenting yang mempengaruhinya. 2
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Kualitas Radiografi. Mutu gambar secara radiografi (radiographic quality) biasa diartikan sebagai kemampuan atau kesanggupan suatu gambar radiografi memperlihatkan struktur anatomi dari organ tubuh yang diperiksa. 1 Suatu Radiograf yang benar-benar dapat mereproduksi kembali gambaran struktur anatomi dan jaringan-jaringan adalah dikatakan sebagai radiograf berkualitas tinggi atau high-quality radiograph demikian pula sebaliknya atau biasa disebut dengan poor-quality radiograph Kualitas Gambar Radiografi/x-ray. Kualitas gambar radiografi kedokteran sangat komplek dan konsep dasarnya akan selalu menjadi bahan diskusi yang menarik. Konsep ini mencakup tipe-tipe yang bermakna pada target maupun temuan yang menjelaskan terjadinya latar belakang anatomi mengapa itu bisa terjadi. Parameter fisik dalam sistim radiografi yang dinilai dalam kualitas radiografi meliputi densitas, kontras dan visibilitas/detail berperan dalam membedakan gambaran akhir radiografi dan tidak hanya berpengaruh pada kondisi kelainan yang ditemukan tetapi juga pada gambaran anatomi normal. 2,3 Dari segi teknik kualitas radiografi sangat tergantung pada aspek fotoradiografi dan geometrik, secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor film, faktor geometrik dan faktor obyek yang diperiksa, secara skematis dapat dilihat pada gambar 1. 3, Faktor Film/Reseptor. Karakterisrik factor film/reseptor ini berkaitan erat dengan system dosis, energi, noise, DQE (detective quantum efficiency) dan digitization (Bit depth, Matrix). Tingkat paparan pada reseptor ditentukan oleh optical density yang dibutuhkan untuk diagnosis. Saat ini ada dua jenis reseptor yang digunakan dalam pencitraan x-ray yaitu sistim film-screen dan digital detektor, kedua jenis reseptor 3
7 tersebut mempunyai perbedaan karakteristik secara fisik diantaranya pada sistim film-screen paparan optimal berdasarkan optical density film yang digunakan dan ditetapkan sebagai speed class sistim film screen dalam ISO sebagai dasar paparan radiasi yang diperlukan untuk mencapai optical density 1.0 pada film. Speed merupakan sensitifitas film yang ditetapkan sebagai : S=K 0 /K s, dimana K 0 sama dengan 10-3 Gy dan K s adalah kerma udara pada kombinasi di samping film screen pada phantom spesifik untuk menghasilkan optical density 1.0 diatas basis dan pelapis film. Untuk Speed Class atau sensitifitas class (SC) mempunyai nilai range seperti 6, 12, 25, 50, 100, 200, 400, 800, 1600), pada radiografi umum menggunakan sedangkan pada mammografi menggunakan SC 12 dan 25. Noise (granularity, quantum noise) dan resolusi yang dihasilkan tergantung speed class film. Jika noise rendah dan resolusi tinggi untuk keperluan gambar yang detail (misalnya mammografi) maka sistim speed class rendah yang digunakan dan dosis pada pasien/obyek perlu ditingkatkan. Sedangkan pada digital detektor Brightness dan kontras pada pencitraan digital ini selalu tergantung paparan radiasi pada detektor, dalam arti lain tidak ada hubungan antara resolusi dengan paparan. Resolusi terbentuk secara khusus oleh sistim geometri radiografi dan matrik serta ukuran pixel pada reseptor digital. Overexposure dan underexposure hanya dikenali pada noise level (quantum noise) gambar. Brightness dan kontras penting untuk dibedakan setelah proses digital pada data yang tersedia. Sementara underexposure bisa dikenali dengan meningkatnya noise level akan tetapi overexposure tidak bisa dikenali dengan mudah pada tampilan gambar digital. Dosis yang tinggi akan menghasilkan kualitas gambar yang tinggi dengan meningkatnya karakteristik noise tetapi akan memberi dampak yang kurang baik pada pasien. 3 Pada film konvensional menggunakan dasar kimia fotosensitif menggunakan perak bromide yang peka terhadap radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang kurang dari 510 nm, tingkat sensitivitas tergantung pada panjang gelombang radiasi elektromagnetik, yang terbesar di sekitar nm (gambar 2.). 4 Ketika film terekspose radiasi elektromagnetik atau sinar-x akan terbentuk bayangan laten dan jika dilakukan proses pembentukan gambar maka 4
8 akan timbul area hitam, kehitamannya ini dapat diukur menggunakan densitometer sedangkan sensitometri adalah studi kuantitatif hubungan antara paparan dan respon film dengan informasi yang diperoleh biasanya ditampilkan dalam bentuk kurva karakteristik. Sebelum membahas kurva karakteristik secara rinci harus mempertimbangkan visibilitas informasi gambar. Visibilitas informasi gambar mencakup perbedaan kecerahan gambar (brightness) atau perbedaan kepadatan (density). Jika perbedaan kepadatan gambar dari berbagai ekspose kurang dari sekitar 5% maka sulit untuk membedakannya. Perbedaan kepadatan dijelaskan dalam hal kontras, dan untuk mengambil informasi gambar visual harus ada perbedaan kontras pada berbagai bagian gambar. Kepadatan hasil dari berbagai eksposur (intensitas radiasi) yang diterima oleh film dari sinar X-ray yang memiliki pola karakteristik intensitas radiasi dan digambarkan dalam kurva karakteristik (gambar 3.), jika diformulasikan maka D = log I 0 /I t (I 0 = light incident, It = light transmitted yang melintas pada film) dimana area dengan kepadatan/densitas tinggi (ekspose tinggi) akan lebih hitam dibandingkan densitas rendah (ekspose rendah). Sebagai contoh D bone = log 1500/480 = 0,5 dan D soft = log 1500/2 = 2,9. 4 Gambaran ekspose akan memperlihatkan perbedaan densitas hitam dan putih pada film yang biasa disebut kontras. Perbedaan yang tajam pada densitas akan menghasilkan kontras yang tinggi, begitu pula sebaliknya pada perbedaan densitas yang minimal akan menghasilkan kontras yang rendah. Kontras dipengaruhi oleh subyek yang diperiksa dan film. Pengaruh dari subyek terjadi karena perbedaan attenuasi radiasi x-ray pada jaringan penyusun tubuh misalnya jaringan lemak, air, glandula mammae dan lain-lain. Pada pengaruh film, pemilihan jenis film pada kasus-kasus tertentu bisa menguatkan kontras seperti pada gambar yang difokuskan pada jaringan lunak. Untuk jenis film biasanya tanpa dan dengan intensifying screen, adapun spektrum penguatan kontras dapat dilihat di gambar 4. 3, 4 Faktor film lain yang berpengaruh pada produk radiografi adalah Latitude, Latitude bermakna pengembangan luas untuk menentukan karakteristik film (film latitude) dan karakteristik yang berhubungan dengan ekspose (latitude ekspose). 5
9 Pada radiodiagnostik latitude merupakan range eksposure yang menghasilkan densitas pada kisaran 0,5 2,5, sehingga pada film dengan latitude lebar akan menghasilkan tampilan gray scale yang panjang sedangkan latitude film yang sempit akan menimbulkan gray scale yang pendek (gambar 5) Faktor Geometri. Sumber radiasi dalam tabung x-ray pada tempat yang kecil dan x-ray yang dihasilkan dari tabung x-ray mengalami menyimpang saat melewati jarak menuju obyek. Karena divergensi berkas, colimasi sinar x-ray menjadi lebih besar di daerah obyek dan intensitasnya berkurang dengan meningkatnya jarak dari sumber. Akibatnya hasil radiografi mengalami perbesaran obyek (magnifikasi). 5 Geometri proyeksi pencitraan transmisi digambarkan pada Gambar 6. Dan pembesaran/magnifikasi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai : L image M = L obyek L image adalah jarak sumber x-ray dengan detector/film, sedangkan L obyek adalah jarak sumber x-ray dengan obyek yang diperiksa. 5 Pembesaran/magnifikasi akan selalu lebih besar dari 1,0 atau mendekati 1,0 jika benda yang relatif datar (seperti pada radiografi tangan).faktor magnifikasi akan sedikit berubah pada bagian obyek yang tegak lurus dengan sumber x-ray dan struktur anatomi yang berbeda akan mengalami magnifikasi yang berbeda pula, ini berarti bahwa pengambilan anteroposterior akan memberikan penampilan yang sedikit berbeda dengan posteroanterior. Focal spot pada tabung x-ray sangat kecil tapi tidak benar-benar sebagai titik, yang mengakibatkan hilangnya resolusi tergantung pembesaran. Pengaburan dari sumber x-ray yang minimal tergantung pada uji geometri, seperti yang ditunjukkan pada gambar 7. Panjang gradien tepi (Lg) adalah terkait dengan panjang focal spot (Lf) dirumuskan sebagai : b Lg = Lf ---- a dimana b/a adalah magnifikasi. Dalam penerapannya magnifikasi dibuat seminimal mungkin. 5 6
10 Faktor geometri juga mempengaruhi distorsi radiografi, distorsi ini terjadi karena magnifikasi berbeda pada obyek yang sama. Hal-hal yang berpengaruh terjadinya distorsi ini antara lain : ukuran, bentuk dan posisi obyek. Selain distorsi ada satu hal yang berpengaruh pada ketajaman radiografi yaitu geometric unsharpness (ketidaktajaman geometri) yang sering disebut penumbra. Penumbra dirumuskan sebagai P = FSeff (OFD/TOD), dimana FSeff merupakan focal spot efektif, OFD = Object Film Distance, TOD = Target Object Distance.(gambar 8) 2.3. Faktor Pasien. Faktor obyek terdiri dari kontras dan pergerakan obyek. Pada tehnik radiografi yang tepat, tentunya mempertimbangkan ukuran/ketebalan tubuh pasien, bentuk, komposisi tubuh dan posisi. Obyek/pasien menimbulkan kontras obyek yang mempengaruhi kontras radiografi selain kontras film. Adapun faktorfaktor yang membentuk kontras obyek adalah ketebalan pasien/obyek, densitas jaringan, nomor atom effektif, bentuk obyek dan kilovoltage. Sedangkan pergerakan obyek selama ekspose akan mengakibatkan pengaburan gambar, sehingga mengurangi kualitas radiografi. 5 7
11 BAB III PEMBAHASAN Kualitas radiografi adalah kesanggupan bidang radiologi diagnosis untuk menampilkan radiograf anatomi organ secara jelas yang bertujuan untuk deskripsi yang tepat. Kualitas radiografi tergantung pada densitas radiografi, kontras radiografi dan faktor geometri yang berpengaruh terhadap detail radiografi. 1 Kualitas gambar radiografi ditentukan oleh metode pencitraan, karakteristik peralatan, dan variabel pencitraan yang dipilih oleh operator. Kualitas foto bukan merupakan faktor tunggal tetapi gabungan dari setidaknya lima faktor: kontras, blur, noise, ketajaman, dan distorsi. 6 Densitas radiografi adalah tingkat derajat kehitaman suatu gambaran radiografi. Kehitaman terjadi karena adanya interaksi antara sinar-x dan emulsi film. Secara langsung densitas dipengaruhi oleh faktor ekspose (mas), mili Amphere (ma) yang menunjukan besarnya arus yang terjadi selama ekspos berlangsung, second (s) merupakan waktu ekspos/lamanya sinar-x yang keluar saat pemotretan dalam satuan detik. Emulsi film akan menghitam jika nilai mas dinaikkan, densitas yang tinggi didapat pada area yang terpapar langsung oleh sinar-x. Secara tidak langsung densitas dipengaruhi oleh Kilovolt (kv) yang menunjukkan kualitas sinar-x karena berhubungan dengan kemampuan sinar-x dalam menembus bahan. Secara teknis ada hubungan antara Kilovolt terhadap faktor ekspose yang dikenal dengan hukum 15% yaitu setiap peningkatan Kolovolt sebesar 15 % akan meningkatkan factor ekspose menjadi dua kalinya, begitu pula sebaliknya jika Kilovolt diturunkan 15% akan mengurangi faktor ekspose menjadi setengahnya. Faktor lain yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap densitas adalah FFD (Focus Film Distance) yang merupakan jarak pemotretan dari fokus pesawat ke film dan ketebalan obyek, tentu saja semakin panjang FFD dan semakin tebal obyek akan menurunkan densitas. 5 Kontras berarti perbedaan. Dalam gambar, kontras dapat muncul dalam berbagai nuansa abu-abu, intensitas cahaya, atau warna. Kontras adalah karakteristik yang paling mendasar dari suatu gambar. Sebuah obyek dalam tubuh 8
12 akan terlihat dalam gambar hanya jika memiliki cukup kontras fisik relatif dengan jaringan sekitarnya. Namun diluar itu, kontras gambar banyak diperlukan untuk visibilitas obyek. Kontras fisik dari sebuah obyek harus mewakili perbedaan dalam satu atau lebih karakteristik jaringan. Misalnya, dalam radiografi, obyek dapat dicitrakan relatif terhadap jaringan sekitarnya jika ada perbedaan yang cukup pada kepadatan atau nomor atom. Ketika nilai kontras, dipakai sebagai bahan acuan maka digunakan perbedaan antara dua titik atau daerah tertentu dalam gambar. Karakteristik utama dari sistem pencitraan yang menetapkan hubungan antara kontras gambar dan kontras obyek adalah sensitivitas kontras, ketika sistem pencitraan memiliki sensitivitas kontras relatif rendah, hanya obyek dengan konsentrasi tinggi (obyek kontras tinggi) akan terlihat dalam gambar. Jika sistem pencitraan memiliki sensitivitas kontras tinggi, benda-kontras yang lebih rendah juga akan terlihat, seperti terlihat dalam gambar 9. Sensitivitas kontras merupakan karakteristik dari metode pencitraan dan variabel pada sistem pencitraan tertentu. Ini merupakan karakteristik yang berhubungan dengan kemampuan sistem untuk menerjemahkan objek fisik kontras dalam kontras gambar. Karakteristik Transfer kontras pada sistem pencitraan dapat ditinjau dari dua perspektif. Dari perspektif kontras gambar yang memadai untuk visibilitas objek, peningkatan sensitivitas kontras menyebabkan kontras benda yang lebih rendah untuk menjadi terlihat. Namun, jika kita mempertimbangkan objek dengan tingkat kontras fisik yang tetap (yaitu, konsentrasi tetap media kontras), kemudian ditingkatkan sensitivitas kontrasnya maka akan meningkatkan kontras gambar, dijelaskan pada gambar Struktur dan benda-benda di dalam tubuh bervariasi tidak hanya berbeda secara fisik tetapi juga dalam ukuran. Benda mulai dari organ besar dan tulang fitur struktural kecil seperti pola trabekula dan kalsifikasi kecil. Ini adalah fitur anatomi kecil yang menambah detail gambar medis. Setiap metode pencitraan memiliki batas untuk objek terkecil yang dapat dicitrakan dan visibilitas detail. Visibilitas detail terbatas karena adanya pengaburan/blur selama proses pencitraan. Pengaruh utama dari gambar blur adalah untuk mengurangi kontras dan visibilitas benda kecil atau detail, secara grafis dapat dilihat pada gambar 11. 9
13 Jumlah blur pada foto dapat diukur dalam satuan panjang. Nilai ini merupakan lebar gambar kabur dari sebuah benda kecil. Gambar 12 membandingkan nilai blur perkiraan pada alat pencitraan. 6 Karakteristik lain pada radiografi yang berpengaruh pada kualitas adalah noise. Noise kadang-kadang disebut sebagai image belang yang memberikan gambar penampilan bertekstur atau kasar. Sumber dan jumlah suara gambar tergantung pada metode pencitraan. Noise berefek pada visibilitas foto, dalam gambar 13 menggambarkan pengaruh noise terhadap visibilitas berdasarkan ukuran tubuh. Faktor noise ditambahkan karena akan mempengaruhi batas antara benda-benda yang terlihat dan tak terlihat. 8 Telah diketahui beberapa karakteristik metode pencitraan (sensitivitas kontras, blur, dan kebisingan) menyebabkan objek tubuh tertentu tidak terlihat. Masalah lain adalah bahwa metode pencitraan yang paling dapat membuat fitur gambar yang tidak mewakili struktur tubuh atau objek adalah artefak gambar. Dalam banyak situasi artefak tidak signifikan mempengaruhi visibilitas obyek dan akurasi diagnostic tetapi artefak dapat mengaburkan bagian dari suatu gambar atau dapat ditafsirkan sebagai fitur anatomi. Berbagai faktor yang terkait dengan masing-masing metode pencitraan dapat menyebabkan artefak gambar. 6 Sebuah citra medis tidak hanya membuat tubuh internal obyek sebagai obyek terlihat, tetapi harus memberikan kesan yang akurat dari ukuran, bentuk, dan posisi relatif. Prosedur pencitraan bagaimanapun bisa memperlihatkan distorsi dari ketiga faktor ini. 6 10
14 KESIMPULAN Pendekatan-pendekatan yang harus dinilai dalam menentukan kualitas gambar radiografi adalah pendekatan visibilitas dan geometri. Pendekatan visibilitas meliputi densitas, kontras dan noise, sedangakan pendekatan geometri mencakup ketajaman, magnifikasi (pembesaran) dan distorsi. Tujuan dari kualitas radiografi adalah mendapatkan resolusi yang cukup sehingga seluruh informasi dapat terlihat secara optimal dalam gambar. 11
15 LAMPIRAN Gambar 1. Karakteristik rantai imaging yang berpengaruh terhadap dosis dan kualitas gambar. 3 Gambar 2. Spektral sensitivitas perak bromida terhadap radiasi elektromagnetik. 4 12
16 Gambar 3. Kurva Karakteristik pada ekspose film dengan intensifying screens. 4 Gambar 4. Penguatan kontras dengan intensifying screen. 13
17 Gambar 5. Film Latitude Gambar 6. Skema magnifikasi. 5 14
18 Gambar 7. Skematik Focal spot dan gradient tepi. Gambar 8. Skema terbentuknya penumbra. 15
19 Gambar 9. Skema perbedaan sensitivitas kontras. Gambar 10. Efek sensitivitas kontras pada visibilitas objek. 16
20 Gambar 11. Efek blur pada visibilitas detail. Gambar 12. Nilai range blur dan visibilitas detail pada berbagai alat pencitraan medis. 17
21 Gambar 13. Efek noise terhadap visibilitas objek Gambar 14. A. 80 KVp; 40 mas dengan gambaran kabut dominan, B. KVp dinaikkan 15% gambaran kabut berkurang dan kehitaman bertambah. 8 18
22 DAFTAR PUSTAKA 1. Erna Mariani, Pedoman Kualiti Kontrol Radiologi Carlj Vyborny, MD, PhD, Image Quality and the Clinical Radiographic Examination. RadioGraphics 1997 ; 17 : Aichinger, H et al.,radiation Exposure and Image Quality in X-Ray Diagnostic Radiology, Springer-Verlag Berlin Heidelberg Jenkins, D J, Radiographic Photography and Imaging Processes, Bushberg, J.T, et al. Geometry of Project Radiography. The Essential Physics of Medical Imaging 3 ed Perry Sprawls, Ph.D, Image Characteristics and Quality. Physical Principles of Medical Imaging Bushong, S.C, Radiologic Science for Technologists : Physics, Biology and Protection 5 th ed Carroll,Quinn B. Radiography in the digital age : physics, exposure, radiation biology
KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL
REFERAT KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL OLEH : Budi Windarta PEMBIMBING : dr. Bambang Purwanto Utomo, Sp Rad. PPDS I RADIOLOGI FKUGM YOGYAKARTA 2014 1 PENDAHULUAN 1 KUALITAS RADIOGRAF YG TINGGI
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KETIDAKTAJAMAN GEOMETRI, PERGERAKAN DAN SCREEN TERHADAP PENGABURAN DAERAH TEPIAN FILM RADIOGRAFI
ANALISIS PENGARUH KETIDAKTAJAMAN GEOMETRI, PERGERAKAN DAN SCREEN TERHADAP PENGABURAN DAERAH TEPIAN FILM RADIOGRAFI SKRIPSI Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 3 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan faktor faktor pembentuk dalam radiografi POKOK BAHASAN : Faktor faktor pembentuk radiografi Sub pokok bahasan : 1. Interaksi antara sinar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembentukan Gambar Radiografi Menurut ( carlton 2001 ) Salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan, tetapi hanya yang benar-benar sinar-x
Lebih terperinciSTUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10, No.4, Oktober 2007 hal. 187-192 STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Nanang Suriansyah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sinar X Sinar- X merupakan gelombang elektromagnetik, dimana dalam proses terjadinya memiliki energi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut didasarkan pada energi kinetik elektron.sinar-x
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 3, Juli 2015, hal 89-94 STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF Ahmas Sudin *, Zaenul Muhlisin dan Hendri Widiyandari Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG
PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG Ahmad Faesol, Yusron Adi Utomo Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email : yusronadi17@gmail.com Abstract:
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI
ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI JUWAIRIAH NIM : 110821007 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciSTUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN. Oleh : NANANG SURIANSYAH
STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Oleh : NANANG SURIANSYAH ABSTRACT It has been analysed that the influence of the ratio
Lebih terperinciPendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)
Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur
Lebih terperinciPengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi
Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi Ayu Wita Sari 1* dan Enggel Fransiska 2 Intisari Telah dilakukan penelitian tentang hubungan faktor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1.Dasar dasar Fisika sinar-x Sinar-X atau sinar Rontgen ditemukan oleh W.C.Rontgen pada tahun 1895 merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat pendek (
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY
PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY Cicillia Artitin, Suryono dan Evi Setiawati Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang E-mail
Lebih terperinciPENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL
PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains SURYA
Lebih terperinciPengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf
Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol. 6, No. 3, Juli 003, hal. 63-70 Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf Darmini 1, Ngurah Ayu dan Muhammad Nur 3,4 1. Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi pengion (X-ray) untuk melakukan diagnosis tanpa harus dilakukan pembedahan. Sinar-X akan ditembakkan
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN
DOI: doi.org/10.21009/spektra.022.04 PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN 1, a) Sriwahyuni 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERUBAHAN UKURAN FOCAL SPOT DARI SINAR-X TERHADAP DENSITAS FILM RADIOGRAFI
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN UKURAN FOCAL SPOT DARI SINAR-X TERHADAP DENSITAS FILM RADIOGRAFI Rahmayanti, Bualkar Abdullah, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 3, Juli 2015, Hal 225-230 STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF Ahmas Sudin, Hendri Widiyandari dan Zaenul Muhlisin
Lebih terperinciPENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY
PNGARUH RADIASI HAMBUR TRHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KTBALAN OBYK DAN LUAS LAPANGAN PNYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY KONSNTRASI FISIKA MDIK, JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATMATIKA DAN ILMU PNGTAHUAN
Lebih terperinciANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX
Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 4, No., Januari 5, Hal 33-38 ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX Aulia Narindra Mukhtar dan Heri Sutanto
Lebih terperinciAnalisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif
Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif Ella nurlela 1, purwantiningsih 1, Budi Santoso 1 1 Program Studi Fisika, Universitas Nasional, Jalan Sawo Manila,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Sejarah Penemuan Sinar-X Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Rontgen pada tanggal 8 November 1895. Pada saat Rontgen menyalakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu komputer dalam bidang medis sekarang ini sudah sangat maju. Banyak penelitian yang dilakukan untuk membantu dokter dalam menganalisis suatu penyakit,
Lebih terperinciUJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL
UJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL Oky Didik Raharjo, Much.Azam, Ngurah Ayu Ketut Umiati Jurusan Fisika Undip ABSTRACT Have been researched result test of Mini Medical automatic
Lebih terperinciProfil Karakteristik Film Sinar-X yang digunakan pada Bagian Radiologi Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik di Kota Semarang
Profil Karakteristik Film Sinar-X yang digunakan pada Bagian Radiologi Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik di Kota Semarang Profile Characteristics of X-ray film used in Radiology Hospital/Health Center/Clinic
Lebih terperinciVariasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11., No.2, April 2008, hal 45-52 Variasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi Sartinah 1, Sumariyah
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH GRID TERHADAP PENYIMPANGAN BENTUK DAN UKURAN OBJEK (DISTORSI)
ANALISIS PENGARUH GRID TERHADAP PENYIMPANGAN BENTUK DAN UKURAN OBJEK (DISTORSI) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Fisika, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah menciptakan inovasi terhadap perkembangan sistem radiografi konvensional ke sistem radiografi digital. Sistem radiografi berawal dari penemuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kamar Gelap Dalam proses radiografi processing room atau kamar gelap merupakan salah satu pendukung penting dalam menunjang keberhasilan pemotretan. Disebabkan karena dalam
Lebih terperinciUJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Arnefia Mei Yusnida dan Suryono Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
Lebih terperinciPENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33
PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33 Zoucella Andre Afani 1, Ni Nyoman Rupiasih 1* 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomografi komputer (TK) telah diterapkan secara luas dalam bidang industri, forensik, arkeologi dan kedokteran dalam beberapa dekade ini. TK merupakan alat diagnosis
Lebih terperinciPenentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh)
Penentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh) Fitri Susanti, 1 Choirul Anam, Evi Setiawati Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi sinar-x telah mengalami pengembangan ke arah radiografi sinar-x digital dimana teknik pencitraannya memanfaatkan sensor digital untuk menangkap citra (Ko
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara
4 BAB II DASAR TEORI.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X Sinar-X yang dipancarkan dari sistem pembangkit sinar-x merupakan pancaran foton dari interaksi elektron dengan inti atom di anoda. Pancaran foton tiap
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA RADIODIAGNOSTIK FAKTOR GEOMETRI (DISTORSI BENTUK)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA RADIODIAGNOSTIK FAKTOR GEOMETRI (DISTORSI BENTUK) Disusun Guna Memenuhi Tugas Laporan Praktek Fisika Radiodiagnostik yang Diampu oleh Sri Mulyati, S.Si, MT Disusun oleh : Alit
Lebih terperinciPENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim
PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI Evi Yusita Nim. 080921004 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF
KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan Fisika, Universitas Diponegoro Semarang Abstract The study of influence
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ATURAN SISTEM POIN PADA VARIASI TEGANGAN TABUNG TERHADAP NILAI DENSITAS RADIOGRAF FOTO THORAX
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 2, April 2015, Hal 159-164 PENGARUH PENGGUNAAN ATURAN SISTEM POIN PADA VARIASI TEGANGAN TABUNG TERHADAP NILAI DENSITAS RADIOGRAF FOTO THORAX Basuki
Lebih terperinciDhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP
Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi Terhadap Entrasce Skin Exposure( ESE ) dan Laju Paparan Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Abdomen Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 12., No.1, Januari 2009, hal 1-5 KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan
Lebih terperinciMaintaining Quality Control by using general Radiological film
Maintaining Quality Control by using general Radiological film I Rini Safitri 1, Evi Yufita 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111 # E-mail: rsafitri@unsyiah.net,
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN JARAK OBYEK KE FILM TERHADAP PEMBESARAN OBYEK PADA PEMANFAATAN PESAWAT SINAR-X, Type CGR
PENGARUH PERUBAHAN JARAK OBYEK KE FILM TERHADAP PEMBESARAN OBYEK PADA PEMANFAATAN PESAWAT SINAR-X, Type CGR Felda Souisa 1 Ratnawati 2 Balik Sudarsana 3 *Jurusan Fisika Falkutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciMaintaining Quality Control by using general Radiological film
Maintaining Quality Control by using general Radiological film I Rini Safitri 1, Evi Yufita 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111 # E-mail: rsafitri@unsyiah.net,
Lebih terperinciJImeD, Vol. 1, No. 1 ISSN X
ANALISA PENERIMAAN DOSIS RADIASI PERMUKAAN KULIT PADA PEMERIKSAAN RADIOGRAFI THORAX PROYEKSI POSTERO ANTERIOR (PA) ANALYSIS RADIATION ACCEPTANCE ENTRANCE SKIN DOSE ON CHEST EXAMINATION On POSTERO-ANTERIOR
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM :
PENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM : 130821009 DEPERTEMEN FISIKA JURUSAN FISIKA MEDIK FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau yang disebut dengan cardiomegaly. Pemantauan pembesaran jantung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan pembunuh yang paling berbahaya saat ini yang menjadikannya sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia (WHO, 2012). Salah satu tanda penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sinar X telah lama dikenal dalam bidang kedokteran umum maupun kedokteran gigi sebagai suatu alat yang sangat membantu dalam suatu diagnosa penyakit gigi.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 SINAR- X Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik didefenisikan sebagai sesuatu gelombang yang terdiri atas gelombang listrik dan gelombang magnit. Pada gambar 2.1 berikut ditunjukkan
Lebih terperinciDENSITOMETER FILM RADIOGRAFI PORTABEL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK
Balza Achmad,dkk. Densitometer Film Radiografi Portabel Berbasis Mikrokontroler DENSITOMETER FILM RADIOGRAFI PORTABEL BERBASIS MIKROKONTROLER Balza Achmad ), Viktorinus Hardianto ) dan Agus Arif ) ) Lab.
Lebih terperinciPEMBUATAN MODEL UJI NILAI TEBAL PARUH (HVL) PESAWAT KONVENSIONAL SINAR-X MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 1, No. 4, Juli 2013, Hal 101-106 PEMBUATAN MODEL UJI NILAI TEBAL PARUH (HVL) PESAWAT KONVENSIONAL SINAR-X MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Hayat Mulyana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas, akan tetapi tetap memperhatikan proteksi radiasi. tersebut akan kita peroleh dengan mengubah jarak sumber sinar dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan IPTEK semakin pesat termasuk dalam bidang kedokteran. Sejalan dengan itu tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan juga semakin
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian simulasi pemindaian dan reonstuksi, juga rekonstruksi tomogram dari citra sinar-x. Sistem rekonstruksi citra yang telah
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 1 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan ruang lingkup radiologi sebagai radiodiagnostika serta radioterapi pada hewan. Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Lebih terperinciANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 73-78 ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER
Lebih terperinciFotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film
Anatomi KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film KAMERA Kotak kedap cahaya yang mempunyai lobang untuk meloloskan cahaya dan tempat untuk memasang film Cahaya yang masuk melalui lobang akan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X
BAB II DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X Sinar-X yang dipancarkan dari sistem pembangkit sinar-x merupakan pancaran foton dari atom. Pancaran foton tiap satuan luas disebut penyinaran. Foton-foton
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika
Lebih terperinciPERBANDINGAN DOSIS DAN KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI PANORAMIK KONVENSIONAL DENGAN RADIOGRAFI PANORAMIK DIGITAL
PERBANDINGAN DOSIS DAN KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI PANORAMIK KONVENSIONAL DENGAN RADIOGRAFI PANORAMIK DIGITAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciJurnal MIPA 38 (2) (2015): Jurnal MIPA.
Jurnal MIPA 38 (2) (2015): 121-126 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm UJI KOLIMATOR PADA PESAWAT SINAR- MERK/ TYPE MEDNIF/SF-100BY DI LABORATORIUM FISIKA MEDIK MENGGUNAKAN UNIT RMI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian noise pada Computed Tommography Scanning Noise adalah fluktuasi nilai CT Number pada jaringan atau materi yang homogen (Bushong, 2000). Noise dapat diuraikan dengan
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR
PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Feni Fitriyani 1, Suharyana 1, Muhtarom 2
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNIK PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PADA DOMAIN SPASIAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA SINAR-X
TUGAS AKHIR APLIKASI TEKNIK PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PADA DOMAIN SPASIAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA SINAR-X Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada
Lebih terperinciYoungster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34 PENGARUH VARIASI JARAK DETEKTOR, LUAS LAPANGAN RADIASI DAN POSISI DETEKTOR DARI PUSAT BERKAS RADIASI MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat menghasilkan kualitas gambar intraoral yang dapat dijadikan untuk. sebelumnya (Farman & Kolsom, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan radiografik telah menjadi salah satu alat bantu diagnosis utama di bidang kedokteran gigi untuk menentukan keadaan penyakit dan merencanakan perawatan
Lebih terperinciPERBEDAAN INTERPRETASI CITRA RADAR DENGAN CITRA FOTO UDARA
PERBEDAAN INTERPRETASI CITRA RADAR DENGAN CITRA FOTO UDARA I. Citra Foto Udara Kegiatan pengindraan jauh memberikan produk atau hasil berupa keluaran atau citra. Citra adalah gambaran suatu objek yang
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan fisika radiasi sebagai dasar dalam diagnosa Roentgenografi. POKOK BAHASAN : Fisika radiasi Sub pokok bahasan : 1. Konsep dasar sinar
Lebih terperinciEVALUASI UKURAN TITIK FOKUS (FOCAL SPOT) DAN ENTRANCE SURFACE EXPOSURE (ESE) SEBAGAI PARAMETER QUALITY CONTROL PESAWAT MAMOGRAFI ABSTRAK
EVALUASI UKURAN TITIK FOKUS (FOCAL SPOT) DAN ENTRANCE SURFACE EXPOSURE (ESE) SEBAGAI PARAMETER QUALITY CONTROL PESAWAT MAMOGRAFI Supriyanto A P 1, Djarwani S S 1, Rachmat W A 1, Theresia A 1, Nina ISH
Lebih terperinciImplementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI
Implementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI 1 Desti Riminarsih dan 2 Cut Maisyarah Karyati 1 Pusat Studi Komputasi Matematika(PSKM), Universitas
Lebih terperinciANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)
Youngster Physics Journal ISSN : 232-737 Vol. 3, No. 4, Oktober 24, Hal 27-278 ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK) Muhammad Irsal, Eko Hidayanto dan Zaenal Arifin
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PAPARAN TERHADAP CITRA DIGITAL RADIOGRAFI (DR) PADA THORAKS
1 ANALISIS FAKTOR PAPARAN TERHADAP CITRA DIGITAL RADIOGRAFI (DR) PADA THORAKS SKRIPSI ECHO RIANDY SITORUS 140821004 PROGRAM S-1 FISIKA/FISIKA EKSTENSI JURUSAN FISIKA MEDIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciKata kunci : Fluoroskopi intervensional, QC, dosimetri, kualitas citra.
UJI KONTROL KUALITAS PESAWAT RADIOOGI INTERVENSIONAL St. Ramlah R. Dhara*), Dahlang Tahir, M.Si, Ph. D*), Kristina Tri Wigati, M.Si*), Sri Dewi Astuty, M.Si*) *)Fisika Medik, Jurusan Fisika, Fakultas MIPA,
Lebih terperinciDeteksi Tepi Citra Kanker Payudara dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG)
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Deteksi Tepi Citra Kanker Payudara dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah 1), Andi Ihwan 1) 1) Prodi Fisika FMIPA Untan, Pontianak
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
UJI PROFISIENSI CITRA HASIL EKSPOSI SISTEM RADIOGRAFI DIGITAL DI LABORATORIUM FISIKA MEDIK UNNES Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika oleh
Lebih terperinciRESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN PESAWAT SINAR-X
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 197-202 RESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Prinsip Kerja Sinar-X Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang di dalamnya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung Roentgen dihubungkan ke
Lebih terperinciJENIS CITRA
JENIS CITRA PJ SENSOR Tenaga yang dipantulkan dari obyek di permukaan bumi akan diterima dan direkam oleh SENSOR. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kepekaannya
Lebih terperinciPENGARUH PENINGKATAN ph CAIRAN DEVELOPER DENGAN PENAMBAHAN ANTARA NaOH DAN Na2CO3 TERHADAP DENSITAS CITRA
Youngster Physics Journal ISSN : 233-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 214, Hal 23-28 PENGARUH PENINGKATAN CAIRAN DEVELOPER DENGAN PENAMBAHAN ANTARA NaOH DAN Na2CO3 TERHADAP DENSITAS CITRA Edwin Zusagka, Heri Sutanto,
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUALITAS CITRA CT SCAN PADA PROTOKOL DOSIS TINGGI DAN DOSIS RENDAH UNTUK PEMERIKSAAN KEPALA PASIEN DEWASA DAN ANAK
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 117-126 PERBANDINGAN KUALITAS CITRA CT SCAN PADA PROTOKOL DOSIS TINGGI DAN DOSIS RENDAH UNTUK PEMERIKSAAN KEPALA PASIEN DEWASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya permintaan akan pemetaan suatu wilayah dalam berbagai bidang, maka semakin berkembang pula berbagai macam metode pemetaan. Dengan memanfaatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Manusia selalu berjuang untuk memeuhi kebutuhan hidupnya dengan terus menggali potensi sumber daya alam yang ada. Dengan memanfaatkan sumber daya alam serta
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM :
PENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM : 130821011 DEPERTEMEN FISIKA JURUSAN FISIKA MEDIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnalisis Kurva Karakteristik Image Plate Computed Radiography (CR) Sebagai Indikator Sensitifitas Terhadap Sinar-X
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 4 Analisis Kurva Karakteristik Image Plate Computed Radiography (CR) Sebagai Indikator Sensitifitas Terhadap Sinar-X Nurul Jannah, Bidayatul Armynah, dan Bualkar Abdullah
Lebih terperinciSiapa Saja Bisa Motret! FB:
081522640424 Siapa Saja Bisa Motret! 085298002228 budiekoharto@gmail.com ppekalimantan@gmail.com FB: budihartoeko76@yahoo.com Materi sudah lengkap (aspek legal, teknis website dan penulisan, fotografi)
Lebih terperinciSKRIPSI NURIANI NAINGGOLAN
PERBANDINGAN TEKNIK TEGANGAN TINGGI (KV) DENGAN TEKNIK TEGANGAN STANDAR (KV) TERHADAP NILAI EKSPOSE INDEKS PADA PEMERIKSAAN THORAX DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) SKRIPSI NURIANI NAINGGOLAN
Lebih terperinciANALISIS KOLIMASI BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT FLUOROSCOPY (MOBILE C-ARM) DIRUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
ANALISIS KOLIMASI BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT FLUOROSCOPY (MOBILE C-ARM) DIRUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN Gusti Ayu Desi Sinta Dewi*, Bualkar Abdullah**, Dahlang Tahir ** *Alumni Prodi Fisika Jurusan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 4 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan pengambilan gambar, pencucian film dan pengendalian mutu film radiografi POKOK BAHASAN : Pengambilan gambar, pencucian film dan pengendalian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sinar X (sinar Rontgen) Sinar X ditemukan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895, sewaktu melakukan eksperimen dengan
Lebih terperinciEVALUASI METODE PENENTUAN HALF VALUE LAYER (HVL) MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) BARRACUDA PADA PESAWAT SINAR-X MOBILE
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 2, April 2014, Hal 113-118 EVALUASI METODE PENENTUAN HALF VALUE LAYER () MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) BARRACUDA PADA PESAWAT SINAR-X MOBILE
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SINAR X Sinar x merupakan gelombang elektro magnetik didefenisikan sebagai suatu gelombang yang terdiri atas gelombang listrik dan gelombang magnit. Pada gambar 2 berikut ditunjukkan
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR
YOGYAKARTA, 3OKTOBER 0 PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR Kristiyanti, Ferry Suyatno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Gd 7 Kawasan Puspiptek Serpong Email untuk korespondensi
Lebih terperinciMetode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax
Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax Abstrak Segmentasi citra merupakan salah satu tahapan dalam pengolahan citra yang penting, terutama dalam dunia medis. Apabila seorang dokter
Lebih terperinciKARAKTERISASI FLAT- PANEL DETECTOR UNTUK PESAWAT SINAR-X DIGITAL
KARAKTERISASI FLAT- PANEL DETECTOR UNTUK PESAWAT SINAR-X DIGITAL I Putu Susila 1, Wiranto Budi Santoso 1 dan Istofa 1 1 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong Gd. 71 Lt. 2,
Lebih terperinciPerbaikan Citra X-ray Gigi Menggunakan Contrast Stretching
Perbaikan Citra X-ray Gigi Menggunakan Contrast Stretching Ima Kurniastuti 1, Tri Deviasari Wulan 1, I Ketut Eddy Purnama 2, Mauridhi Hery Purnomo 2, Margareta Rinastiti 3, Fatmala Agustina 1 1 Sistem
Lebih terperinciOPTIMASI CITRA RADIOGRAFI PADA PEMERIKSAAN PELVIS MENGGUNAKAN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR)
OPTIMASI CITRA RADIOGRAFI PADA PEMERIKSAAN PELVIS MENGGUNAKAN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains Ridho Wahyudi 110821019
Lebih terperinciPENGINDERAAN JAUH. --- anna s file
PENGINDERAAN JAUH copyright@2007 --- anna s file Pengertian Penginderaan Jauh Beberapa ahli berpendapat bahwa inderaja merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data di permukaan bumi, jadi inderaja
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai
Lebih terperinciRADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU KARANG
RADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU KARANG Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN Jalan Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440. email: djoli@batan.go.id ABSTRAK RADIOGRAFI SINAR-X PADA TERUMBU
Lebih terperinci